Professional Documents
Culture Documents
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kegiatan lain yang berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain
menyebabkan penurunan kualitas air.Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan,
kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung terhadap sumber
daya air.Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air
secara seksama.
Hingga saat ini, Indonesia telah memiliki Peraturan Pemerintah No.20 tahun
1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No.51 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan
industri.Pemerintah juga telah mencanangkan program program penataan
lingkungan yang pada dasarnya berkaitan dengan upaya pengelolaan sumber daya air
dan sumber daya alam lainnya, dalam rangka pengendalian dampak lingkungan.
Program program tersebut mencakup Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan (PROPER), Program Kali Bersih (PROKASIH), Adipura, Produksi
Bersih, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Pantai Lestari, dan
Langit Biru.
Pengelolaan sumber daya air sangatlah penting, agar dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah yang
pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi dalam kualitas air,
mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi. Namun sebelum melangkah pada tahap
pengelolaan, diperlukan pemahaman yang baik tentang terminologi, karakteristik, dan
interkoneksi parameter parameter kualitas air (Effendi, 2003).
b. Sedimentasi
Sedimentasi adalah salah satu cara penjernihan air,dimana dilewatkan pada suatu
bak,untuk jangka waktu tertentu. Dimana air mengalir pelan pelan (kecepatan
rendah) sehingga partikel yang berat jenisnya lebih berat akan segera mengendap.
c. Filtrasi
Filtrasi adalah suatu cara penjernihan air dengan cara penyaringan. Filter biasanya
terdiri dari berbagai macam lapisan pasir dan batu batuan dengan diameter yang
bervariasi dari yang sangat halus hingga yang terkasar. Air akan mengalir melalui
filter sedangkan partikel partikel yang tersuspensi didalamnya akan melekat pada
butiran pasir. Hal ini akan dapat memperkecil ukuran celah celah yang dapat dilalui
air dan akan mengurangi daya penyaringan. Maka untuk mengaktifkan kembali filter
harus dicuci kembali dengan membuang bahan bahan yang aka melekat ini
diperlukan pembilasan dengan arah aliran pembilas berlawanan denganarah aliran air
yang akan disaring, pembilas ini dinamakan backwash (Sangsoko,1989).
Pemilihan jenis Flokulan / Koagulan dosisnya harus dilakukan dulu dalam
skala laboratorium dengan menggunakan jar test. Pada bak ini, sebagian besar ion
logam (terutama logam berat) dan sebagian senyawa organik diendapkan. Degradasi
secara kimiawi umumnya dilakukan dengan menggunakan
Contohnya adalah reagent Fenton, yaitu
(H2O2) dan ferro
oksidator
dapat
kuat.
peroksida
menghasilkan radikal
10
organik untuk diubah menjadi senyawa yang lebih sederhana, misalnya CO2 dan
H2O
( http//ganden wordpress.com).
11
Hal ini disebabkan karena dalam air yangmempunyai turbidity tinggi, kemungknan
terjadinya tumbukan antara partikel akan lebih besar. (Sangsoko,1989).
Adapun efek dosis glokulan terhadap berat jenis adalah :
Kecepatan pengendapan dipengaruhi oleh berat jenis partikel, berat jenis
cairan, gravitasi, konstanta dan viskositas. Pengaruh ini dinyatakan oleh Stokes
sebagai :
V = d2 (p1 - p2) g
persamaan (1.1)
K.n
Dimana :
V : kecepatan pengendapan
P1 : berat jenis partikel
P2 : berat jenis cairan
K : konstanta
n : viskositas
untuk mempercepat pengendapan kotoran maka ditambahkan glokulan dengan
dosis yang tepat, sebab dengan dosis yang terlalu banyak tidak ada pengaruhnya bila
sudah tercapai titik jenuh pengendapan (Soejardi,1985).
2.4. Koagulan
Koagulan adalah zat kimia yang menyebabkan destabilisasi muatan nagatif patikel
didalam suspensi. Zat ini merupakan donor muatan positif yang digunakan untuk
mendestibilisasi muatan negatif partikel. Dalam pengolahan air, sering dipakai garam
Aluminium, Al (III) atau garam besi (II) dan besi (III).
12
Koagulan yang umum dan sudah dikenal yang digunakan pada pengolahan air seperti
terlihat pada tabel 2.4. dibawah ini :
Tabel 2.4. Jenis jenis Koagulan
NAMA
FORMULA
BENTUK
REAKSI
DENGAN
AIR
Asam
PH
OPTIMUM
Alumunium
Sulfat, Alum
Sulfat, Alum,
Salum.
Sodium
Aluminat
Al2(SO4)3xH2O
Bongkah,
bubuk
Bubuk
Basa
6,0 7,8
Poli
Aluminium
Klorida, PAC
Cairan, bubuk
Asam
6,0 7,8
Ferri Sulfat
Fe2(SO4)3.9H2O
Kristal halus
Asam
49
Ferri Klorida
FeCl3.6H2O
Bonkah,cairan
Asam
49
Ferro Sulfat
FeSO4.7H2O
Kristal halus
Asam
> 8,5
6,0 7,8
x = 14,16,18
NaAlO2 atau
Na2Al2O4
http//smk3ae.wordpress.com
13
Berbagai bahan kimia baik senyawa organik maupun anorganik biasanya dibutuhkan
sebagai koagulan air (katalisator pengumpulan) tetapi untuk PAC biasanya tidak
membutuhkan zat tersebut. Poli Aluminium Klorida dengan arti vital yang kuat
mengumpulkan
setiap
tersuspensi dalam air, membentuk flok flok (kepingan, gumpalan gumpalan) akan
mengendap dengan cepat agar membentuk sludge (lumpur endapan) yang dapat
disaring dengan mudah, dimana pH PAC air lebih kecil dari 6 (enam) disebut asam
dan jika lebih dari 7 (tujuh) maka disebut basa. Sifat sifat koloid dapat dibedakan
yaitu koloid yang suka air dapat saling bergabung dan membentuk partikel yang lebih
besar sehingga menggumpal dan mengendap. Sementara koloid yang tidak suka air,
berasal dari logam logam dan garam garam dan dapat stabil karena adanya
permukaan air yang terikat dan menghalangi terjadinya kontak dari partikel partikel
sekitarnya. Koloid ini dapat dihilangkan dengan menurunkan potensial yaitu dengan
menggunakan tabel lapisan 6 9 dengan pH netral adalah 7.
Bersangkutan sehingga mengendap kembali. Hal ini merupakan salah satu sebab
kandungan dalam sumur yang dangkal lebih rendah.Besi dalam jumlah yang sedikit
dan air minum diperlukan untuk pembentukan sel darah merah, tetapi kalau sudah
melebihi konsentrasi yang diperlukan akan dapat menyebabkan penyakit dan warna
air kemerah merahan sehingga menimbulkan kekeruhan serta rasa dan bau air yang
tidak enak. Klor dalam air dapat mengoksidasikan ion ion Fe+2 menjadi Fe+3
mengakibatkan turbiditas air yang semakin tinggi karena terbentuknya zat zat yang
tersuspensi. Rumus kimia Poli Aluminium Klorida (PAC) Aln(OH)mCl3n-m Fungsi dari
Poli Aluminium Klorida adalah untuk menurunkan tubiditas air atau menurunkan
kekeruhan air.
14
2Al(OH)3 + 4HCl
Bahan penetral (soda kapur) dimasukkan kedalam hasil proses larutan tersebut sampai
kadar pH diperoleh mendekati nilai netralisasi.
2Al(OH)3 + 4HCl + 2Ca(OH)2
Proses diatas terjadi pada bak flokulator. Apabila nilai pH di bak ini dibawah 7,0
maka penambahan volume soda kapur Ca(OH)2 dilakukan sedikit demi netralisasi pH
ini akan mengakibatkan proses terbentuknya flok flok akan lebih cepat dan
sempurna. Selain untuk menetralkan air, Ca(OH)2 juga akan dapat dipakai untuk
melunakkan air sadah. Karena air sadah kurang baik dipakai untuk mencuci pakaian
dan dipakai pada mesin mesin. Ion ion Ca2+ dan Mg2+ pada air sadah akan
menyebabkan sifat detergen sabun hilang, sehingga sabun tidak dapat lagi
dibersihkan. Pada mesin mesin, air sudah membentuk endapan berupa kerak yang
akan menempel pada mesin mesin (PT.Coca Cola Bottling Indonesia,2000).
15
16
7. PAC lebih cepat membentuk flok dari pada koagulan biasa ini diakibatkan dari
gugus aktif aluminat yang bekerja efektif dalam mengikat koloid yang ikatan ini
diperkuat dengan rantai polimer dari gugus poli lektrolit sehingga gumpalan
floknya menjadi lebih padat, penambahan gugus hidroksil kedalam rantai koloid
yang hidrofobik akan menambah berat molekul, dengan demikian walaupun
ukuran kolam pengendapan lebih kecil atau terjadi beban yang terlalu berat bagi
instalasi
yang
ada,
kapasitas
produksi
relatif
tidak
terpengaruh
(http://smk3ae.wordpress.com).
17
3. Penghapusan flok flok dengan koloid yang terkurung dari larutan melalui
sedimentasi (15menit atau 30menit; 0 rpm).
6 pengaduk
On / Off lampu
Gambar 2.5 : Bagan peralatan jar test flokulasi (Phipps dan Bir)
(Alaerts,1987)