Professional Documents
Culture Documents
ILUSTRASI KASUS
I.
IDENTITAS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: By. Ny. T
Umur
: 9 hari
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Sekebolek, Rahayu
Masuk RS
No. RM
: 495001
Tanggal Periksa
: 03 Desember 2014
: Tn. S
Umur
: 24 tahun
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Buruh
IBU PASIEN
Nama Ibu
: Ny. T
Umur
: 22 tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
II.
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Gerak Kurang Aktif
: (-)
Riwayat Kehamilan
Ibu hamil tunggal. Usia ibu saat hamil adalah 22 tahun. Ibu
selalu memeriksakan kehamilannya rutin. Riwayat pemakaian
obat-obatan ketika hamil disangkal. Riwayat mengkonsumsi
jamu jamuan disangkal. Pada tanggal 25 November 2014
jam 07. 00 WIB, pasien pergi kebidan Suminah di jalan Sinang
palay, sebelumnya ibu sudah pecah ketuban sejak selasa, 25
November 2014, pada jam 02.00 WIB dini hari. Dan akhirnya
ibu di rujuk kerumah sakit soreang.
Riwayat Persalinan
Pasien lahir secara Sectio Caesarea, dengan usi kehamil 9
bulan. Pasien di SC karena Ketuban Pecah Dini sejak 1 hari
SMRS, Berat lahir 3000 gram.
6. Riwayat Makanan
Pasien di beri ASI
7. Riwayat Imunisasi
Pasien belum di Imunisasi
9. PEMERIKSAAN FISIK
(Dilakukan Pada Tanggal 03 Desember 2014)
A. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran
: STATE 5
2) Down Score
3) Tanda Utama
Heart Rate
: 140 x/menit,
Frekuensi Nafas
Suhu
: 37,90 Celsius
4) Status gizi
Antropometris :
Berat Badan (BB)
: 3000 gram
: 34 cm
Lingkar Dada
: 32 cm
Kepala symphisis
: 28 cm
Simpisis Kaki
: 22 cm
BB/U
: -1
PB/U
: 0
BB/PB
: -3
B. Pemeriksaan khusus
a.
Sutura
: Belum menutup
b.
Rambut
c.
Mata
d.
Telinga
e.
Hidung
f.
Mulut
g.
h.
Tonsil
: Sulit dinilai
i.
Lidah
: Makroglosia (-)
j.
Gigi
: Belum erupsi
k.
Leher
1.
Thoraks
a. Pernapasan
:
: Bentuk dan gerak simetris, retraksi
Intercostae (-)
b.Pulmo
c. Cor
2.
Abdomen
a. Hepar
b.Lien
: Tidak teraba
3.
Anus
:+
4.
Ekstremitas
5.
Genital
6.
Neurologi
APGAR Score
1 menit
5 menit
Warna
Denyut jantung
Refleks
Tonus otot
Pernafasan
JUMLAH
Hasil :
New Ballad Score : 4, 3, 3, 4, 3, 2
Maturitas Fisik
: 2, 2, 3, 2, 3, 3
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
GDS
Nilai
Satuan
Normal
19,1
g/dL
16-25
57
13.100
/mm3
10.000-30.000
307.000
/mm3
150.000-400.000
46
mg/dL
<180
27 November 2014
Nilai
Satuan
Normal
GDS
76
mg/dL
<180
Bilirubin Total
8,46
mg/dL
0,1 -1,2
Bilirubin Direk
0,40
mg/dL
<=0,2
Bilirubin Indirek
8,06
mg/dL
<=0,75
Golongan Darah
Rhesus Faktor
Posistif
30 November 2014
Nilai
Satuan
Normal
Bilirubin Total
11,93
mg/dL
0,7 -12,7
Bilirubin Direk
0,67
mg/dL
<=0,2
Bilirubin Indirek
11,26
mg/dL
<=0,75
01 Desember 2014
Fases Rutin
Mikroskopis
Warna
Kuning
Konsistensi
Lembek
Lendir
Negatif
Makroskopis
Leukosit
Hasil
Satuan
Normal
0-2
/lpb
Negatif
Eritrosit
Negatif
/lbp
Negatif
Amoeba
Negatif
Negatif
Bakteri
Positif
Negatif
Telur Cacing
Negatif
Negatif
02 Desember 2014
Hb
Nilai
Satuan
Normal
19,0
g/dL
16-25
56
10.200
/mm3
10.000-30.000
266.000
/mm3
150.000-400.000
Ht
Leukosit
Trombosit
Diagnosis Kerja
TIAGA SC a/i KPD 24 Jam + Hipoglikemi + Sepsis
TATALAKSANA :
-Pertahankan suhu Optimal
-RL : D5% = 350 cc
-LLM 160 cc
-Cefotaxime 2 x 150 mg (iv)
-Ceftazidine 3 x 100 mg (iv)
-Metronidazole 3 x 30 mg (iv)
- Omeprazole 1 x 3 mg (iv)
- Dexa 3 x 1 mg (iv)
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: Dubia ad Bonam
Quo ad functionam
: Dubia ad Bonam
8
Follow up
Hari/
Keluhan
Tanggal
Rabu,
November
2014
O: HR : 142 x/ menit
RR :49 x/menit
S
:36,8 oC
Terapi
P:
-Pertahankan suhu Optimal
-Vit K 5 mg (im)
-Salep
mata
gentamisin
ODS
-ASI Adlib
-Cek DR, GDS
: B/G Simetris
Paru
: BVS Ki = Ka,
Rhonki -/-, whezing -/-, slem -/-
P:
November
O: HR : 153 x/ menit
RR : 44 x/menit
2014
: 37,3 oC
40 cc
: Ca (-), Si (-)
10
P:
November
2014
O: HR : 135 x/ menit
RR : 52 x/menit
S
:36,6 oC
: Ca (-), Si (-)
November
2014
O: HR : 132 x/ menit
RR : 42 x/menit
S
:36,7 oC
P:
-Pertahankan suhu Optimal
- Foto Terapi
- Asi Adlib
Kepala : UUB datar lembut belum menutup, rambut - Cek Bil TOT, Bil Indirect,
tidak mudah di cabut, caput hematom (-),
Bil direct
: Ca (-), Si (-)
P:
November
2014
: 37 oC
: Ca (-), Si (-)
12
Senin,
Desember
2014
Mencret (+).
O: HR : 157 x/ menit
RR : 47 x/menit
S
: 37,9 oC
P:
-OGT
-RL : D5% :3 x170 =510 cc
-LLM 160 cc
-Cefotaxime 2 x 150 mg (iv)
- Cek FR
: Ca (-), Si (-)
Selasa,
Desember
2014
Mencret (+).
O: HR : 148 x/ menit
P:
-RL : D5% = 350 cc
-LLM 160 cc
RR : 48 x/menit
: 37,5 oC
Kepala : UUB datar lembut belum menutup, rambut -Metronidazole 3x30mg (iv)
tidak mudah di cabut, caput hematom (-), - Omeprazole 1 x 3 mg (iv)
Caput sucsadanaeum (-).
Mata
: Ca (-), Si (-)
-Dexa 3 x 1 mg (iv)
- Cek DR
13
Rabu,
Desember
2014
O: HR : 140 x/ menit
-LLM 160 cc
RR : 56 x/menit
S
: 37, 9 C
: Ca (-), Si (-)
- Omeprazole 1 x 3 mg (iv)
- Dexa 3 x 1 mg (iv)
14
Desember
-LLM 160 cc
2014
RR : 46 x/menit
: 37 oC
-Metronidazole 3 x 30 mg
-Dexa 3 x 1 mg (iv)
: Ca (-), Si (-)
15
BAB II
ANALISIS MASALAH
keringat dingin
letargi
distress nafas
Sianosis
Hipotermia
RDS
16
2.
Jika ini gagal, terapi IV dengan glukosa 10 % harus dimulai dan kadar
glukosa di pantau.
3.
17
4.
5.
Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan
mencapai puncaknya sekitar 6-8 mg/dL pada hari ke-3 kehidupan. Akan
menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat
sebesar 1 mg/dL selama 1 sampai 2 minggu.
Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin akan mencapai
puncaknya sekitar 7-14 mg/dL dan penurunan terjadi lebih lambat bisa
mencapai 2-3 minggu bahkan dapat 6 minggu.
Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula akan mengalami
peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama, begitu juga
dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan.
Peningkatan sampai 10-12 mg/dL masih dalam kisaran fisiologis bhakan
hingga 15 mg/dL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin.
Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh faktro tunggal tetapi
18
Terapi
< 1000
Fototerapi
Transfuse ganti pada kadar bilirubin 1012 mg/dL
Fototerapi pada kadar 7-9 mg/dL
Transfuse ganti pada kadar bilirubin 1215 mg/dL
Fototerapi pada kadar 10-12 mg/dL
Transfuse ganti pada kadar bilirubin
15-18 mg/dL
Fototerapi pada kadar 13-15 mg/dL
Transfuse ganti pada kadar bilirubin 1820 mg/dL
Fototerapi pada kadar 12-15 mg/dL
Transfuse ganti pada kadar bilirubin 1820 mg/dL
1000 1500
1500 2000
2000 2500
19
Diare
Hemolisis
dari
Fotosensitivitas
mengganggu
sirkulasi
eritrosit
Bertambahnya insensible water loss karena
menyerap energy foton
Dehidrasi
Ruam kulit
Sepsis
merupakan
sindrom
respons
inflamasi
sistemik
(Systemic
Syok sepsis terjadi apabila bayi masih dalam keadaan hipotermi walaupun
telah mendapatkan cairan adekuat
Sindroma disfungsi multi organ terjadi apabila bayi tidak mampu lagi
mempertahankan homeostasis tubuh sehingga terjadi perubahan fungsi dua
atau lebih organ tubuh.
Klasifikasi
Dari sisi waktu terjadinya, sepsis dibagi menjadi sepsis awitan dini dan lanjut.
Awitan Dini
20
lanjut sepsis neonatal. Berlainan dengan awitan dini, pada pasien awitan lambat,
infeksi terjadi karena sumber infeksi yang terdapat dalam lingkungan pasien.
1. Faktor resiko ibu
Ketuban pecah dini dan ketuban pecah lebih dari 18 jam. Bila ketuban
pecah lebih dari 24 jam maka kejadian sepsis meningkat sekitar 1%, dan
bila disertai korioamnionitis maka kejadian sepsis meningkat menjadi 4
kali
Infeksi dan demam (lebih dari 38C) pada masa peripartum akibat
korioamnionitis,
infeksi
saluran
kemih,
kolonisasi
vagina
oleh
22
Sistem Gastointestinal
Perut kembung,
hepatomegali
Sistem Pernapasan
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Hematologi
Sistem Ginjal
oliguria
muntah,
diare,
23
DAFTAR PUSTAKA
24