Professional Documents
Culture Documents
Analisis statistik
Sample dikalkulasi berdasarkan episode dan durasi dari diare, dengan level
signifikansi 5% dan power 80% dengan 2 kali uji dan 20% dikeluarkan dari
penelitian dan kasus ketidakpatuhan juga tidak dimasukkan dalam penelitian.
Minimum sample 480 pasien untuk 4 kelompok pengobatan, menilai rata-rata
penurunan episode diare selama 6 bulan periode intervensi. Efek probiotik
dinilai dengan meta-analisis.
Tujuan analisis terapi menunjukkan hasil dan dipilih seteah memenuhi syarat
pada anak yang secara acak mengkonsumsi produk intervensi. Analisis
diadakan menurut protokol data analisis.
Tes X2 digunakan untuk membandingkan kategori variabel antara grup, uji
Fisher digunakan ketika nilai yang diharapkan <5. Student T-test digunakan
untuk mengidentifikasi perbedaan pada distribusi variabel normal antar grup
(LC da RC, RC dan casei, RC, reuteri). Mann-Whitney U test digunakan
untuk data yang tidak terdistribusi normal. PASW statistik 17.0.3 untuk
Windows digunakan untuk analisis.
Insidensi penyakit dinilai dari observasi jumlah episode pada anak. Untuk
penghitungan outcome, digunakan Poisson regression atau model bimanual
negatif pada kasus, untuk estimasi relative risk (RR) dan 95% confidence
intervals (CIs) antar grup. Untuk tujuan ini, digunakan Stata Windows release
11 (Stata corp, Colege Station, TX). Variabel dependen yatu jumlah episode
dan grup terapi merupakan variabel independen. Variabel area, usia, jenis
kelamin, diare dan ISPA dengan prevalensi dalam 2 minggu sebelum
penelitian dimulai, dan weight-for-height z score menjadi dasar model
covariate. Modifikasi efek potensial oleh usia, habitual intake kalsium dan
baseline nutritional status ditambahkan untuk model regresi. Regresi Cox
proportional hazards direkrut dan digunakan untuk membandingkan proporsi
anak tanpa diare dan ISPA pada seluruh grup.
Hasil
Total 3150 anak pada fase 1 dan 1343 pada fase 2. 497 anak, 3 anak menolak.
Sehingga didapatkan 494 anak yang dialokasikan secara acak untuk
dikelompokkan menjadi 4 grup dan termasuk dalam analisis penelitian.
(gambar 1)
Durasi episode tidak berbeda antar grup. Dari seluruh laoran diare, anak yang
mendapatkan RC dan L rueteri mengalami 32% penurunan episode diare jika
dibandingkan dengan grup RC (RR: 0.68 [95% CI: 0.46-0.99]) (tabel 3)
perubahan pada saluran cerna, dibandingkan hanya 2 anak pada grup RC. 3
anak yang memiliki asma pada grup reuteri (p<0.5). proporsi penggunaan
antibiotik selama intervensi termasuk pada grup studi 95 pada grup LC, 15%
pada grup RC, 15% pada casei, dan 9% pada grup reuteri. Nilai median durasi
antibiotik tinggi pada grup RC (median 10 hari) [IQR] :4-14) dibandingkan
grup reuteri (median 3 hari, IQR 3-7.5; casei, 5 hari; IQR 3-11). 1 anak
dinyatakan meninggal dunia karena penyakit tuberculosis tulang, telah diikut
sertakan dalam penelitian 3.5 bulan, tidak ada hubungan terhadap intervensi
yang dilakukan.
Diskusi
Baik kalsium maupun L casei CRL431 memiliki pengaruh terhadap diare.
Dalam perbandingannya, suplemen L reuteri DSM17938 menurunkan
insidensi diare secara lebih signifikan (-32% pada 2 kali tinja lunak/cair
dalam 24 jam) dan yang tidak signifikan berdasarkan definisi WHO dengan
insidensi (24% pada 3 kali tinja lunak/cair dalam 24 jam). Terutama pada
kedua diare, L reuteri lebih memiliki efek proteksi dalam menurunkan diare
pada anak dengan kriteria nutrisi rendah (median height-and-weight-for-age z
score). Tidak ada intervensi yang mempengaruhi insiden dan durasi terhadap
ISPA.
Penelitian ini menggunakan definisi WHO untuk mengumpulkan data primer.
Karena WHO lebih mempertimbangkan konsistensi feses lebih penting
dibandingkan dengan frekuensi dari BAB. Meskipun definisi WHO sudah
valid, pada intervensi penilitian ini digunakan juga faktor usia dan komunitas
urbanisasi. Selain itu, orangtua melaporkan ketika defekasi 2 kali tinja
lunak/cair dalam 24 jam.
Penelitian ini tidak hanya mengandalkan laporan dari orangtua, tapi dilakukan
survey aktif yang mencatat 2 kali dalam seminggu dengan mendatangi
langsung oleh tenaga terlatih dan 2 kali dalam sebulan oleh pengawas.
Seluruh poin penilaian menggunakan formulir yang telah disesuaikan.
yang
memungkinkan
termasuk
sintesis
dari
substansi
Kesimpulan
Suplemen L reuteri dengan susu regular kalsium, merupakan salah satu
intervensi yang berpotensi untuk menurunkan infeksi diare akut pada anak.
Hasil ini harus dikonfirmasi pada penelitian lain dengan komunitas berbeda.