You are on page 1of 15

PROPOSAL

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TERAPI BERMAIN ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN)
DI RUANG HIJIR ISMAIL RUMAH SAKIT ISLAM A. YANI
SURABAYA

KELOMPOK 2.2
1. Nesha Yovitasari

(1120014045)

2. Nilamsari A.K

(1120014012)

3. Puput Nur Fadhilah

(1120014021)

4. Rizky Setyo Prwarti

(1120014033)

5. Titin Yusnia Sari

(1120014035)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2014

PROPOSAL
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TERAPI BERMAIN ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN)
DI RUANG HIJIR ISMAIL RUMAH SAKIT ISLAM A. YANI SURABAYA

Bidang studi : S1 Keperawatan Ners


Topik

: Terapi Bermain Anak Usia Toddler (1-3 Tahun)

Sub Topik

:
a. Latar belakang pemberian terapi bermain pada anak di rumah
sakit
b. Tujuan pemberian terapi bermain pada anak di rumah sakit
c. Tinjauan teori terapi bermain (Pengertian, Fungsi, Katagori,
Klasifikasi, dan Macam-macam permainan anak).

Sasaran

: Anak usia Toddler (Usia 1-3 Tahun)

Tempat

: Ruang Hijir Ismail

Hari / Tanggal : Kamis/ November 2014


Waktu

: Pukul 10.00 selasai

A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan pada anak terlebih pada usia toddler harus
distimulus untuk perkembangan sensorik dan motoriknya, sekalipun anak tersebut
sedang berada dalam perawatan di rumah sakit. Bermain merupakan aktivitas
yang dapat dilakukan anak sebagai upaya stimulasi pertumbuhan dan
perkembangannya dan bermain pada anak di rumah sakit menjadi media bagi anak
untuk mengekspresikan perasaan, relaksasi, dan distraksi perasaan yang tidak
nyaman.
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain
tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai
variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya.

Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,


kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya,
perasaannya dan pikirannya, selain itu dengan bermain akan mengurangi dampak
dari hospitalisasi. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana
dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya
sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia
akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama kurang lebih 30 menit, anak
diharapkan bisa merasa tenang dan senang selama perawatan dirumah
sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa
nyaman selama dirawat dirumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Bisa merasa tenang selama dirawat.
b. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
c. Bagi orang tua, bisa membantu mengetahui sejauh mana tumbuh kembang
dari anaknya.

C. Tinjauan Teori
1. Konsep Bermain
a. Pengertian
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial; bermain merupakan
media yang baik untuk belajar kerena dengan bermain, anak-anak akan
berkata-kata

(berkomunikasi),

belajar

menyesuaikan

diri

dengan

lingkungan, melakukan apa yang dilakukannya, dan mengenal waktu,


jarak, serta suara (Wong, 2000).
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik
dalam dirinya yang tidak disadari. (Wholey and wong, 1991).
Bermaian adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
keinginan untuk memperoleh kesenangan (Foster, 1989). Bermaian adalah
kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).
Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh
kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
b. Fungsi Bermain
Merangsang
intelektual,

perkembangan

perkembangan

sensorik-motorik,

sosial,

perkembangan

perkembangan
kreativitas,

perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral, dan bermain sebagai


terapi.
c. Kategori Bermain
1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri,
contohnya : bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif
Yaitu energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan
aktivitas (hanya melihat) contoh : memberi support.
d. Klasifikasi Bermain.
1. Solitary Play
Bermain sendiri walaupun disekitarnya ada orang lain. Misalnya
pada bayi dan toddler, dia akan asik dengan mainanya sendiri tanpa
menghiraukan orang-orang yang ada disekitarnya.
2. Paralel Play
Bermain sejenis, anak bermain dengan kelompoknya, pada masingmasing anak mempunyai mainan yang sama tetapi tidak ada interaksi
dengan mereka, mereka tidak ketergantungan satu dengan yang lainnya.

Misalnya, masing-masing anak punya bola, maka dia akan bermain


dengan bolanya sendiri tanpa menghiraukan bola temannya. Biasanya
terjadi pada usia toddler dan pre school.
3. Associative Play
Bermain dalam kelompok, dalam suatu aktivitas yang sama tetapi
masih belum terorganisir, tidak ada pembagian tugas, mereka bermain
sesuai keinginanya. Misalnya anak bermain hujan-hujanan di teras
rumah, berlari-lari dan sebagainya. Hal ini banyak dialami pada anak
pre school.
4. Cooperative Play
Anak bermain secara bersama-sama, permainan sudah terorganisir
dan terencana, didalamnya sudah ada aturan main. Misalnya: anak
bermain kartu, petak umpet, terjadi pada usia school dan adolescent.
5. Social Afektive Play
Anak mulai belajar memberikan respon melalui orang dewasa
dengan cara merajuk/ berbicara sehingga anak menjadi senang dan
tertawa.
6. Sense of Pleasure Play
Anak mendapat kesenangan dari suatu objek disekelilingnya.
Misalnya anak bermain pasir atau air sehingga anak tertawa bahagia.
7. Skill Play
Memperoleh keterqampilan sehingga anak akan melaksanakannya
secara berulang-ulang. Misalnya anak bermain sepeda dan dia sedikit
merasa bisa, maka dia akan mencobanya kembali.
8. Dramatic Play
Melakukan peran sesuai keinginannya atau dengan apa yang dia
liat dan dia dengar, sehingga anak akan membuat frontasi dari
permainan itu. Misalnya anak pernah berkunjung kerumah sakit waktu
tetangganya sakit, dia melihat perawat, dokter, sesampainya dirumah
dia berusaha untuk memerankan dirinya sebagaiseorang perawat

maupun dokter, sesuai dengan apa yang dia lihat dan dia terima tentang
peran tersebut.
e. Macam-Macam Alat Permainan Anak Toddler
1. Umur 12-24 bulan
Tujuan:
a) Mencari sumber suara atau mengikuti sumber suara
b) Memperkenalkan sumber suara
c) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik
d) Melatih imajinasi anak
e) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari dalam bentuk yang
menarik.
Alat permainan yang dianjurkan:
a) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya
b) Alat permainan yang dapat disorong atau ditarik
c) Alat permainan yang terdiri dari alat rumah tangga, misalnya cangkir
yang tdak mudah pecah, sendok, botol plastik, ember, air, balokbalok warna, kardus besar, buku bermain, kertas-kertas untuk
dicoret, pendil berwarna.
2. Usia 25-36 bulan
Tujuan :
a) Menyalurkan emosi perasaan anak
b) Mengembangkan keterampilan berbahasa
c) Melatih motorik haus dan kasar
d) Mengembangkan

kecerdasan

(memasang,

menghitung,

membedakan warna).
e) Melatih kerja sama mata dan tangan
f) Melatih daya imajinasi
g) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a) Lilin yang dapat dibentuk
b) Alat-alat untuk menggambar

dan

c) Pasel (Puzzel) sederhana


d) Manik-manik ukuran besar
e) Bola
f) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang
berbeda.
f. Prinsip Permainan Anak di Rumah Sakit
1

Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang


dijalankan pada anak. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih
permainan yang dapat dilakukan di tempat tidur. Misalnya sambil
tidur-tiduran anak dibacakan buku cerita atau komik-komik
bergambar, mobil-mobil yang tidak menggunakan remot kontrol,
robot-robotan, boneka, atau mainan yang dapat dimainkan anak dan
orang tuannya ditempat tidur.

Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat, dan


sederhana. Misalnya menggambar, mewarnai, bermain boneka, dan
membaca buku cerita.

Permainan yang harus mempertimbangkan keamanan anak. Pilih


permainan yang tidak tajam dan tidak merangsang anak untuk berlari
dan bergerak secara berlebihan.

Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama. Misalnya


permainan mewarnai pada kelompok anak pra sekolah

Melibatkan orang tua.

SUSUNAN ACARA KEGIATAN


TERAPI BERMAIN ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN)
DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT ISLAM A. YANI SURABAYA

Kegiatan

: Menyusun lingkaran donut (dari besar ke kecil), mengenal

warna (bola warna), bermain puzzle, memasukkan bola kedalam keranjang


Tanggal Pelaksanaan : 03 November 2014
Waktu

: 10.00 WIB - selesai

Tempat

: Di Ruang Hijir Ismail

Peserta

: Anak usia Toddler (Usia 1-3 Tahun)

A. Sasaran
Sasaran terapi kreativitas ini adalah anak-anak usia toddler (1-3tahun ) yang
dirawat di ruang perawatan anak (Ruang Hijir Ismail RS.Islam A. Yani
Surabaya), dengan kriteria:
Tidak bedrest total
1.Tidak kejang
2.Tidak panas / bebas demam
3.Bersedia mengikuti permainan / terapi

B. Media
1. Lingkaran donut besar dan kecil
2. Keranjang bola
3. Bola-bola warna
4. Puzzle

C. Metode
Bermain bersama (Menyusun lingkaran donut (dari besar ke kecil),
mengenal warna (bola warna), bermain puzzle, memasukkan bola kedalam
keranjang, bermain puzzle dan bola-bola warna)

D. Strategi Pelaksanaan
No
1

Kegiatan

Waktu

Peserta

10 menit

Ruangan, alat, anak dan

Persiapan :
a. Menyiapkan ruangan.
b. Menyiapkan alat-alat.
c. Menyiapkan

anak

keluarga siap
dan

keluarga
2

Proses :
a.

Membuka proses terapi 3 menit

Menjawab

bermain

dengan

Memperkenalkan

mengucapkan

salam,

Memperhatikan

salam,
diri,

memperkenalkan diri.
b.

Menjelaskan pada anak 5 menit


dan

keluarga

tujuan

dan

bermain,

Memperhatikan

tentang
manfaat

menjelaskan

cara permainan.
c.

Mengajak anak bermain .

20 menit

Bermain bersama dengan


antusias

dan

mengungkapkan
perasaannya
d.

Mengevaluasi

respon 5 menit

anak dan keluarga.

Anak dan keluarga merasa


senang

Terminasi :
Menyimpulkan,
mengucapkan
berterima

5 menit
salam

kasih

partisipasi peserta

dan
atas

Memperhatikan
menawab salam

dan

E. Kriteria Evaluasi
a) Struktur
1. Panitia
a. Panitia datang tepat waktu dan segera membagi sesuai tugas masing
masing
b. Panitia saling membantu satu sama lain
2. Jumlah Peserta
a. Jumlah peserta yang datang 90%
b. Tidak ada yang datang terlambat saat dilakukan terapi bermain
b) Proses
1. Tepat waktu :
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib
dan teratur
b. Co. Leader dapat membantu tugas leader dengan baik
2. Anak / klien :
a. Anak antusias dalam bermain
b. Tidak ada yang menangis saat dilakukan terapi dan tidak ada yang
meninggalkan area permainan sebelum semua kegiatan dilakukan
c. 80% anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir.
3. Fasilitator :
Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
4. Target permainan
Target permainan dan jumlah anak sesuai dengan target yang ditentukan
c) Hasil
1. 100 % anak dapat mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti
kegiatan
2. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
3. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang

F. Pengorganisasian
Leader

: Titin Yusnia Sari

Co Leader : Puput Nur Fadhila


Fasilitator : Nilamsari A.K
Rizky Setyo Pawarti
Observer : Nesha Yovitasari
G. Tugas Masing Masing
1. Leader :
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi kreativitas, yaitu
membuka dan menutup kegiatan, memperkenalkan nama nama terapis
menjelaskan tujuan dan aturan terapi bermain.
2. Co. Leader :
Membantu leader dalam mengkoordinasi kegiatan, menyampaikan
jalannya kegiatan, menyampaikan informasi dan fasilitator ke leader dan
sebaliknya
3. Fasilitator :
Mempersiapkan alat, tempat permainan, memotivasi peserta agar
mengikuti kegiatan,sebagai role model selama kegiatan, mendampingi
setiap peserta dalam mengikuti dan memfasilitasi pelaksanaan terapi
bermain
4. Observer :
Mengamati dan mencatat jalannya terapi bermain.

LEMBAR EVALUASI HASIL

1. Evaluasi Struktur
a. Panitia
a) Terlihat panitia pelaksanaan terapi bermain datang tepat waktu
bahkan datang sebelum waktu yang ditentukan dan segera membagi
tugas masing-masing.
b) Pembawa acara segera memulai terapi sesuai jadwal dan menutup
acara sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
c) Fasilitator mengambil tempat untuk mendampingi anak-anak yang
sedang mewarnai.
d) Observer mengamati jalannya terapi bermain.
b. Jumlah Peserta
a) Jumlah peserta tidak sesuai dengan target, peserta yang datang
berjumlah 7 anak yaitu: An.Jawara (2 tahun), An, Nadia (3 tahun),
An. Anam (3 tahun), An.Amin (2 tahun), An. Danendra (3 tahun),
An. Fadila (2 tahun), An. Wildan (1,5 tahun).
b) Anak-anak yang mengikuti terapi bermain datang tepat waktu dan
terdapat 1 peserta yang terlambat mengikuti terapi bermain karena
anak masih tidur.
c. Permainan yang digunakan
a) Lingkar donut, bola dan keranjang, puzzle sudah disiapkan sebelum
acara dimulai
b) Permainan yang digunakan sesuai dengan jumlah anak yang
mengikuti terapi bermain
2. Evaluasi Proses
a. Tepat waktu
Panitia maupun peserta beserta orang tua klien datang tepat waktu di
tempat pelaksanaan terapi bermain.

b. Anak/ klien
a) Sebagian besar (80%) anak antusias mengikuti acara terapi bermain.
b) Ada anak/ klien yang menangis saat acara dilaksanakan, tetapi tidak
ada yang meninggalkan area permainan sebelum semua kegiatan
dilaksanakan.
c. Fasilitator
Fasilitator memberikan motivasi pada anak dalam permainan dan
mendampingi anak yang sedang bermain, serta menjadi role model
dalam permainan
d. Target permainan
Target permainan sudah sesuai dengan target yang ditentukan, tetapi
jumlah peserta tidak sesuai dengan target yang sudah ditentukan oleh
panitia.
3. Evaluasi Hasil
a. Feed Back (mampu/tidak)
Sebagian besar anak (?%) mampu memasukkan bola kedalam
keranjang, (?%) mampu bermain puzzle, (?%) mampu memasukkan
ingkar donut dari besar ke kecil, meskipun hal itu tidak lepas dari
arahaan fasilitator maupun orang tua.
b. Output
a) Orang tua
Orang tua sangat mendukung pelaksanaan acara terapi bermain yang
diselenggarakan

oleh

mahasiswa

praktik

UNIVERSITAS

NAHDLATUL ULAMA SURABAYA di ruang rawat inap anak (Hijir


Ismail RSI A.Yani Surabaya). Hal ini dapat diketahui dari hasil
wawancara berikut:
1) Apakah ibu berkenan jika an.x mengikuti acara terapi bermain di
ruang hijir ismail yang akan kami selenggarakan?
2) Apa pendapat ibu mengenai acara terapi bermain yang telah kami
selenggarakan tadi?

Dari wawancara tersebut ibu klien bersedia mengikutkan anak-anaknya


dalam acara terapi bermain karena mereka merasa bermain itu penting
dilaksanakan di ruang inap karena dapat mengalihkan perhatian anak
terhadap apa yang dikeluhkan.
Ibu-ibu pasien mengatakan senang dengan adanya terapi bermain yang
diselenggarakan oleh para mahasiswa, anak-anak yang ikut terapi
bermain itu tidak menangis lagi bila bertemu dengan perawat. Ibu-ibu
berharap sering diadakan kegiatan-kegiatan seperti itu dirumah sakit.
b) Anak
1) Meminimalisir dampak hospitalisasi, hal ini dapat diketahui dari
pengamatan selama acara dilaksanakan.
2) Keluhan berkurang, hal ini dapat diketahui dari anamnesa dengan
anak dan orang tua.
3) Anak terlihat lebih ceria dan menikmati permainan.
4) Anak mengetahui warna bola dan antusias dalam memasukkan bola
kedalam keranjang
5) Anak tidak menangis saat dihampiri oleh perawat dan anak menjadi
lebih kooperatif dengan perawat.

H. HAMBATAN/ MASALAH
1. Sebagian kecil (14%) anak kurang antusias mewarnai objek gambar dan
mau mewarnai atas bujukan ibunya. Sebagian kecil (14%) meninggalkan
area permainan sebelum semua acara dilaksanakan.
2. Setengah dari peserta terapi bermain mudah bosan dan ingin permainan
yang lain (minta balon yang berada di atas almari)

DAFTAR PUSTAKA

Markum.A.H, 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI


Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

You might also like