Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
3.
EPIDEMIOLOGI
4.
ETIOLOGI
1,2,5
A. Penyebab Intrakranial :
Epilepsi dan keadaan paska kejang
Trauma otak (terutama gegar otak)
Infeksi
Meningitis
Ensefalitis
Neoplasma
Gangguan vaskular
B. Penyebab Ekstrakranial :
Obat-obatan (meggunakan atau putus
obat) dan racun
Obata antikolinergik
Antikonvulsan
Obat antihipertensi
Obat antiparkinson
Obat antipsikosis
Glikosida jantung
Simetidin
Klonidin
Disulfiram
Insulin
Opiat
Fensiklidin
Fenitoin
Ranitidin
Salisilat
Sedatif (termasuk alkohol) dan hipnotik
Steroid
Racun
Karbon monoksida
Logam berat dan racun industri lain
Disfungsi Endokrin (hipofungsi atau
hiperfungsi)
Hipofisis
Pankreas
Adrenal
Paratiroid
Tiroid
Penyakit organ non endokron
Hati
Ensefalopati hepatik
Ginjal dan saluran kemih
Ensefalopati uremikum
Paru
Narkosis karbon dioksida
Hipoksia
Sistem Kardiovaskular
Gagal jantung
Aritmia
Hipotensi
Penyakit Defisiensi
Tiamin, asam nikotinik, vit B12 atau asam
folat
Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis
Ketidakseimbangan elektrolit dengan
penybab apapun
Keadaan pascaoperatif
Trauma (kepala atau seluruh tubuh)
Neurotransmiter utama yang berperan terhadap timbulnya delirium
adalah asetilkolin dan daerah neuroanatomis utama adalah formasio
retikularis. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa berbagai faktor
yang menginduksi delirium diatas menyebabkan penurunan aktivitas
asetilkolin di otak Mekanisme patofisiolagi lain khususnya berkenaan
dengan putus zat/alkohol adalah hiperaktivitas lokus sereleus dan neuron
nonadrenergiknya. Neuotransmiter lain yang juga berperan adalah serotonin
dan glutamat.1
5.
GAMBARAN KLINIS
Secara global gejala delirium terdiri dari gejala psikiatrik umum berupa
kelainan mood, persepsi dan perilaku dan gejala neurologik umum yang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
6.
1.
2.
3.
PEDOMAN DIAGNOSTIK
4.
5.
6.
7.
DIAGNOSIS BANDING
8.
PROGNOSIS
Biasanya delirium muncul secara tiba-tiba (dalam beberapa jam atau hari).
Perjalanan penyakitnya singkat dan berfluktuasi. Perbaikan cepat terjadi
apabila faktor penyebabnya dapat diketahui dan dihilangkan. Walaupun
biasanya delirium terjadi mendadak, gejala-gejala prodromal mungkin telah
ada sejak beberapa hari sebelumnya. Gejala delirium biasanya berlangsung
selama penyebabnya masih ada namun tidak lebih dari satu minggu. 1,5
Prognosanya tergantung pada dapat diatasi atau tidaknya penyakit yang
mendasarinya dan kemampuan otak untuk menahan pengaruh dari penyakit
tersebut. 3 Apakah delirium berkembang menjadi demensia belum dapat
ditunjukkan dengan penelitian terkontrol yang cermat. Tetapi observasi
klinis yang telah disahkan oleh suatu penelitian menunjukkan bahwa periode
delirium kadang-kadang diikuti oleh depresi atau gangguan stres
paskatraumatik.1
9.
TERAPI
10.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA: Sinopsis Psikiatri (Edisi Bahasa
Indonesia), Edisi VII, Jilid I, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997: 505-514.
2. Kaplan HI, Sadock BJ: Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (Edisi Bahasa
Indonesia), Edisi I, Widia Medika, Jakarta, 1998: 210-215.
3. Maramis WF: Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press,
Surabaya, 1994: 181-182.
4. Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jenderal Pelayan Medis,
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penggolongan dan Diagnosa
Gangguan Jiwa di Indonesia III, Jakarta, 1993 : 69 72 dan 96.
5. Ismail
HC
:
Sindrom
Mental
Organik,
Internet
http//:www.Sindromamental organik.com.
6. Mansjoer A, Triyanti K, dkk : Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid 1,
Media Aesculapius FKUI, Jakarta, 2001 : 189 191.