Professional Documents
Culture Documents
A. ANATOMI
Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah kedua sisi laring dan terletak di
sebelah anterior trakea. Kelenjar ini akan menghasilkan dua macam hormon yang
bermakna yakni tiroksin dan triiodotironin yang biasanya disebut T4 dan T3, yang
sangat mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar tiroid terdiri atas
banyak sekali folikel-folikel yang tertutup (diameternya antara 100-300
mikrometer) yang dipenuhi dengan bahan sekretorik yang disebut koloid dan
dibatasi oleh sel epitel kuboid yang mengeluarkan hormonnya ke bagian folikel
itu. Unsur utama dari koloid adalah glikoprotein tiroglobulin besar, yang
mengandung hormon tiroid di dalam molekul-molekulnya. Tiroglobulin
mengandung 70 asam amino tirosin dan merupakan substrat yang utama yang
bergabung dengan iodida untuk membentuk hormon tiroid.
B. HORMON TIROID
1. Kebutuhan Iodium
Untuk membentuk jumlah normal tiroksin, setiap tahunnya dibutuhkan
kira-kira 50 mg iodium yang ditelan dalam bentuk iodida atau kira-kira 1
mg/minggu. Iodida yang ditelan secara oral akan diabsorbsi dari saluran cerna ke
dalam darah. Biasanya, sebagian besar iodida tersebut dengan cepat dikeluarkan
oleh ginjal tetapi hanya setelah kira-kira satu perlimanya dipindahkan dari
sirkulasi darah oleh sel-sel kelenjar tiroid secara selektif dan dipergunakan untuk
sintesis hormon tiroid.
2. Trapping iodida
Tahap pertama pembentukan hormon tiroid adalah pengangkutan iodida
dari darah ke dalam sel-sel dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal sel tiroid
mempunyai kemampuan khusus memompakan iodida secara aktif ke bagian
dalam sel. Kemampuan ini disebut penjeratan iodida (iodida trapping).
3. Oksidasi ion iodida
Selanjutnya, ion iodida akan diubah menjadi bentuk iodium yang teroksidasi.
Proses oksidasi iodium ini ditingkatkan oleh enzim peroksidase dan penyertanya
hidrogen peroksidase, yang menydiakan suatu sistem yang kuat yang mampu
1
pertumbuhan
dan
perkembangan
otak
selama
dibawah pengaruh hormon tiroid. Lemak yang disimpan dalam tubuh akan
lebih banyak dipecah dari elemen jaringan lain. Hormon tiroid juga
mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas oleh sel.
disosiasi pikiran
sistem saraf pusat maka penderita hipertiroid seringkali merasa capai terus
menerus tetapi karena efek eksitasi hormon tiroid pada sinaps akan timbul
kesulitan tidur.
D. PENGATURAN SEKRESI HORMON TIROID
Untuk menjaga agar tingkat aktifitas metabolisme dalam tubuh tetap normal
maka setiap saat harus disekresikan hormon tiroid dlam jumlah normal. Agar hal
ini dapat terjadi ada mekanisme umpan balik spesifik yang bekerja melalui
hipothalamus dan kelenjar hipofise anterio untuk mengatur kecepatan sekresi
tiroid.
Hormon perangsang tiroid yang dikenal juga dengan tirotropin merupakan
salah satu hormon hipofise anterior . Hormon ini meningkatkan sekresi tiroksin
dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid. Efeknya yang spesifik terhadap kelenjar
tiroid adalah
Sekresi TSH diatur oleh salah satu hormon hipothalamus, hormon pelepas
tirotropin (TRH) yang disekresikan oleh ujung-ujung saraf di dalam eminensia
medianan hipothalamus. TRH secara langsung mempengaruhi sel-sel kelenjar
hipofisis anterior untuk meningkatkan pengeluaran TSH. Bila sistem porta yang
dimulai dari hipothalamus ke kelenjar hipofisis anterior seluruhnya dihambat,
maka kecepatan sekresi TSH sangat menurun namun tidak sampai nol.
Meningkatnya hormon tiroid di dalam cairan tubuh akan menurunkan
sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Efek penurunan umpan balik ini hampir
semuanya terjadi, walaupun seluruh hipofisis anterior telah dipisahkan dari
hipothalamus. Oleh karena itu memungkinkan sekali bahwa peningkatan hormon
tiroid akan menghambat sekresi TSH oleh hipofisis anterior terutama melalui efek
langsung terhadap hipofisis anterior itu sendiri, walaupun dapt juga secara
sekunder karena banyak efek-efek yang lebih lemah, yang bekerja melalui
hipothalamus. Mekanisme umpan balik juga dipakai untuk menjaga agar
konsentrasi hormon tiroid bebas dalam sirkulasi dalam darah tetap berada dalam
konsentrasi yang hampir normal.
E. KELAINAN KELENJAR TIROID
Hipertiroidisme
Hipertiroid adalah hiperfungsi kelenjar tiroid yang mengakibatkan kadar
hormon
tiroid
dalam
darah
meningkat.
Pada
kebanyakan
penderita
hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folokel
ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel lebih meningkat beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan
kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dan penelitian ambilan iodium radioaktif
menunjukan bahwa kelenjar-kelenjar hiperplastik ini mensekresi hormon tiroid
dengan kecepatan 5-15 kali lebih besaar daripada normal.
Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat
kelebihan TSH. Akan tetapi, dari penelitian radioimunologik, sebahagian besar
penderita besarnya konsentrasi TSH dalam plasma adalah lebih kecil dari normal
sistem
cAMP dalam sel, dan hasil akhirnya adalah timbulnya hipertiroidisme. Antibodi
ini disebut immunoglobulin perangsang-tiroid dan disingkatkan sebagai TSI.
Tingginya sekresi hormon tiroid yang diebabkan oleh TSI selanjutnya juga
menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Antibodi yang menyebabkan timbulnya hipertiroidisme hampir pasti
timbul dari autoimunitas yang berkembang terhadap jaringan tiroid. Diduga pada
saat tertentu perkembangan penyakit penderita, ada pelepasan bahan antigen sel
tiroid secara berlebihan dari sel-sel tiroid, dan timbulnya keadaan ini akibat
terbentuknya bahan antibodi terhadap kelenjar tiroid sendiri.
Hipertiroidisme kadang juga disebabkan oleh adanya adenoma setempat
(suatu tumor) yang tumbuh dalam jaringan tiroid dan mensekresi banyak sekali
hormon tiroid. Tumor ini dapat secara terus menerus mensekresi banyak sekali
hormon tiroid, sehingga fungsi dari kelenjar tiroid yang tersisa hampir seluruhnya
terhambat sebab hormon tiroid yang dikeluarkan oleh adenoma tadi akan
menekan produksi TSH oleh kelenjar hipofisis.
Keluhan dan gejala hipertiroid antara lain : keringat sangat banyak,
jantung berdebar-debar, tremor (jari-jari tangan bergetar), berat badan turun, cepat
cape, gelisah/tidak tenang, tidak tahan cuaca panas/ selalu merasa kepanasan, bisa
terjadi kelumpuhan tungkai yang bersifat periodic, sukar tidur, kelenjar tiroid
membesar, bola mata menonjol dan mengeluh sering buang air besar.
F. SIDIK KELENJAR TIROID (Thyroid Scintigraphy)
Sidik kelenjar tiroid merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji
fungsi kelenjar tiroid dengan menguji persentase penangkapan radioaktif pada
waktu-waktu tertentu.
Indikasi
Radiofarmaka
Persiapan
Bila yang digunakan radiofarmakan NaI-131 atau NaI-123, pasien dipuasakan
selama 6 jam. Obat-obat yang mengandung iodium atau hormon tiroid dihentikan
selama beberapa waktu.
Peralatan
Kamera gamma dengan kolimator pinhole, kalau tidak ada dapat digunakan
kolmator LEHR (low energy high resolution) untuk 99mTc-pertechnetate dan
123I atau high energy untuk 131I. Pemilihankolimator tergantung pada energi
radiasi gamma utama dari radionuklida yang digunakan, iaitu 131I: 364 keV,
123:159 keV, dan 99mTc-pertechnetate:140keV.
Tatalaksana
Pencitraan
dilakukan
10-15
menit
setelah
penyuntikan
99mTc
pertechnetate i.v, atau 6 jam setelah minum NaI-123 atau 24 jam setelah
minum NaI-131.
Diberi tanda pada katilago tiroid dan jugulum; matrix : 256 x 256; peak
energi disesuaikan dengan radionuklida iaitu 140 keV (untuk 99mTc), 159
keV (untuk 123I), dan 360 keV (untuk 131I) dengan window : 20%;
counts; : 400000 kcts (99mTc-pertechnetate dan naI-123) atau 100000
kcts (NaI-131);
Penilaian
Dalam keadaan normal kelenjar tiroid tampak seperti gambaran kupu-kupu, terdiri
dari lobus kanan dan kiri masing-masing sebesaar ibu jari tangan orang dewasa,
dengan ismus yang menghubungkan keduanya. Distribusi radioaktivitas di kedua
lobi rata. Bila kedua lobi membesaar difus/homogen, (distribusi radioaktif rata)
disebut sebagai struma difusa. Sedangkan, bila ada nodul (tunggal atau ganda),
disebut struma nodusa atau multinodusa. Nodul yang menangkap radioaktivitas
lebih tinggi dari jaringan sekitarnya disebut nodul panas (hot nodule) atau
hiperfungsional, dan nodul yang kurang atau tidak menangkap radioaktivitas
disebut nodul dingin (cold nodule) atau nodul hipofungsional. Sedangkan nodul
yang menangkap radioaktivitas sama dengan jaringan sekitarnya disebut nodul
hangat (warm nodule). Nodul panas pada umumnya identik dengan nodul tiroid
otonom; sekitar 10-30% nodul dingin ditemukan pada proses keganasan tiroid
sedangkan sisanya kista tiroid; nodul hangat tidak mempunyai arti klinis yang
berarti.
Catatan
Nama obat
1. Obat yang mengandung iodium (Sol.
Lama penghentian
Minimal 4 minggu
3-5 hari
PTU)
3. Hormon tiroid T4
4. Hormon tiroid T3
4 minggu
1 minggu
10