Professional Documents
Culture Documents
Buatlah klasifikasi mikroorganisme/enzim yang digunakan dalam proses-proses biokimia berdasarkan artikel BIOTEKNOLOGI
DALAM DUNIA INDUSTRI di bawah ini.
Aturan Penugasan:
[Perkuliahan] Tugas ini harus di-download di klasiber (sebagai bukti absensi kuliah)
[Isi tugas] Klasifikasi cukup disajikan dalam bentuk Tabel 1.
[Format tugas] Tugas ini dikumpulkan dalam bentuk softcopy dengan nama file: Tugas1_NIM_Nama.doc. Format file
Jenis
Produk Rekayasa
o.
Indutri
Biokimia/
Bioteknologi
Mikroorganisme/
Enzim yang terlibat
Jenis
Mikroorganism
e/
Enzim yang
Substrat/
Bahan baku
Kondisi operasi/
substrat pada
awal proses
Makanan
Yogurt
terlibat
Bakteri
Streptococcus thermophillus
Makanan
Kecap Kedelai
Aspregillus oryzae
Jamur
Kedelai
Fermentasi pada
T = 45oC
P = 1 atm
pH netral
Fermentasi pada
T = 28-30 oC (suhu
kamar)
P = 1 atm
pH netral
ds
t
Artikel:
BIOTEKNOLOGI DALAM DUNIA INDUSTRI
Setelah berkembangnya Biologi, khususnya pada cabang bioteknologi,
manusia telah berhasil menemukan berbagai bagian tubuh tumbuhan atau
hewan yang dapat diolah menjadi bahan baku industri. Bioteknologi merupakan
sesuatu ilmu yang mengaplikasikan seluruh tubuh organisme atau bagian tubuh
dari suatu organisme dalam teknologi untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat. Dengan kata lain, bioteknologi merupakan pemanfaatan organisme
dan agen-agen biologis untuk menghasilkan barang dan jasa demi kepentingan
manusia. Hal itu berhubungan dengan pemanfaatan organisme atau komponen
selulernya secara terarah dan terkontrol yang melibatkan berbagai multidisiplin
ilmu serta merupakan aplikasi terpadu antara mikrobiologi, biokimia, biologi sel,
fisiologi, genetika molekuler, rekayasa genetika, dan teknik kimia.
Dengan berkembangnya mikrobiologi, telah diketahui berbagai struktur
dan sifat-sifat dari berbagai jenis mikroba/jasad renik, baik yang menguntungkan
maupun yang bersifat patogen (menyebabkan penyakit), maka berkembanglah
industri makanan/minuman, industri farmasi, industri pertambangan dan industri
plastik.
1. Industri Makanan
1.1.Pengolahan produk susu
Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan
mentega.
1.1.1. Yoghurt
Untuk
membuat
yoghurt,
susu
dipasteurisasi
terlebih
dahulu,
pembuatan
Lactobacillus
dan
keju
digunakan
Streptococcus.
bakteri
Bakteri
asam
laktat,
tersebut
yaitu
berfungsi
enzim
buatan,
yaitu
klimosin.
Dadih
yang
terbentuk
menghancurkan
campuran
gandum.
Setelah
proses
1.2.3. Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan selsel ragi. ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung
menjadi produk yang berupa gula dan alkohol. masyarakat kita
membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.
2. Industri Farmasi
2.1.Pembuatan Hormon
Pada tahun 1949, penderita arthritis berhasil disembuhkan dengan
hormone steroid kortison. Sejak saat itu, jenis steroid ini digunakan untuk
mengobati berbagai penyakit seperti rheumatic, leukemia, anemia,
hemafotik, dan beberapa penyakit lain. Pada tahun 1952, ditemukan
kapang Rhizopus arrhizus yang dapat mengubah steroid yang berasal dari
sel hewan ataupun tumbuhan menjadi kortison. Jenis-jenis Aspergillus
ternyata juga dapat mengubah progesterone (steroid yang berasal dari
hewan) menjadi senyawa kortison.
Hormon lain yang sangat dibutuhkan bagi penderita kencing manis
(diabetes) adalah hormone insulin. Melalui bioteknologi insulin dapat
diproduksi
melalui
E.
coli.
Gen
manusia
yang
mengendalikan
tahun
1928,
notatum
Alexander
menghasilkan
Flemming
zat
yang
menemukan
dapat
bahwa
menghambat
Penisilin
: Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum.
Sefalosporin
: Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium.
Aminoglikosida :
Dihasilkan
oleh
fungi
Streptomyces
dan
micromonospora.
Tetrasiklin
Streptomyces rimosus
Sulfonamida
: Merupakan
spektrum
luas
terhadap
Glucanobacteria suboxydans
: Sorbose
Streptomyces oliveus
: Kobalamin
Propionobacterium freudenreichii : Kobalamin
Ashbya gossipi
: Riboflavin
Pseudomonas sp
: Vitamin B-12
Propionobacterium spp
: Vitamin B-12
Brevibacterium spp
: Glutamate
Micrococcus glutamicus
: Lisin
Corybacterium glutamicum : Lisin
3. Industri Pertambangan
Pada tahun 1957, diketahui bahwa bakteri Thiobacillus feroxidans yang
sangat banyak terdapat di pertambangan batubara di Virginia Selatan,
Feroxidans
adalah
sebagai
berikut.
Bakteri
ini
akan
bebatuan
disekitarnya
dan
melepaskan
tembaga
dari
bijihnya. Dengan kata lain, bakteri ini akan mengubah sulfide yang tidak larut
dalam air. Dengan demikian, apabila air dialirkan di bebatuan tersebut, maka
tembaga sulfat akan terbawa dan terkumpul di dalam kolam yang sudah
disediakan. Larutan dalam kolam bewarna biru cemerlang. Larutan biru
cemerlang kemudian dialirkan melalui pipa-pipa. Besi akan mengikat sulfat
dan tembaga akan dilepas. Sehingga, akan didapat tembaga murni dengan
konsentrasi sekitar 99%.
Penggunaan bakteri Thiobacillus feroxidans tidak hanya digunakan
untuk pencucian tembaga, tetapi juga untuk uranium, nikel, emas, dan timah.
Penggunaan bakteri dalam proses pencucian logam ini, selain dapat
meningkatkan kemurnian logam juga dapat memperkecil resiko pencemaran
terhadap lingkungan.
4. Industri Plastik
Plastik adalah materi yang sangat sulit untuk diuraikan secara alamiah.
Sedangkan jika dibakar akan berbahaya bagi paru-paru. Saat ini ada produk
plastic dari politen dan polyester poliurethan yang bermassa molekul rendah
yang dikembangkan. Plastic dari bahan tersebut dapat didegradasi oleh
mikroba jamur Cladosporium resinae.
Pada umumnya, plastic yang lebih lentur dapat didegradasi, misalnya
plastic untuk kemasan. Ada penelitisn yang berhasil menemukan bentuk baru
plastic yang biodegradable untuk industri pengemasan. Produksi plastic ini
didasarkan pada bahan kimia polihidroksibutirat yang dihasilkan beberapa
mikroba. Plastic ini bukan hanya bisa didegradasi tetapi juga bisa dibuat
mikroba, contohnya oleh Alxaligenes eutrophus. Plastic biodegradable lain
adalah pollulan yang diproduksi secara komersial dari polisakarida yang
dihasilkan oleh Aureobasidium pollulans.
5. Industri Pertanian
Dalam
bidang
pertanian,
mikroba
penambat
nitrogen
telah
rendah.
Petani
organik
mengatasi
masalah
tersebut
dengan
memberikan pupuk hijau atau pupuk kandang. Kedua jenis pupuk itu
adalah limbah organik yang telah mengalami penghacuran sehingga
menjadi tersedia bagi tanaman. Limbah organik seperti sisa-sisa tanaman
dan kotoran binatang ternak tidak bisa langsung diberikan ke tanaman.
penghancur
(dekomposer)
yang
berkemampuan
tinggi.
tersedia
produk-produk
biodekomposer
untuk
mempercepat
unggul
yang
digunakan
adalah
Trichoderma
cepat
atau
lebih
besar.
Kelompok
mikroba
yang
mampu
mensuplai
lebih
dari
setengah
kebutuhan
hara
tanaman.
penyakit
ketika
dibudidayakan
dengan
sistim
organik.
Alam
patogen
akan
merugikan
tanaman
ketika
terjadi
Metharizium
anisopliae.
Mikroba
ini
mampu
menyerang
dan
6. Industri Peternakan
Bioteknologi
pada
bidang
peternakan,
khususnya
bioteknologi
Bidang
peternakan
khususnya
sapi,
bioteknologi
reproduksi
mulai
beku dapat diproduksi dan digunakan dalam jumlah banyak cukup dengan
memelihara pejantan berkualitas baik dipusat IB.
Teknologi transfer embrio yang diterapkan secara bersama dengan
teknologi IB dapat mengoptimalkan sekaligus potensi dari sapi jantan dan
betina berkualitas unggul. Kemajuan di Bidang manipulasi mikro, khususnya
pembelian embrio sebelum ditransfer pada resipien sangat bermanfaat bila
ditinjau dari segi eknomi. Sapi jantan lebih menguntungkan untuk usaha
produksi daging., sedangkan sapi betina lebih menguntungkan untuk usaha
produksi susu. Untuk tujuan penentuan jenis kelamin embrio, biopsi dapat
dilakukan pada tahap embrional dan selanjutnya embrio dapat langsung di
transfer pada resipien tau disimpan dengan teknik pembekuan.
Dalam rangka meneruskan keturunan suatu individu, secara alamiah
diperlukan suatu proses perkawinan dimana jantan dan betina mutlai
diperlukan. Jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan betina
akan menghasilkan sel kelamin betina (sel telur). Pada hewan menyusui
proses pembuahan dan perkembangan selanjutnya terjadi di dalam tubuh
induk sampai proses kelahiran.
Program peningkatan produksi dan kualitas pada hewan ternak (dalam
hal ini sapi) berjalan lambat bila proses reproduksi dilakukan secara alamiah.
Dengan
rekayasa
bioteknologi
reproduksi,
proses
reproduksi
dapat
ovarium betina berkualitas unggul sesaat setelah mati dapat diproses diluar
tubuh sampai tahap embrional. Selanjutnya embrio tersebut ditransfer pada
resipien sampai dihasilkan anak. Produksi embrio dalam jumlah banyak (baik
dengan teknik TE maupun bayi tabung) ternyata juga dapat menghasilkan
masalah karena keterbatasan resipien yang siap menerima embrio. Untuk
mengatasi masalah tersebut dikembangkan metode pembekuan embrio.
7. Industri Perikanan
Bioteknologi perikanan adalah bioteknologi yang ditekankan khusus
pada bidang perikanan. Penerapan bioteknologi dalam bidang perikanan
sangat luas, mulai dari rekayasa media budidaya, ikan, hingga pascapanen
hasil
perikanan.
Pemanfaatan
mikroba
telah
terbukti
mampu
tahap
pascapanen
hasil
perikanan,
bioteknologi
mampu
penggunaan
BPHP
adalah
kemampuannya
merombak
senyawa
lebih
sederhana
(asam
amino,
asam
lemak
dan
glukosa).
potensial, salah satunya yaitu Chlorella sp., tumbuh dengan baik menghuni
ekosistem Sungai Brantas. Tapi apalah daya, biota yang bernilai tinggi
tersebut akhirnya tidak disadari kehadirannya. Sementara itu, Jepang dengan
ipteknya hadir memanfaatkan biota ini, dibudidayakan, diolah, dikemas,
dipromosikan dan dijual dalam bentuk tablet sun chlorella yang sangat
terkenal itu. Mikroorganisme ini telah lama diteliti oleh peneliti Jepang yang
memberi kesimpulan bahwa Chlorella sp., asal Indonesia memiliki kualitas
yang sangat baik sebagai sumber food supplement dan sumber bahan baku
industri farmasi lainnya.Untuk memanfaatkan hasil riset dan sekaligus
menjawab
permintaan
pasar
yang
terus
meningkat,
Jepang
telah
padahal
seandainya
kita
memiliki
kemampuan
dalam
lainnya.
Melalui
Japan
Times,
kantor
berita
Kyodo,
Jepang,
Idemitsu
Kosan
yang
bekerjasama
dengan
perusahaan
Rekayasa
genetik
telah
mampu
meningkatkan
kemampuan
kita
tidak
terus
harus
terjebak
pada
ketidak-berdayaan
banyak
industri.
Keberhasilan
dalam
rekayasa
genetika
dapat
samping
itu,
rumput
laut
dan
sisa
olahan
udang
dan
proses
industri.
Bahan
bahan
buangan
ikan
seperti
bagian
sifatnya
yang sangat
spesifik
dan jarang
industri.
Sebagai
contoh
enzim
protease
ekstraseluler
yang
merupakan bahan penting dan dapat digunakan dalam industri deterjen dan
industri bahan pembersih seperti pada pencucian membran reverse-osmosis.
Jenis bakteri Vibrio spp., yang dikenal sebagai salah satu penyebab penyakit
pada ikan dan udang ternyata menghasilkan berbagai macam enzim protease
ekstraseluler. Vibrio alginolyticus, menghasilkan 6 jenis protease, termasuk di
dalamnya enzim yang tidak umum yaitu enzim yang tahan terhadap deterjen
yang
pertumbuhan
memiliki
beberapa
kemampuan
jenis
bakteri
dalam
proses
penghambatan
lainnya.
Bahan
inhibitor
yang
samping
bakteri,
beberapa
jenis
mikroalgae
juga
mampu
konstribusi
yang
sangat
berarti
dalam
pengembangan