Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Anatomi
Vertebra dimulai dari cranium sampai pada apex coccigeus,
membentuk skeleton dari leher, punggung dan bagian utama dari skeleton
(tulang cranium, costa dan sternum). Fungsi vertebra yaitu melindungi
medulla spinalis dan serabut syaraf, menyokong berat badan dan berperan
dalam perubahan posisi tubuh. Vertebra pada orang dewasa terdiri dari 33
vertebra dengan pembagian 5 regio yaitu 7 cervical, 12 thoracal, 5 lumbal, 5
sacral, 4 coccigeal.
bersama
dengan
Axis
(C2)
membentuk
sendi
yang
11
tulang
belakang,
dimana
serabut-serabut
saraf
12
13
2. Ligamentum nuchae
Ligamentum nuchae adalah, padat bilaminar septum, segitiga
intermuskularis fibroelastic garis tengah. Ia meluas dari tonjolan oksipital
eksternal ke punggung C7 dan menempel pada bagian median dari puncak
occipital eksternal, tuberkulum posterior C1 dan aspek medial duri
terpecah dua belah leher rahim, ligamen terbentuk terutama dari lampiran
aponeurotic dari otot leher rahim yang berdekatan dan yg terletak di
bawah. Dari dangkal sampai dalam, otot-otot ini adalah trapezius, genjang
kecil, capitus splenius, dan serratus posterior superior. Juga anatomi, dan
mungkin penting secara klinis, ligamen telah ditemukan memiliki lampiran
berserat langsung dengan dura tulang belakang antara tengkuk dan C1.
3.
Zygapophyseal
Zygapohyseal adalah sendi sinovial sendi-sendi paling dasar dalam
yang berdekatan
dari
setiap
batas bawah lengkung anterior dari atlas, bawah, ke depan tubuh sumbu .
Hal ini diperkuat di garis tengah dengan kabel bulat, yang menghubungkan
tuberkulum pada lengkung anterior dari atlas ke tubuh dari sumbu, dan
merupakan kelanjutan ke atas dari ligamentum longitudinal anterior.
6. Ligamentum longitudinal posterior
Ligamentum longitudinal posterior terletak dalam kanalis vertebralis,
dan membentang sepanjang permukaan posterior tulang belakang tubuh,
dari tubuh sumbu, di mana ia terus-menerus dengan tectoria membrana,
14
untuk sakrum. ligamentum ini lebih sempit di badan vertebra dan lebih
luas pada ruang disk intervertebralis. Hal ini sangat penting dalam
memahami kondisi patologis tertentu tulang belakang seperti lokasi khas
untuk herniasi cakram tulang belakang.
7. Ligamentum transversal dari atlas
Ligamentum transversal dari atlas adalah kuat, band tebal, yang
lengkungan di cincin dari atlas , dan mempertahankan proses yg mirip gigi
di kontak dengan lengkung anterior. Ligamentum transversal membagi
cincin dari atlas menjadi dua bagian yang tidak setara: ini, posterior dan
lebih besar berfungsi untuk transmisi dari medula spinalis dan membran
dan saraf aksesori.
15
seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian.
Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen
dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal
dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri
pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.
B. Chronic low back pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang berulangulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan
sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena
osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan
tumor.
Disamping hal tersebut diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik
yang juga dapat dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah :
1. Trauma
2. Infeksi
3. Neoplasma
4. Degenerasi
5. Kongenital
3.2.2 Epidemiologi
Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
pada semua negara. Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang
dapat dilihat dari ilustrasi data berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri
pinggang menjadi penyebab kemangkiran yang paling sering, penyebab tersering
kedua kunjungan ke dokter, urutan kelima masuk rumah sakit dan masuk 3 besar
tindakan pembedahan. Pada usia antara 19-45 tahun, yaitu periode usia yang
paling produktif, nyeri pinggang menjadi penyebab disabilitas yang paling tinggi.
Di Indonesia, LBP dijumpai pada golongan usia 40 tahun. Secara
keseluruhan, LBP merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai (49 %). Pada
negara maju prevalensi orang terkena LBP adalah sekitar 70-80 %. Pada buruh di
Amerika, kelelahan LBP meningkat sebanyak 68 % antara thn 1971-1981.
Sekitar 80-90% pasien LBP menyatakan bahwa mereka tidak melakukan
usaha apapun untuk mengobati penyakitnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa LBP
16
meskipun mempunyai prevalensi yang tinggi namun penyakit ini dapat sembuh
dengan sendirinya.
3.2.3. Penyebab
Penyebab nyeri pinggang bawah bermacam-macam dan multifaktor. Di
antaranya dapat disebut :
1. Kelainan Kongenital
Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah yang
penting. Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang
bawah adalah :
a)
itu
berdiri
atau
berjalan.
Spondilolitesis
dapat
Spina Bifida
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang
ditutupi oleh kulit yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa
didaerah itu ada tersembunyi suatu spina bifida okulta. Pada foto
rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiat pada arkus spinosus di
daerah lumbal atau sakral. Karena adanya defek tersebut maka pada
tempat itu tidak terbentuk suatu ligamentum interspinosum. Keadaan
ini akan menimbulkan suatu lumbo-sakral sarain yang oleh si
penderita dirasakan sebagai nyeri pinggang.
c)
17
Spondylosis lumbal
Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan
discus intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.
e)
Spondylitis.
Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang .
ini merupakan penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui,
terutama mengenai orang muda dan menyebabkan rasa nyeri dan
kekakuan sebagai akibat peradangan sendi-sendi dengan osifikasi dan
ankilosing sendi tulang belakang.
18
19
LBP Viscerogenik
o Nyeri berasal dari keadaan patologis di ginjal, viscera abdominis,
pelvis dan intra peritoneal.
o Nyeri tidak bertambah dengan aktivitas dan tak mengurang dengan
istirahat.
o Nyeri menggeliat.
2.
LBP Vasculogenik
o Disebabkan aneurisma, vasculitis perifer, insufisiensi a.gluteal
mirip dengan ischialgia.
o Gangguan vasculer perifer menyebabkan klaudikasio intermitten.
o Varises intraspinal gejalanya mirip dengan kaudikasio intermitten
20
3.
LBP Neurogenik
o Neoplasma (neurinoma, hemangioma, ependimoma,meningioma)
o Araknoiditis (terjadi perlengketan, timbul nyeri bila ada penjepitan
terhadap radiks)
o Stenosis kanalis spinalis (disebabkan proses degenerasi)
4.
LBP Spondilogenik
o LBP
osteogenik,
disebabkan:
radang/infeksi,
osteomielitis,
LBP Miogenik
Disebabkan ketegangan otot, spasme otot, defisiensi otot, dan
hipersensitif .
6.
LBP Psikogenik
o Disebabkan oleh ketegangan jiwa, kecemasan, dan depresi atau
campuran kecemasan dan depresi
o Anamnesis penderita: mudah tersinggung, sulit tidur, mudah
terbangun, kurang tenang, mudah terkejut, selalu cemas dan
khawatir.
o Pada pmeriksaan yg lengkap, hasilnya tidak memberikan jawaban
yang pasti.
3.2.7. Diagnosa
1. Anamnesa
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa pasien dengan
kemungkinan diagnosa Low Back Pain.
1. Apakah terasa nyeri ?
2. Dimana terasa nyeri ?
3. Sudah berapa lama merasakan nyeri ?
4. Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat atau ringan)
5. Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih ringan?
6. Adakah keluhan lain?
7. Apakah dulu anda ada menderita penyakit tertentu?
21
22
Plain
X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang, sendi,
dan luka degeneratif pada spinal. Gambaran X-ray sekarang sudah jarang
dilakukan, sebab sudah banyak peralatan lain yang dapat meminimalisir
waktu penyinaran sehingga efek radiasi dapat dikurangi. X-ray merupakan tes
yang sederhana, dan sangat membantu untuk menunjukan keabnormalan pada
tulang. Seringkali X-ray merupakan penunjang diagnosis pertama untuk
mengevaluasi nyeri punggung, dan biasanya dilakukan sebelum melakukan
tes penunjang lain seperti MRI atau CT scan. Foto X-ray dilakukan pada
posisi anteroposterior (AP), lateral, dan bila perlu oblique kanan dan kiri.
23
2.
Myelografi
Myelografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis
spinal. Myelografi merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang berwarna
medium disuntikan ke kanalis spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya
dapat terlihat pada layar fluoroskopi dan gambar X-ray. Myelogram
digunakan untuk diagnosa pada penyakit yang berhubungan dengan diskus
intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk abses spinal.
4.
3.2.8 Penatalaksanaan
Obat
Obat-obat analgesik
Obat-obat analgesik umumya dibagi menjadi dua golongan besar :
- Analgetik narkotik
Obat-obat golongan ini terutama bekerja pada susunan saraf digunakan
untuk menghilangkan rasa sakit yang berasal dari organ viseral. Obat
golongan ini hampir tidak digunakan untuk pengobatan LBP karena
bahaya terjadinya adiksi pada penggunaan jangka panjang. Contohnya :
Morfin, heroin, dll.
- Analgetik antipiretik
Sangat bermanfat untuk menghilangkan rasa nyeri mempunyai khasiat
anti piretik, dan beberapa diantaranya juga berkhasiat antiinflamasi.
Kelompok obat-obat ini dibagi menjadi 4 golongan :
a) Golongan salisilat
Merupakan analgesik yang paling tua, selain khasiat analgesik juga
mempunyai khasiat antipiretik, antiinflamasi, dan antitrombotik.
Contohnya : Aspirin
Dosis Aspirin
25
Efek samping
b) Golongan Paraaminofenol
Paracetamol dianggap sebagai analgesik-antipiretik yang paling
aman untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa disertai inflamasi.
Dosis terapi : 600 900 mg, diberikan 4 x sehari.
c) Golongan pirazolon
Dipiron mempunyai aceptabilitas yang sangat baik oleh penderita,
lebih kuat dari pada paracetamol, dan efek sampingnya sangat
jarang.
Dosis terapi : 0,5 1 gram, diberikan 3 x sehari.
d) Golongan asam organik yang lain
26
Derifat Oksikam
Salah satu contohnya adalah Piroxicam, dosis terapi 20 mg 1
kali sehari.
Fisioterapi
a. Terapi Panas
Terapi menggunakan kantong dingin kantong panas. Dengan menaruh sebuah
kantong dingin di tempat daerah punggung yang terasa nyeri atau sakit selama
5-10 menit. Jika selama 2 hari atau 48 jam rasa nyeri masih terasa gunakan
heating pad (kantong hangat).
b. Elektro Stimulus
- Acupunture
Menggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan yang ringan tetapi
cara ini tidak terlalu efisien karena ditakutkan resiko komplikasi akibat
ketidaksterilan jarum yang digunakan sehingga menyebabkan infeksi.
- Ultra Sound
Untuk menghangatkan
27
c. Pelvic Tilt
28
abdominal dan otot gluteus maksimus dan meregangkan kelompok otot ekstensor.
Alat Bantu
1. Back corsets.
Penggunaan penahan pada punggung sangat membantu untuk mengatasi
Low Back Pain yang dapat membungkus punggung dan perut.
oleh
arus
bolak-balik
frekuensi
tinggi.
Frekuensi
yang
diperbolehkan pada pemakaian SWD adalah 13,66 MHz, 27,33 MHz dan
40,98 MHz, panjang gelombang yang sesuai dengan frekuensi SWD yang
sering juga disebut energi elektromagnetik 27 MHz.
Arus frekuensi tinggi adalah arus listrik bolak-balik yang
frekuensinya lebih dari 500.000 cycle/detik yang tidak memberikan
rangsang terhadap saraf sensorik maupun motorik. Arus ini sering juga
disebut arus oscilasi
a. Efek SWD (EEM 27 MHz)
29
Metabolisme meningkat
Hukum Varit Hoff menyatakan bahwa perubahan kimia dapat
dipercepat oleh adanya panas. Dengan demikian, pemanasan jaringan akan
mempercepat perubahan kimia yaitu proses metabolisme. Supply O2 dan
sari-sari makanan akan meningkat sehingga kebutuhan jaringan akan O2
dan sari makanan akan cepat terpenuhi
30
2) Efek terapeutik
Efek-efek terapeutik energi elektromagnetik 27 MHz antara lain:
Mengurangi nyeri
Akibat adanya penekanan ujung-ujung saraf sensoris pada persendian
(nociceptor) akan mengakibatkan rasa nyeri yang diakibatkan oleh
aktifitas nociceptor yang meningkat. Pemberian SWD (EEM 27 MHz)
dapat memberikan efek sedatif dan analgetik pada ujung-ujung saraf
sensoris oleh karena pengaruh thermal (panas). Sehingga merangsang
thermoreceptor terjadi dumping terhadap aktifitas nociceptor.
31
subyektif
sebaiknya
dihindari.
Penggunaanya
dilanjutkan
32
Aplikasi
secara
langsung
didaerah
kehamilan
atau
lumbosacral
33
2.
3.
34
Mekanisme lain yang dapat dicapai oleh TENS ialah mengaktivasi system
saraf otonom yang akan menimbulkan tanggap rangsang vasomotor yang
dapat mengubah kimiawi jaringan. Postulat lain menyatakan bahwa TENS
dapat mengurangi nyeri melalui pelepasan opioid endogen di SSP. TENS
dapat juga menimbulkan efek analgetik lewat sistem inhibisi opioid endogen
dengan cara mengaktivasi batang otak. Stimulasi listrik yang diberikan cukup
jauh dari jaringan yang cidera /rusak, sehingga jaringan yang menimbulkan
nyeri tetap efektif untuk memodulasi nyeri.
Operasi
Tipe operasi yang dilakukan oleh dokter bedah tergantung pada tulang
belakang/punggung
pasien.
Biasanya
prosedurnya
menyangkut
pada
35
36
3.3.2 Epidemiologi
HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 S1 kemudian pada C5-C6
dan paling jarang terjadi pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada anak-anak
dan remaja tapi kejadiannya meningkat dengan umur setelah 20 tahun.
3.3.3 Insidens
- Hernia Iumbo Sakral lebih dari 90 %
- Hernia Sercikal 5-10 % .
3.3.4 Etiopatofisiologi
Nukleus pulposus terdiri dari jaringan penyambung longgar dan sel-sel
kartilago yang mempunyai kandungan air yang tinggi. Nukleus pulposus
bergerak, cairan menjadi padat dan rata serta melebar dibawah tekanan dan
menggelembungkan annulus fibrosus.
Keluarnya nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus
pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteri radikulasi berada
dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi bila penjebolan di sisi lateral. Bilamana
tempat herniasinya di tengah, maka tidak ada radiks yang terkena. HNP dapat
dibagimenjadi:
1.HNP sentral
HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia, dan retensi
urine.
2.HNP lateral
Rasa nyeri terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah abtra pantat
dan betis, belakang tumit dan telapak kaki. Ditempat itu juga akan terasa nyeri
tekan. Kekuatan ekstensi jari ke V kaki berkurang dan refleks achiler negatif.
Pada HNP lateral L4-5 rasa nyeri dan tekan didapatkan di punggung bawah,
bagian lateral pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum pedis. Kekuatan
ekstensi ibu jari kaki berkurang dan refleks patela negatif. Sensibilitas ada
dermatom yang sdesuai dengan radiks yang terkena menurun. Pada percobaan
lasegue atau test mengnagkat tungkai yang lurus (straigh leg raising) yaitu
mengangkat tungkai secara lurus dengan fleksi di sendi panggul, akan dirasakan
nyeri disepanjang bagian belakang (tanda lasegue positif). Valsava dan nafsinger
akan memberikan hasil positif.
37
Salah satu akibat dari trauma sedang yang berulangkali mengenai diskus
intervertebrais adalah terobeknya annulus fibrosus. Pada tahap awal, robeknya
anulus fibrosus itu bersifat sirkumferensial, karena gaya traumatik yang berkalikali, berikutnya robekan itu menjadi lebih besar dan disamping itu timbul sobekan
radikal. Kalau hal ini sudah terjadi, maka soal menjebolnya nukleus pulposus
adalah soal waktu dan trauma berikutnya saja.
Apabila trauma pada medula spinalis terjadi secaa mendadak, maka dapat
terjadi renjatan spinal (spinal shock). Pada anak-anak fase ini terjadi lebih singkat
dibandingkan orang dewasa yakni kurang dari 1 minggu. Ada 3 faktor yang
mungkin berperan dalam mekanisme syok spinal yaitu: hilangnya fasilitas traktus
desendens, inhibisi dari bawah yang menetap pada reflex ekstensor, dan
degenerasi aksonal interneuron.
Fase renjatan spinal berdasarkan gambaran klinisnya dibagi menjadi 2
yaitu:
1.
2.
Hernia Lumbosacralis
Penyebab terjadinya lumbal menonjol keluar, bisanya oleh kejadian luka
posisi fleksi, tapi perbandingan yang sesungguhnya pada pasien non trauma
adalah kejadian yang berulang. Proses penyusutan nukleus pulposus pada
ligamentum longitudinal posterior dan annulus fibrosus dapat diam di tempat atau
ditunjukkan/dimanifestasikan dengan ringan, penyakit lumbal yang sering
kambuh. Bersin, gerakan tiba-tiba, biasa dapat menyebabkan nucleus pulposus
38
39
menjalar kedalam bokong dan tungkai. Low back pain ini disertai rasa nyeri
yang menjalar ke daerah iskhias sebelah tungkai (nyeri radikuler) dan secara
refleks mengambil sikap tertentu untuk mengatasi nyeri tersebut, sering dalam
bentuk skilosis lumbal.
Syndrom Perkembangan lengkap syndrom sendi intervertebral lumbalis
yang prolaps terdiri :
1.
2.
3.
2.
3.
Tes Lasegue. Tes Crossed Laseque yang positif dan Tes Gowers dan
Bragard yang positif.
Hernia thorakalis
-
Nyeri radikal
3.3.6 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, gambaran klinis dan
gambaran radiologis. Ada adanya riwayat mengangkat beban yang berat dan
40
Tirah baring
Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal,
lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama akan
menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke
aktivitas biasa.
Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan punggung,
lutut dan punggung bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi ringan dari vertebra
lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi dan memisahkan aproksimasi
jaringan yang meradang.
2.
Medikamentosa
i.
ii.
iii.
41
iv.
v.
Terapi Fisik
1. Traksi pelvis
Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak
terbukti bermanfaat. Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset dan
traksi dengan tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan perbedaan dalam
kecepatan penyembuhan.
2. Diatermi/kompres panas/dingin
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme
otot. keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk bila
terdapat edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas maupun
dingin.
3. Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada NPB akut namun dapat digunakan
untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri NPB kronis. Sebagai
penyangga korset dapat mengurangi beban diskus serta dapat mengurangi spasme.
4. Latihan
Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal punggung
seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa kelenturan dan
penguatan. Latihan bertujuan untuk memelihara fleksibilitas fisiologik, kekuatan
otot, mobilitas sendi dan jaringan lunak. Dengan latihan dapat terjadi
pemanjangan otot, ligamen dan tendon sehingga aliran darah semakin meningkat.
5. Latihan kelenturan
Punggung yang kaku berarti kurang fleksibel akibatnya vertebra
lumbosakral tidak sepenuhnya lentur. Keterbatasan ini dapat dirasakan sebagai
keluhan kencang.
Latihan untuk kelenturan punggung adalah dengan membuat posisi
meringkuk seperti bayi dari posisi terlentang. Tungkai digunakan sebagai
tumpuan tarikan. Untuk menghasilkan posisi knee-chest, panggul diangkat dari
lantai sehingga punggung teregang, dilakukan fleksi bertahap punggung bawah
42
bersamaan dengan fleksi leher dan membawa dagu ke dada. Dengan gerakan ini
sendi akan mencapai rentang maksimumnya. Latihan ini dilakukan sebanyak 3
kali gerakan, 2 kali sehari.
6. Latihan penguatan
vertebra
43
Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan, punggung tegak
dan lurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.
Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke pinggir
tempat tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat panggul dan
berubah ke posisi duduk. Pada saat akan berdiri tumpukan tangan pada
paha untuk membantu posisi berdiri.
Saat duduk, lengan membantu menyangga badan. Saat akan berdiri badan
diangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan.
Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak
jongkok, punggung tetap dalam keadaan lurus dengan mengencangkan
otot perut. Dengan punggung lurus, beban diangkat dengan cara
meluruskan kaki. Beban yang diangkat dengan tangan diletakkan sedekat
mungkin dengan dada.
Jika hendak berubah posisi, jangan memutar badan. Kepala, punggung dan
kaki harus berubah posisi secara bersamaan.
Dengan melakukan latihan setiap hari, atau setidaknya 3-4 kali/minggu secara
teratur maka diperkirakan dalam 6-8 minggu kekuatan akan membaik sebanyak
20-40% dibandingkan saat NPB
Terapi operatif
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi saraf
sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan operatif HNP harus
berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa:
44
45
BAB IV
PEMBAHASAN
Tn. S, usia 51 tahun, datang ke poli rehabilitasi medik rumah sakit mardi
waluyo dengan keluhan nyeri pada punggung bawah sejak 8 bulan yang lalu.
Pasien mengatakan nyeri pada punggung menjalar ke betis kiri. Nyeri dirasakan
terus menerus. Nyeri memberat saat aktivitas dan berkurang bila istirahat . Pasien
tidak mengeluhkan adanya rasa tebal dan kesemutan pada kaki. Pasien mengaku
bahwa pernah terjatuh dari sepeda motor dengan posisi miring ke kiri Riwayat
mengangkat beban berat (+), karena pekerjaannya sebagai petani yang sering
mengangkat rumput hingga >20 kg. Sebelumnya pasien belum pernah menjalani
terapi di poli rehabilitasi medik, Pasien juga mengatakan untuk mengurangi
nyerinya suah mengkonsumsi obat anti nyeri yang diberikan oleh dokter spesialis
saraf. Pemeriksaan fisik didaptkan nyeri tekan pada daerah lumbalis. Pada tes
provokasi Lasegue (-/+). Dan hasil pemeriksaan penunjang, yaitu foto
lumbosakral AP/Lateral didapatkan kesimpulan : bekas minimal compression
fracture pada corpus vertebrae L1, dengan spondyloarthrosis lumbalis, dan
adanya paravertebral muscle spasme serta suspect HNP di L4-5 dan terutama L5sacrum.
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik, maka didapatkan kesimpulan
adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain) yang dicurigai dengan
adanya jepitan pada saraf. Hal tersebut didukung dengan adanya hasil positif pada
tes Lasegue. Kemudian keluhan dan pemeriksaan fisik tersebut didukung oleh
hasil foto yang menyimpulkan bahwa adanya bekas minimal compression fracture
pada corpus vertebrae L1, dengan spondyloarthrosis lumbalis, dan adanya
paravertebral muscle spasme serta suspect HNP di L4-5 dan terutama L5-sacrum.
Sehingga pada pasien ini di diagnosa dengan LBP et causa suspect HNP di L4-5
dan L5-sacrum. Namun untuk memastikan atau diagnosa pasti HNP perlu
dilakukan MRI.
Pada pasien ini didapatkan masalah medis nyeri punggung bawah.
Masalah rehabilitasi medik pada ADL berupa gangguan dalam melakukan
aktivitas fisik sehari-hari yang melibatkan punggung, dan masalah lainnya yaitu
46
nyeri menjalar sampai betis kiri. Kemudian, dari masalah tersebut, maka
perbaikan rehabilitasi medik pada pasien ini memiliki tujuan jangka pendek :
mengurangi nyeri pada punggung bawah dan betis kiri, dan tujuan jangka panjang
: menghilangkan nyeri dan mengembalikan fungsi normal.
Untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang pada pasien ini,
program rehabilitasi medik yang dilakukan yaitu fisioterapi berupa SWD pada
lumbal dan TENS pada lateral cruris sinistra, traksi lumbal, okupasi prostetik
berupa korset lumbal, sosial medik dengan memberikan motivasi agar pasien
melanjutkan terapi dengan teratur, serta memberikan edukasi pada pasien.
Pada pasien ini diberikan fisioterapi berupa terapi panas yaitu SWD
(Shortwave Diathermy). Pada pasien ini diberikan terapi tersebut pada regio
lumbal
karena
SWD
bertujuan
untuk
terapi
penyakit-penyakit
Arthritis
Kontraktur
Relaksasi otot
Inflamasi kronik
Nyeri muskuloskeletal
47
Selain itu, dilakukan pula traksi lumbal. Traksi adalah penggunaan tenaga
untuk meregangkan jaringan lunak dan untuk memisahkan permukaan sendi atau
tulang. Traksi dapat digunakan sebagai terapi tambahan pada nyeri leher dan nyeri
punggung bawah. Indikasi dilakukannya traksi ialah pada herniasi diskus dengan
atau tanpa kompresi akar saraf. Tujuan dilakukannya traksi ialah, sebagai berikut:
48
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pasien laki-laki usia 51 tahun, datang ke poli rehabilitasi medik rumah
sakit mardi waluyo dengan keluhan nyeri pada punggung bawah sejak 8
bulan yang lalu. Pasien mengatakan nyeri pada punggung menjalar ke betis
kiri. Nyeri dirasakan terus menerus. Nyeri diperberat saat aktivitas. Pasien
tidak mengeluhkan adanya rasa tebal pada kaki.
Terapi yang diberikan pada pasien ini dapat berupa latihan atau exercise,
terapi panas SWD (Shortwave Diathermy), (modalitas TENS (Transcutan
Electrical Nerve Stimulation), traksi lumbal serta edukasi kepada pasien agar
selalu rutin dalam melakuakn terapi di rumah sakit maupun home exercise.
5.2 Saran
- Pada pasien dengan keluhan nyeri baik dibagian punggung bawah dan
bagian tubuh lainnya hendaknya segera memeriksakan ke dokter agar tidak
terjadi komplikasi seperti kontraktur otot.
- Adanya peran serta yang baik dan benar dari seluruh pihak yang terkait
mulai dari pasien, keluarga dan tenaga kesehatan sangat diperlukan dalam
upaya pencegahan dan penanganan penyakit pasien. Pemeriksaan terhadap
pasien berperan penting dalam hal diagnosis dini, diharapkan dapat lebih
mengembangkan terapi yang lebih efektif demi tercapainya kondisi pasien
yang lebih baik.
49
DAFTAR PUSTAKA
4. Lee,
Dennis,
2011.
Low
Back
Pain
Symptoms.
Diunduh
dari
http://www.medicinenet.com/spondylolisthesis/page2.htm#symptoms
[Diakses september 2014].
5. Irani, Z. HNP Imaging .Diunduh darihttp:// emedicine.medscape. com/article/
396016-overview#showall [Diakses september 2014]
6. Shiel Jr, William C. HNP. MedicineNet.com . Diunduh dari : http://
www.medicinenet. com/hnp/page2.htm [Diakses september 2014]
7. Japardi, I. 2002, HNP. Dalam USU digital Library. Fakultas Kedokteran,
Bagian Bedah, Universitas Sumatera Utara.
8. Medical Disability Guidelines, 2009. HNP. Didapat dari : http://www.
mdguidelines. com/hnp/definition
9. Anonym. 2009. Nyeri pinggang (Low Back Pain). http://www.blogdokter.net/
10. Garisson, J. Susan. 2001. Dasar-Dasar Terapi dan Rehabilitasi Fisik. Jakarta
: Hipokrates. pp : 72.
11. Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata K.M., & Setiati S. (eds),
2007. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen FK
UI.Hal : 599-604.
12. M. Alvin. H. , dkk. 2003. Guidance to Anatomy. Jilid II. Surakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Hal : 157-158.
13. Jefri S. dkk. 2008. Art of Terapi. Yogyakarta : Pustaka Cendekia Press. Hal :
248-252.
14. Bickley, Linn. S. 2008. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates.
Jakarta : ECG. Hal : 275-285
50