You are on page 1of 5

LABORATORIUM PERKERASAN JALAN RAYA

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MANUAL PRAKTIKUM METODE PENGUJIAN
PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN
SNI 06-2456-1991
1.Maksud dan Tujuan
1.1.
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian
untuk menentukan penetrasi aspal keras atau lembek (solid atau semi solid)
Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk menyeragamkan cara pengujian untuk pengendalian

1.2.

mutu bahan dalam pelaksanaan pembangunan.


2. Pendahuluan
2.1 Dasar Teori
Aspal adalah material termoplastis yang mencair apabila di panaskan dan akan
membeku/mengental apabila didinginkan, namun demikian prinsip material tersebut
terhadap suhu prinsipnya membentuk suatu sprektum/beragam tergantung komposisi unsur
unsur penyusunnya. Dari sudut pandang rekayasa, ragam dari komposisi unsur aspal
biasanya tidak ditnjau lebih lanjut, untuk menggambarkan karakteristik ragam respon aspal
tersebut diperkenalkan beberapa parameter, salah satunya adalah Pen (penetrasi). Nilai ini
menggambarkan kekerasan asapl pada suhu standar yaitu 25 C , yang diambil dari
pengukur kedalaman penetrasi jarum standar (5 gr/100 gr) dalam rentang waktu standar (5
detik).

BRITISH standar membagi nialai penetrasi tersebut menjadi 10 macam , dengan rentang
nialai penetrasi 15 s/d 40 , Sedangkan AASTHO mendefinisikan nilai pen 40 50 sebagai
nilai pen untuk material sebagai bahan bitumen terlembek/terlunak.

Nilai Penetrasi sangat sensitive terhadap suhu, pengukuran di atas suhu kamar
menghasilkan nilai yang berbeda variasi suhu terhadap nilai penetrasi dapat disusun
sedemikian rupa hingga dihasilakan nilai grafik antara suhu dan penetrasi.
2.2 Pengertian
1) Penetrasi adalah masuknya jarum penetrasi ukuran tertentu, beban tertentu, dan waktu
tertentu ke dalam aspal pada suhu tertentu.
2) Aspal keras (asphalt cement) adalah suatu jenis aspal minyak yang didapat dari residu
hasil destilasi minyak bumi pada keadaan hampa udara.
3. Peralatan
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa gesekan
dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm
2) Pemegang jarum seberat (47,50,005) gram yang dapat dilepas dengan mudah dari alat
penetrasi untuk peneraan.
3) Pemberat dari (500,05) gram atau (1000,05) gram masing-masing dipergunakan
untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram dan 200 gram.
4) Jarum penetrasi dibuat dari stailess steel tanda (grade) 140 atau HRC 54 sampai 60.
Ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung dengan berat jarum 2,5 0,05 gram.
5) Cawan contoh terbuat dari logam atau gleas berbentuk silinder dengan dasar yang rata
berukuran sbb :
Penetrasi
Dibawah 200
200 sampai 350

Diameter
55 mm
70 mm

Dalam/Tinggi
35 mm
45 mm

6) Bak perendam
7) Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi, tempat tersebut
mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan tinggi yang cukup untuk merendam benda
uji tanpa bergerak.
8) Pengatur waktu
Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan (manual) diperlukan stop watch dengan
skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan tertinggi per 60 detik,

untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis, kesalahan alat tersebut tidak boleh
melebihi 0,1 detik .
9) Termometer
3. Benda Uji
Benda uji adalah aspal keras atau ter sebanyak 100 gr yang dipersiapkan dengan cara
sebagai berikut :
1) Memanaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup air untuk dapat
dituangkan, pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 60 di atas titik lembek dan
untuk aspal tidak lebih dari 90 di atas titik lembek.
2) Waktu pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit, aduklah perlahan-lahan agar udara
tidak masuk ke dalam contoh.
3) Setelah contoh cair merata menuangkan ke dalam tempat contoh dan mendiamkan
hingga dingin,tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak kurang dari angka penetrasi
ditambah 10 mm, buatlah dua benda uji (duplo).
4) Tutup benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang selama sampai 1,5
jam untuk benda uji kecil, dan 1,5 sampai 2 jam untuk yang besar.
4. Cara Pengujian
1) Meletakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan memasukkan tempat air tersebut
ke dalam bak perendam yang bersuhu 25, mendiamkan benda uji ke dalam bak
tersebut selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil, dan 1,5 sampai 2 jam untuk
benda uji besar.
2) Memeriksa pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan
membersihkan jarum penetrasi dengan toluen atau pelarut lain kemudian
mengeringkan jarum tersebut dengan lap bersih dan memasang jarum pada pemegang
jarum.
3) Meletakkan pemberat 50 gr dia atas jarum untuk memperoleh beban sebesar (1000,1)
gram
4) Memindahkan tempat air berikut benda uji dari bak perendam ke bawah alat penetrasi.
5) Menurunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan
benda uji, kemudian mengatur angka 0 di arloji penetrometer sehingga jarum penunjuk
berimpit dengannya.
6) Melepaskan pemegang jarum dan serentak menjalankan stopwatch selama (50,1)
detik, bila pembacaan stop watch lebih dari (50,1) hasil tersebut tidak berlaku.

7) Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan jarum
penunjuk, bulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
8) Melepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk pekerjaan
berikutnya.
9) Melakukan pekerjaan 1) sampai 8) di atas tidak kurang dari 3 kali untuk benda uji yang
sama, dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu sama lain dan dari tepi
dinding lebih dari 1 cm.
5. Laporan
Laporan angka penetrasi rata-rata dalam bilangan bulat sekurang-kurangnya 3 pembacaan
dengan ketentuan di bawah ini :
Hasil Penetrasi
0-49
50-149
150-249
>250
Toleransi
2
4
6
8
Apabila perbedaan antara masing-masing pembacaan melebihi toleransi, pemeriksaan
harus diulang.
6. Keterangan Lain
Alat penetrasi dan cara pemeriksaan ini hanya boleh dipakai bitumen dengan penetrasi
kurang dari 150. Untuk bitumen dengan penetrasi 350-500 harus diMelakukan dengan
alat lain.

LABORATORIUM PERKERASAN JALAN RAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FORMULIR PRAKTIKUM METODE PENGUJIAN
PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN
SNI 06-2456-1991
Tanggal Pengujian
Nama / NIM

: ................................
: .................................

Kelompok
Diperiksa

: ................................
: ................................

PERSIAPAN
Memanaskan Contoh

Mulai jam :
Selesai Jam :

Temperatur aspal :

Mendiamkan Contoh pada suhu ruang

Mulai jam :
Selesai Jam :

Temperatur ruang :

Merendam Contoh pada temperatur


25

Mulai jam :
Selesai Jam :
Mulai jam :
Selesai Jam :

Pemeriksaan Penetrasi

Penetrasi pada suhu 25 beban 100 gram,


selama 5 detik
Pembacaan 1
Pembacaan 2
Pembacaan 3
Pembacaan 4
Pembacaan 5
Rata-rata pengujian I dan II
Rata-rata
Jenis Aspal
Persayaratan Umum

Pen 40
Min
Max
40
59

Pengujian
I

Pen 60
Min
Max
60
79

II

Pen 80
Min
Max
80
89

You might also like