You are on page 1of 66

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Pengertian Pelaksanan Konstruksi
Pelaksana konstruksi adalah penyedia jasa orang perorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu
menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk
bangunan atau bentuk fisik lain (Pasal 1 Angka 10 UU Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa
Konstruksi).
Pelaksana konstruksi juga dapat diartikan sebagai penyedia layanan jasa pelaksanaan
dalam pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan rangkaian kegiatan atau bagian
kegiatan

persiapan

sampai

penyerahan

hasil

akhir

pekerjaan

konstruksi

(http://www.anneahira.com/jasa-konstruksi.htm).
Pelaksana konstruksi bangunan air adalah penyedia layanan jasa pelaksanaan

di

pekerjaan konstruksi bangunan air yang berdasarkan dokumen perencanaan perancangan.


2.1.2 Hak, Kewajiban, dan Wewenang
Kewajiban pelaksana konstruksi adalah:
1) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, syarat-syarat,
penjelasan pekerjaan, dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna
jasa.
2) Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disetujui oleh konsultan perencana dan
disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
3) Menyediakan alat keselamatan pekerjaan seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk
menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
4) Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai dengan
ketetapan yang berlaku.

Tugas dan tanggung jawab lain dari pelaksana konstruksi adalah:


3

1) Meminta persetujuan untuk subkontraktor, contohnya untuk pengadaan bahan-bahan


material (pekerjaannya minimal 30 % dari nilai proyek).
2) Memberikan jaminan pelaksanaan atau uang muka pelaksanaan proyek.
3) Melaksanakan, menyelesaikan, dan memelihara pekerjaan.
4) Memperbaiki cacat-cacat pada pelaksanaan proyek.
5) Menyediakan bahan-bahan material, alat-alat pelaksanaan proyek, dan tenaga kerja
pelaksanaan proyek.
Hak pelaksana kontruksi adalah:
1) Mendapat kepastian pekerjaan pelaksanaan proyek dalam artian bahwa pemilik proyek
tidak akan membatalkan pelaksanaan proyek secara sepihak selain ketentuan-ketentuan
yang tertulis di dalam kontrak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
2) Mendapat kepastian pembayaran setelah pelaksanaan pekerjaan proyek selesai tepat
waktunya.
3) Mendapat jaminan asuransi kepada tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan
proyek.
Hak dan kewajiban perusahaan kontraktor harus tertuang dalam kontrak pelaksanaan
proyek. Ini untuk menjamin agar tidak ada satu pihak yang merasa dirugikan sehingga
pelaksanaan pekerjaan proyek dapat selesai tepat pada waktunya
(https://askarteknik.wordpress.com/2013/02/27/hak-dan-kewajiban-kontraktor/).
2.1.3 Proyek Konstruksi
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus untuk mencapai suatu
tujuan yang dibatasi oleh waktu dan sumberdaya yang terbatas (Ilmu Manajemen Konstruksi,
1998). Proyek juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksnakan serta umumnya berlangsung dalam waktu tertentu dimana mempunyai awal dan
akhir aktivitas yang jelas (PT BNI-LPM ITB, 1995).

2.1.3.1 Karakteristik Proyek Konstruksi


1) Bersifat unik

Keunikan dari proyek konstruksi adalah: tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang
sama persis (tidak ada proyek yang identic, yang ada adalah proyek yang sejenis), proyek
bersifat sementara dan selalu terlibat grup pekerja yang berbeda-beda).
2) Dibutuhkan sumber daya
Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja dan sesuatu (uang,
mesin, metode, material). Pengorganisasian semua sumber daya dilakukan oleh manajer
proyek. Dalam kenyataannya mengorganisasi pekerja lebih sulit dibandingkan dengan
sumber daya lainnya.
3) Organisasi
Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya terlibat sejumlah
individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan, kepribadian yang
bervariasi, dan ketdakpastian. Langkah awal yang ahrus dilakukan oleh manajer proyek
adalah menyatukan visi menjadi satu tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.
2.1.3.2 Biaya, Waktu, Mutu
Hubungan antara biaya, waktu, dan mutu atau disebut triple constraints saling
berkaitan serta saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya (Soeharto, 1995).
1) Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi kemampuan atau
dana yang dimiliki.
2) Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah
ditentukan.
3) Mutu produk harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan, sehingga
mampu memenuhi target yang dimaksud.
2.1.3.3 Jenis Proyek Konstruksi
Menurut Barrie dan Paulson, 1984 proyek konstruksi dibagi menjadi empat bagian
yaitu:
1) Konstruksi pemukiman meliputi pemukiman atau perumahan termasuk gedung, rumah,
condominium, villa, tempat tinggal multi unit, apartemen, tipe taman, bertingkat rendah,
dan bertingkat tinggi.

2) Konstruksi gedung termasuk bangunan yang digunakan gedung kelembagaan/ kantor,


pemerintah, komersial, industri kecil, gedung sekolah dan universitas, klinik medis da
rumah sakit, fasilitas rekreasi dan stadion olah raga, rumah ibadah, gedung sosial.
3) Konstruksi rekayasa berat, dibagi menjadi tiga grup yaitu: konstruksi rekayasa jalan raya
dan lapangan terbang, konstruksi berat, dan konstruksi utilitas.
4) Konstruksi industri termasuk erection proyek yang digabungkan dengan manufaktur atau
produksi proyek komersil atau layanan.
Dalam kegiatan proyek konstruksi terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya
proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian
kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Gambar 2.1 Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi


(Sumber. Wulfram I. Ervianto Manajemen Proyek Konstruksi , 2014)
2.1.4 Dokumen Pelaksanaan Proyek
Fungsi dokumen pelaksanaan proyek bagi para pihak yang terlibat dalam suatu
proyek secara garis besar adalah:

Bagi pemilik proyek


Sebagai acuan bagi pemilik proyek didalam hal melaksanakan semua tugas dan
kewajibannya yang meliputi:
1) Melakukan penyerahan lapangan/ lahan pekerjaan.
2) Melakukan pembayaran sesuai ketentuan.
3) Melakukan perubahan kontrak bila diperlukan.
4) Mengenakan denda.
Bagi kontraktor/ supplier
Sebagai acuan bagi kontraktor didalam melaksanakan semua tugas dan kewajibannya yang
meliputi:
1) Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan.
2) Melaporkan kemajuan pekerjaan secara periodik.
3) Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai waktu yg telah ditetapkan.
4) Melakukan pemeliharaan pekerjaan.
Bagi konsultan
Sebagai acuan bagi konsultan dalam membantu pemilik proyek didalam hal:
1) Melakukan pengawasan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor sehingga sesuai dengan
mutu dan waktu yang telah ditetapkan.
2) Melakukan opname pekerjaan yang sudah layak dibayarkan kepada kontraktor sesuai
ketentuan.
3) Mencari solusi pemecahan permasalahan seperti keterlambatan pekerjaan, adanya
gangguan-gangguan lingkungan.
4) Melakukan perhitungan perubahan kontrak.
5) Melakukan Justifikasi perubahan waktu pelaksanaan.
6) Melakukan administrasi kontrak.
2.1.4.1 Dokumen Lelang
Adalah dokumen yang dipergunakan peserta lelang sebagai acuan untuk mengajukan
penawaran harga lelang. Dokumen lelang terdiri atas:
1) Gambar Lelang

Gambar desain konsultan perencana yang dipakai sebagai acuan didalam proses
pelelangan untuk pengajuan penawaran harga. Gambar lelang umumnya sesuai dengan paket
pekerjaan yang dilelangkan. Adapun gambar yang lazim adalah gambar struktur, gambar
arsitektur, gambar mekanikal/ elektrikal/ plumbing, landscape, dan lainnya tergantung jenis
paket pekerjaan yang dilelangkan

Gambar 2.1 Tampak Atas Bendungan


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.2 Potongan A-A


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.3 Potongan B-B


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.4 Potongan C-C


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.5 Potongan D-D


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.6 Potongan E-E


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.7 Potongan F-F


(Sumber. Google, 2014)

10

Gambar 2.8 Potongan G-G


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.9 Potongan H-H


(Sumber. Google, 2014)

11

Gambar 2.10 Potongan I-I


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.11 Operation Deck


(Sumber. Google, 2014)

12

Gambar 2.12 Detail of Concrete Cover


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.13 View And Long Section


(Sumber. Google, 2014)

13

Gambar 2.14 Plan


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.15 Reinforcement Bar for Bridge Structure


(Sumber. Google, 2014)

14

Gambar 2.16 Reinforcement Bar for Abutment


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.17 Reinforcement Bar for Piers


(Sumber. Google, 2014)

15

Gambar 2.18 Maket Bendungan I


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.19 Maket Bendungan II


(Sumber. Google, 2014)

16

Gambar 2.20 Maket Bendungan IV


(Sumber. Google, 2014)

17

Gambar 2.21 Saluran Drainase


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.22 Potongan 7a-7a


(Sumber. Google, 2014)

18

Gambar 2.23 Potongan 8a-8a


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.24 Dinding Penahan/ Talud


(Sumber. Google, 2014)

19

2) Spesifikasi Teknis
Dokumen produk konsultan perencana yang memuat ketentuan-ketentuan mengenai
jenis material, metode pengerjaan, syarat-syarat yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan dan peraturan-peraturan bahan yang digunakan.
3) Spesifikasi Umum
Dokumen produk konsultan perencana yang memuat batasa, pengertian, peristilahan
yang digunakan, hak, kewajiban, tanggung jawab, sangsi, perselisihan, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan kontrak bagi para pihak (pihak
penerima tugas dan pemberi tugas).
4) Bill of Quantity
Uraian singkat pekerjaan yang dilaksanakan yang biasanya berupa tabel yang berisi
item pekerjaan, satuan pekerjaan, volume/ kuantitas, harga satuan, total harga termasuk
perhitungan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak lain yang berlaku.
RAP Bendungan
Tabel 2.1 Rekapitulasi Harga Satuan Pekerjaan

20

Tabel 2.2 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya


No
1
1

2
3
4

5
6

Uraian Pekerjaan

Satuan

Kuantitas

Harga

Harga Pekerjaan

Satuan (Rp)

(Rp)

2
PEK. PERSIAPAN
1. Direksi keet
2. Kist dam sementara

m2
Is

50
1

750,000.00
9,800,000.00

37,500,000.00
6,345,000.00

3. Mobilisasi

Is

2,000,000.00

2,000,000.00

13,200.00

25,340.00

m3

264

92,712.50

45,845,000.00
334,488,000.00
334,488,000.00
24,476,100.00

1. Beton K175

m3

6,611.35

128,051.00

846,589,978.85

2. BETON K225

m2

1,540.00

132,880.00

204,635,200.00

3. Beton K300

m3

602.40

136,382.50

82,156,818.00

4. Bongkaran

m3

1,104.63

140,125.00

154,786,559.00

5. Bekisting

m2

804.00

126,212.50

101,474,850.00

6. Pembesian
Jumlah
BRONJONG
Jumlah
PEK. LAIN-LAIN
1. Papan Nama Dam

kg

23,905.60

92,240.00

m3

840.00

67,300.00

2,205,052,544.00
3,594,695,949.85
41,412,000.00
41,412,000.00

Jumlah
PEKERJAAN GALIAN
Jumlah
PEK. TIMBUNAN
PEKERJAAN BETON

2.
Pekerjaan Pintu
Jejeruk
3. PembErsihan akhir

m3

1,000,000.00

1,000,000.00

7,980,000.00

7,980,000.00

531,192.75

531,192.75

Jumlah
JUMLAH BIAYA

9,511,192.75
59.007.030.681,00

DIBULATKAN

59.007.030.000,00

21

RAP Drainase
Tabel 2.3 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
NO

1
1

URAIAN PEKERJAAN

ANAL1SA

SA
T

2
PEKERJAAN PERSIAPAN

Penukuran / pemasangan patok

Ls

Ls

790.00

Direksi Kerja
Mobilisasi dan Demobilisasi
Papan Nama Proyek

Ls
Ls
Ls

Ls
Ls
Ls

1.00
1.00
1.00

HARGA
SATUAN
(Rp)

JUMLAH HARGA

6.

(Rp)

Sub Jumlah -1

39.83
13.28

42,875
14,270

1,707,711
189,506

SNI-6.15-2835-2008 M3

15.93

161,775

2,577,076

BetonK.100
BetonK.125

SNI-6.1-7394-2008
SNI-6.2-7394-2008

M3
M3

45.14
0.44

234,356,525
230,462,775

10,578,853,539
101,403,621

Plasteran 1 : 3

SNI-6.3-2837-2008

M2 243.30

41,845

10,180,889

Besi Beton
Bekisting
Pipa Pembuang Air tanah dia. 2"

SNI-6.17-7394-2008 Kg
SNI-6.20-7394-2008 M2
Taksir
Ls

265,205
212,600

30,373,929
11,278,430

Sub JumlahII

10,736,564,699

68,925
14,270
161,775
234,356,525
230,462,775
41,845
265,205
212,600

14,365,349
991,337
11,900,169
43,098,164,948
424,051,506
40,785,066
129,974,318
40,400,378

PEKERJAAN SALURAN, b =
0.40 M
Galian Tanah
Meratakan dari hasil galian

SNI-6.1-2835-2008
SNI-6.9-2835-2008

M3
M3

Timbunan tanah didatangkan

PEKERJAAN SALURAN, b =
0.60 M
Galian Tanah Lumpur
Meratakan dari hasil galian
Timbunan tanah didatangkan
BetonK.100
Beton. K.125
Plasteran 1 : 3
Besi Beton
Bekisting
Pipa Pembuang Air tanah dia. 2"

SNI-6.6-2835-2008
SNI-6.9-2835-2008
SNI-6.15-2835-2008
SNI-6.1-7394-2008
SNI-6.2-7394-2008
SNI-6.3-2837-2008
SNI-6.17-7394-2008
SNI-6.20-7394-2008
Taksir

114.53
53.05
1.00

M3 208.42
M3 69.47
M3 73.56
M3 183.90
M3
1.84
M2 974.67
Kq 490.09
M2 190.03
Ls
1.00

Sub Jumlah III

43,760,633,071

22

1
4

2
PEKERJAAN BOX CULVERT
UK. 0.6x0.
Galian Tanah
Meratakan dari hasil galian
Timbunan tanah didatangkan
Beton. K.125
Besi Beton
Bekisting

I
II
II
I
V
V
VI
II

SNI-6.1-2835-2008
SNI-6.9-2835-2008
SNI-6.15-2835-2008
SNI-6.2-7394-2008
SNI-6.17-7394-2008
SNI-6.20-7394-2008
Sub Jumlah - IV

M3
6.60
M3
2.20
M2 10.00
Kg
8.40
M2 494.76
Ls
18.00

42,875
14,270
161,775
230,462,775
265,205
212,600

282,975
31,394
1,617,750
1,935,887,310
131,212,826
3,826,800
2,072,859,055

15.30
5.10
9.00

42,375
14,270
161,775

655,986
72,777
1,455,975

PEK. BOX CULVERT


Galian Tanah
Meratakan dari hasil galian
Timbunan tanah didatangkan

SNI-6.1-2835-2008 M3
SNI-6.9-2835-2008 M3
SNI-6.15-2835-2008 M2

Beton K.125

SNI-6.2-7394-2008

Kg

9.36

230,462,775

2,157,131.574

Besi Beton
Bekisting

SNI-6.17-7394-2008 M2
SNI-6.20-7394-2008 Ls

589.2
21.605

265,205
212,600
Su&Jumlah-V

156, 272,046
4,592,160
2,310,180,520

PEKERJAAN BOX
G.ahan Tanah
Timbunan tanah didatangkan
Beton K.125

SNI-6.1-2835-2008 M3
SNI-6.15-2835-2008 M3
SNI-6.2-7394-2008 M3

0.72
2. 00
0.44

42,375
161,775
230,462,775

30,370
323,550
101,403.62 1

Plasteran 1 : 3
Besi Beton
Bekisting
Pintu Air ( Papan Kayu )

SNI-6.3-2837-2008 M2
SNI-6.17-7394-2008 Kg
SNI-6.20-7394-2008 M2
Taksir
Ls

3.78
55.45
5.04
1.00

41,345
265,205
212,600

153,174
14,705,617
1,071,504
-

1 .DO
Sub Jumlah - VI

117,693,336

Pintu Air ( Besi plat ) = 0,5


7

3
>x10.00M'

PEKERJAAN LAlN-LAlN
Administrasi dan Dokumentasi

Takslr

Uni
t

SNI-6.1-2835-2008

M3

PEKAPITULASI :
PEKERJAAN PERSlAPAN
PEKERJAAN SALURAN, b =0.40M
PEKERJAAN SALURAN, b = 0.60 M
PEKERJAAN BOX CULVERT UK. 0.6 X 0.6 X 10.00 M
PEKERJAAN BOX CULVERT UK. 0.8 X 0.8 X 9.00 M
PEKERJAAN BOX
PEKERJAAN LAIN-LAIN

0.72
Sub Jumlah VII

10,736,564,699
43,760.633,071
909
2,072,359,055
2,320,180, 520
117,693,336
-

TOTAL JUMLAH

4.455.471.068,00

DIBULATKAN

4.455.500.000,00

23

Tabel 2.4 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya

No

Uraian pekerjaan

Sat

Vol

Harga Sat

Jumlah harga

PEKERJAAN PERSIPAN &


PENGUJIAN
1
2
3
4

II
1

Mobilisasi dan demobilisasi alat


Pembersihan lokasi
Test kuat tekan beton
Rambu-rambu keselamatan

6
7
8
9
10

III

PEKERJAAN LAIN-LAIN

1
2

1,00
1,00
1,00
1,00

Rp 9.104.000,00
Rp 3.500.000,00
Rp 1.500.000,00
Rp 3.000.000,00
Jumlah I

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

9.104.000,00
3.500.000,00
1.500.000,00
3.000.000,00
17.104.000,00

m3

175,35

Rp

57.145,00

Rp

10.020.375,75

m1
m3
m3
m3

1.670,00
8,35
33,40
13,36

Rp
37.965,00
Rp
534.530,00
Rp 2.956.797,18
Rp 2.753.005,17

Rp
Rp
Rp
Rp

63.401.550,00
4.463.325,50
98.757.025,93
36.780.149,07

m3
m3
m2
unit
ls

86,84
115,23
384,10
167,00
1,00

Rp 2.226.685,00
Rp
757.556,00
Rp
47.575,00
Rp
14.325,00
Rp 11.304.000,00
Jumlah II

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

193.365.325,44
87.293.177,88
18.273.557,50
2.392.275,00
11.304.000,00
526.050.762,07

1,00
1,00

Rp 1.300.000,00
Rp 1.000.000,00
Jumlah III

Rp
Rp
Rp

1.300.000,00
1.000.000,00
2.300.000,00

PEKERJAAN TALUD
Galian tanah pondasi di daerah pasang
surut
Cerucuk kayu laut dia 4" L = 4 m
Lantai kerja 1 : 3 : 5
Balok grid, beton bertulang 25 x 40 cm
Balok penutup atas, beton bertulang 15 x
55 cm
Balok pondasi beton cor
Pasangan batu kali 1 : 3
Plesteran/siar batu kali 1 : 3
Saluran pipa air PVC dia 2"
Dewatering

2
3
4
5

ls
ls
ls
ls

Pembersihan akhir
Photo dokumentasi dan administrasi

ls
ls

JUMLAH
PPN 10 %
TOTAL
DIBULATKAN

Rp 545.454.762,07
Rp
54.545.476,21
Rp 600.000.238,28
Rp 600.000.000,00

24

5) Berita Acara Rapat Penjelasan Lelang


Notulen rapat yang berisi penjelasan-penjelasan administrasi/ teknis dan ditanda
tangani bersama antara panitia pelelangan, konsultan, perencana, konsultan QS, pemilik
proyek, dan wakil-wakil peserta lelang. Ada beberapa hal utama dalam rapat penjelasan
lelang (RPL) yang harus dijelaskan kepada peserta lelang yaitu:
Aspek administrasi
1) Metode pelelangan
2) Cara penyampaian surat penawaran
3) Dokumen-dokumen yang harus dilampirkan dalam dokumen penawaran
4) Undangan acara pembukaan dokumen penawaran
5) Metode evaluasi
6) Hal-hal yang menggugurkan penawaran
7) Sistem kontrak yang digunakan
8) Ketentuan dengan cara sub kontrak sebagian pekerjaan
9) Besaran dan masa berlaku jaminan penawaran
Aspek teknis
1) Penjelasan terhadap lingkup dan jenis pekerjaan
2) Penjelasan gambar-gambar terutama yang terkait dengan paket pekerjaan yang lain
3) Peninjauan lapangan
Kegiatan peninjauan lokasi proyek dan penjelasan serta informasi penting berkaitan dengan
lokasi proyek.
4) Dokumen tambahan
Penjelasan-penjelasan atau perubahan serta perbaikan dari dokumen lelang, baik secara
tertulis maupun dalam bentuk gambar dan bersifat mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan
pelaksanaan pekerjaan nantinya.
5) Addendum dokumen lelang (bila ada)
Dokumen perubahan terhadap gambar lelang, spesifikasi teknis, spesifikasi umum, dan bill
of quantity yang sudah diserahkan kepada peserta lelang pada saat pengambilan dokumen
lelang.

25

6) Berita acara rapat klarifikasi/ negosiasi


Berisi kesepakatan-kesepakatan baik dari aspek administrasi, teknis/ lingkup pekerjaan,
biaya, dan waktu penyelesaian.
2.1.4.2 Dokumen Kontrak
Adalah seluruh dokumen yang digunakan sebagai dasar perikatan kontrak antara
pemberi tugas dengan kontraktor pelaksana pekerjaan yang juga merupakan acuan bagi para
pihak didalam melaksanakan pekerjaan. Dokumen kontrak meliputi:
1) Surat Perintah Kerja/ SPK
Adalah surat perintah kerja yang diberikan oleh pemilik proyek/ owner kepada
kontraktor pemenang lelang untuk melaksanakan pekerjaan. Pemenang lelang membubuhkan
tanda tangannya pada SPK tersebut sebagai persetujuan sanggup melaksanakan perintah
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada garis besarnya SPK berisi:
1) Tugas dan lingkup pekerjaan
2) Tanggal mulai dan berakhirnya pekerjaan
3) Harga borongan pekerjaan
4) Cara pembayaran
2) Surat Perjanjian Kontrak
Adalah surat perikatan/ perjanjian antara dua pihak yaitu pihak pemberi tugas/ owner
dengan pihak penerima tugas/ pemborong sekurang-kurangnya memuat ketentuan sebagai
berikut:
1) Para pihak yang menandatangani kontrak meliputi nama, jabatan, dan alamat.
2) Pokok pekerjaan yang diperjanjikan dengan uraian yang jelas mengenai jenis dan jumlah
barang/ jasa yang diperjanjikan.
3) Hak dan kewajiban para pihak yang terikat didalam perjanjian.
4) Nilai atau harga kontrak pekerjaan serta syarat - syarat pembayaran.
5) Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terperinci.
6) Tempat dan jangka waktu penyelesaian/ penyerahan dengan disertai jadwal waktu
penyelesaian/ penyerahan yang pasti serta syarat-syarat penyerahannya.

26

7) Jaminan teknis/ hasil pekerjaan yang dilaksanakan dan/ atau ketentuan mengenai
kelayakan.
8) Ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi
kewajibannya.
9) Ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara sepihak.
10) Ketentuan mengenai keadaan memaksa.
11) Ketentuan mengenai kewajiban para pihak dalam hal terjadi kegagalan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
12) Ketentuan mengenai perlindungan tenaga kerja.
13) Ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab gangguan lingkungan.
14) Ketentuan mengenai penyelesaian pekerjaan.
3) Gambar Kontrak
Gambar lelang dan addendum gambar lelang yang disahkan sebagai dasar perikatan
kontrak antara pemberi tugas dengan kontraktor dan juga sebagai acuan bagi para pihak
dalam melaksanakan pekerjaan.
2.1.4.3 Dokumen Lapangan
Adalah seluruh dokumen yang dibuat selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang
meliputi:
1) Shop Drawing/ Gambar Detail Pelaksanaan
Adalah gambar detail pelaksnaan yang harus dibuat oleh kontraktor sebelum
melaksanakan setiap bagian konstruksi tertentu dari gambar kontrak/ construction drawing
dan bersifat tidak menimbulkan dampak perubahan biaya.
2) Approval/ Persetujuan Material
Adalah surat persetujuan yg ditanda tangani oleh konsultan pengawas dan diketahui
oleh konsultan perencana serta pemilik proyek atas material yang diusulkan oleh kontraktor
sebelum dilaksankaan pemesanan/ pengadaannya sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah
ditentukan.
3) Metode Pelaksanaan
Adalah uraian rencana kerja yang dibuat oleh kontraktor pelaksana.

27

4) Change/ Variation Order


Adalah pekerjaan perubahan yg diakibatkan adanya perubahan (pekerjaan perubahan)
yang telah disetujui oleh konsultan pengawas dan pemberi tugas untuk dilaksanakan oleh
kontraktor sebagai pekerjaan tambah/ kurang.
5) Master Schedule dan Kurva S
Adalah grafik hubungan antara waktu dan bobot pekerjaan yang berfungsi untuk
memonitor kemajuan pekerjaan
Tabel 2.5 Time Schedule/ Kurva S

28

6) Program K-3
Adalah peraturan yang bertujuan untuk menjamin terjadinya kesehatan dan
keselamatan kerja bagi pekerja selama berlangsungnya proyek.
7) As Built Drawing
Adalah gambar yang dibuat sesuai dengan pekerjaan yg telah dilaksanakan
dilapangan.
8) Construction Drawing
Adalah gambar produk konsultan perencana pada fase setelah pelelangan yg berstatus
sebagai gambar penjelasan atau gambar perubahan terhadap gambar lelang/ gambar kontrak.
(http://masisnanto.blogdetik.com/2009/02/02/dokumen-pelaksanaan-proyek/).
2.1.5 Peralatan
2.1.5.1 Peralatan Konstruksi
1) Excavator

Gambar 2.25 Excavator


(Sumber. Google, 2014)
Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan
material. Tujuannya adalah untukmembantu dalam melakukan pekerjaan yang sulit agar
menjadi lebih ringan dan dapat mempercepat waktu pengerjaan sehingga dapat menhemat

29

waktu. Excavator adalah alat yang bekerjanya berputar bagian atasnya pada sumbu vertikal
di antara sistem roda-rodanya.
(https://www.scribd.com/doc/118114473/ALAT-GALI).
2) Dump Truck

Gambar 2.26 Dump Truck


(Sumber. Google, 2014)
Dump truck merupakan truck yang digunakan untuk mengangkut material berupa
pasir, kerikil, dan tanah. (http://jefrihutagalung.wordpress.com/2014/03/16/spesifikasi-alatberat-dump-truck-haul-truck-dan-articulated-hauler-truck/).
3) Jackleg Drill

Gambar 2.27 Jackleg Drill


(Sumber. Google, 2014)

30

Bor jackleg adalah mesin bor pneumatic yang dilengkapi kaki hidraulik yang dapat
diatur menyesuaikan dengan arah pemboran. Mesin ini digunakan untuk mengebor batuan
keras (http://artikelbiboer.blogspot.com/2010/01/bor-jackleg-jackleg-drill.html).
4) Bulldozer

Gambar 2.28 Bulldozer


(Sumber. Google, 2014)
Dozer adalah salah satu alat berat yang memakai track untuk pekerjaan serbaguna
yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi. Bulldozer digunakan dalam pekerjaan
perataan tanah. Alat ini digerakkan oleh tracktor yang dilengkapi dengan dozer attachment.
(http://www.blog.alatberat.com/fungsi-dari-bagian-alat-berat-dozer-dan-excavator/).
5) Tower Crane

Gambar 2.29 Tower Crane


(Sumber. Google, 2014)

31

Tower crane berfungsi sebagai alat lalu lintas material dari bawah menuju ke atas
atau

sebaliknya

(http://domba-bunting.blogspot.com/2012/03/apa-fungsi-dari-alat-berat-

tower-crane.html).
6) Theodolit

Gambar 2.30 Theodolit


(Sumber. Google, 2014)
Theodolit merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan untuk
mengukur sudut horizontal dan sudut vertikal, theodolit juga dapat digunakan untuk
mengukur jarak secara optis, membuat garis lurus, dan sifat datar orde rendah
(http://www.slideshare.net/enoeno1/pengenalan-theodolit).
2.1.5.2 Peralatan Pendukung Operasional
1) Komputer

Gambar 2.31 Komputer


(Sumber. Google, 2014)

32

Komputer adalah alat yang sangat dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan di kantor,
baik digunakan untuk membuat dokumen-dokumen kerja maupun pengolahan data.
Komputer yang digunakan adalah merk HP PC Pro 202 MT-Black, dengan spesifikasi
sebagai berikut: Intel DualCore G2030, 3.0 GHz, RAM 2GB DDR3, 500GB HDD,
DVDRW-DL, LED 18.5 WideScreen, DOS (http://www.lazada.co.id/hp-pc-pro-202-mtblack-273991.html).
2) Laptop

Gambar 2.32 Laptop


(Sumber. Google, 2014)
Laptop digunakan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, seperti
membuat presentasi, membuat laporan, dan mengolah data. Laptop yang digunakan adalah
merk Asus A43E-VX1075D dengan spesifikasi sebagai berikut: Core i3 2328 2,2Ghz; 14
HD Color Shine; 2GB DDR3; 500GB; Intel HD; DVDRW; Camera; Wifi; No Bluetooth;
Card Reader; Non OS (http://tekno.bacainfo.com/harga-laptop-asus.html).
3) Proyektor

Gambar 2.33 Proyektor


(Sumber. Google, 2014)

33

Proyektor memudahkan untuk melakukan presentasi saat rapat. Proyektor yang


digunakan adalah merk Infocus IN114A-Hitam, dengan spesifikasi sebagai berikut: XGA
(1024 x 768) resolution, Up to 10,000-hour lamp, 3000 lumens, HDMI connectivity, 3D
ready (http://www.lazada.co.id/infocus-in114a-hitam-239722.html).
4) Printer

Gambar 2.34 Printer


(Sumber. Google, 2014)
Printer digunakan unuk mencetak dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Printer yang
digunakan adalah merk Canon-PIXMA MG2570 warna putih, dengan spesifikasi sebagai
berikut: Cetak, Copy, dan Scan; Multiple Copy 1 - 21 pages; 4800 (horizontal) x 600
(vertical)dpi; Scanning Speed 14 secs (http://www.lazada.co.id/canon-printer-multifungsipixma-mg2570-putih-166416.html).
5) Layar Proyektor

Gambar 2.33 Layar Proyektor


(Sumber. Google, 2014)

34

Layar proyektor digunakan untuk memudahkan melakukan presentasi saat rapat.


Layar proyektot yang digunakan adalah merk APOLLO MPS-30 60x45 cm screen, format
4:3, manual mini table projection, matt white.
(http://www.bhinneka.com/products/sku00911483/apollo_mps-30.aspx).
6) Kendaraan

Gambar 2.34 Kendaraan


(Sumber. Google, 2014)
Kendaraan yang digunakan adalah mobil merk Nissan March Tipe 1,2 L AT warna
abu-abu.
7) Alat Tulis Kantor

Gambar 2.35 Alat Tulis Kantor


(Sumber. Google, 2014)
Kebutuhan alat tulis kantor seperti kertas, pulpen, strapples, tinta, spidol, dan lain-lain.

35

2.1.6 Metode Pelaksanaan Konstruksi


2.1.6.1 Metode Pelaksanaan Bendungan
2.1.6.1.1 Pekerjaan Persiapan
1) Mobilisasi personil dan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan persiapan.
2) Melaksanakan survey di lapangan :
1) Memeriksa Bench Mark (BM)
2) Membuat peta topografi secara akurat dengan skala sama dengan peta yang diberikan
oleh pemilik proyek/konsultan.
3) Klarifikasi

hasil

pemetaan

tersebut

dengan

peta

topografi

dari

pemilik

pekerjaan/konsultan meliputi as bendungan, lokasi bangunan-bangunan pelengkap


seperti bangunan pengelak, bangunan pengambilan dan bangunan pelimpah.

Gambar 2.36 Kegiatan pengukuran lokasi tapak bendungan


(Sumber. Google, 2014)
3) Kalau semua hasil pemetaan sudah sesuai dengan dengan peta topografi dari pemilik
proyek/konsultan, langsung dibuat cross section (potongan melintang) dari semua
rencana lokasi bangunan untuk MC-0.

36

4) Kalau ternyata hasil pemetaan tidak sama dengan peta yang diberikan oleh pemilik
pekerjaan/konsultan maka dibuatkan usulan kepada pemilik pekerjaan/konsultan untuk
diadakan review design.
5) Dari peta topografi tersebut mulai direncanakan gambar/denah lokasi bangunanbangunan fasilitas seperti perkantoran, gudang, laboratorium, bengkel, motor pool,
crushing dan batching plant, jalan-jalan hantar, borrow area di sekitar bendungan,
tempat-tempat pembuangan hasil galian (disposal area/spoil bank), tempat-tempat
penimbunan sementara (stock pile), lokasi power supply, lokasi water supply, serta
bangunan sementara untuk para karyawan dan pegawai (mess, dapur umum dan bedengbedeng kerja).
6) Merencanakan struktur organisasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tahap-tahap
pelaksanaan proyek.
7) Merencanakan/menyiapkan construction schedule (jadwal waktu pelaksanaan )
8) Merencanakan mobilisasi peralatan konstruksi dan tenaga kerja.
9) Memproses perijinan untuk pengadaan, penggunaan dan penyimpanan bahan peledak ke
pihak berwajib.
2.1.6.1.2 Pekerjaan Awal
1) Mobilisasi peralatan konstruksi dan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan,
termasuk tenaga-tenaga keamanan.
2) Mulai mengajukan gambar-gambar kerja (shop drawing) kepada pemilik pekerjaan dan
konsultan untuk bangunan-bangunan yang akan dikerjakan secara bertahap.
3) Melaksanakan pekerjaan clearing & grubbing yang meliputi :
1) Daerah rencana lokasi bangunan-bangunan fasilitas
2) Daerah rencana inlet dan outlet dari bangunan pengelak
3) Daerah sepanjang as bendungan untuk persiapan pekerjaan boring grouting pada
pondasi bendungan
4) Daerah borrow area/rencana pengambilan batu (quarry)

37

4) Melaksanakan pembangunan bangunan fasilitas, termasuk bangunan-bangunan di


quarry (gudang bahan peledak, tanggul pengaman dan pagar, kantor, pos penjagaan,
tempat penyampuran).

Gambar 2.37 Kegiatan Clearing & Grubbing


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2.38 Penyiapan Base Camp dan Peralatan Kerja


(Sumber. Google, 2014)

38

5) Melaksanakan grouting test pada as bendungan.


6) Menentukan mix design untuk bermacam-macam mutu beton.
7) Merencanakan

eksploitasi

quarry

(pekerjaan

quarrying)

dan

melaksanakan

eksploitasinya.
8) Setelah bahan peledak siap ditempat dan disimpan dalam gudang bahan peledak,
dilaksanakan test peledakan di quarry.
9) Melaksanakan penyelidikan dan tes material timbunan, terutama untuk timbunan inti
bendungan (lapisan kedap air) di daerah sekitar rencana waduk yang telah ditetapkan
dalam tender dokumen. Untuk mengetahui baik kuantitas maupun kualitas.
10) Melaksanakan penyelidikan di borrow area yang telah ditentukan untuk material beton
(daerah pengambilan pasir dan kerikil), untuk mengetahui baik kualitas maupun
kuantitasnya.
2.1.6.1.3 Pekerjaan Utama
1) Bangunan Pengelak (Diversion Tunnel)
1) Galian terbuka di bagian inlet dan outlet.
2) Menyiapkan jaringan power supply
3) Menyiapkan water supply untuk pengeboran/tandon air di atas terowongan.
4) Menyiapkan air compressor untuk pengeboran
5) Menyiapkan mesin bor/leg drill
6) Menyiapkan steel support/steel legging
7) Menyiapkan peralatan untuk spray mortar/gunite dan rock anchor
8) Menyiapkan peralatan untuk hasil peledakan seperti rock shovel, lorry, locomotif,
rail, wheel loader, dump truck
9) Menyiapkan peralatan penghisap hasil peledakan (blower). Memasang penahan
longsoran di bagian depan inlet dan outlet terowongan
10) Menentukan drilling patern, dalamnya lubang bor, jumlah lubang bor, jumlah
dynamite masing-masing lubang bor dan nomer-nomer detonator untuk masingmasing lubang bor

39

11) Melaksanakan pengalian terowongan dengan cara dan urut-urutan sebagai berikut:
pengeboran dan pembersihan lubang bor, pengisian dinamit dan detonator,
menyambung kabel-kabel detonator, meledakkan dengan mesin peledak (blasting
machine), mempercepat pengeluaran gas hasil peledakan dengan menyemprot
memakai angin dari air compressor dan blower, mengeluarkan hasil galian,
memasang steel support. Demikian seterusnya sampai selesai pekerjaan penggalian.

Gambar 2.39 Kegiatan untuk Diversion Tunnel


(Sumber. Google, 2014)

40

Gambar 2.40 Pekerjaan Pembersihan di Dalam Diversion Tunnel


(Sumber. Google, 2014)

12) Kalau terowongan sudah agak dalam + >10 m dipasang penerangan, kabel listrik
diikatkan pada penyangga (steel support).
13) Kalau terdapat sumber-sumber air, dibuat saluran pengering/ pengumpul air
kemudian dipompa keluar memakai submersible pump atau pompa listrik yg kecil
2" lewat air hose/pipa diameter 2"
14) Setelah

selesai

penggalian

terowongan,

dilaksanakan

pembetonan

dinding

terowongan, biasanya dimulai dari bagian dalam ke arah inlet dan outlet (mundur).
Sekali pembetonan sepanjang 6.0 m - 9.0 m tergantung dari diameter terowongan.
Pembetonan bisa sekaligus untuk dinding terowongan dan invert (lantai), bisa juga
diselesaikan dinding terowongan 2-3 seksi, disusul dengan lantai/invert.
15) Peralatan pembetonan meliputi center form untuk form setting, concrete pump
lengkap dengan pipa-pipanya untuk penyaluran beton, serta agitator truck untuk
mengirimkan beton dari batching plant ke concrete pump

41

16) Setelah pembetonan selesai dilaksanakan pekerjaan grouting yaitu backfiil grouting
dan consolidation grouting, melalui lubang-lubang yang telah disiapkan selama
pekerjaan pembetonan, yaitu dengan jalan menanam pipa-pipa dalam dinding beton
baik di bagian atas maupun samping. Peralatan grouting dimasukkan dalam
terowongan.
2) Bendungan Pengelak Utama (Main Cofferdam)

Gambar 2.41 Pekerjaan Boring Grouting di dalam Diversion Tunnel


(Sumber. Google, 2014)
1) Setelah selesainya bangunan pengelak, aliran sungai di belokkan lewat bangunan
pengelak dengan membuat primary cofferdam di depan lokasi main cofferdam.
Kemudian dilanjutkan dengan pembangunan main cofferdam baik di bagian hulu
bendungan maupun di bagian hilir bendungan (bila diperlukan). Fungsi dari
cofferdam bersama saluran pengelak baik terowongan maupun open channel adalah
melindungi lokasi bendungan utama dari banjir selama penimbunan/pembangunan
bendungan utama.

42

2) Main cofferdam di upstream bendungan bisa

berdiri sendiri (diluar tubuh

bendungan) dan bisa juga merupakan bagian dari upstream tubuh bendungan utama.
3) Penimbunan main cofferdam dilaksanakan setelah penggalian pondasi baik di dasar
sungai maupun di kanan-kiri tebing sungai mencapai batuan yang keras. Tidak ada
treatment khusus seperti pondasi bendungan utama. Cara pemadatannyapun sama
dengan pemadatan bendungan utama. Pada umumnya pembangunan cofferdam baik
upstream maupun downstream harus diselesaikan dalam satu musim kering.
3) Bendungan Utama (Main Dam)
1) Pekerjaan Boring Grouting
1) Pelaksanaan grouting pada bendungan tipe urugan biasanya dilakukan di daerah
sepanjang as bendungan di bawah lapisan kedap air/inti bendungan/cIay core.
2) Ada 2 macam grouting yaitu curtain grouting yang berfungsi menahan rembesan
air/seepage yang berasal dari waduk dan blangket grouting yang berfungsi
memperbaiki bagian atas pondasi dari retakan-retakan di seluruh contact core
area.
3) Kedalaman curtain grouting tergantung dari kedalaman air waduk yg
menimbulkan "hydrostatic pressure. Secara empiris ditentukan ditentukan
dengan dengan rumus : d - 0.4S - 0.60 H, atau d= 0,5H+C tergantung dari kondisi
geologi

batuan

pondasi

dan

hasil

grouting

test

dan

water

pressure

test/permeability test. Jarak curtain grouting antara 0.75 - 1.25 m dan biasanya
terdiri dari 2-3 baris dengan jarak baris antara 1.0 - 1.50 meter. dimungkinkan
adanya tambahan lubang grouting hingga mencapai permeabilitas yang
direncanakan.
4) Blanket grouting dilaksanakan dengan kedalaman sekitar 5.0 - 6.0 meter dengan
jarak antara 2.50 -3.0 meter di seluruh contact core area.
5) Material grouting terdiri dari campuran semen dan air dengan perbandingan berat
mulai dari 1 : 5 sampai 1:1. Untuk daerah yang permeabilitasnya masih tinggi
kekentalan injeksi : 1 ; 0.8 - 1 : 0.6.

43

6) Curtain grouting dilaksanakan dengan cara stage grouting dengan kedalaman 5 m


setiap tahap/stage. Sedangkan untuk blanket grouting dilaksanakan dalam 1
stage/tahap. Pelaksanaan pengeboran curtain grouting dilaksanakan langsung dari
grout cap (terutama untuk di dasar sungai) atau memakai perancah untuk daerah
sepanjang tebing sungai.
2) Penyiapan Pondasi di daerah Core/Inti
1) Untuk daerah di palung sungai penyiapan pondasi dimulai begitu aliran sungai
sudah dibelokkan lewat bangunan pengelak, bersamaan dengan pembersihan dasar
sungai untuk pembangunan cofferdam.
2) Setelah pembersihan dilanjutkan dengan galian cut-off sedalam sesuai rencana
kemudian dilanjutkan dengan pembetonan dasar sungai, yang berfungsi sebagai
concrete cap untuk pelaksanaan grouting. Lebar dasar sungai yang dibeton sesuai
dengan lebar dasar rencana timbunan core dan (contact core area) sepanjang dari
tebing kiri-kanan sungai.
3) Kalau di dasar sungai dijumpai adanya palung yang cukup dalam, maka palung
tersebut

dibersihkan

dari

timbunan/endapan

lumpur

dan

pasir

sampai

menampakkan lapisan batuan yang keras. Kemudian palung ditutup/diisi dengan


beton yang biasa untuk concrete cap.
4) Untuk perbaikan pondasi di daerah tebing sungai kanan-kiri dilaksanakan setelah
pekerjaan grouting selesai, kemudian dilanjutkan dengan penggalian dan
pembersihkan. Pada bagian yang tidak rata dan banyak cekungan ditutup dengan
dental concrete atau dengan slush grout/gunite. Pada bagian yang terdapat
tonjolan-tonjolan dipotong untuk diratakan. Ini semua dilaksanakan agar terjadi
contact yang rapat antara core material dengan permukaan pondasi untuk
menghindari terjadinya rembesan di daerah core contact area tersebut.
5) Pada saat pembersihan dasar sungai kadang-kadang dijumpai sumber air yang
besar baik di daerah contact core area maupun diluar contact core area, baik di
bagian upsteam maupun downstream.

44

6) Untuk mengatasi sumber air ini, cara yang bisa ditempuh adalah membuat sumppit (tempat berkumpulnya air) kemudian dipasang buis beton berdiameter 80 cm
100 cm dan dipasang pompa (biasanya submersible pump). Selama pekerjaan
pondasi air yang terkumpulkan di dalam buis beton tersebut dipompa dan dibuang
ke arah downstream.
7) Kalau pembersihan pondasi selesai dan siap dilaksanakan penimbunan, maka air
yang terkumpul tersebut tidak perlu dipompa dan tingginya buis beton terus
ditambah sejalan dengan tingginya timbunan. Kalau sewaktu-waktu air dalam buis
beton tesebut tidak bertambah, ini berarti airnya sudah seimbang, maka buis beton
tersebut ditimbun dengan pasir dan batu kemudian di grouting.
8) Treatment tersebut terutama dilaksanakan di bagian core area maupun di bagian
upstream. Untuk daerah downstream core contact area, cukup air dialirkan ke
bagian luar downstream slope bendungan.

Gambar 2.42 Pembersihan Lokasi di Area Core Bendungan


(Sumber. Google, 2014)

45

3) Penyiapan Pondasi di luar Core/Inti


1) Setelah penggalian dan pembersihan, pada umumnya tidak ada special treatment
untuk daerah di luar core contact area, termasuk di dasar sungai maupun di tebing
kanan-kiri sungai.
2) Baik di daerah timbunan filter, timbunan transisi maupun daerah timbunan rockfill
dan riprap tidak diperlukan perbaikan khusus, kecuali penggalian dan pembersihan
untuk menghilangkan tanah-tanah yang lunak, rerumputan dan pepohonan.
3) Perbaikan dan pembersihan di daerah tebing sungai dilaksanakan sesuai dengan
kemajuan timbunan, kecuali kalau terdapat patahan atau retakan. Kalau dijumpai
patahan atau retakan di daerah tebing sungai, maka daerah tersebut dikupas/digali
sampai

mendapatkan

lapisan

yang

masif.

Patahan

atau

retakan

ini

dijumpai/diketahui setelah dilaksanakan striping (pengupasan) lapisan tanah di


bagian pondasi.
4) Pelaksanaan Timbunan Core/Inti
1) Sebelum dilaksanakan penimbunan untuk tubuh bendungan dilaksanakan trial
embankment di suatu tempat untuk menentukan tebalnya lapisan, kepadatan dan
permeabilitasnya, termasuk jumlah lintasan pemadatan guna mencapai kepadatan
yang direncanakan.
2) Tergantung dari tersedianya material di sekitar proyek/di sekitar bendungan serta
karakteristiknya. Core material biasa terdiri dari natural core (tanah asli) atau
campuran tanah dengan pasir yang disebut blended core.
3) Kalau diperlukan blended core, maka untuk mencampur diperlukan stock pile yg
terdiri dari lapisan pasir dan tanah liat dengan perbandingan 1 pasir dan 4 tanah
liat atau 1 : 3 tergantung dari hasil tes yang memenuhi syarat sesuai dengan yang
direncanakan.
4) Bilamana natural core sudah memenuhi persyaratan maka hasil galian dari borrow
area lagsung diangkut dengan dump truck dan dihampar di tempat penimbunan,
diratakan dengan bulldozer LGP/swamp dozer pada ketebalan.

46

5) Sekitar 20-25 cm dan dipadatkan dengan compactor/shee foot roller menjadi 15


cm. Demikian pula bila diperlukan blended core, maka pada tempat pencampuran
dimuat dengan back hoe atau power shovel, di angkut dengan dump truck ke
tempat penimbunan, dihampar dengan swamp dozer dan dipadatkan dengan shee
foot roller. Baik nature core maupun blended core pelaksanaan penimbunan
dilakukan pada musim kering saja, ini berkaitan dengan dengan optimum rnoister
content yang diijinkan. Kalau sewaktu penghamparan dan pemadatan kondisi core
terlalu kering dan sukar dipadatkan, maka dilaksanakan penyiraman sehingga
mencapai moisture content yang diijinkan.
6) Setelah pemadatan dan sebelum ditimbun lapisan berikutnya, dilaksanakan
pengambilan sampel secara echo sonder untuk dilakukan tes di laboratorium.
7) Untuk diperhatikan

bahwa penimbunan core pada lapisan pertama di atas

concrete pad perataan dan pemadatannya tidak boleh menggunakan bulldozer,


tetapi menggunakan whell loader dan atau tire roller untuk mencegah rusaknya
dasar sungai/concrete pad.
8) Karena pemadatannya menggunakan tire roller, maka setiap kali penimbunan
untuk layer berikutnya, maka permukaan layer pertama perlu dikasarkan
menggunakan rake dari motor grader, untuk mendaparkan ikatan yang kuat antara
layer lama dengan yang baru.
9) Timbunan pada bagian abutment dilaksanakan harus dengan hati-hati dan dijaga
agar terjadi kontak yang rapat untuk mencegah terjadinya rembesan (seepage)
dengan jalan pemadatannya menggunakan tire roller dari wheel loader, atau
menggunakan tamping rammer dengan ketebalan 1.0 m dari abutment dengan
ketebalan layer antara 15cm20cm. Biasanya menggunakan bahan clay core yang
agak plastis.

47

Gambar 2.45 Pemadatan Material Core di Lapangan


(Sumber. Google, 2014)
5) Pelaksanaan Penimbunan Filter
1) Filter material biasanya terdiri dari pasir alam yang gradasinya telah memenuhi
syarat. Sample diambil dari lokasi yang telah ditentukan pada saat pelaksanaan
survey dan investigasi. Ditinjau dari tersedianya pasir alam, bilamana di suatu
daerah terdapat sumber pasir lain, misal pasir dari laut yang biasanya lebih halus,
bisa dilaksanakan campuran dan dites di laboratorium untuk perbandingan
tertentu.
2) Ketebalan lapisan pasir/filter disesuaikan dengan lapisan core material.
Dipadatkan dengan smooth drum roller kecil (baby roller). Penimbunan filter
selapis lebih tinggi dari lapisan core, untuk menjaga lapisan core tidak melebar
melebihi batas. Penghentian penimbunan filter disamakan dengan penimbunan
core, jadi penimbunan filter selalu mengikuti penimbunan core dan dilaksanakan
pada musim kering saja.

48

6) Pelaksanaan Penimbunan Daerah Transisi


1) Material transisi mempunyai gradasi peralihan dari filter ke rockfiil. Lebar lapisan
transisi berkisar antara < (10-20) x lebar lapisan filter dan menyambung langsung
dengan lapisan rockfill.
2) Ketebalan lapisan transisi berkisar 25 50 m, jadi biasanya lebih tinggi sekitar 24
50 cm dari lapisan filter core.
3) Penghentian penimbunan lapisan transisi mengikuti penghentian lapisan filter dan
core.
4) Material transisi berupa rockfil diambil dari quarry dengan ukuran dari pasir
sampai boulder berukuran 50 cm.
5) Pemadatan daerah transisi cukup dengan menggunakan spreading equipment saja
yaitu bulldozer 20 30 ton.
7) Pelaksanaan Penimbunan Daerah Rock Fill
1) Material untuk timbunan rockfill bisa langsung diambil dari quary atau juga bisa
diambil langsung dari stock pile, yaitu timbunan sementara dari hasil galian batu
pada penggalian pondasi bendungan ataupun dari penggalian bangunan-bangunan
pelengkap lainnya seperti dari galian spillway atau galian inlet dan outlet
bangunan pengelak. Ukuran boulder batu untuk timbunan rockfill ini disesuaikan
dengan syarat-syrat ketebalan lapisan timbunan rickfill, biasanya sekitar 1.0 1.50
meter.
2) Untuk perataan/spreading menggunakan bulldozer berukuran 20 30 ton,
sekaligus juga berfungsi untuk pemadatan dengan beberapa kali lintasan. Ada pula
persyaratan bahwa pemadatan daerah rockfill dan transisi disamping menggunakan
spreading equipment ditambah beberapa lintasan menggunakan vibrating roller
kapasitas 10 15 ton.

49

8) Penimbunan/Pemasangan Riprap
1) Riprap adalah berfungsi sebagai slope protection pada upstream dan downstream
slope dari maindam dan main cofferdam. Tebalnya berkisar antara 2.0 meter 5.0
meter, terdiri dari boulder berukuran > 1.0 meter dikunci dengan boulder kecilkecil.
2) Pemasangan riprap bersamaan dengan timbunan rockfill, peralatan yang digunakan
adalah bulldozer untuk mendorong boulder yang besar-besar dan diatur oleh back
hoe termasuk mengisi rongga-rongga diantara boulder yang besar dengan boulder
yang lebih kecil. Tebal lapisan penimbunan mengikuti tebalnya lapisan rockfill.
3) Untuk mengatur riprap supaya kelihatan rapi dan merata diperlukan operator back
hoe yang sudah terampil dan berpengalaman. Di beberapa bendungan pemasangan
riprap ini ada yang menggunakan crane. Batu-batu besar yang akan dipasang di
tempat riprap diikat dengan wire, kemudian diangkat dengan crane (crawler
crane/truck crane) serta dibantu banyak tenaga untuk mengikat dan melepaskan
wire tersebut.

Gambar 2.46 Pemasangan Rip-rap


(Sumber. Google, 2014)

50

9)Pemasangan Dam Instrumentation


1) Bersamaan dengan akan dimulainya penimbunan clay core perlu dilaksanakan
pemasangan peralatan monitoring untuk mengikuti dan mengetahui tingkah laku
dari bendungan dan keadaan pondasi serta besar kecilnya seepage/rembesan setelah
pengisian waduk.
2) Multi layer settlement point ditanam pada permukaan pondasi dan dalam imbunan
untuk mengetahui terjadinya settlement/penurunan pondasi dan timbunan.
3) Piezometer yang dipasang dalam timbunan clay core (inti bendungan) dan dalam
pondasi untuk mengetahui besarnya Void pressure" dan rembesan (seepage) dalam
tubuh bendungan dan pondasi.
4) Surface settlement point dan Crest settlement point untuk mengukur settlement pada
puncak bendungan dan slope/lereng dari bendungan.
5) V-Notch untuk mengukur debit rembesan yang dipasang di kaki bendungan.

Gambar 2.47 Pemasangan Peralatan Instrumentasi


(Sumber. Google, 2014)

51

10) Perkerasan/Penyelesaian Puncak Bendungan (Crest Dam)


1) Puncak

bendungan

biasanya

dipergunakan

untuk

jalan

inspeksi

maka

penyelesaiannya adalah seperti pada pembuatan jalan, yaitu ditimbun dengan base
corse dan sub-base corse dan dilapisi dengan asphalt (hot mix).
2) Sebagai pelindung di kanan-kiri dipasang hand-rail/parapet dilengkapi dengan
trotoar (walkway) dan tiang-tiang listrik dan jaringannya untuk penerangan.

Gambar 2.48 Pembuatan Parapet dan Walk-way


(Sumber. Google, 2014)
2.1.6.1.4 Pelimpah
Konstruksi Pelimpah menggunakan tipe pelimpah samping (side channel spillway)
dengan kosntruksi beton bertulang. Konstruksi pelimpah ini dibagi menjadi 4 area
diantaranya: saluran pelimpah, saluran transisi, saluran peluncur, kolam olak. Pelaksanaan
konstruksi Pelimpah dilaksanakan dari dua arah; yaitu dari atas ke bawah dan juga
berbarengan dari bawah ke atas. Konstruksi pelimpah ini dilaksanakan dengan memakai
mutu beton K-175.

52

Gambar 2.49 Pengecoran Tembok Penahan Saluran Transisi


(Sumber. Google, 2014)

Gambar 2. 50 Penampang dari Konstruksi Pelimpah


(Sumber. Google, 2014)

53

2.1.6.1.5 Pekerjaan Akhir


Pada akhir tahapan pelaksanaan akan dilaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat
bangunan

fasilitas

bendungan

seperti

lansekap,

pos

jaga,

gardu

pandang

(https://www.scribd.com/doc/136583808/Metode-Pelaksanaan-Talud-Grogol)
2.1.6.2 Metode Pelaksanaan Dinding Penahan (Talud)
2.1.6.2.1 Pekerjaan Persiapan
1) Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Sebelum pekerjaan kami laksanakan, maka kami melakukan pengukuran di lapangan
sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, selama pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan
selesai semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing.Pedoman utama pelaksanaan
pekerjaan pengukuran di lapangan, adalah patok beton yang merupakan titik tetap utama
Bench Mark yang akan ditentukan oleh direksi pekerjaan.
Kami akan memasang minimal tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang akan
dijadikan sebagai titik bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasi
rencana bangunan, dan tidak boleh terusik atau rusak atau berubah posisinya secara langsung
maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan dan untuk lahan pekerjaan yang cukup
panjang perlu ditambah patok beton sebagai titik bantu utama dengan jarak + 500 m.
Patok beton yang merupakan titik bantu utama, posisi elevasi dan koordinatnya harus diikat
secara sempurna dengan patok beton titik utama. Patok beton sebagai titik bantu utama,
harus mempunyai ukuran lebar (10 x 10) cm panjang 100 cm serta harus tertanam sedalam
50 cm dengan posisi tegak dan cukup kokoh tidak meudah berubah bentuk dan posisinya.
Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran sebelum
dimulainya pelaksanaan pekerjaan, harus disyahkan oleh direksi pekerjaan, dan selanjutnya
dipakai sebagai pedoman untuk penggambaran rencana gambar pelaksanaan Construction
Drawing.
Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran, sungai, embung harus
dilaksanakan dengan jarak/ interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi Pengguna
Jasa khususnya pada lokasi tikungan jarak tersebut harus lebih dekat/ pendek yang dimulai

54

dari

titik

awal

tikungan,

tengah-tengah

tikungan

dan

ujung

akhir

tikungan.

Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan
oleh direksi pekerjaan, dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan akan
dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil pelaksanaan pekerjaan.
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, kami akan melakukan pengukuran
akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus
disyahkan oleh direksi pekerjaan dan dipergunakan sebagai dasar acuan guna
mempersiapkan gambar purna bangun (As built Drawing).
Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, direksi
pekerjaan sewaktu-waktu berwenang dan berhak memberikan instruksi kepada penyedia
jasa, dan penyedia jasa harus bersedia untuk melaksanakan pengukuran tertentu yang
sifatnya sebagai check berkala atau stick proof, misalnya kedalaman fondasi, batas
pembebasan tanah dan lain sebagainya.
Pada saat penyerahan gambar purna bangun, penyedia jasa harus menyerahkan data
dan perhitungan hasil pengukuran yang sudah disyahkan oleh direksi pekerjaan.
Mutual Check (MC-0%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung oleh
penyedia jasa berdasarkan gambar kerja dan disetujui pengguna jasa. Perhitungan kuantitas
pekerjaan tersebut harus disampaikan oleh penyedia jasa paling lambat 15 (lima belas) hari
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan bila Mutual Check (MC0%) pekerjaan bersangkutan belum mendapat persetujuan pengguna jasa. Kegagalan
penyedia jasa dalam mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa atas MC-0% yang ia
sampaikan, tidak dapat dipergunakan sebagai alasan penyedia jasa untuk mengusulkan
perpanjangan waktu pelaksanaan.
2) Pekerjaan Tanah
1) Galian Tanah
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan galian
batu termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya, jalan akses
dan bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan lain-lain) yang

55

diperlukan serta pengangkutan material hasil galian kelokasi yang disepakati untuk tempat
pembuangan akhir atau penimbunan sementara (stock piling) sebelum dimanfaatkan lebih
lanjut.
Kami akan menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali, metoda kerja
pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan ke lokasi pembuangan
akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan timbun, paling lambat
30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.Kami juga akan melaksanakan
pekerjaan pengukuran dan pematokan bersama pengguna jasa sesudah pekerjaan penebasan
dan pembersihan semak belukar selesai dikerjakan atau waktu yang lain sesuai dengan
perintah Pengguna Jasa yang hasilnya berupa gambar hasil pengukuran yang menunjukkan
elevasi muka tanah, tampang memanjang dan melintang harus diserahkan kepada Pengguna
Jasa untuk mendapatkan persetujuan.
Gambar-gambar
dipergunakan

sebagai

hasil

pengukuran

pra-konstruksi

acuan

dan

perhitungan

dasar

diatas
kuantitas

untuk

selanjutnya

pekerjaan

galian.

Sebisa mungkin kami juga akan mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah
elevasi galian pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang
baik, kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan kami
maka kami akan segera diperbaiki dengan biayanya sendiri.Kami sesegera mungkin akan
memberitahu Pengguna jasa bila pekerjaan galian telah selesai dikerjakan untuk dilakukan
pemeriksaan guna persetujuan sebelum pekerjaan lanjutan/bangunan irigasi atau pengecoran
beton dilaksanakan. Penggunaan stockpiling dan pembuangan tanah hasil galian harus sesuai
dengan spesifikasi teknis ini.
2) Urugan Kembali
Pekerjaan urugan kembali dilaksanakan setelah pemasangan pondasi batu belah.
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk menutup kembali bekas galian serta berfungsi sebagai
pengikat pondasi agar tidak mudah bergeser.
3) Urugan Tanggul Saluran

56

Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan tanah yang
dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi permanen : urugan tanah dipadatkan disekeliling
saluran dari bangunan konstruksi yang tanahnya berasal dari pekerjaan galian atau borrowarea dan berdasarkan hasil uji laboratorium memenuhi syarat dan spesifikasi teknik serta
sudah mendapat persetujuan Pengguna Jasa sebelum pekerjaan timbunan dan pemadatan
dilaksanakan.
Kami akan menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan kepada pengguna jasa
termasuk semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk
mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.
4) Urugan Tanah Padas
Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan tanah yang
dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi permanen : urugan tanah dipadatkan disekeliling
saluran dari bangunan konstruksi yang tanahnya berasal dari pekerjaan galian atau borrowarea dan berdasarkan hasil uji laboratorium memenuhi syarat dan spesifikasi teknik serta
sudah mendapat persetujuan pengguna jasa sebelum pekerjaan timbunan dan pemadatan
dilaksanakan.
Kami akan menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan kepada pengguna jasa
termasuk semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk
mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.
3) Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
1) Pasang Batu Belah 1Pc : 4Ps
Batu yang digunakan berkualitas terbaik dan merupakan bahan setempat, padat,
bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan lain yang mempengaruhi kualitas.
Semua pasangan batu belah dilaksanakan dengan adukan1 pc : 4 pasir.
Pada saat pelaksanaan pasangan batu belah harus dilakukan pengukuran di lapangan
dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan ketinggian seperti tercantum pada gambar
kerja.
2) Pelaksanaan Pemasangan Batu belah 1:4

57

1) Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air dilokasi
kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan,
penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu, tenaga dan
sarana pengangkutan adukan.
2) Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design bangunan. Dalam
kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai kerja.
3) Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta
persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.
4) Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta
basahi dengan air agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.
5) Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 - 5
cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 3 cm (tidak
bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.
6) Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan.
7) Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding penahan,
sayap bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung
pipa bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu.
8) Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu
sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya) dipasang berselangseling arah vertikal.
9) Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar pasangan yang masih
baru tersebut tidak rusak karena air hujan.
3) Pekerjaan Plesteran 1 : 4
1) Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan
dengan air semen, dengan campuran 1Pc : 4Ps.
2) Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai
karena susut pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus dibasahi
dengan air selama 7 hari berturut-turut.

58

4) Pekerjaan Siaran 1 : 2
Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan permukaan harus dibersihkan.
Adukan spesi untuk siaran harus memakai adukan 1 PC (Portland Cement) : 2 PS
(Pasir) dengan kebutuhan Semen (PC) sebesar = 6,35 kg dan Pasir sebanyak = 0,012 m3
dan diaduk secara merata dengan air.
Pekerjaan siaran dapat dibagi atas :
1) Siaran Tenggelam (masuk kedalam 1 cm).
2) Siaran rata (rata dengan muka batu dengan tebal 1 cm)
3) Siaran Timbul (timbul dengan tebal 1 cm dari muka batu)
2.1.6.2.2 Pekerjaan beton bertulang dan pembesian
1) Pekerjaan Beton bertulang
1) Pekerjaan pembesian.
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah lantai kerja siap maka besi
tulangan yang telah terfabrikasi siap dipasang dan dirangkai di lokasi. Pembesian foot plat
dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian kolom dan sloff. Panjang
penjangkaran dipasang 30 x diameter tulangan utama. Besi yang dipakai standar SII/SNI.
2) Pekerjaan bekisting.
Bekisting dibuat dari multiplex 4 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi
skur-skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka dipasang tie rod untuk
menjaga kestabilan posisi bekisting saat pengecoran.
3) Pekerjaan kontrol kualitas.
Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan kontrol kualitas yang terdiri atas dua
tahap yaitu :
1) Sebelum pengecoran.
Sebelum pengecoran dilakukan kontrol kualitas terhadap :
1) Posisi dan kondisi bekisting.
2) Posisi dan penempatan pembesian.
3) Jarak antar tulangan.

59

4) Panjang penjangkaran.
5) Ketebalan beton decking.
6) Ukuran baja tulangan yang digunakan.
7) Posisi penempatan water stop
8) Koral beton dan pasir beton yang digunakan harus bersih bebas dari lumpur dan
bebas dari kotoran bahan organic yang bisa merusak beton, koral beton yang
digunakan mempunyai gradasi 2/3 cm dan memenuhi syarat PBI 71 NI-2. Kadar
lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
9) Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih, tidak berwarna, tidak mengandung
bahan kimia / asam alkali serta bahan-bahan lain yang dapat merusak beton, tulangan
atau campuran, yang nantinya dapat mempengaruhi daya rekat semen.
10) Semua agregat halus atau kasar harus melalui tes laboratorium agar sesuai dengan
syarat syarat teknis. Portland Cement (PC) yang digunakan masih dalam kantong
utuh atau baru serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam SNI Beton 082847-2002
2) Pada saat pengecoran.
Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari beton molen (untuk sloof)
/beton ready mix (untuk pondasi foot plat dan kolom selasar) diambil sampelnya. Sampel
diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi (Beton K-225).
Pekerjaan kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan pengawas
lapangan untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.
2) Pekerjaan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu dengan menggunakan beton
ready mix mutu K-225 atau molen untuk pondasi foot plat dan kolom dan beton sloof.
Pengecoran yang berhubungan dengan sambungan selalu didahului dengan penggunaan
bahan Bonding Agent.
3) Pekerjaan curing
Curing dilakukan sehari ( 24 jam ) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air
dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.

60

2.1.6.3 Metode Pelaksanaan Drainase


2.1.6.3.1 Mobilisasi
a. Mobilisasi / Demobilisasi
Sebelum memulai pekerjaan, atas persetujuan direksi terlebih dahulu dilakukan
mobilisasi alat yang digunakan dalam pekerjaan seperti : Galian tanah berbatu dengan alat
berat excavator. Untuk demobilisasi atau pemulangan alat excavator ke basecam. Selain itu
pada pekerjaan persiapan awal ini yang paling penting adalah mempelajari situasi lapangan
dan melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan dalam bestek, untuk pertama pemasangan
plang proyek selanjutnya memulai pengukuran pada lokasi pekerjaan, yaitu berupa situasi,
potongan memanjang, potongan melintang, yang dituangkan dalam gambar, termasuk
gambar konstruksi, yang disesuaikan dengan lapangan, dan disertai dengan foto dokumentasi
0%, juga gambar gambar kerja (shop Drawing ). Pada bagian bagian konstruksi yang
kurang jelas harus diperjelas dengan membuat gambar detailnya, serta menghitung
kebutuhan material / bahan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.
Bersamaan dengan ini mobilisasi dilaksanakan, dan tak kalah pentingnya adalah membuat
MC 0 ( Mutual Chek Nol ) sehingga penempatan dana dapat dikontrol dengan baik dan
terukur.
Terakhir apabila pekerjaan ini sudah selesai secara keseluruhan kita lakukan
demobilisasi dan yang lebih penting lagi harus dibuat gambar aktualnya dan foto
dokumentasi 100% yang diikuti dengan final quantity. Pembuatan foto dokumentasi selama
pelaksanaan pekerjaan padakeadaan kondisi sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan
setelah selesai pelaksanaan pekerjaan (0%, 50%, dan 100 %) pengambilan opname foto
tersebut dilakukan satu titik, / posisi pengambilan tetap. Selain itu membuat laporan
pelaksanaan pekerjaan harian, mingguan, dan bulanan yang meliputi : progres kemajuan
pekerjaan, jumlah tenaga kerja, peralatan, dan bahan yang digunakan. Untuk dokumentasi ini
dilakukan selama masa pekerjaaan hingga selesai pekerjaan. Kemudian perlu diadakan
koordinasi dengan pihak proyek beserta masyarakat setempat (pemuka masyarakat
setempat), guna dapat membicarakan masalah masalah yang mungkin timbul apabila
pekerjaan ini dimulai, baik menyangkut teknis maupun non teknis.

61

2.1.6.3.2 Pekerjaan Tanah


1) Galian Biasa
Untuk pekerjaan galian tanah biasa dengan alat berat disini kami lakukan dengan
memakai excavator yaitu menggali kedudukan pasangan batu kali dan saluran tanah atau
saluran terbuka. Setelah pemasangan bouplank sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan
pemasangan bouplank ini beriring dengan pekerjaan galian tanah biasa harus mencakup
seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber
bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal. Selama pelaksanaan pekerjaan
galian biasa, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur
atau mesin di sekitarnya, harus dipertahan-kan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan
pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian
mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, menyokong atau mendukung struktur di
sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan
galian tersebut.
2) Galian Batu
Galian Batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik
atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut direksi pekerjaan adalah tidak
praktis menggali tanpa penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran. Galian ini tidak
termasuk galian yang menurut direksi pekerjaan dapat dibongkar dengan penggaru (ripper)
tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda netto
maksimum sebesar 180 PK (tenaga kuda) dengan mengunakan alat berat setara excavator.
Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya pekerjaan ini
merupakan ketelitian sangat hati-hati yang mana dilokasi terdapat pipa PDAM, terkecuali
bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan ditimbun kembali
dengan bahan yang disetujui direksi pekerjaan dan telah dipadatkan.
3) Urugan Biasa
Pekerjaan yang dilaksanakan disini adalah pekerjaan timbunan tanah dipasangan
dengan tanah bekas galian dipadat dan diratakan. Sebelum menempatkan material timbunan
diatas pondasi atau diatas timbunan, seluruh daerah yang akan menerima beban material

62

timbunan harus dibasahi secara optimum diratakan. pemadatan timbunan dapat dilaksanakan
dengan padatdan diratakankan sampai kepadatan maksimum atau sesuai dengan spesifikasi,
begitulah seterusnya sampai timbunan selesai.
Bahan-bahan timbunan harus tanah kohesif dengan batas cairnya disesuaikan dengan
spesifikasi timbunan sehingga akan membentuk massa yang relatif kedap air setelah
pemadatan. Bilamana kesesuaian suatu bahan diragukan, Direksi dapat meminta diadakannya
tes-tes untuk menentukan batas-batas Atterberg dari pada bahan sebelum menentukan
kesesuaiannya.
Timbunan tanah disini adalah timbunan tanah bekas galian yang sesuai dengan
spesifikasi timbunan harus disisihkan pada waktu menggali kemudian ditumpuk pada suatu
tempat.
Untuk menimbun kami rencanakan setiap pasangan naik berlahan diiringingi denga
timbunan belakang pasangan. kalau untuk pekerjaan saluran timbunannya dibentuk seperti
tanggul dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi teknisnya.
2.1.6.3.3 Struktur
1) Beton K225
1) Rawatan dengan air yaitu dengan memercikkan air secara terus menerus atau digenangi
dengan air.
2) Menutupnya dengan suatu lapisan penyerap (karung, goni, kantung semen) yang selalu
dijaga supaya basah konstan.
3) Semua permukaan beton yang akan dipengaruhi air deras atau benturan gelombang
harus betul-betul dilindungi dari kemungkinan kerusakan selama periode pengerasan,
dan semua permukaan beton yang belum mencapai kekerasan yang diharapkan harus
ditutup sesuai dengan petunjuk direksi.
2) Sambungan Konstruksi
1) Lokasi sambungan kontruksi beton harus disetujui Direksi, dan berdasrkan ketentuanketentuan berikut:
2) Sambungan kontruksi adalah kontruksi yang kaku, sedemikianrupa hingga beton yang
dicor berikutnya tidak dapat digabungkan secara integral dengan struktur yang dicor

63

sebelumnya. Permukaan sambungan kontruksi segera dibersihkan sebelum pengecoran


beton baru atau mortel. Pembersihan permukaan meliputi pembersihan semua kotoran,
sisa material yang lepas, sisa-sisa beton, pelapisan, pasir dan lain-lainnya.
3) Permukaan sambungan kontruksi harus dicuci sebelum pengecoran beton baru.
Sesudah permukaan dibersihkan dan basahi, permukaan yang tidak membentuk
sambungan kontruksi, harus ditutup dengan lapisan mortel semen setebal 1 cm. Mortel
semen harus mempunyai komposisi yang sama dengan campuran beton dibawahnya,
kecuali ditentukan lain oleh direksi.
4) Sambungan kontruksi kedap air, harus memakai water stop seperti yang ditentukan
dalam gambar atau ditentukan lain oleh direksi.
5) Ketika beton diatas permukaan beton yang sudah terpasang, permukaannya harus
dikerjakan sebagai berikut:
6) Beton yang dicor belum lebih dari 4 jam akan mempunyai suatu lapisan busa beton
pada permukaannya dengan material lepas dan berlubang-lubang di bawahnya, yang
harus dibuang dengan hati-hati dengan cara menyikatnya secara perlahan-lahan tanpa
merusak tubuh dari beton itu. Kemudian beton yang baru harus secepatnya dituangkan.
7) Beton yang dicorkan telah lebih dari 4 jam tetapi tidak lebih dari 3 ahri akan
mempunyai suatu lapisan busa beton pada permukaannya dengan material lepas dan
berlubang-lubang dibawahnya, yang harus dibuang dengan cara seperti diatas.
Permukaan dibawahnya itu harus dicuci secara merata dengan air bersih. Segera
sebelum dicorkan beton yang besar, permukaannya harus dilapisi dengan spesi semen
dengan ketebalan 1 cm yang perbandingancampurannya yang sama dengan beton yang
akan dicorkan ditempat itu.
8) Beton yang dicirkan sudah lebih dari 3 hari harus ditakik supaya kelihatan permukaan
yang homogen dan segar secra keseluruhan tanpa retak-retak. Segera sebelum beton
segar dicorkan, spesi semen dengan konsisten seperti susu kental harus dituangkan
pada permukaan yang telah disiapkan.
9) Untuk pekerjaan beton kami mengacu kepada spesifikasi teknik dan petunjuk dari
Direksi nantiinya

64

3) Baja Tulangan U24 Polos


1) Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya tergantung yang ditentukan.
Yang penting harus dinyatakan oleh tes laboratorium resmi dan sah.
2) Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak / lemak, asam, alkali dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan
NI-2 (PBI-1971).
3) Pabrikasi besi beton berdasarkan ukuran gambar kerja dan direksi pengawas lapangan.
4) Pasangan Batu
1) Pasangan batu kali disini adalah untuk membuat saluran dan bangunan air, adapun
ketentuan yang akan kami ikuti disini secara garis besar saja diantaranya :
2) Adukan untuk spesi digunakan campuran 1 PC berbanding 4 pasir jadi didalam
pengadukan harus benar-benar merata aduknya sehingga tidak terjadi kelemahan
disuasi sisi spesi nantinya. Adukan yang akan dipasang harus mendapat persetujuan
Direksi dan dibuatkan bak takaran agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan semen.
3) Air yang digunakan harus air yang bersih dan tidak mengandung zat-zat yang merusak
ikatan semen.
4) Adukan harus diaduk sebanyak yang diperlukan sehingga tidak terjadi adukan terletak
selama + 30 menit (adukan yang sudah terletak + 30 menit tidak dibenarkan
memakainya).
5) Suling-suling perlu dibuatkan terutama untuk pekerjaan yang desakan air tanahnya
tinggi sehingga pada masa-masa tekanan air tanah bertambah keras tidak akan merusak
konstruksi dan airnya akan mencari celah keluar lewat suling-suling tersebut. Sulingsuling dibuat dari pipa PVC 2 dan paling tidak 1 buah tiap radius 2 m dan
dibelakangnya diberi saringan dari ijuk, kerikil, dan batu-batu kecil. Pekerjaan ini
disesuaikan dengan bestek dan spesifikasi teknisnya atau petunjuk dari Direksi
nantinya.
6) Pertama sekali setelah pekerjaan galian dilakukan oleh si penggali lalu kami
persiapkan peralatan tukang yang termasuk kotak adukan dan kotak takaran yang
diminta kepada direksi lalu kami membuatkan request atau izin untuk melaksanakan

65

pekerjaan pasangan yang kami ajukan kepada pengawas lapangan dan setelah dimensi
galian oke oleh direksi dan izin pekerjaan pasangan ditanda tangani kami langsung
melaksanakan pekerjaan pasangan batu kali dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
7) Pekerjaan Batu kali Campuran 1 : 4 dilakukan di minggu kesepuluh sampai minggu
keempat belas.
5) Pemasangan Pipa PVC
1) Pemasangan PVC setiap 10m sesuai persetujuan direksi pengawas pada pasangan batu
kali guna mengalirkan air dari jalan raya dan air bungan dari rumah tangah ke saluran
2.2 Kajian Empiris
2.2.1 PT Brantas Abipraya
PT Brantas Abipraya merupakan persero yang didirikan pada tanggal 12 Nopember
1980 sebagai hasil pemekaran dari Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Kali
Brantas, yang lebih dikenal dengan sebutan Proyek Brantas. PT Brantas Abipraya adalah
Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi terutama
bendungan dan konstruksi air lainnya. Berikut adalah portofolio proyek dari PT Brantas
Abipraya:
1) Bendungan Bili - Bili [Lokasi : Kab. Goa, Sulawesi Selatan ]
2) Bendungan Batu Bulan [Lokasi : Sumbawa, NTT ]
3) Bendungan Wadas Lintang [Lokasi : Kebumen, Jawa Tengah ]
4) Bendungan Telaga Tunjung
5) Bendungan Palasari [Lokasi : Bali]
6) Bendungan Sutami [Lokasi : Malang, Jatim]
7) Bendungan Jatibarang [Lokasi : Semarang, Jateng]
8) Bendungan Koto Panjang [Lokasi : Riau]
9) Bendungan Benel [Lokasi : Bali]
10) Bendungan Bening Widas [Lokasi : Madiun, Jatim]
11) Bendungan Ponre - Ponre [Lokasi : Sulawesi]
12) Bendung Karet Waledan [Lokasi : Indramayu, Jabar]
13) Bendung Karet Gubeng [Lokasi : Surabaya, Jatim]

66

14) Bendungan Pandanduri [Lokasi : Lombok, NTT]


15) Bendungan Bajul Mati [Lokasi : Banyuwangi, Jatim]
16) Bendungan Titab [Lokasi: Buleleng, Bali]
17) Bendung Gerak Tempe [Lokasi : Sulawesi Selatan]
18) Bendungan Bintang Bano [Lokasi : Sumbawa Barat]
19) Bendung Kedungombo [Lokasi : Purwodadi, Jateng]
20) Bendungan Marangkayu [Lokasi : Kalimantan Timur]
2.2.2 PT Wijaya Karya (WIKA)
WIKA dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda bernama Naamloze
Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co. atau NV Vis en Co.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, dengan nama Perusahaan
Negara Bangunan Widjaja Karja. Pada tahun 1972 Perusahaan Negara Bangunan Widjaja
Karja berubah nama menjadi PT Wijaya Karya. WIKA kemudian berkembang menjadi
sebuah kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti
pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur. Pada tahun 1982, WIKA
melakukan perluasan divisi dengan dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu Divisi Sipil
Umum, Divisi Bangunan Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan Metal,
Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan Divisi Perdagangan. Dengan dibentuknya
perluasan divisi ini membuat WIKA menjadi semakin berkembang dan bersinergi. Sejumlah
proyek yang pernah dikerjakan oleh PT WIKA antara lain:
1) Bendung Gerak Klambu Barrage
2) Bendung Gerak Serayu di Propinsi Jawa Tengah
3) Bendung Amandit di Kalimantan
4) Waduk Jatigede di Jawa Barat
5) Normalisasi Sungai Bengawan Solo

67

2.2.3 PT Waskita Karya


PT Waskita Karya didirikan pada 1 Januari, merupakan salah satu BUMN terkemuka
di Indonesia yang memainkan peran utama dalam pembangunan Negara. Berasal dari sebuah
perusahaan Belanda bernama Volker Maatschappij NV Aannemings, yang diambil alih
berdasarkan Keputusan Pemerintah No.62/1961. Waskita Karya semula berpartisipasi dalam
perkembangan air yang terkait termasuk peklamasi, pengerukan pelabuhan, dan irigasi.
Berikut adalah beberapa proyek dari PT Waskita Karya:
1) Proyek pembangunan waduk dengan kapasitas 980 juta meter kubik, yaitu waduk Jatigede
Kabupaten Sumedang Jawa Barat dengan nilai sekitar 447 Milyar Rupiah, mulai
dikerjakan sejak November 2007.
2) Bendungan Pandanduri yang berlokasi di tiga desa dalam wilayah Kabupaten Lombok
Timur yaitu Swangi, Terara, dan Santong. Bendungan ini memiliki kapasitas
penampungan air sebanyak 23 juta kubik (m) dan dapat mengairi sawah irigasi seluas
10.300 ha dengan kebutuhan lahan sekitar 430 hektare (ha). Dikerjakan sejak 29 Juni
2012.
3) Waduk Teritip Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur dengan perkiraan dana Rp.248
miliar. Dibangun diatas lahan 110 hektare dimulai pada pertengahan April 2014.

You might also like