You are on page 1of 24

LAPORAN PENDAHULUAN

POSTNATAL

DISUSUN OLEH :
Serawati, S.Kep
Winarti, S.Kep
Rahayu Indah Sirera, S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN-NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2007

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN POSTNATAL
Pengertian
Adalah masa sesudah persalinan berakhir hingga pulihnya kembali organ reproduksi
(eksternal dan internal).
Masa ini membutuhkan waktu kurang lebih 6 minggu, akan tetapi akan pulih sempurna
seperti kondisi sebelum hamil dalam waktu 3 bulan.
Periode Postnatal dibagi 3 :

1. Immediate postnatal, 24 jam I


2. Early Postnatal, minggu I
3. Late post Partum, minggu ke-2 s/d minggu ke-6
Patofisilogi
Sistem reproduksi :
Uterus

Terjadi proses infolusi yaitu proses kembalinya ukuran dan fungsi sytem reproduksi
kekondisi seperti sebelum hamil, dalam 3-4 hari pertama berlangsung cepat,
involusi terjadi hingga 6 minggu.

Penurunan fundus uteri dan pengecilan uterus merupakan indikasi adanya proses
involusi.

Uterus akan mengeras dan mengecil karena adanya kontraksi (ukuran seperti
kehamilan 16 minggu)

Setiap 24 jam fundus uteri 1-2 cm


Hari ke-6 fundus dipertahankan simpisis-umbilikus
Hari ke-9 uterus tidak teraba lagi
Setelah 6 minggu uterus kembali normal
Setelah plasenta lahir, berat uterus 1000 gr
- 1 minggu postnatal 500 gr
- 2 minggu postnatal 375 gr
- Akhir postnatal 50 gr
Penurunan ukuran dan berat uterus terjadi akibat penurunan hormon estrogen dan
progesteron segera setelah plasenta lahir.
Kontraksi uterus penting untuk mencegah perdarahan pada saat postnatal, karena
terjadi jepitan pada pembuluh darah bekas tempat plasenta melekat.
Intensitas kontraksi uterus dipengaruhi oleh oksitosin endogen (oleh refleks menghisap
bayi) dan eksogen (pemberian oksitosin dari luar).

Nyeri perut (mules) disebut after pain :


Terjadi akibat kontraksi dan relaksasi otot uterus pada jam-jam pertama postnatal,
normal terjadi selama 3 hari.

Akan terasa berlebihan pada ibu dengan perbesaran uterus yang berlebihan,
misalnya bayi kembar & bayi besar.
After pain dapat meningkat, bila :

Ada sisa plasenta pada kavum uteri


Ada gumpalan darah pada kavum uteri
Proses menyusui merupakan refleks stimulasi ke hipofise posterior yang
merangsang pengeluaran hormon oksitosin meningkat, sehingga meningkatkan
kontraksi dan akan terjadi mules yang berlebihan.

Pemberian terapi oksitosin


Lochea
Adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan keluar melalui vagina pada masa
nifas.
Jenis lochea :

1. Lochea Rubra : awal postnatal-3 hari


- Warna merah terang
- Berupa darah dan bekuan
- Mengandung desidua dan trofoblast
- Bau amis, normal seperti menstruasi
- Pada saat menyusui jumlah meningkat
kondisi tidak normal :

- Bekuan meningkat
- Bau busuk
- Jumlah banyak
2. Lochea Serosa : terjadi pada hari ke-4-9 prenatal
- Warna merah muda-coklat
- Bau normal seperti menstruasi
- Jumlah mulai sedikit
- Mengandung serum, leukosit dan jaringan mati
- Abnormal : bau busuk dan jumlah banyak
3. Lochea Alba : hari ke-10 s/d 6 minggu postnatal
- Warna kuning-putih bening
- Mengandung leukosit, sel epitel mukosa dan serum
4

- Abnormal, bekuan banyak, bau busuk, jumlah banyak, warnanya merah

Serviks :
Menjadi lembut

Memendek, kembali kebentuk semula setelah 18 jam postnatal


Ujung servik hingga segment bawah edema agak menipis, kemerahan dan sangat
mudah terkena infeksi

Porsio-servik perlahan menutup dan masih sedikit membuka kurang lebih 2 jari
hingga hari ke-4 s/d ke-6 postnatal
Vagina, vulva dan perinium

Penurunan estrogen, berefek menipiskan mukosa vagina dan rugae.


Pada awal postnatal terjadi edema, lukakebiruan, laserasi, rugae (menipis)
Luka episiotomi, perinium akan sembuh kembali minggu ke 5-6.
Nyeri luka episiotomi tergantung pada bentuk insisi, proses penyembuhan,
lamanya kala II, efektifnya penanganan.
Sistem kardiovaskuler
Volume darah :
Perubahan volume darah tergantung pada :

Jumlah kehilangan darah selama persalinan


Pada persalinan normal keluarnya darah 400-500 ml, kehilangan darah > 500 ml
indikasi perdarahan.
Cardiak out put
Pada kala I dan II cardiac out put terus meningkat dan puncaknya pada awal
puerperium, akibat aliran kembali darah kearah maternal akibat terputusnya aliran
uteromaternal.
Adaptasi sistem perkemihan

Vesika urinaria kemungkinan mengalami trauma akibat persalinan, terjadi edema,


overdistensi, pengosongan kandung kemih tidak sempurna, sensitifitas menurun
sehinggga kapasitas bertambah, sesudah berkemih masih ada residu.

Diuresis postnatal dalam 12 jam pertama untuk mengurangi kelebihan cairan


Laserasi perinial, hematoma, pembengkakan dan memar perinium, penurunan
serasi berkemih, resiko urin, distensi versika, infeksi saluran kemih.

Dalam 4-6 jam postnatal harus BAK spontan


Adaptasi sistem Integrumen

Cloasma gravidarum berkurang pada akhir kehamilan


Hyperpigmentasi areola mammae dan linea nigra belum menghilang sempurna

Palmar eritema, spider nevi berkurang seiring dengan penurunan estrogen


Strie pada perut, payudarah dan paha sifatnya permanen (hanya berkurang
sedikit)

Adaptasi sistem pencernaan


Fungsi colon kembaki normal pada minggu I postnatal

Keinginan BAB secara spontan menurun hingga hari ke-2 s/d ke-3
Konstipasi dapat terjadi karena penurunan motilitas usus dan tonus otot abdomen,
kehilangan cairan, rasa nyeri pada perinium, penggunaan enema, hemoroid.
Adaptasi sistem endokrin
Perubahan hormonal yang terjadi segera setelah plasenta lahir adalah :

Estrogen dan progesteron menurun


Hormon prolaktin dan oksitosin meningkat yang berkaitan dengan proses laktasi
Pada ibu yang menyusui ovarium tidak berespon terhadap FSH akibat prolaktin
yang meningkat, sehingga ovulasi dan menstruasi akan terjadi pada minggu ke-36
postnatal.

Pada ibu yang tidak menyusui, ovulasi dan menstruasi akan terjadi pada minggu
ke-12 setelah postnatal.
Payudara

Mengalami pembesaran sejak kehamilan dan akan bertambah besar dalam rangka
menyusui

Pada 48 jam pertama akan semakin membesar, terjadi resiko pembengkakan


Produksi kolostrum pada hari ke 1-2
Pada ibu yang tidak menyusui kadar prolaktin akan segera turun
Adaptasi sistem muskuloskeletal

Terjadi penurunan dan relksasi tonus otot


Dalam 24 jam pertama kadang-kadang mengeluh nyeri, lemah pada ekstremitas
bawah akibat tegang otot dan penggunaaan tenaga sewaktu kala II

Resiko terjadi tromboplebitis akibat menurunnya aktifitas


Abdomen

Relaksasi dinding abdomen menjadi lunak, lembut dan lemah


Muskus rectus abdominis memisah disebut diactasis rectus abdominis
Dinding abdomen akan kembali normal dalam 6 minggu
Adaptasi psikologis ibu pada periode awal postnatal : menurut Rubin ada 3
fase

1. fase dependent (taking in)


- Terjadi hari I-II postnatal
- Ketergantungna sangat dominan
- Fokus hanya pada diri sendiri

- Verbalisasi : butuh tidur dan makan


- Melepas tanggung jawabnya, mempercayakan pada orang lain, untuk
memenuhi kebutuhan rasa nyaman istirahat

- Kegembiraan yang berlebihan


- Menceritakan pengalaman kehamilan dan melahirkan
- Rasa tidak nyaman karena episiotomi, hemoroid, afterpain
2. fase dependent-independent (taking hold)
- Ibu mulai ingin mandiri
- Terjadi setelah hari ke-2 atau ke-3
- Fokus meluas kebayinya, mulai antusias dalam perawatan bayi
- Mulai terbuka untuk belajar tentang perawatan diri dan bayi
- Pada periode ini yang perlu mendapat suppost adalah ibu primipara, wanita
karier dan ibu yang tidak mempunyai keluarga

3. fase independent (leting go)


- Peningkatan kemamuan mandiri
- Penerimaan adanya bayi sebagai bagian dari dirinya
Respon sensual

1. Raba
Digunakan secara meluas oleh orang tua atau pengasuh sebagai cara untuk
mengenal bayi sebagai anggota keluarga, jari-jari merupakan alat raba sensitive
dengan meraba dan menggendong

2. Kontak mata
Membantu perkembangan awal, pembentukan hubungan saling percaya

3. Suara
Oang tua-bayi saling mengenal melalui suara, ibu mengenal keinginan bayi dari
tangis

4. Bau
Bayi belajar dengan cepat mengenai bau ibunya terutama bau ASI
Pengkajian pada ibu postnatal

Kaji riwayat persalinan, spontan atau buatan


Kaji jumlah kehilangan darah
Kaji pemberian obat-obatan selama persalinan
Kaji BAB/BAK terakhir, pemberian gliserin/ kateterisasi
Kaji reaksi emosi klien
Kaji Bonding Attachment

Kaji keluhan rasa tidak nyaman : after pain, luka episiotomi, bladder fullness
Kaji keluhan haus, lapar atau mual
Pemeriksaaan fisik :

TD, nadi, pernafasan, suhu


Payudara
Kontraksi uterus, TFU
Luka episiotomi
Hemoroidh
Edema
Laboratorium
Diagnosa keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d adanya :


- Trauma pada perinium
- Kontraksi uterus
- Haemoroid
- Fesika urinaria yang penuh
2. Resiko kekurangan cairan tubuh b/d pengeluaran cairan yang berlebihan
3. Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir
4. Perubahan eliminasi BAK : retensio urin b/d penurunan sensitifitas
Intervensi

1. Monitor vital sign setiap 4 jam selama 24 jam I, kemudian setiap 8 atau 12 jam
2. Kaji keluhan utama pusing
3. Kaji payudara, tanda-tanda engorgement, lakukan perawatan payudara
4. Kaji involusi uterus dan lochea (warna, jumlah dan bau)
5. Ajarkan teknik relaksasi dan latihan nafas dalam
6. Observasi BAK I 4-8 jam setelah persalinan, bila tidak ada BAK dalam waktu 8
jam pos partum :

- Rangsangan dengan dengan air mengalir


- Kompres air hangat diatas sympisis
- Beri minum hangat
- Jika terpaksa lakukan pengeluaran urin dengan kateter
7. Pada luka episiotomi, kaji REDDA (Redness, Ecchymosis, Edema, Discharge)
bau, warna dan jumlah

10

8. Ajarkan kegel exercise: untuk meningkatkan sirkulasi pada dinding pelvis,


mempercepat penyembuhan luka episiotomi dan laserasi pada perineal

9. Anjurkan istirahat/tidur yang cukup


10. Lakukan kompres es, sitz bath, perineal lamp pada luka episiotomi
11. Ajarkan ambulasi 4-8 jam postnatal
12. Ajarkan makan buah-buahan, sayuran, minum 6-8 gelas sehari
13. Tingkatkan Attachment
14. Pendidikan kesehatan : ASI, nutrisi.

11

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


(Post Partum)
Nama Pasien

No. Rekam Medik :

Umur

Diagnosa Medik

Tgl

Diagnosa
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan

Tujuan
Klien mampu berakvitas

Intervensi

Kaji respon emosional, sosial,

spiritual terhadap aktivitas


Kriteria evaluasi :
Imobilitas sekunder TTV : TD, Pols, RR
terhadap anestesi
stabil Pra dan Pasca
Evaluasi motivasi dan harapan klien
Kelemahan sekunder aktivitas
dalam beraktivitas
Kekuatan otot maksimal
terhadap anestesi
Mobilitas mandiri
Data penunjang:
Monitor respon jantung terhadap
Kesadaran CM
Aktivitas; Partial care/ Aktivitas meningkat
aktivitas (takicardi, dispnea,
total care
disritmia, diaporesis dan
hingga maks (self care /
pernapasan)
TD....../......mmhg
partial care)
Monitor pemasukan nutrisi yang
Kesadaran
adekuat
Pols ..... x/mnt
RR ........x/mnt
Kekuatan Otot
Monitor kebutuhan istirahat / tidur
klien / anjurkan istirahat yang
adekuat
Gunakan teknik relaksasi (seperti
pengalihan, perhatian selama
beraktivitas.

Hindari rencana kegiatan selama


periode istirahat

Nursing Care Planning Post Partum

12

Rasional

Respon emosional, sosial dan


spiritual yang adaptif
memungkinkan individu
beraktivitas secara adaptif
Motivasi dan harapan merupakan
faktor presipitasi yang kuat dalam
melakukan aktivitas
Respon jantung merupakan
indikator yang baik dalam
pelaksanaan aktivitas

Nutrisi adekuat memungkinkan


pembuntukan energi yang baik
yang berguna dalam melakukan
aktivitas
Istirahat dan tidur yang cukup
memungkinkan adanya efesiensi
penggunaan energi
Pola relaksasi yang baik
memungkinkan individu tidak
mengalami kejenuhan dalam
beraktivitas
Memberikan batasan
meningkatkan efesiensi bagi
iindividu dalam istirahat dan
melakukan aktivitas

Bantu pasien mengubah posisi

Latihan/ perubahan yang dialami

klien secara bertahap


memungkinkan adekuatnya
aktivitas sesuai keadaan pasien
Aktivitas yang terencana
memungkinkan
peningkatankemandirian klien
dalam beraktivitas
Nyeri dapat menimbulkan rasa
ketidaknyamanan yang dapat
mengganggu aktivitas
Ajarkan program rehabilitasi tentang Program rehabilitasi yang baik
pertolongan terhadap pelayanan di
memungkinkan klien dan keluarga
rumah sesuai kebutuhan
mampu memenhi kebutuhan
aktivitas secara mandiri
Kolaborasi dalam pembentukan obat Penggunaan analgetik
anti nyeri terhadap aktivitas
memungkinkan klien beraktivitas
secara nyaman tanpa rasa nyeri
Kolaborasi rencana diet makanan Pemenuhan nutrisi; karbohidrat,
yang dapat meningkatkan energi.
lemak, protein yang cukup
memungkinkan pemenuhan dan
pembentukan energi yang cukup
untuk beraktivitas.
secara bertahap seperti beruntai,
duduk, berdiri, ambulasi sebagai
bentuk kepedulian
Rencana aktivitas pasien yang
menunjukkan ketidak tergantungan
tehadap perawat dan keluarga
Monitor faktor penyebab kelelahan
seperti nyeri

Nursing Care Planning Post Partum

13

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


(Post Partum)
Nama Pasien

No. Rekam Medik :

Umur

Diagnosa Medik

Tgl

Diagnosa
Resti Infeksi
berhubungan dengan

Tujuan
Intervensi
Infeksi tidak menjadi aktual Kaji tanda-tanda vital

:
Rasional

Adanya peningkatan suhu

tubuh,TD,pols,RR merupakan reaksi


terhadap infeksi
Daya tahan tubuh
Ajarkan perilaku personal hyegine Pemahaman individu yang baik
yang tidak adekuat
untuk terhindar dari infeksi
mengenai personal hyegine
Malnutrisi
merupakan hal yang penting dalam
Kriteria Evaluasi:
proses pencegahan infeksi
Peningkatan
Anjurkan pengunjung untuk
Tidak terdapat tandapemajanan
mencuci tangan pada waktu masuk Dengan menggunakan teknik
tanda infeksi (tumor/
lingkungan akibat
dan setelah keluar ruangan pasien
mencuci tangan diharapkan
color/ rubor/
ruptur ketuban lama
terhindar dari infeksi
Ajarkan pada pasien dan keluarga
fungsiolasea)
Kerusakan
mengenai tanda-tanda infeksi dan
TTV dalam batas
jaringan(misl :
memberitahu mereka untuk selalu Pemahaman keluarga yang baik
normal
episiotomi/ insisi
menjaga kesehatan
tentang adanya tanda-tanda infeksi
Melakukan personal
pembedahan)
memungkinkan keterlibatan
hyegine yang adekuat
keluarga dalam proses rhegiment
Kurang pengetahuan
Melaporkan terlindung Bantu klien dan keluarga
terapiyang efektif
untuk menghindari
dari tanda dan gejala
Dengan bantuan pemahaman
bakteri yang patogen
mengdentifikasi faktor-faktor
infeksi sesuai dengan
lingkungan. Cara hidup dan
mengenai faktor-faktor penyebab
Prosedur invasive
prosedur
kesehatan mereka yang bisa
infeksi diharapkan klien dan
meningkatkan resiko infeksi
keluarga terhindar dari infeksi
Lindungi pasien dari kontaminasi
Kontaminasi silang menimbulkan
silang
Data penunjang:
prognose yang buruk pada klien.
Kolaborasi dalam pemberian
Belum dapat
Penggunaan antibiotik yang rasional
antibiotik
ditentukan
memungkinkan terhentinya proses
terjadinya infeksi.

Nursing Care Planning Post Partum

14

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


(Post Partum)
Nama Pasien

No. Rekam Medik :

Umur

Diagnosa Medik

Tgl

Diagnosa
Nyeri berhubungan
dengan

Tujuan
Rasa ketidaknyamanan/
nyeri berkurang

Intervensi

Kaji skala nyeri


Kaji nyeri secara konfrehensif

:
Rasional

Untuk mengetahui nyeri klien


Untuk mengetahui kemungkinan

meliputi : lokasi, karakteriistik, durasi,


intervensi yang akan dilakukan.
frekuensi,
kualitas,
intensitas
nyeri
dan
Kriteria evaluasi:
faktor presipitasi
Kemungkinan modifikasi
pembedahan
Ekspresi wajah tampak Anjurkan klien untuk melaporkan
intervensi
Kontraksi uterus
rileks
kepada perawat jika nyeri tidak
Sore/nipples (luka
Mampu beraktivas
berkurang
Dengan pemberian informasi
areola)
seperti biasanya
Beri informasi tentang nyeri, penyebab tentang nyeri diharapkan dapat
Hemoroid
Klien melaporkan rasa
nyeri, berapa lama dan antisipasi rasa
mengurangi rasa cemas klien
Sore muscles(luka
nyeri
berkurang/hilang
tidak
nyaman

Dengan teknik nonfarmakologi


otot)

Klien
dapat
diharapkan dapat mengurangi
Data penunjang:
mendemonstrasikan

Ajarkan
teknik
nonfarmakologi
rasa nyeri klien.
Menunjukkan rasa
teknik
relaksasi

Untuk memudahkan memonitor


nyeri (seperti wajah

Analgesik
dan
non
keadaan klien
tampak
analgesik digunakan
Gunakan ceklist untuk memonitor
meringis,kusam,mena
skala nyeri dan kemungkinan efek
Penggunaan analgesik
ngis)
samping yang timbul
memungkinkan pengurangan
Klien melaporkan rasa
Kolaborasi dalam pemberian analgesik rasa nyeri.
nyeri
Nafsu makan klien
menurun
Gangguan
sikap/perilaku
melindungi rasa nyeri
Cara berfikir
sempit(kurang
bergaul)
Gangguan pola tidur

Episiotomi /insisi

Nursing Care Planning Post Partum

15

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


(Post Partum)
Nama Pasien

No. Rekam Medik :

Umur

Diagnosa Medik

Tgl

Diagnosa
Menyusui tidak efektif

Tujuan
Menyusui efektif

Intervensi

Kaji kemampuan reflek hisap bayi

:
Rasional

Untuk mengetahui keefektifan

secara efektif
reflek hisap bayi.
Kriteria evalusi:
Kaji motivasi ibu dalam pemberian ASI Dengan pemahaman yang baik
Tidak adekuatnya
Menggambarkan
dan menilai pemahaman ibu terhadap
serta adanya motivasi
reflek menyusu bayi
perkembangan percaya
keinginan bayi dalam menyusu
diharapkan efektif dalam
diri terhadap pemberian Anjurkan ibu untuk memberikan tehnik
Penyimpangan sikap
pemberian ASI
ASI
bayi
Untuk merangsang respon bayi
yang benar dalam pemberian ASI
Menjaga pemberian ASI dengan memperhatikan letak areola
Penolakan dalam
dalam menyusui.
yang efektif selama di
pemberian ASI
tepat di mulut bayi
butuhkan klien
Kurang pengetahuan
Beritahu klien/ ibu teknik memompa
Mampu
Dengan teknik yang salah
ASI untuk menjaga suplai ASI
Kecemasan ibu
mengidentifikasi lebih
dapat menambah kegagalan
Gangguan pada
awal tanda lapar bayi Beritahu ibu untuk menjaga istirahat
laktasi
produksi ASI
Menunjukkan kepuasan yang cukup agar memperoleh cairan Agar memperoleh cairan yang
Kelelahan ibu
bayi pada waktu
yang cukup
cukup yang mendukung
Sejarah kegagalan
menyusui
produksi ASI.
Berikan informasi keuntungan dan
dalam pemberian ASI

Mengenali
tanda

Dengan pengetahuan yang baik


kerugian
dari
pemberian
ASI
sebelumnya
menyusutnya suplai ASI
tentang pemberian ASI
Mendemontrasikan
diharapkan membantu
tekhnik efektif dari
menjamin suplai ASI adekuat
Diskusikan metode/alternatif dalam
Data penunjang:
menyusui
Diharapkan dengan metode lain
pemberian ASI
Merasa produksi ASI
dapat efektif dalam pemberian
yang tidak adekuat
ASI.
Lakukan kerjasama dengan
Produksi Asi yang
Memberikan bantuan terus
masyarakat, aparat pemerintah
tidak adekuat
setempat, pihak puskesmas dan dinas
menerus untuk meningkatkan
Bayi cerewet dan
kesehatan dalam menggali dan
kesuksesan hasil mendukung
menangis waktu
meningkatkan pemahaman masyarakat pemberian ASI melalui
pertama di beri ASI
tentang kesehatan pada umumnya dan
pendidikan klien dan nutrisi.
Ketidakmampuan
berhubungan dengan

Nursing Care Planning Post Partum

16

bayi untuk
memasukkan mulut
ke ASI secara benar
Replek hisap lemah
Luka persisten
setelah pemberian
ASI minggu pertama

pengetahuan kelompok ibu tentang


menyusui pada khususnya.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


(Post Partum)

Nursing Care Planning Post Partum

17

Nama Pasien

No. Rekam Medik :

Umur

Diagnosa Medik

Tgl

Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Ansietas/ketakutan
Ansietas/ketakutan tidak Bantu klien untuk mengurangi
Klien yang cemas mempunyai
(individu, keluarga) yang terjadi/berkurang
ansietasnya :
penyempitan lapang persepsi
berhubungan dengan
dengan kemampuan untuk
- Berikan kepastian dan
Situasi tak dikenal
belajar. Klien dapat mengalami
kenyamanan
gejala-gejala yang disebabkan
Sifat kondisi yang
- Tunjukkan perasaan tentang
Kriteria evalusi:
oleh peningkatan tegangan otot
tidak dapat
pemahaman dan empati. Jangan
Klien/keluarga akan
dan gangguan pola tidur.
diperkirakan
menghindari pertanyaan
mengungkapkan
Ansietas cenderung untuk
Takut akan kematian
- Dorong klien untuk
ketakutannya yang
memperburuk masalah,
Efek negatif pada
mengungkapkan setiap ketakutan
berhubungan dengan
menjebak klien pada lingkaran
gaya hidup
dan masalah yang berhubungan
gangguan yang
peningkatan ansietas, tegang
Kemungkinan
dengan pengobatannya.
dirasakan
dan emosional dan nyeri fisik.
disfungsi seksual
- Identifikasi dan dukung mekanisme Beberapa rasa takut didasari
Klien/keluarga akan
koping efektif
menceritakan
oleh informasi yang tidak akurat
Data penunjang
pikirannya tentang efek
dan dapat dihilangkan dengan
Tingkat ansietas
gangguan pada fungsi Kaji tingkat ansietas klien.
memberikan informasi yang
derajat sedang/berat
Rencanakan
penyuluhan
bila
normal,
tanggung
jawab
akurat. Klien dengan ansietas
Adanya respon
tingkatnya
rendah/sedang
peran,
dan
gaya
hidup.
berat atau panik tidak
koping yang negatif
menyerap pelajaran.
- Menyangkal
Pengungkapan memungkinkan
- Marah
untuk saling berbagi dan
- Depresi
memberikan kesempatan untuk
- Rasa bersalah
memperbaiki konsep yang tidak
Dorong keluarga dan teman untuk
benar.
mengungkapkan ketakutan atau
Menghargai klien untuk koping
pikiran-pikiran mereka.
efektif dapat menguatkan
respon koping positif yang akan
datang.
Teknik-teknik relaksasi
Berikan klien dan keluarga dengan
meningkatkan rasa kontrol klien
kepastian dan penguatan perilaku
terhadap respon tubuhnya pada
koping positif.
stres.
Ansietas berat mempengaruhi

Nursing Care Planning Post Partum

18

Beri dorongan pada klien untuk


menggunakan teknik-teknik relaksasi,
seperti : panduan imajiner, dan
pernafasan relaksasi.
Hubungi dokter segera bila ansietas
klien pada tingkat berat/panik.
Sedasikan pasien hanya bila benarbenar perlu.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


(Post Partum)

Nursing Care Planning Post Partum

19

belajar dan kepatuhan klien,


dan juga meningkatkan
frekuensi jantung.

Nama Pasien

No. Rekam Medik :

Umur

:
:

Diagnosa Medik

Tgl

Diagnosa
Gangguan pola tidur
berhubungan dengan
Nyeri
Keadaan
ansietas/cemas

Tujuan
Pola tidur efektif

Intervensi

Rasional

Diskusikan pola dan kebutuhan tidur : Gangguan tidur mengakibatkan


gangguan fungsi kognitif (misal
- Jelaskan bahwa pola dan kebutuhan

tidur bervariasi sesuai dengan usia,


Kriteria evaluasi:
tingkat aktivitas, dan faktor lain.
Klien akan
- Hindari membandingkan kebiasaan
menguraikan faktortidur dengan orang lain
faktor yang
Data penunjang
- Hindari memfokuskan pada lamanya
Kebutuhan tidur yang menghambat tidur
tidur, sebaliknya fokuskan pada
Mengidentifikasi teknik
lazim, pola,
apakah ia merasa segar dan
untuk memudahkan
terbangun pada
mambaik setelah tidur
tidur
malam hari.
- Dorong megubah aktivitas bila tidur
Adanya nyeri pada Menunjukkan
sulit, misal membaca
keseimbangan
optimal
malam hari
antara aktivitas dan
Dorong klien untuk mandi dengan air
tidur
hangat sebelum tidur.

memori, konsentrasi dan


penilaian) dan persepsi,
penurunan kontrol emosi,
peningkatan kecurigaan, peka
rangsang dan disorientasi. Ini
juga menurunkan ambang nyeri
dan mengurangi produksi
katekolamin, kortikosteroid dan
hormon.

Air hangat meningkatkan

sirkulasi pada sendi yang


mengalami inflamasi dan
merilekskan otot.
Ritual menjelang tidur
Dorong pelaksanaan ritual menjelang
membantu meningkatkan
tidur , misal aktivitas higiene, membaca
relaksasi dan menyiapkan tidur.
atau minum hangat.
Klien dengan penyakit inflamasi
sendi sering megalami gejala
Lakukan tindakan penghilang nyeri
yang memburuk pada malam
sebelum tidur.
hari.
Posisi tepat dapat membantu
mencegah nyeri selama tidur
Anjurkan posisi sendi yang tepat :
dan terjaga.
- Bantal untuk posisi ekstremitas
Latihan fisik regular juga
- Bantal servikal
tampak membantu dalam
Anjurkan keseimbangan aktivitas dan
mengontrol gejala gangguan
istirahat.
tidur.
Siklus tidur mempunyai interval
70-100 menit. Kebanyakan

Nursing Care Planning Post Partum

20

Ciptakan tidur tanpa gangguan untuk


memungkinkan siklus tidur lengkap,
misal penggunaan kipas angin yang
diset rendah untuk menghilangkan
bunyi.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


(Post Partum)
Nama Pasien

No. Rekam Medik :

Umur

Diagnosa Medik

Nursing Care Planning Post Partum

21

orang memerlukan 4-5 siklus


lengkap setiap malam untuk
merasa segar.

Tgl

Diagnosa
Defisit perawatan diri
berhubungan dengan
Keterbatasan
sekunder terhadap
proses penyakit.

Tujuan
Klien mampu melakukan
aktivitas perawatan diri
secara mandiri.

Kriteria evaluasi:
Klien akan
Data penunjang
mengidentifikasi
kemungkinan tingkat
Besarnya
fungsi tertinggi dalam
ketidakmampuan
aktivitas berikut :
pada aktivitas
perawatan diri
- Mandi
Kebutuhan akan dan - Berpakaian
kemampuan untuk
- Makan
menggunakan alat
- Toileting
bantu.
Klien akan
menunjukkan
kemampuan untuk
menggunakan alat
bantu

Intervensi

Terafi okupasi dapat

teknik penghematan energi dan


penggunaan alat bantu.
Berikan penghilang nyeri sebelum klien
melakukan aktivitas perawatan diri.
Berikan privasi dan lingkungan yang
kondusif untuk melakukan setiap
aktivitas.

memberikan instruksi khusus


dan bantuan lebih lanjut.
Nyeri yang tak hilang dapat
menghambat perawatan diri.

Lingkungan yang nyaman dan

aman dapat menurunkan


ansietas dan meningkatkan
kemampuan perawatan diri.
Jadwalkan aktivitas untuk memberikan
Kelelahan menurunkan
periode istirahat adekuat.
motivasi untuk aktivitas
Ajarkan tentang berbagai alat bantu
perawatan diri
yang tersedia untuk digunakan
Alat bantu dapat memperbaiki
dirumah :
kemampuan perawatan diri dan
a. Mandi :
meningkatkan rasa kontrol klien
terhadap hidupnya.
- Pagar pegangan pada shower dan
kamar mandi
- Tempat duduk untuk mandi
- Sarung tangan untuk mencuci
- Alat mencuci dengan pegangan
panjang
b. Berpakaian
- Alat panjang pemegang resleting
- Alat memasang kancing
c. Makan
d. Toileting
- Tempat duduk toilet ditinggikan
- Pagar pegangan disekitar toilet.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


(Post Partum)

Nursing Care Planning Post Partum

Rasional

Rujuk ke terafi okupasi untuk intruksi

22

Nama Pasien

No. Rekam Medik :

Umur

Diagnosa Medik

Tgl

Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Perubahan pola
Pola seksualitas normal. Berikan dorongan klien atau pasangan Ekspresi seksual tidak terbatasi
seksualitas berhubungan
untuk mengidentifiaksi perilaku seksual
hanya pada koitus tetapi
dengan :
Kriteria evaluasi:
alternatif yang mungkin digunakan untuk mencakup banyak cara dalam
Nyeri
Klien akan
mengekspresikan seksual selama
kenikmatan diri dan memberi
mengidentifikasi faktor
periode peningkatan aktivitas penyakit,
kenikmatan pada orang lain
Keletihan
yang mengganggu
misal sentuhan, masase tubuh.
Kesulitan
fungsi seksual
Ajarkan klien atau pasangan posisi yang
menentukan posisi
Klien akan
Penyakit inflamasi sendi dapat
meminimalkan nyeri dan stres pada
Kurangnya
mengidentifikasi
sendi selama hubungan seksual, misal
mengakibatkan penurunan
adekuatnya
strategi dan teknik
klien dibawah miring.
gerak sendi, merusak baik
pelumasan (wanita)
untuk memudahkan
artikular dan struktur jukstasekunder terhadap
dan meningkatkan
artikular (otot, tendon, ligamen).
proses penyakit.
kenikmatan dan
Posisi yang mengurangi
ekspresi seksual.
regangan pada sendi klien
Data penunjang
dapat meningkatkan
Pola aktivitas seksual
kenikmatan seksual
yang lazim
Identifikasi waktu kapan aktivitas
Penyakit inflamasi sendi sering
Persepsi klien
seksual mungkin lebih menyakitkanberkaitan dengan kekakuan
tentang masalah
paling umum pada pagi hari dan
pada pagi hari yang lama.
Vagina kering,
anjurkan melakukan hubungan seks
pada waktu yang lain.
Penyakit inflamasi sendi
Identifikasi produk yang dapat
kadang berkaitan dengan
digunakan untuk menggantikan atau
sindrom Sjogrens, yang
menambah pelumasan vaginal alami,
ditandai oleh penurunan
misal pelumas dapat larut air.
kemampuan untuk mensekresi
cairan pelumas (missal air
mata, saliva, sekresi vaginal).
Pengguanaan pelumas dapat
menurunkan nyeri saat
hubungan seksual.
Merencanakan aktivitas seksual
memungkinkan klien untuk

Nursing Care Planning Post Partum

23

Bahas pentingnya untuk merencanakan


aktivitas seksual, misal jadwalkan
hubungan seksual pada waktu tertentu
dalam satu hari.

Nursing Care Planning Post Partum

24

bersiap diri sebelumnya, yang


dapat meningkatkan
kenikmatan untuk klien dan
pasangan

You might also like