You are on page 1of 13

5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Air Secara Umum


Air adalah suatu senyawa hidrogen dan oksigen dengan rumusan kimia H2O.
Berdasarkan sifat fisiknya (secara fisika) terdapat tiga macam bentuk air, yaitu air
sebagai benda cair, air sebagai benda padat, dan air sebagai benda gas atau uap.Air
berubah dari suatu bentuk kebentuk ang lainnya tergantung pada waktu dan tempat
serta temperaturnya. Berdasarkan jenis wadah yang ditempati, air dibedakakan atas
tiga jenis, yaitu air permukaan, air tanah dan air diudara. Air permukaan adalah air
yang terdapat dipermukaan kulit bumi baik yang berbentuk cair (air sungai, air danau
dan air laut) maupun yang berbentuk padat (es, salju dan gletser). Air tanah adalah air
yang terdapat dibawah permukaan kulit bumi atau didalam tanah. Adapun air udara
adalah air yang terdapat didalam atmosfer bumi, berupa uap ataupun embun. Air lunak
adalah air yang kandungan garam kapurnya (kalsium karbonat, CaCO3) kecil.
Sedangkan air sadah adalah air yang kandungan garam kapurnya banyak.
Pemakaian air secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi empat
golongan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu air untuk keperluan irigasi, air
untuk keperluan pembangkit energi, air untuk keperluan industri dan air untuk
keperluan publik. Air untuk keperluan publik dibedakan atas air konsumsi domestik
dan air untuk konsumsi sosial dan komersial (Dumairy, 1992).
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas
air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas
air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industi, domestik, dan

Universitas Sumatera Utara

kegiatan lain yang berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain
menyebabkan penurunan kualitas air.Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan,
kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung terhadap sumber
daya air.Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air
secara seksama.
Hingga saat ini, Indonesia telah memiliki Peraturan Pemerintah No.20 tahun
1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No.51 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan
industri.Pemerintah juga telah mencanangkan program program penataan
lingkungan yang pada dasarnya berkaitan dengan upaya pengelolaan sumber daya air
dan sumber daya alam lainnya, dalam rangka pengendalian dampak lingkungan.
Program program tersebut mencakup Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan (PROPER), Program Kali Bersih (PROKASIH), Adipura, Produksi
Bersih, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Pantai Lestari, dan
Langit Biru.
Pengelolaan sumber daya air sangatlah penting, agar dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah yang
pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi dalam kualitas air,
mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi. Namun sebelum melangkah pada tahap
pengelolaan, diperlukan pemahaman yang baik tentang terminologi, karakteristik, dan
interkoneksi parameter parameter kualitas air (Effendi, 2003).

Universitas Sumatera Utara

2.2. Penggolongan Air


Adapun penggolongan Air secara umum adalah sebagai berikut :
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian usaha
diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air (Effendi,2003).

2.3. Pengolahan Air


Metode metode yang digunakan dalam pengolahan air untuk membuatnya aman dan
menarik bagi para langganan dibahas dengan ringkas pada ayat ayat berikut ini.
Informasi ini dimaksudkan sebagai pengantar kepada masalah pengolahan air. Dalam
hal ini, tujuannya adalah memberikan kepada para pembaca suatu perspektif tentang
apa apa yang tercakup dalam pengolahan air dan memberikan tuntunan untuk
pengelolaan lebih lanjut. Masalah masalah yang dipertimbangkan meliputi :
1. Tinjauan tentang metode metode pengolahan yang utama dan
penerapannya,
2. Metode metode pengolahan fisik,
3. Metode metode pengolahan kimiawi,
4. Beberapa metode pengolahan khusus,
5. Pembuangan lumpur dari instalansi pengolahan, dan
6. Perencanaan instalansi pengolahan air.

Universitas Sumatera Utara

Metode yang digunakan untuk pengolahan air berkaitan dengan pencemar


pencemar yang ada dalam persediaan air tertentu. Pencemar pencemar utama yang
harus diperhatikan pada kebanyakan persediaan air adalah banyaknya bakteri patogen
yang terdapat pada air, adanya kekeruhan dan bahan terapung, perubahan warna, rasa
dan bau, terdapat senyawa senyawa organik dan kesadahan.
Metode metode yang digunakan untuk pengolahan air berkaitan dapat
digolongkan menurut sifat fenomena yang menghasilkan perubahan yang diamati.
Dengan demikian, istilah operasi satuan fisik dipergunakan untuk menggambarkan
metode metode yang mendapatkan perubahan perubahan melalui penerapan gaya
gaya fisik, misalnya pengendapan gravitasi. Pada proses proses satuan kimiawi
atau biologis, perubahan diperoleh dengan cara reaksi reaksi kimiawi atau biologis.

2.3.1. Metode Pengolahan Fisik


Metode pengolahan fisik yang sering digunakan adalah :
a. Flokulasi
Flokulasi dilakukan dengan baik yang diberi pengaduk horizontal atau partikel.
Pengaduk ini berputar pelan yang tujuannya memperbesar ukuran flok, tetapi juga
mencegah jangan sampai endapan yang terbentuk mengendap kebawah. Untuk
memperbesar ukuran flok ini ditambahkan bahan bahan pengental kedalam air yang
mengandung kekeruhan. Untuk membentuk kumpulan partikel yang mengendap ini
dilakukan pengadukan yang cepat selama 20 30 menit yang akan menyebabkan
tumbukan partikel yang akan membentuk ukuran partikel yang lebih besar.

Universitas Sumatera Utara

b. Sedimentasi
Sedimentasi adalah salah satu cara penjernihan air,dimana dilewatkan pada suatu
bak,untuk jangka waktu tertentu. Dimana air mengalir pelan pelan (kecepatan
rendah) sehingga partikel yang berat jenisnya lebih berat akan segera mengendap.
c. Filtrasi
Filtrasi adalah suatu cara penjernihan air dengan cara penyaringan. Filter biasanya
terdiri dari berbagai macam lapisan pasir dan batu batuan dengan diameter yang
bervariasi dari yang sangat halus hingga yang terkasar. Air akan mengalir melalui
filter sedangkan partikel partikel yang tersuspensi didalamnya akan melekat pada
butiran pasir. Hal ini akan dapat memperkecil ukuran celah celah yang dapat dilalui
air dan akan mengurangi daya penyaringan. Maka untuk mengaktifkan kembali filter
harus dicuci kembali dengan membuang bahan bahan yang aka melekat ini
diperlukan pembilasan dengan arah aliran pembilas berlawanan denganarah aliran air
yang akan disaring, pembilas ini dinamakan backwash (Sangsoko,1989).
Pemilihan jenis Flokulan / Koagulan dosisnya harus dilakukan dulu dalam
skala laboratorium dengan menggunakan jar test. Pada bak ini, sebagian besar ion
logam (terutama logam berat) dan sebagian senyawa organik diendapkan. Degradasi
secara kimiawi umumnya dilakukan dengan menggunakan
Contohnya adalah reagent Fenton, yaitu
(H2O2) dan ferro

campuran antara hydrogen

(Fe2+). Campuran senyawa tersebut akan

bebas (OH) yang sangat reaktif dan

oksidator

dapat

kuat.

peroksida

menghasilkan radikal

menyerang molekul molekul

Universitas Sumatera Utara

10

organik untuk diubah menjadi senyawa yang lebih sederhana, misalnya CO2 dan
H2O

( http//ganden wordpress.com).

2.3.2. Metode Pengolahan Kimiawi


Metode pengolahan kimiawi yang sering digunakan adalah koagulasi. Koagulasi
adalah mekanisme dimana partikel partikel koloid yang bermuatan negatif akan
dinetralkan, sehingga muatan yang netraltersebut saling melekat dan menempel satu
sama lain, dan membentuk flok. Untuk menambah besar ukuran koloid dapat
dilakukan dengan jalan reaksi kimia diikuti dengan pengumpulan atau dengan cara
penyerapan.
Partikel koloid memiliki ukuran lebih kecil dari suatu mikro akan
menimbulkan sifat sifat yang berbeda, karena kecilnya ukuran partikel maka luas
permukaan tiap satuan massa akan semakin besar.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi untuk menghasilkan koagulasi yang
baik :
1. Pengontrolan pH
Setiap koagulan mempunyai range pH yang spesifik dimana presipitasi yang
maximum akan terbentuksekaligus titik kelarutan minimum.
2. Temperatur
Pada temperatur yang rendah, kecepatan reaksi lebih lambat dari viskositas air lebih
besar sehingga flok lebih sukar mengendap.
3. Dosis Koagulan
Air dengan turbiditas yang tinggi memerlukan dosis koagulan yang banyak. Dosis
koagulan persatuan unit turbidity tinggi, akan lebih kecil dibandingkan dengan dosis
persatuan untuk air dengan turbidity rendah.

Universitas Sumatera Utara

11

Hal ini disebabkan karena dalam air yangmempunyai turbidity tinggi, kemungknan
terjadinya tumbukan antara partikel akan lebih besar. (Sangsoko,1989).
Adapun efek dosis glokulan terhadap berat jenis adalah :
Kecepatan pengendapan dipengaruhi oleh berat jenis partikel, berat jenis
cairan, gravitasi, konstanta dan viskositas. Pengaruh ini dinyatakan oleh Stokes
sebagai :
V = d2 (p1 - p2) g

persamaan (1.1)

K.n
Dimana :
V : kecepatan pengendapan
P1 : berat jenis partikel
P2 : berat jenis cairan
K : konstanta
n : viskositas
untuk mempercepat pengendapan kotoran maka ditambahkan glokulan dengan
dosis yang tepat, sebab dengan dosis yang terlalu banyak tidak ada pengaruhnya bila
sudah tercapai titik jenuh pengendapan (Soejardi,1985).

2.4. Koagulan
Koagulan adalah zat kimia yang menyebabkan destabilisasi muatan nagatif patikel
didalam suspensi. Zat ini merupakan donor muatan positif yang digunakan untuk
mendestibilisasi muatan negatif partikel. Dalam pengolahan air, sering dipakai garam
Aluminium, Al (III) atau garam besi (II) dan besi (III).

Universitas Sumatera Utara

12

Koagulan yang umum dan sudah dikenal yang digunakan pada pengolahan air seperti
terlihat pada tabel 2.4. dibawah ini :
Tabel 2.4. Jenis jenis Koagulan

NAMA

FORMULA

BENTUK

REAKSI
DENGAN
AIR
Asam

PH
OPTIMUM

Alumunium
Sulfat, Alum
Sulfat, Alum,
Salum.
Sodium
Aluminat

Al2(SO4)3xH2O

Bongkah,
bubuk

Bubuk

Basa

6,0 7,8

Poli
Aluminium
Klorida, PAC

Aln (OH)m Cl3n-m

Cairan, bubuk

Asam

6,0 7,8

Ferri Sulfat

Fe2(SO4)3.9H2O

Kristal halus

Asam

49

Ferri Klorida

FeCl3.6H2O

Bonkah,cairan

Asam

49

Ferro Sulfat

FeSO4.7H2O

Kristal halus

Asam

> 8,5

6,0 7,8

x = 14,16,18
NaAlO2 atau
Na2Al2O4

http//smk3ae.wordpress.com

2.4.1. Jenis jenis Bahan Koagulan


a. Poli Aluminium Klorida
Poli Aluminium Klorida sering disingkat dengan PAC. PAC adalah garam yang
dibentuk oleh aluminium aluminium klorida yang khusus ditentukan guna memberi
daya koagulasi dan flokulasi (pengumpulan dan pemadatan penggumpalan) yang lebih
besar dibandingkan garam garam aluminium dari besi lainnya. PAC sebenarnya
adalah merupakan suatu senyawa kompleks berinti banyak dari ion ion aquo
aluminium yang terpolimerisasi yaitu suatu jenis dari polimer senyawa organik.

Universitas Sumatera Utara

13

Berbagai bahan kimia baik senyawa organik maupun anorganik biasanya dibutuhkan
sebagai koagulan air (katalisator pengumpulan) tetapi untuk PAC biasanya tidak
membutuhkan zat tersebut. Poli Aluminium Klorida dengan arti vital yang kuat
mengumpulkan

setiap

zat zat yang tersuspensi atau yang secara koloidal

tersuspensi dalam air, membentuk flok flok (kepingan, gumpalan gumpalan) akan
mengendap dengan cepat agar membentuk sludge (lumpur endapan) yang dapat
disaring dengan mudah, dimana pH PAC air lebih kecil dari 6 (enam) disebut asam
dan jika lebih dari 7 (tujuh) maka disebut basa. Sifat sifat koloid dapat dibedakan
yaitu koloid yang suka air dapat saling bergabung dan membentuk partikel yang lebih
besar sehingga menggumpal dan mengendap. Sementara koloid yang tidak suka air,
berasal dari logam logam dan garam garam dan dapat stabil karena adanya
permukaan air yang terikat dan menghalangi terjadinya kontak dari partikel partikel
sekitarnya. Koloid ini dapat dihilangkan dengan menurunkan potensial yaitu dengan
menggunakan tabel lapisan 6 9 dengan pH netral adalah 7.
Bersangkutan sehingga mengendap kembali. Hal ini merupakan salah satu sebab
kandungan dalam sumur yang dangkal lebih rendah.Besi dalam jumlah yang sedikit
dan air minum diperlukan untuk pembentukan sel darah merah, tetapi kalau sudah
melebihi konsentrasi yang diperlukan akan dapat menyebabkan penyakit dan warna
air kemerah merahan sehingga menimbulkan kekeruhan serta rasa dan bau air yang
tidak enak. Klor dalam air dapat mengoksidasikan ion ion Fe+2 menjadi Fe+3
mengakibatkan turbiditas air yang semakin tinggi karena terbentuknya zat zat yang
tersuspensi. Rumus kimia Poli Aluminium Klorida (PAC) Aln(OH)mCl3n-m Fungsi dari
Poli Aluminium Klorida adalah untuk menurunkan tubiditas air atau menurunkan
kekeruhan air.

Universitas Sumatera Utara

14

b. Soda Kapur (Ca(OH)2)


Dalam proses pengolahan air, selalu ditambahkan zat kimia yang masing masing
memiliki fungsi sendiri. Adanya proses penjernihan air melalui proses koagulasi PAC
maka pH air ini akan menjadi turun. Dan penurunan nilai pH dalam air ini
mengakibatkan flok flok yang terbentuk akan susah mengendap. Maka untuk
menetralisasikan pH ini dilakukan penambahan soda kapur Ca(OH)2. Adapun reaksi
yang terjadi :
Al(OH)Cl2 + 4H2O

2Al(OH)3 + 4HCl

Bahan penetral (soda kapur) dimasukkan kedalam hasil proses larutan tersebut sampai
kadar pH diperoleh mendekati nilai netralisasi.
2Al(OH)3 + 4HCl + 2Ca(OH)2

2Al(OH)3 + 2CaCl2 + 4H2O

Proses diatas terjadi pada bak flokulator. Apabila nilai pH di bak ini dibawah 7,0
maka penambahan volume soda kapur Ca(OH)2 dilakukan sedikit demi netralisasi pH
ini akan mengakibatkan proses terbentuknya flok flok akan lebih cepat dan
sempurna. Selain untuk menetralkan air, Ca(OH)2 juga akan dapat dipakai untuk
melunakkan air sadah. Karena air sadah kurang baik dipakai untuk mencuci pakaian
dan dipakai pada mesin mesin. Ion ion Ca2+ dan Mg2+ pada air sadah akan
menyebabkan sifat detergen sabun hilang, sehingga sabun tidak dapat lagi
dibersihkan. Pada mesin mesin, air sudah membentuk endapan berupa kerak yang
akan menempel pada mesin mesin (PT.Coca Cola Bottling Indonesia,2000).

2.4.2. Keunggulan PAC Sebagai Koagulan


Beberapa keunggulan yang dimiliki PAC dibandingkan koagulan lainnya adalah :
1. PAC dapat bekerja ditingkat pH yang lebih luas, dengan demikian tidak
diperlukan pengoreksian terhadap pH terkecuali bagi air tertentu.

Universitas Sumatera Utara

15

2. Kandungan belerang dengan dosis cukup akan mengoksidasi senyawa karboksilat


rantai siklik membentuk alifatik dan gugusan rantai hidrokarbon yang lebih
pendek dan sederhana sehingga mudah untuk diikat membentuk flok.
3. Kadar klorida yang optimal dalam fasa air yang bermuatan negatif akan cepat
bereaksi dan merusak ikatan zat organik terutama ikatan karbon nitrogen yang
umumnya membentuk suatu makromolekul turutama gugusan protein , amina,
amida dan penyusun minyak dan lipida.
4. PAC tidak menjadi keruh bila pemakaiannya berlebihan, sedangkan koagulan
yang lain (seperti aluminium sulfat, besi klorida dan ferro sulfat) bila dosis
berlebihan bagi air yang mempunyai kekeruhan yang rendah akan bertambah
keruh. Jika digambarkan dengan suatu grafik untuk PAC adalah membentuk garis
linier artinya jika dosis berlebih maka akan didapatkan hasil kekeruhan yang
relatif sama dengan dosis optimum sehingga penghematan bahan kimia dapat
dilakukan. Sedangkan untuk koagulan selain PAC memberikan grafik parabola
terbuka artinya jika kelebihan atau kekurangan dosis akan menaikkan kekeruhan
hasil akhir, hal ini perlu ketepatan dosis.
5. PAC mengandung suatu polimer khusus dengan struktur polielektrolit yang dapat
mengurangi atau tidak perlu sama sekali dalam pemakaian bahan pembantu, ini
berarti disamping penyederhanaan juga penghematan untuk penjernihan air.
6. Kandungan basa yang cukup akan menambah gugus hidroksil dalam air sehingga
penurunan pH tidak terlalu ekstrim sehingga penghematan dalam penggunaan
bahan untuk netralisasi dapat dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

16

7. PAC lebih cepat membentuk flok dari pada koagulan biasa ini diakibatkan dari
gugus aktif aluminat yang bekerja efektif dalam mengikat koloid yang ikatan ini
diperkuat dengan rantai polimer dari gugus poli lektrolit sehingga gumpalan
floknya menjadi lebih padat, penambahan gugus hidroksil kedalam rantai koloid
yang hidrofobik akan menambah berat molekul, dengan demikian walaupun
ukuran kolam pengendapan lebih kecil atau terjadi beban yang terlalu berat bagi
instalasi

yang

ada,

kapasitas

produksi

relatif

tidak

terpengaruh

(http://smk3ae.wordpress.com).

2.5. Flokulasi Jar Test


Jar test merupakan model sederhana proses flokulasi.
Suatu larutan koloidal yang mengandung partikel partikel kecil dan koloid dapat
dianggap stabil bila :
1. Partikel partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang
pendek (beberapa jam);
2. Partikel partikel tersebut dapat menyatu, bergabung dan menjadi partikel yang
lebih besar dan berat, karena muatan elektris pada permukaan partikel partikel
adalah setanda (biasanya negatif) sehingga ada repulsi elektrostatis antara partikel
satu dengan lainnya.

Proses Flokulasi terdiri dari tiga langkah :


1. Pelarutan reagen melalui pengadukan cepat (1menit; 100 rpm); bila perlu juga
pembubuhan bahan kimia (sesaat) untuk koreksi pH.
2. Pengadukan lambat untuk membentuk flok flok (15 menit; 20 rpm). Pengadukan
yang terlalu cepat dapat merusak flok yang telah terbentuk.

Universitas Sumatera Utara

17

3. Penghapusan flok flok dengan koloid yang terkurung dari larutan melalui
sedimentasi (15menit atau 30menit; 0 rpm).

Adapun gambar alat Jar Test yaitu :


On / Off pengaduk
Pengukur kecepatan
putaran

Bak dengan lampu

6 pengaduk
On / Off lampu

Bak dengan lampu

Gambar 2.5 : Bagan peralatan jar test flokulasi (Phipps dan Bir)

(Alaerts,1987)

Universitas Sumatera Utara

You might also like