You are on page 1of 1

ْ‫إَِال ْعتِ َراف‬

Ilaahi lastu lilfirdausi ahlan ً‫س اَ ْهال‬ ِ ‫ْت لِ ْلفِرْ َد ْو‬ ُ ‫اِ ٰل ِه ْي لَس‬
walaa aqwaa 'alannaaril jahimi ‫ار ْال َج ِحي ِْم‬ ِ َّ‫َواَل اَ ْق َوى َعلَى الن‬
fahabli taubatan waghfir dzunuubi ‫فَهَبْ لِى تَ ْوبَةً َوا ْغفِرْ ُذنُ ْوبِى‬
fa innaka ghoofiruddzambil 'adziimi ‫ب ْال َع ِظي ِْم‬ َّ ‫ك َغافِر‬
ِ ‫ُالذ ْن‬ َ َّ‫فَإِن‬
Dzunuubi mitslu a'daadir rimaali ِ ‫ُذنُ ْوبِ ْي ِم ْث ُل اَ ْع َدا ِد الرِّ َم‬
‫ال‬
fahablii taubatan yaa dzaljalaali ‫فَهَبْ لِى تَ ْوبَةًيَا َذا ْال َجاَل ِل‬
wa'umrii naaqishun fiikulliyaumi ‫َو ُع ْم ِريْ نَاقِصٌ فِى ُكلِّ يَ ْو ِم‬
wa dzambii zaa-idum kaifahtimali ِ ‫ْف احْ ِة َم‬
‫ال‬ َ ‫ ٌد َكي‬Zِ‫َو َذ ْنبِ ْي َزا ِٔٔى‬
Ilaahi 'abdukal 'aashi ataaka َ َ‫اصى اَت‬
‫اك‬ ِ ‫ك ْال َع‬ َ ‫اِ ٰل ِه ْي َع ْب ُد‬
muqirron biddzunuubi waqod da'aaka ‫اك‬َ ‫ب َوقَ ْد َد َع‬ ِ ‫ُمقِ ًّرابِا ْل ُّذنُ ْو‬
fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun َ ‫فَِٕا ْن تَغفِرْ فََٕا ْن‬
‫ت اَ ْه ٌل‬
wa in tadrud faman narjuu siwaaka ‫اك‬
Zَ ‫اس َو‬ ِ ‫ط ُر ْد فَ َم ْن نَرْ ج ُْو‬ ْ َ‫َواِ ْن ت‬

Sebuah Pengakuan
Ya Allah, saya bukanlah hambaMu yang pantas memasuki surga firdausMu
Tidak juga saya mampu akan siksa api nerakaMu
Berilah hambaMu ini ampunan dan hapuskanlah dosa-dosaku
Sesungguhnya hanya Engkaulah Sang Maha Pengampun Yang Maha Agung

Dosa-dosaku bak butiran pasir dipantai


Anugrahilah ampunanMu wahai Yang Maha Agung
Umurku berkurang setiap hari
sedang dosa-dosaku terus bertambah

Ya Allah, hambaMu yang penuh maksiat ini bersimpuh menghadapMu


mengakui dosa-dosanya dan memohon padaMu
Ampunilah, karena hanya Engkaulah Sang Pemilik Ampunan
Bila Kau campakkan aku, kepada siapa dan kemana aku mesti berharap selain dariMu?1

1
Syair ini adalah karya Abu Nawas (757 H – 814 H), nama aslinya adalah Al Hasan bin Haani yang dikenal dengan cerita-cerita lucunya.
Sebenarnya ia adalah seorang pujangga dan penyair besar yang hidup pada zaman Abbasiyah. Oleh Raja Harun Al Rasyid dimasa itu, ia
diangkat sebagai penyair kepercayaannya. Ia sangat dikagumi dan dikenal karena keindahan dan kepiawaiannya dalam mengungkapkan
kegemaran dan kesenangannya pada khamr (alkohol) serta dalam menikmati hidup.
Ia adalah seorang hedonis (orang yang menjalani hidupnya hanya untuk bersenang-senang) tapi pada masa akhir kehidupannya ia bertaubat.
Agaknya syair ini merupakan catatan perjalanan taubatnya.

You might also like