You are on page 1of 36

Korelasi Kanonik

Apakah Analisis Korelasi Kanonik itu ?


Canonical correlation analysis describes a
multivariate statistical technique that
investigates the relationship between two sets
of variables.
Analisis korelasi kanonik menjelaskan sebuah
teknik statistika multivariat yang meyelidiki
hubungan di antara dua himpunan variabel.

Tujuan Analisis Korelasi Kanonik


Menentukan :
1. Sifat hubungan antara 2 kelompok variabel
2. Jumlah hubungan yang secara statistik signifikan antara 2
kelompok variabel
3. Sejauh mana varians kelompok variabel yang satu
(dependen) bergantung pada kelompok variabel lainnya
(independen)
4. Bobot yang menentukan peran sebuah variabel sedemikian
rupa sehingga korelasi antara dua kelompok variabel
memiliki korelasi yang tertinggi

Model Visual Korelasi Kanonik

x1

x2

xn

y1

Canonical
Variate for
the Xs

Canonical
Variate for
the Ys

y2

yn

Model fungsi kanonik


Ui = a1iX1 + a2iX2 + .... +apiXp
Vj = b1jY1 + b2jY2 + ... + aqjYq

Metode Analisis Kanonik

Analisis korelasi kanonik memfokuskan perhatiannya pada korelasi


antara sebuah kombinasi linier dari beberapa variabel dalam satu
gugus dan sebuah kombinasi linier dari beberapa variabel dalam
gugus lain
Tujuan dari analisis korelasi kanonik adalah mencari kombinasi
linier dari p peubah bebas yang berkorelasi maksimum dengan
kombinasi linier q peubah tak bebas.
Data yang diproses dengan korelasi kanonik bertipe metrik yaitu
data interval atau data rasio. Data bertipe nominal (seperti jenis
kelamin) atau data bertipe ordinal sebaiknya tidak diproses dengan
korelasi kanonik

Metode Analisis Kanonik


Asumsi yang harus dipenuhi dalam penggunaan teknik analisis
korelasi kanonik adalah sebagai berikut :
1.Adanya hubungan yang bersifat linier antara dua variabel
2.Perlunya multivariate normality untuk menguji signifikansi
setiap fungsi kanonik
3.Tidak ada multikolinieritas antar anggota kelompok variabel,
baik variabel dependen maupun variabel independen

Penerapan Analisis
Kanonik

HUBUNGAN ANTARA VARIABEL SOSIAL


EKONOMI DENGAN FASILITAS PERUMAHAN
DENGAN ANALISIS KANONIK (STUDI KASUS
DATA SUSENAS PANEL TAHUN 2004)

Variabel Yang Digunakan


X = variabel sosial ekonomi; yang terdiri dari :
X1 : persentase penduduk miskin
X2 : persentase penduduk yang bekerja di sektor informal
X3 : persentase penduduk yang memiliki pendapatan per bulan
Y = variabel fasilitas perumahan, yang terdiri dari:
Y1 : jamban
Y2 : air bersih
Y3 : listrik
Y4 : luas lantai tanah terluas

Data Yang Digunakan


Rumah tangga
miskin
28,47
14,93
10,46
13,12
12,45
20,92
22,39
22,22
9,07
3,18
12,1
21,11
19,14
20,08
8,58
6,85
25,38
27,86
13,91
10,44
7,19
11,57
8,94
21,69
14,9
21,9
29,01
32,13
12,42
38,69

Pekerja informal
72,7
63,9
68,6
54,2
70,6
77,2
78
76,3
62,2
27,3
58,8
69,5
63,7
68,2
49,5
61
79,5
86
72,6
74,9
70,4
51,1
65,3
77,1
74,8
81
70,1
70,7
82
82,1

pendapatan
1,49
2
3,17
8,01
1,31
0,94
1,28
1,03
3,52
26,6
3,79
1,64
10,89
2,17
4,65
6,28
0,98
0,86
2,24
1,91
3,47
12,2
2,78
1,99
1,83
1,12
0,93
0,9
0,55
4,21

jamban
69,48
79,83
62,97
89,73
77,56
72,83
69,22
87,23
62,21
94,33
74,23
69,23
90
69,67
69,78
78,06
43,28
76,42
66,08
70,19
72,7
85,27
82,49
53,12
64,51
68,68
43,61
51,43
54,24
58,04

Air bersih
44,62
55,84
50
32,26
42,18
39,39
33,16
41,59
36,74
94,91
58,99
60,64
58,16
64,9
66,98
72,02
43,56
42,08
16,68
38,22
55,83
61,34
60,16
47,78
51,97
53,61
41,13
52,62
40,06
27,17

listrik

Lantai tanah
88,76
88,01
80,29
78,75
72,15
69,5
71,25
61,44
88,59
99,6
97,75
97,12
98,38
96,86
93,78
96,85
81,28
37,57
71,47
67,31
87,35
91,11
94,49
66,63
79,27
61,42
59,14
67,96
56,42
44,96

9,91
4,33
2,6
4,04
6,72
11,67
10,14
24,66
2,74
3,85
7,54
31,48
11,86
22,64
10,2
6,79
16,11
45,79
3,36
3,61
3,29
4,69
6,82
13,95
4,49
11,47
12,72
17,67
19,02
22,87

Langkah 1
Membuat Matriks Korelasi
1

0,613937

-0,43111

-0,47826

-0,43435

-0,58497

0,623998

0,613937

-0,83223

-0,5406

-0,67157

-0,70058

0,473376

-0,43111

-0,83223

0,569884

0,605862

0,444596

-0,29895

-0,47826

-0,5406

0,569884

0,391413

0,400538

-0,16327

-0,43435

-0,67157

0,605862

0,391413

0,652999

-0,09488

-0,58497

-0,70058

0,444596

0,400538

0,652999

-0,4769

0,623998

0,473376

-0,29895

-0,16327

-0,09488

-0,4769

Langkah 2
Mencari akar ciri dan vektor ciri dari
Rxx^(-0.5)*Rxy*Ryy^(0.5)*Ryx*Rxx^(0.5)
Didapatkan :
i 2

0,7806

0,8835

0,6236

0,65228

-0,4309

0,2556

0,5056

0,7741

-0,5921

0,2239

0,1095

0,3309

0,1091

0,47321

0,8742

ei

Langkah 3
Menguji Signifikansi
1
2
{(n 1) ( p q 1)}ln
2

min( p , q )

(1 )
j

j M ' 1

N=30; p=3; q=4; diketahui


Jika lebih besar dari 2 dengan 0.05,12

Uji Signifikansi

i 2

0,7806

0,8835

48,2006

21,03

Tolak Ho

0,2556

0,5056

10,3936

21,03

Terima Ho

0,1095

0,3309

3,2629

21,03

Terima Ho

hit

tabel

Langkah 4
(memilih fungsi kanonik)

Mencari ai
a1 = Rxx^(-0.5)*[0.6236; 0.6523; -0.4309]
a2 = Rxx^(-0.5)*[0.7741; -0.5921; 0.2239]
a3 = Rxx^(-0.5)*[0.1091; 0.4732; 0.8742]
Untuk a1 didapatkan :
[-0,467;-0,544;0.122]

Langkah 5
Mencari bi
Dengan cara yang ada di buku halaman
544, johnson didapatkan b1:
[0.353; 0.465; 0,116; -0.505]

Memilih fungsi kanonik


Canonical weights (a1 dan b1)
V1 = -0,467X1-0,544X2+0,122X3
W1 = 0,353Y1+0,465Y2+0,116Y3-0,505Y4

Korelasi Kanonik
Korelasi kanonik (i)
Corr (V1,W1) = 0,884
Corr (V2,W2) = 0,506
Corr (V3,W3) = 0,331

Mencari Canonical Loadings


Canonical Loadings
RU1,X = a1*Rxx
RU1,X = [-0,853; -0.932; 0.776]
RV1,Y = b1*Ryy
RV1,Y = [0.664; 0.727; 0.802; -0.662]

Interpertasi Peubah Kanonik


Canonical Weights, Canonical Loading,
Canonical Cross-loading

Canonical Weights (Bobot Kanonik)


Bobot kanonik (Canonical weight)
1.Dg memperhatikan tanda dan besarnya koefisien (bobot) suatu peubah
asal dalam membentuk peubah kanonik
2.Bobot besar peubah asal memiliki kontribusi besar terhadap peubah
kanonik (& sebaliknya)
3.Tanda sama hubungannya sama (& sebaliknya)
KELEMAHAN :
1.Hasil dapat menyesatkan : bobot kecil sering diinterpretasikan kecilnya
kontribusi peubah thd peubah kanonik, padahal bisa saja terjadi karena
tingginya korelasi peubah tsb dengan peubah lain pada kelompok yang
sama
2.Bobot kanonik tidak stabil

Canonical Loadings (Beban Kanonik)


Loading kanonik (Canonical Loading)
1.Disebut juga Korelasi Struktur Kanonik kanonik atau intraset
correlation
2.Mengukur besarnya korelasi antara peubah kanonik dengan
peubah asal yang membangkitkannya (antara Xj dengan Ui atau
antara Yj dengan Vi)
Semakin besar loading kanonik, semakin besar kontribusi peubah
asal terhadap peubah kanoniknya
KELEMAHAN : tidak stabil

Canonical Cross-loading

Bobot kanonik dan beban kanonik hanya melihat kontribusi dan korelasi
terhadap peubah kanoniknya dalam satu kumpulan. Sedangkan cross
loading digunakan untuk melihat korelasi antar peubah asal dalam satu
kumpulan dengan peubah kanonik pada kumpulan yang lainnya. Semakin
besar nilai ini, maka dapat menggambarkan semakin erat pula hubungan
antara kedua kumpulan.
Melihat berbagai alternatif dalam menginterpretasikan peubah kanonik,
maka memilih penginterpretasiannya dapat menggunakan berbagai
ukuran tersebut. Biasanya peneliti menggunakan cara mana yang ada
atau ditampilkan dalam software pengolah data. Karena canonical crossloading tidak diberikan output secara langsung, namaun dapat dihitung
manual, menjadikan beban kanonik sering diinterpretasikan untuk peubah
kanonik

SPSS
Analisis Kanonik

syntax

MANOVA Y1 to Y4 with X1 to X3
/PRINT=ERROR (SSCP COV COR) SIGNIF
(HYPOTH EIGEN DIMENR)
/DISCRIM=RAW STAN ESTIM COR
ALPHA(5.0)

Signifikansi Fungsi Kanonik


Dimension Reduction Analysis
Roots Wilks L.
1 TO 3
2 TO 3
3 TO 3

F Hypoth.
.14544
.66291
.89050

DF
5.46440
1.82571
1.53703

Error
12.00
6.00
2.00

DF
61.14
48.00
25.00

Sig.of F
.000
.114
.235

Signifikansi Multivariat
Multivariate Tests of Significance (S = 3, M = 0, N = 10 1/2)

Test Name

Value

Approx. F Hypoth. DF

Error DF

Sig. of F

Pillais

1.14569

3.86157

12.00

75.00

.000

Hotellings

4.02438

7.26623

12.00

65.00

.000

Wilks

.14544

5.46440

12.00

61.14

.000

Roys

.78061

Persamaan fungsi kanonik


Canonical Loadings
Correlations between DEPENDENT and canonical variables
Function No.

Variable

JAMBAN

.664

.429

.003

AIR_BRSH

.727

.136

-.629

LISTRIK

.802

-.510

-.277

-.662

.309

-.640

LT_TANAH

Persamaan fungsi kanonik


Canonical Loadings
Corre

Correlations between COVARIATES and canonical variables


CAN. VAR.

Cova

Covariate

MI

MISKIN

-.853

.106

-.510

INFO

INFORMAL

-.932

.028

.361

PEND

PDPTN

.776

.530

-.343

Interpertasi Canonical Weights


1. Pembobot tertinggi untuk fungsi 1 terjadi pada peubah lantai tanah (Y4)
yaitu sebesar -0.505 dimana pembobot ini tidak berbeda jauh dengan
pembobot untuk air bersih (Y2), yaitu sebesar 0.465. Pembobot terendah
terjadi pada peubah listrik (Y3) yaitu sebesar 0.116. Pembobot ini
menunjukkan mengenai kontribusi terhadap peubah kanonik. Jadi, tanpa
melihat fungsi 1 dan fungsi 2 lantai memiliki kontribusi terbesar yang
bersifat negatif terhadap peubah kanonik dan listrik memiliki kontribusi
terkecil dan positif.
2. Pembobot kanonik untuk peubah-peubah bebas (covariates) dimana angka
korelasi yang lebih tinggi dari 0.5 hanya ada satu peubah, yaitu peubah
pekerja informal (X2) sebesar -0.544. Pendapatan memberikan sumbangan
terkecilnya terhadap peubah kanonik dibandingkan peubah lain yaitu
sebesar 0.122 sehingga pendapatan tidak memberikan sumbangan yang
berarti terhadap peubah kanonik.

Interpertasi Canonical Loading


1. Dapat dilihat bahwa pada peubah tak bebas, tanpa melihat fungsi 2 dan 3
Canonical Loadingnya tidak berbeda secara signifikan, semuanya berada di
atas 0.5. Koefisien kanonik untuk kepemilikan listrik (Y3) memiliki koefisien
tertinggi dan bertanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa peubah asal
kepemilikan listrik memiliki hubungan tertinggi dibanding peubah lainnya,
yaitu sebesar 0.802 dengan peubah kanonik.
2. Canonical loading (beban kanonik) untuk peubah bebas semuanya berada
di atas 0.5, yakni untuk peubah miskin, informal dan pendapatan. Hal ini
menunjukkan bahwa korelasi antara peubah asal dengan peubah
kanoniknya tinggi. Koefisien kanonik untuk pekerja informal (X2) memiliki
koefisien tertinggi dan bertanda negatif. Hal ini menunjukkan bahwa peubah
asal pekerja informal memiliki korelasi tertinggi, yaitu sebesar -0.932
dengan peubah kanonik..

Keragaman Peubah bebas


Variance in dependent variables explained by canonical variables

CAN. VAR.

Pct Var DE

Cum Pct DE

Pct Var CO

Cum Pct CO

51.269

51.269

40.021

40.021

13.941

65.209

3.563

43.584

22.028

87.237

2.412

45.996

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Hasil pengolahan (Pct Var DE) menunjukkan bahwa proporsi keragaman gugus
peubah Y (tak bebas), yaitu kepemilikan fasilitas perumahan yang dapat
diterangkan oleh peubah kanonik W1 (pada fungsi 1) adalah 51,269 persen dan
sisanya diterangkan oleh peubah lain yang tidak masuk ke dalam peubah kanonik
pada fungsi tersebut. Sedangkan (Pct Var CO) menunjukkan proporsi keragaman
gugus peubah Y (tak bebas) tersebut, dapat diterangkan oleh peubah kanonik V1
(pada fungsi 1) adalah 40.021 persen dan sisanya diterangkan oleh peubah lain.

Keragaman Peubah tak bebas


Variance in covariates explained by canonical variables

CAN. VAR.

Pct Var DE

Cum Pct DE

Pct Var CO

Cum Pct CO

57.218

57.218

73.299

73.299

2.493

59.711

9.754

83.054

1.856

61.567

16.946

100.000

Hasil pengolahan (Pct Var DE) menunjukkan bahwa proporsi keragaman


gugus peubah X (bebas), yaitu penduduk miskin, pekerja informal dan
pendapatan yang dapat diterangkan oleh peubah kanonik W1 (pada fungsi 1)
adalah 57.218 persen dan sisanya diterangkan oleh peubah lain yang tidak
masuk ke dalam peubah kanonik pada fungsi tersebut. Sedangkan (Pct Var
CO) menunjukkan proporsi keragaman gugus peubah X (bebas) tersebut,
dapat diterangkan oleh peubah kanonik V1 (pada fungsi 1) adalah 73.299
persen dan sisanya diterangkan oleh peubah lain.

Kesimpulan
Terdapat hubungan yang sangat erat antara dimensi
kepemilikan fasilitas perumahan (air bersih, jamban
sendiri/bersama, listrik, dan lantai tanah) dengan
dimensi sosial ekonomi penduduk (rumah tangga miskin,
pekerja informal, dan pendapatan)
Ketiga peubah bebas (dimensi sosial ekonomi) memiliki
hubungan yang sangat erat terhadap peubah tak bebas
(dimensi kepemilikan fasilitas perumahan). Hal ini berarti
bahwa kepemilikan fasilitas perumahan sangat
tergantung dari sosial ekonomi penduduknya.

Kesimpulan
Peubah yang dominan dalam peubah kanonik adalah
pekerja informal untuk peubah X1 (peubah bebas), lalu
diikuti oleh penduduk miskin kemudian pendapatan.
Oleh sebab itu, persentase pekerja informal memiliki
kontribusi terbesar dalam mempengaruhi kepemilikan
fasilitas perumahan. Sedangkan pendapatan memiliki
kontribusi terkecil dalam mempengaruhi kepemilikan
fasilitas perumahan karena peubah tersebut memilki
korelasi terkecil

Kesimpulan
Hubungan yang bersifat positif terjadi pada peubah
pendapatan. Hal ini menyatakan bahwa semakin besar
persentase penduduk yang memiliki pengeluaran tinggi
maka semakin besar persentase rumah tangga yang
memiliki fasilitas perumahan
Hubungan yang bersifat negatif terjadi pada peubah
penduduk miskin dan pekerja informal. Hal ini
menyatakan bahwa semakin banyak persentase
penduduk miskin dan pekerja informal maka semakin
besar persentase rumah tangga yang memiliki fasilitas
perumahan

You might also like