You are on page 1of 28

BEBERAPA TEHNIK

KESEHATAN
1.
2.
3.
4.
5.

ANALISA

UNTUK

PERENCANAAN

Menetapkan prioritas masalah


Menetapkan prioritas jalan keluar
Analisis SWOT
Analisis Manfaat Biaya dan Analisis Ketepatan Biaya
Tehnik Kesepakatan Kelompok

1. Menetapkan prioritas Masalah.


Ditinjau dari sudut pelaksanaan program, penetapan masalah adalah sangat penting. Yang
dimaksud dengan masalah adalah Kesenjangan antara apa yang ditemukan ( WHAT IS )
dengan apa yang semestinya ( WHAT SHOULD BE ).
Ada beberapa cara yang sering digunakan dalam menetapkan prioritas masalah antara
lain dengan menggunakan intuisi, mengandalkan ilham atau atas petunjuk atasan. Ke tiga
cara ini meskipun hasilnya kadang-kadangb tepat tapi tidak dianjurkan, melainkan
dengan menggunakan tehnik kajian data. Untuk tehnik kajian data ada beberapa kegiatan
yang dilakukan.
A. Melakukan pengumpulan data. Data adalah hasil dari suatu pengukuran
dan atau pengamatan. Agar data dapat menghasilkan kesimpulan tentang
prioritas masalah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Jenis data .
Salah satu jenis data yang paling dasar tentang kesehatan
mengacu pada teori BLUM yang membagi data kesehatan
dalam kategori yaitu, data tentang perilaku, data tentang
l;ingkungan, data tentang pelayanan kesehatan dan data
tentang keturunan. Tetapi apabila sumber daya serta waktu
cukup dapat dikumpulkan data yang lebih lengkap yang
meliputi :
A. Keadaan geografis
antara lain tentang luas dan batas batas wilayah, keadaan
tanah, keadaan iklim dan cuaca, keadaan flora dan fauna.
Peranan data geografis amat besar dalam memberikan
arahan tentang ada atau tidaknya suatu masalah kesehatan.
Selain itu, data data geografis juga bermanfaat untuk
menetapkan prioritas jalan keluar.
B. Pemerintahan
Antara lain, tentang bentuik pemerintahan, peraturan
perundanga-undangan yang berlaku, anggaran pendapatan
dan belanja kesehatan sertya mekanismedan proses
pengambilan keputusan.

C. Kependudukan. Antara lain tentang jumlah dan


penyebarannya, angka pertumbuhan serta angka
kelahiran penduduk Data kependudukan sangat
penting bukan saja dalam hal menetapkan masalah
tapi juga dalam menyusun cara untuk mengatasi
masalah tersebut.
D Pendidikan.
Yaitu meliputi Tingkat pendidikan serta fasilitas
pendidikan yang tersedia.
E. Pekerjaan dan mata pencaharian.
Penting untuk melihat kemampuan masyarakat
dalam pembiayaan kesehatan serta ada penyakit tertentu
yang
dihubungkan
denganpekerjaan
tertentu.
F.Keadaan sosial
Yaitu meliputi pandangan, kebiasaan larangan dan
anjuran yang ada kaitannya denganbidan kesehatan.
G. Keadaan kesehatan. Secara umum dapat dibedakan
atas:
Data yang menunjukkan status kesehatan penduduk ( Vital
Statistik ) seperti Angka kematian, angka kelahiran angka
kesakitan, angka harapan hidup rata-rata.
Keadaan kesehatan lingkungan pemukiman, seperti persentage
penduduk yang mempunyai sumber air bersih, mempunyai
jamban, mempunyai tempat sampah, mempunyai rumah sehat.
Dll.
Data tentang fasilitas dan pelayanan kesehatan, seperti ratio
penduduk/ sarana kesehatan, jumlah dokter dan paramedis,
jumlah kunjungan ke sarana kesehatan, luas cakupan pelayanan
kesehatan, jumlah dan tingkat penggunaan tempat tidur
perawatan, dll.
2. Sumber data.
Ada tiga sumber data utama, Primer, hasil pemeriksaaan
dan wawancara dengan masyarakat. Sekunder, laporan dari
institusi pelayanan kesehatan dan administrasi pemerintahan,
Tertier, adalah hasil publikasi badan badan resmi seperti
BPS, Dinas Kesehatan atau Kantor Bupati/ Walikota.
3. Jumlah responden.
Biasanya data diambil dari sebagian penduduk saja
karena hanya merupakan suatu surveu deskriptif maka besar
sampel ditentukan dengan menggunakan rumus sbb,
n1 = 4pq
L2
n2 = n1

1 + n1
N
n1 = Jumlah sampel awal
n2 = Jmlah sampel akhir
p = Sifat suatu keadaan dalam %
q = 100% - p
L = derajat ketepatan yang dipergunakan ( 0.005 )
N = Jumlah penduduk
4. Cara mengambil sampel :
Ada 4 cara pengambilan sampel
yaitu, simple random sample, systematic randomh sampling, Stratified random sampling,
dan cluster sampling.
5. Cara mengumpulkan data, biasanya dapat mengunakan tehnik, wawancara,
pemeriksaan, pengamatan ( observasi ), peranserta ( Partisipasi ).

B. Pengolahan Data. Yaitu menyusun data yang tersedia sedemikian rupa


sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki. Pengolahan data dapat dilakukan
dengan cara manual, mekanikal serta elektrikal.
C. Penyajian data. Yaitu menyajikan data yang sudah diolah yang dapat
dilakukan dengan tekstular, tabular dan grafikal.
D. Memilih prioritas masalah.
Dari hasil penyajian data akan teridentifikasi beberapa masalah yang
dihadapi dimana dari masalah masalah ini mungkin ada keterkaitan satu
sama lain, dan juga karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki, maka
tidak mungkin dapat menyelesaikan seluruh masalah sekaligus tapi
diperlukan memilih prioritas masalah.
Salah satu cara yang sering digunakan dalam menetapkan prioritas masalah
adalah dengan menggunakan tehnik kriteria matriks
( Criteria Matrix Technique ).
Kriteria yang digunakan antara lain:
Pentingnya masalah (Importancy) : Makin penting suatu masalah
maka semakin mendapat prioritas untuk diselesaikan.
Yang menjadi ukuran pentingnya masalah antara lain :
- Besar masalah ( Prevalence).
- Besar akibat yang ditimbulkan.
- Tingkat kenaikan besarnya masalah ( Rate of increase)
- Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi
( Degrees of un-meet need ).
- Keuntungan sosial yang diperoleh dengan selesainya
masalah ( Social benefit ).

-.

Rasa keprihatian masyarakat terhadap masalah ( Public


concern )
-.
Suasana politik ( Political climate )
Kelayakan teknology ( Technological feasibility ) .
Yaitu penguasaan ilmu dan teknologi yang sesuai. Makin layak
teknologi yang tersedia yang dapat digunakan menyelesaikan masalah,
maka penyelesaian masalah tersebut makin diprioritaskan.
Sumber daya yang tersedia. (Resources availability) Makin tersedia
sumber daya yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
maka penyelesaian masalah tersebut akan diprioritaskan.

Tehnik Kriteria Matriks Pemilihan prioritas Masalah


Nomor
1
2
3

Daftar masalah
A
B
C

P
1
2
4

S
4
3
2

RI
2
4
5

DU
3
1
2

I
SB
4
5
3

PB
3
2
1

PC
1
4
3

T
3
2
1

R
2
1
4

Jumlah
IxTxR
1.728
1.920
2.880

2. Menetapkan jalan keluar ( Solution Priority) :


Menyusun alternatif jalan keluar
Yaitu menyusun alternatif jalan keluar untuk mengatasi masalah setelah berhasil
menetapkan prioritas masalah salah satunya dengan mencoba berpikir kreatif. Salah
satu tehnik yang biasa digunakan adalah tehnik analogi atau Synectic Tehnique,
prinsip pokok tehnik ini adalah mencoba memancing para anggota kelompok untuk
melahirkan gagasan baru, dimana setiap peserta diminta menganalogikan masalah
yang sedang didiskusikan yang bisa bersifat personal, direct, symbolic atau fantacy.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk dapat menemukan alternatif jalan
keluar : 1. Menentukan berbagai penyebab masalah. Antar lain dengan Curah
pendapat ( Brainstorming ) dengan membahas data yang telah dikumpulkan; 2.
Menggunakan alat bantu diagram hubungan sebab akbat ( Cause effect diagram) atau
Diagram tulang ikan ( Fish bone diagram ), atau Pohon masalah (Problems tree
diagram ). 2. Memeriksa kebenaran penyebab masalah. Yaitu konfirmasi tentang
kebenaran penyebab masalah yang telah disusun dengan melakukan pemeriksaan
tambahan dengan mengumpulkan data data tambahan misalnya dengan melakukan uji
staistik untuk mengidentifikasi penyebab masalah yang sebenarnya. 3. Mengubah
penyebab masalah kedalam bentuk kegiatan. Dari beberapa daftar penyebab masalah
dapat disusun bentuk bentuk kegiatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah. Dari daftar ini dapat disusun alternatif penyelesaian masalah.

ALTERNATIF JALAN KELUAR


MASALAH
Tingginya angka
kematian
Bayi karena Tetanus

PENYEBAB
( Statistik bermakna )
1. Persalinan bayi ditolong dukun bayi
tidak terlatih
2. Cakupan immunisasi Bumil terbatas
3. Pengetahuan ibu tentang Tetanus
rendah

ALTERNATIF
1 Kursus dukun
bayi
2. Meningkatkan
cakupan Bumil
3. Penyuluhan
kesehatan

Memilih prioritas jalan keluar.

Dari daftar penyelesaian masalah yang telah disusun dipilh jalan keluar yang menjadi
prioritas yang alkan dipilih mengingat keterbatasan yang dimiliki. Cara yang sering
digunakan untuk memilih prioritas jalan keluar adalah dengan menggunakan tehnik
kriteria matriks dengan melihat 2 aspek :
a. Efektivitas jalan keluar,
yaitu dengan menetapkan nilai efektifitas untuk setiap alternatif jalan keluar dengan
menggunakan niali 1 s/d 5. Prioritas jalan keluar adalah yang nilai efektifitas nya paling
tinggi. Selain itu untuk menentukan efektifitas jalan keluar dapat digunakan kriteria
tambahan sebagai berikut:
1. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan ( Magnitude )
2. Pentingnya jalan keluar ( Importancy )
3. Sensitivitas jalan keluar ( Vulnerability )
yaitu sensitivitas jalan keluar yang dipilih dalam mengatasi masalah dikaitkan dengan
kecepatan jalan keluar yang dipilih dalam mengatasi masalah.
b. Efisiensi jalan keluar
Yaitu dengan menetapkan nilai efisiensi untuk setiap jalan keluar dengan memberi
nilai 1 s/d 5. Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya ( cost )
Setelah itu dihitung nilai P ( prioritas ) untuk setiap alternatif jalan keluar dengan
membagi hasil perkalian nilai M x I x V dengan nilai C.

MENETAPKAN PRIORITAS JALAN KELUAR


No.

1
2
3

DAFTAR ALTERNATIF
JALAN KELUAR
A
B
C

EFEKTIVITAS
M
I
V
4
3
5

3
2
4

2
4
5

Efisiensi Jumlah
C

MxIxV
C
3
4
2

8
6
30

Melakukan uji coba lapangan .


Yaitu melakukan ujicoba lapangan untuk prioritas jalan keluar terpilih.
Uji coba lapangan ini penting untuk menilai berbagai faktor penopang dan
penghambat yang mungkin ditemukan bila jalan keluar tersebut
dilaksanakan.
Memperbaiki prioritas jalan keluar
yaitu memperbaiki jalan keluar yang dipilih dengan memanfaatkan faktor
penopang yang ditemukan pada saat uji coba lapangan sekaligus
meniadakan faktor penghambat .

Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar.


Yaitu menysun selengkapnya prioritas jalan keluar yang telah
ditetapkan.

3. ANALISIS

SWOT

Adalah suatu kajian yang dilakukan terhadap suatu organisasi sehingga diperoleh yang
amat akurat tentang berbagai faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan serta hambatan
yang dimiliki dan atau dihadapi oleh organisasi.
Unsur unsur SWOT :
1. Kekuatan, ( Strength ) : adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang
dimiliki organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan berperanan besar tidak
hanya memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi,
tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki organisasi itu.
2. Kelemahan, ( Weaknesses ) : Berbagai kekurangan yang bersifat khas yang
dimiliki organisasi, yang apabila berhasil diatasi, akan berperanan besar tidak
hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
organisasi, tetapi juga dalam mencapaim tujuan organisasi itu.
3. Kesempatan, ( Opportunity ) : Yaitu peluang yang bersifat positip yang dihadapi
oleh suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan besar peranannya
dalammencapai tujuan organisasi.
4. Hambatan, ( Threat ) : Yaitu kendala yang bersifat negatip yang dihadapi oleh
suatu organisasi, yang apabila dapat diatasi akan besar peranannya dalam
mencapai tujuan organisasi itu.

Tehnik analisa.
Dibedakan atas 3 tahap.
I. Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi,
a. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai.
unsur-unsur yang akan dinilai biasanya dibedakan atas unsur perangkat
organisasi yaitu tenaga ( Man ), Dana ( Money ), sarana ( Material ), serta
metode ( Method ), dan unsur fungsi organisasi yang terdiri dari fungsi
perencanaan, pengorganisasian pengerakan serta pengawasan.
b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai. Yaitu menyangkut
nilai penampilan ( performance ) yang dinyataka dengan baik atau buruk,
dan nilai kepentingan ( Importance ) yang dinyatakan dengan penting atau
tidak penting.
c. Membuat matriks dari hasil penilaian yangb dilakukan.
d. Menarik kesimpulan dari hasil penilaian.

Contoh Matriks Kekuatan dan kelemahan organisasi.


PERFORMANCE
Baik
Buruk
Penting
A
B
IMPORTANCE
D

Tidak penting

II. Melakukan analisis kesempatan organisasi.


a. Menetapkan unsur unsur yang akan dinilai, biasanya unsur unsur yang
akan dinilai ini adalah merupakan hal-hal baru untuk organisasi misalnya
perubahan kebijakan pemerintah, perubahan tingkat sosial ekonomi
masyarakat, perubahan keadaan sosial penduduk dan lain-lain.
b. Memberi nilai untuk setiap unsur yang dinilai yang menyangkut Nilai
daya tarik ( Attractiveness ) yang dinyatakan dengan tinggi dan rendah dan
nilai kemungkinan keberhasilan ( Success probability ) yangb juga
dinyataka dengan tinggi rendah.
c. Membuat matriks dari hasil penilaian
d. Menarik kesimpulan hasil penilaian

Matriks Kesempatan organisasi.


ATRACTIVENESS
Tinggi

rendah

Tinggi
A

SUCCESS
PROBABILITY
Rendah

III.
elakukan analisis hambatan organisasi.

a. Menetapkan unsur yang akan dinilai, sepertio halnya dengan kesempatan


hambatan juga menyangkut hal hal baru untuk oerganisasi seperti
perubahan kebijakan pemerintah, perubahan dalam sosial ekonomi
pendudk dan perubahan sosial budaya masyarakat dll.
b. Memberi nilai untuk semua unsur yang dinilaiyang dapat dibedakan atas
Nilai kemungkinan munculnya hambatan ( Probability of occurance )
yangh dinyatakan dengan Sering dan jarang, dan nilai seriusnya hambatan
( seriousness ) dengan nilai serius dan tidak.

Matriks kelemahan organisasi


Sering

PROBABILITY OF
OCCURANCE

Serius

jarang
A

SERIOUSNESS

4. Analisis Manfaat Biaya ( Cost and Benefit Analysis ) dan Analisis


Ketepatan Biaya ( Cost Effectiveness Analysis )
Yaitu suatu tehnik yang dipergunakan membantu pengambil keputusan dalam
memilih suatu program dengan membandingkan keluaran yang diperoleh
( Manfaat = benefit , ketepatan = effectiveness ) dengan masukan ( biaya = cost )
yang dibutuhkan dari berbagai program yang tersedia.
Ciri pokok dari tehnik analisa ini antara lain adalah :
a. Bermanfaat untuk membantu pengambil keputusan . Tehnik
analisa manfaat biaya dan analisis ketepatan nbiaya membantu
pengambilkeputusan dalam menetapkan program yang terbaik
untuk mencapai tujuan. Dengan demikian analisis ini dapat
diterapkan sebelum program dilaksanakan dan untuk penilaian
dimana kesimpulan yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk
perencanaan berikutnya.
b. Berlaku jika tersedia 2 atau lebih program. Yaitun dengan
membandingkan 2 atau lebih program dilihat dari output dan
biaya yang dimiliki masing-masing program
c. Mengutamakan unsur masukan dan unsur keluaran. Yaitu hanya
mengutamakan unsur masukan dan keluaran dalam program
sementara unsur-unsur lainnya seperti proses, umpan balik dan
lingkungan agak terabaikan. Unsur masukan dalam analisis
manfaat biaya dan ketepatan biaya mempunyai ukuran yang
sama yaitu besarnya cost ( biaya ) yang diperlukan untuk
keperluan penyelenggaraan program. Tidak demikian halnya
dengan unsur keluaran, pada analisis manfaat biaya, unsur
keluaran adalah manfaat ( benefit ) yang dihasilkan yang
dinyatakan dalam nilai uang. Sedangkan pada anlisis ketepatan
biaya unsur keluaran adalah ketepatan ( effectiveness ) dalam
menyelesaikan masalah yang dinyatakan dalam beberapa ukuran
tertentu yang untuk bidan kesehatan adalah berbagai parameter
kesehatan. Memberikan nilai uang untuk hasil program
kesehatan tidak mudah. Misal dalam menghitung upaya
memperpendek hari perawatan pada orang sakit akan berbeda
nilainya bila dihubungkan dengan sifat pekerjaan seseorang.
Oleh karena itu dalam bidang kesehatan lebih banyak digunakan
tehnik analisi ketepatan biaya. Tapi tehnik ini juga mempunyai
keterbatasan karena banayk keluaran yang tidak dinyatakan
dengan nilaim uang, sehingga tehnik inim hanya digunakan
untuk membandingkan program-program dengan keluaran yang
sama saja.

10

Langkah langkah dalam melakukan analisis.


1. Merumuskan masalah dan tujuan khusus. Langkah pertama adalah dengan
merumuskan masalah kesehatan yang dihadapi, yaitu spesifik dan dapat diukur,
kemudian dilanjutkan dengan merumuskan tujuan khusus. Sering ditemukan
kesulitan dalam merumuskan masalah dan tujuan khusus terkait dengan masalah
ukuran misalnya rasa sakit. Dan keberhasilan program kesehatan banyak juga
dipengaruhi kontribusi faktor-faktor lain diluar kesehatan.
2. Menyusun alternatif penyelesaian masalah. Bebarpa hal yang dapat dipakai
sebagai pegangan dalam menyusun alternatif program penyelesaian masalah :
Memanfaatkan pengalaman dari penyelesaian masalah yang serupa
dengan perhatian akan hal-hal seperti perbedaan waktu pelaksanaan,
karakteristik penduduk, lokasi pelaksanaan, dan atau organisasi pelaksana.
Memnafaatkan pengetahuan tentang munculnya masaklah yang dihadapi
( Natural history of the problems ). Dengan diketahuinya proses
munculnya masalah, terutama yang menyangkut hubungan sebab akibat, dapat
disusun berbagai alternatif program penyelesaian masalah.
3. Menghitung masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang dihasilkan dari
setiap alternatif program yang disusun.
Menghitung masukan,
Yaitu menghitung masukan yang semuanya dinyatakansebagai biaya ( cost ).
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam penghitungan masukan antara lain
perbedaan dalam menaksir besarnya biaya. Biaya program yang dapat dihitung
dapat dibedakan atas;
Biaya sebenarnya
( Actual Cost ), yang dapat dibedakan pula atas biaya langsung dan tidak
langsung. Contoh biaya langsung misalnya gaji karyawan, biaya bahan habis
pakai dan biaya operasional, sedang biaya tidak langsung antara lain biaya
gedung , biaya peralatan, dan biaya pendidikan pegawai.
Biaya karena terjadinya hasil yang tidak diharapkan ( Cost of
unexpected result ), misalnya keterlambatan penyelesaian program
atau adanya kelompok penduduk yang tidak bnerhasil dicapai.
Biaya yang muncul karena hilangnya keuntungan dengan dengan tidak
dipilihnya alternatif lain sebagi jalan keluar dan atau karena tidak
dimanfaatkannya dana ysnmg tersedia untuk menyelenggarakan
alternatif lain ( Opportunity cost )

11

Kelengkapan dan kesulitan tiga program pendidikan


Program

Kelengkapan program

A
B
C

++++
+++
++

Kesulitan program
+++
++
+

Menghitung keluaran
Keluaran dalam bidang kesehatan lazimnya dibedakan atas
Pengaruh terhadap kesehatan yang dapat dibedakan atas keuntungan
terhadap kesehatan peorangan ( Personal health benefit ), misalnya
meningkatnya usia hidup, menurunnya angka penyakit dan angka
kecacatan. dan keuntungan terhadap pemakaian sumber daya pelayanan
kesehatan ( health care resources benefit ) pada masa depan, misalnya
program immunisasi BCG saat ini yang menyebabkan dimas depan tidak
perlu lagi terlalu banyak menyediakan fassilitas pelayanan penyakit TBC.
Mempergunakan perbedaan gaji untuk 2 macam pekerjaan yang berbeda
risikonya ( Willingness to pay )
Mempergunakan nilai denda yang telah ditetapkan oleh pengadilan.
Dalam menetapkan biaya juga perlu memperhitungkan inflasi dengan menggunakan
rumus : Cn = Bo ( 1 r )n
Bn = Bo ( 1 r )n

12

4. Membandingkan hasil perhitungan setiap alternatif program.


Yaitu membandingkan hasil perhitungan dari setiap alternatif program yang
tersedia.
Perbandingan Hasil Perhitungan 4 alternatif program
Program
A
B
C
D

Biaya
100.000
100.000
200.000
200.000

Jmh pasien yg diselamatkan Ratio hasil biaya


10
10.000
12
8.333
12
16.667
15
13.333

Informasi tambahan 2 alternatif program


Biaya yg dikeluarkan Jlh pasien yg diselamatkan Ratio hasil biaya
Program A
Sampai dg 50.000
8
6.250
Sampai dg 100.000
10
10.000
Program B
Sampai dg 50.000
6
8.333
Sampai dg 100.000 10
8.333
Alternatif program dengan 3 keluaran
Program Biaya
A
B
C
D

100.000
100.000
100.000
200.000

Jlh pasien yg
diselamatkan
5
5
4
7

Hari sakit yg
ditekan
25
20
400
60

Hari tidak masuk kerja


yg ditekan
30
25
35
80

5. Menyajikan hasil dan melakukan interpretasi


Penyajian yang dilakukan harus sedemikian rupa sehingga memudahkan kalangan
pengambil keputusan menetapkan pilihannya.

13

5. TEHNIK KESEPAKATAN KELOMPOK


( Group Decision Making )
Yaitu tehnik dalam penetapan prioritas masalah dan prioritas jalan keluar yang
dilakukan tidak dengan menganalisis data tetapi dengan kesepakatan pihak ketiga
yaitu sekelompok orang tertentu yangh diminta khusus untuk itu.
Dapat dibedakan 2 macam :
1. Untuk mengumpulkan pendapat,
Antara lain dikenal beberapa tehnik.
a. Synthetic Group Technique, mirip survey biasa, tapi respondennya adalah
pihak ketiga yang umumnya adalah para ahli.
b. Delphi Technique, juga menggunakan tehnik survey dari sekelompok ahli
dengan mengirim suatu seri pertanyaan secara berurutan. Pertanyaan
pertama lebih bersifat umum ( misalnya dengan menyebutkan lima
masalah kesehatan utama ). Daftar pertanyaan kedua lebihn bersifat
khusus, yakni berisi komentar terhadap hasil dari pertanyaan pertama.
Pekerjaan ini dapat dilakukan berulang ulang sampai tercapai konsensus.
Untuk mempercepat proses dapat dilakukan dengan sekaligus melakukan
pemungutan suara pada pengiriman pertanyaan kelima ( jumlah minimal ).
Masalah yang paling banyak dipilih adalah prioritas masalah
c. Interacting Group Technique. Tehnik ini identik dengan pertemuan biasa.
Disini peranan agenda dan pimpinan amat menentukan. Setiap peserta
diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara bebas. Di akhir
pertemuan sesuai agenda pimpinan mengambil kesimpulan yang biasanya
adalah m,engenai prioritas masalah dan atau penyelesaian masalah.
d. Formal Planning Group Technique. Hampir sama dengan Interacting
Group Technique, tapi pada tehnik ini pimpinan kelompok terlebih dahulu
menjelaskan berbagai masalah yang akan dibahas, lengkap denagn latar
belakangnya. Setiap peserta dimunta mengemukan pendapatnya secara
bebas dan masalah yang paling dikemukakan adalah prioritas masalah
yang dicari.
e. Brainstrorming Technique, juga identik dengan intercting group tehnique,
hanya bedasnya pimpinan mempersilahkan semua peserta untuk
mengemukakan penda[patnya sebanyak-banyaknya, sebebas-bebasnya
tetapi dengan menghindari adanya kritik. Tehnikm ini akan membweri
hasil maksimal bila anggota dibatasi sekitar 12 orang yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang sama serta pimpinannya menguasai
tehnik brainstorming. Tehnuik ini biasanya memerlukan waktu 30 sd 60
menit.

14

f. Delbecq Tehnique, dengan nama lain Nominal GroupTehnique. Dibagi


dalam 4 tahap, yaitu peserta menulis pendapatnya tentang permasalahan
yangb diajukan oleh pimpinan diselembar kertas tanpa ada diskusi antar
peserta, pimpinan pertemuan menuliskan semua peserta pada selembar
kertas yang dapat disaksikan bersama dan dapat pula dengan sedikit
penjelasan dari peserta, pimpinan pertemuan memimpin diskusi antar
peserta mengenai berbagai pendapat yang ada, dan pimpinan pertemuan
melakuklan pemungutan suara untuk menentukan prioritas masalah.
Delbecq Tehnique cukup efektif apabila jumlah peserta 7 sd 10 orang.
g. Brainwriting Technique, yaitu sekitar 6 sampai 8 ahli duduk pada satu
meja dimana masalah diajukan secara tertulis pada secarik kertas oleh
pimpinan dan meletakkan ditengah meja. Peserta diminta untuk membaca
masalah yang ada ditengah meja dan menuliskan pendapatnya masing
masing pada secarik kertas. Setelah semua peserta menuliskan semua
pendapatnya, pimpinan mengumpulkan dan membagikan lagi pada peserta
yang berbeda. Setelah membaca pendapat yang diterima masing masing
peserta diminta untuk mengurangi atau menambah pendapat yang ada,
yang juga diminta dituliskan pada secarik kertas. Kemudian semua
pendapat dikimpulkan dan ditulis pada selembar kertas yang dapat
disaksikan bersama. Pertemuan dilanjutkan dengan mendiskusikan semua
pendapat yang muncul yang diakhiri dengan pengambilan keputusan.
Pendapat yang paling mendapat dukungan suara adalah prioritas masalah
yang dicari.
h. Nominal Interacting Technique, Pada dasarnya identik dengan Delbecq
atau Brainwriting Technique, bedanya pada tehnik ini dietukan adanya
lobby antar peserta yang dilaksanakan setiapnya satu tahap. Dengan
adanya pertukaran pendapat secarainformal ini, kesepatan akan lebih cepat
tercapai.
i. Estimate-Discuss-Estimate Tehnique, pada tehnik ini pemungutan suara
secara tertulis dan diskusi terhadap hasil yang dicapai dilakukan secara
bergantian. Pertejuan ditutup dengan melakukan pungutan suara akhir
untuk merumuskan kesepakatan.
2. Untuk merumuskan gagasan baru.
Yaitu kesepakatan kelompok untuk merumuskan gagasan baru.
a. Synectic Technique. Prinsip pokoknya adalahn memancing peserta
kelompok untuk melahirkan gagasan baru. Setiap kelompok diminta untuk
menganalogikan masalah yang sedang didiskusikan dengan sesuatu. Setiap
analogi yang dikemukakan oleh peserta didiskusikan secara mendalam dan
tuntas.

15

b. Lateral Thinking Technique, sama halnya dengan synectic peserta


dipancing untuk mengajukan gagasan baru denga cara mendiskusikan
secara mendalam dan tuntas masalah yang sedang dicarikan jalan
keluarnya dari sudut yang berbeda.

MERUMUSKAN KESEPAKATAN
Untuk merumuskan kesepakatan pada tehnik kesepakatan kelompok dapat dilakukan
dengan konsensus atau dengan pemungutan suara, yang dilakukan dengan menggunakan
kriteria yang disusun dalam bentuk matriks yang dikenal dengan Tehnik Kriteia Matrik
(Criteria Matrix Tehnique ). Ada beberapa cara yangb sering digunakan.

1. Q sort Tehnique.
Pada tehnik ini setiap peserta pertemuan diharuskan mengelompokkan berbagai
masalah menurut urutan dari kriteria tertentu, misalnya sangat penting, penting,
kurang penting, sangat tidak penting. Masalah yang paling penting masuk dalam
kriteria sangat pentinmg adalah prioritas masalah yang dicari.
Contoh Hasil Q sort Technique
Sangat tidak penting
0
1
peserta 1
B
AC
peserta 2
A
BC
peserta 3
C
AD

2
DEFI
DEFG
DEFH

sangat penting
3
GH
HI
GI

4
J
J
I

2. Ranking and Rating Tehnique.


Dibedakan dalam 5 macam
a. Anchoring Rating Scale Technique
Menggunakan skala linier yang kontinue mulai dari nilai 0 ( sangat tidak penting )
sampai dengan nilai 1 ( sangat penting ). Priorotas masalah adalah masalah yang
memiliki nilai terbanyak.

Contoh hasil ranking and rating tehnique

16

Peserta 1
Peserta 2
Peserta 3

0
A
B
C

Kurang penting

B
A
C

Sangat
penting

0
C
E

CD
D
BD

1
E
E
0

Dari contoh diatas kesepakatan tentang prioritas masalah adalah masalah E karena
mendapat nilai 2 .
b. Paired Comparation Technique
Pada tehnik ini dilakukan pemilihan satu masalah yang terpenting dari dua masalah
yang disusun berpasangan Masalah yang paling banyak dipilih adalah prioritas
masalah. Misalnya dengan memilih 1 prioritas masalah dari 3 masalah yang ada.
Pasangan yang dapat disusun adalah, AB, AC dan BC. Setiap peserta diminta
menentukan masalah yang penting dari pasdangan yang terbentuk. Seperti dalam
tabel.
Contoh hasil Paired Comparation Technique
Pasangan
AB
AC
BC

peserta 1
A
A
A

peserta 2
A
C
C

peserta 3
B
C
C

Pada contoh di atas, kesepakatan tentang prioritas masalah adalah C, karena masalah
ini yang pal;ing banyak dipilih.
c. Rank Weight Technique
Pada tehnik ini setiap peserta diminta menyusun masalah menurut urutan bobotnya.
Masalah yang paling penting mendapat nilai 1 Nilai masalah lain ditetapkan dengan
membandingkan bobotnya terhadap masalah yang paling penting. Prioritas masalah
adalah masalah yang mendapat nilai paling tinggi
Contoh hasil Rank Weight Technique

Masalah 1
Masalah 2
Masalah 3

Peserta 1
1

peserta 2

peserta 3

Pada contoh diatas, kesepakatan tentang prioritas masalah adalah masalah B karena
mendapat nilai paling tinggi yaitu 2 .
d. Direct Assigment Technique
17

Pada tehnik ini setiap peserta diminta menysusun masalah menurut urutan bobotnya
dan untuk setiap masalah diberikan nilai langsung berkisar antar 0 ( paling tidak
penting ) dengan 10 ( sangat penting ). Prioritas masalah adalah yang mendapatkan
nilai tertinggi. Misal ingin memilih 1 prioritas masalah dari 3 masalah yang ada.
Contoh Hasil Direct Assigment Technique
Peserta 1
Masalah A
Masalah B
Masalah C

10
8
4

Peserta 2
6
10
6

Peserta3
9
6
4

Pada contoh diatas, kesepakatan tentang prioritas masalah adalah masalah A karena
mendapat nilai tertinggi yaitu 25.
e. Pooled Rank Technique
Pada tehnik ini setiap peserta diminta menyusun masalah dalam 5 kategori. Kategori
1 sangat penting dan mendapat nilai 5, sedangkan kategori 5 tidak penting mendapat
nilai 1. Prioritas masalah adalah yang mendapat nilai terbanyak
Contoh Hasil Pooled Rank Technique
Kategori
1
2
3
4
5

Nilai
5
4
3
2
1

Peserta 1
A
D
C
B
F

Peserta 2
C
E
A
F
B

Peserta 3
A
B
F
C
E

Pada contoh diatas, kesepakatan tentang prioritas masalah adalah masalah A karena
mendapat nilai tertinggi yaitu 13.

Penilaian/ Evaluasi program Kesehatan.


18

Sebagai mana program lain, pelaksanaan program kesehatan juga selalu dihadapkan
npada ketidak pastian. Dan keadaan yang tidak pasti tersebut dapat disederhanakan
kedalam 3 macam pertanyaan sbb :
1. Pertanyaan tentang ketepatan program, apakah program yang dilaksanakan adalah
program yang tepat dalam arti :
a. Masalah yang dirumuskan dalam rencana telah sesuai dengan keadaan
b. sebenarnya. b. Tujuan yang tercantum dalam rencana kerja telah
dirumuskan secara benar dan realistis.
c. Keadaan yang ditetapkan dan tercantum dalam rencana kerja benar benar
dapat
d. menjamin teratasinya masalah dan atau tercapainya tujuan.
2. Pertanyaan tentang pelaksanaan program, apakah program yang sedang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam arti;
a. dalam melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan tidak terjadi penyimpangan
sehingga dapat mempengaruhi penyelesaian masalah dan atau tujuan yang telah
dirumuskan.
b.Dalam melaksanakan kegiatan tersebut tidak diperlukjan penyesuaian
sedemikian rupa sehingga masalah dapat diatasi dan tujuan dapat dicapai.
3. Pertanyaan tentang hasil yang dicapai, yaitu apakah program yang telah
dilaksanakan berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang direncanakan, dalam
arti;
a. Masalah yang ada telah berhasil diatasi.
b. Tujuan yang dirumuskan telah berhasil dicapai.
c. Bagaimana efektifitas dan efisiensi program yang telah dilaksanakan
Pekerjaan untuk mencari jawaban terhadapa ketiga pertanyaan diatas, dalam
manajemen diasebut dengan penilaian ( Evaluation )
Batasan
Dibawah ini adalah beberapa definisi dari penilaian ( evaluasi )
1. Penilaian adalah suatu cara belajar yang sistematis dari pengalaman yang dimiliki
untuk meningkatkan pencapaian, pelaksaanaan dan perencanaan suatu program
melalui pemilihan secara seksama berbagai kemungkinan yang tersedia gunas
penerapan selanjutnya. ( WHO )
2. Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan
dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
( The American Public Association )
3. Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan
hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kritria yang telah ditetapkan,
dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penysusnan saran-saran, yang

19

dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program ( The International
Clearing House on Adolescent Fertility Control for Population Options )
4. Penilaian adalah pengukuran terhadap akibat yang ditimbulkan dari
dilaksanakannya suatu program dalam mencapai tujuan yang telah diteapkan
( Riecken )
Jenis jenis penilaian.
Sesuai denganpengertian bahwa penilaian dapat dilakukan pada setiap tahap pelaksanaan
program, maka penilaian secara umum dapat dibedakan atas :
1. Penilaian pada tahap awal program ( Formative Evaluation ), tujuan utama ialah
untuk meyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah sesuai
dengan masalah yang ditemukan, dalam arti dapat menyelesaikan masalah
tersebut. Penilaian yang mengukur kesesuaian program dengan masalah dan atau
kebutuhan masyarakat sering juga disebut sebagai studi penjajakan kebutuhan
atau Need Assesment Study )
2. Penilaian pada tahap pelaksanaan program ( Promotive Evaluation ) yaitu
penilaian yang dilakukan pada saat program sedang dilakukan. Tujuan utamanya
adalah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan tersebut telah
sesuai dengan rencana atau tidak, atau apakah terjadi penyimpangan yang dapat
merugikan pencapaian tujuan dari program tersebut. Dapat dibedakan 2 macam;
pemantauan ( Monitoring ) dan penilaian berkala ( Periodic Evaluation )
3. Penilaian pada tahap akhir program ( Summative Evaluation ) Yaitu penilaian
yang dilakukan setelah program selesai dilaksanakan. Tujuan utamanya adalah
untuk mengukur keluaran ( Output ) serta mengukur dampak ( Impact ) yang
dihasilkan.

Ruang lingkup.
Sangat luas sesuai dengan program kesehatan yang ruang lingkupnya sangat luas.
Beberapa sarjana memberi pedoman sbb,
1. Deniston.
Hal hal yang dapat di nilai dari suatu program kesehatan dibedakan dalam 4 hal ;
a. Kelayakan program. Yaitu penilaian program secara keseluruhan.
Perogram dinilai layak ( Appropriateness ) jika program tersebut telah
dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi.
b. Kecukupan program. Suatru program dapat dinilai cukup ( Adequancy )
jika program tersebut dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
c. Efektifitas program. Suatu program dinilai efektif ( Effectiveness ) jika
program tersebut telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang dapat
menyelesaikan masalah.

20

d. Effisiensi. Suatu program dinilai efisien ( Efficiency ) jika program


tersebut dapt dilaksanakan dengan hasil tidak saja mampu menyelesaikan
masalah tapi juga tidak memerlukan penggunaan sumber daya yang terlalu
besar.
2. George James. Membedakan ruang lingkup penilaian atas 4 macam;
a. Upaya program, penilaian dilakukan terhadap uapaya yang dilaksanakan
program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jika upaya
( Effort ) yang dilakukan telah sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan maka program tersebut, dari sudut upaya mendapat penilaian
yang baik.
b. Penampilan program, ( Performance ), yaitu membandingkan penam[pilan
program dengan rencana yang telah ditetapkan. Jika penampilan tersebut
yaitu hasil yang dicapai dinilai sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan maka program dari segi penampilan dinilai baik.
c. Ketepatan penampilan program, ( Adequacy of performance ). Yaiotu
penampilan program dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Jika hasil yang dicapai dinilai dapat mencapai tujuan yang btelah
ditetapkan, maka program tersebut dari sudut ketepatan penampilan
mendapat penilaian yang baik.
d. Efisiensi program ( Efficiency ), Selain penilain terhadap penampilan
program terhadap pencapaian tujuan dan atau terhadappenyelesaian
masalah, juga terhadap penggunaan sumber daya. Jika hasil yang dicapai
dinilai dapat mencapai tujuan, berhasil mengatasi masalah serta
penggunaan sumber daya terbatas, maka program tersebut dari sudut
efisiensi mendapat penilaian yamh baik.
3. Milton R Roemer;
Membedakan ruang lingkup penilaian atas 6 jenis. Penilaian ke 6 ruang lingkup biasa
dilakukan untuk 2 waktu atau daerah kerja yang berbeda.
a. Status kesehatan yang dihasilkan, Penilaian dilakukan terhadap tingkat
kesehatan ( Health Status Outcome ). Sulit dilakukan karena berbagai
faktor lainnya yang sebenarnya turut mempengaruhi status kesehatan
seseorang atau masyarakat.
b. Kualitas pelayanan yang diselenggarakan, Penilaian yang dilakukan
adalah terhadap mutu pelayanan ( Estimated Quality of Services ) yang
diolakukan suatu program. Penilaian dilakukan degan membandingkannya
terhadap suatu tolok ukur dan ataupun kriteria yang telah ditetapkan
( Minimum Medical Standard ). Suatu program kesehatan dianggap baik,
jika kualitas pelayanan telah sesuai dengan standard minimal pelayanan
yang telah ditetapkan.
c. Kuantitas pelayanan yang dihasilkan, Dasarnya adalah adanya perbedaan
pelayanana yang diselenggarakan ( Quantity of Services Provided ).
Misalnya pelayanan pencegahan lebih baik dari pada pengobatan. Jadi jika
suatu program kesehatan lebih banyak menekankan pelayanan pencegahan

21

maka program tersebut dianggap lebih baik dari pada program yang terlalu
mengutamakan pelayan pengobatan.
d. Sikap masyarakat terhadap program kesehatan. ( Attitude of Recipient ),
yaitu penilaian terhadap sikap masyarakat yang memanfaatkan program
kesehatan tersebut, meskipun disadari penilaian seperti ini lebih bersifat
subjektif sehingga sering hasilnya sulit dipercaya 100 %.
e. Sumber daya yang tersedia, yaitu penilaian terhadap sumber daya yang
tersedia ( Resources made available ), baik terkadap sumber dana, tenaga
dan ataupun sarana. Jika sumber daya tersebut tersedia dalam jumlah yang
memadai, maka program tersebut dinilai cukup baik.
f. Biaya yang digunakan, ( Cost of the programs ), yaitu penilaian terhadap
biaya yang dipergunakan oleh program. Dasar penilaian adalah melakukan
perbandingan antara input dengan output. Jika perbedaannya terlalu besar
maka program tersebut dinilai tidak baik.
4. Blum, membedakan ruang lingkup penilaian atas 6 macam
a. Pelaksanaan program, yaitu apakah program tersebut terlaksanan atau
tidak, bagaimana pelaksanaannya serta faktor faktor penopang dan
penghamabat yang ditemuakan dalam pelaksanaan program. Dalam
penilaian pelaksanaan program tidak terlalu dipersoalkan masalah
efektivitas dan atau efiosiensi program.
b. Pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu apakah dalam
pelaksanaan program semua ketentuan yang telah ditetapkan terpenuhi
atau tidak seperti yang tercantum dalam rencana kerja.
c. Efektifitas program. Menunjuk kepada keberhasilan program dalam
mencapai tujuan dan ataupun mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
d. Efisiensi program, yaitu melihat keberhasilan program dalam menca[pai
tujuan dan ataupun mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi tapi
diakitkan dengan penggunaan dana. Sekalipun program dapat mencapai
tujuan tetapi dengan menggunakan biaya besar maka program tersebut
dinilai tidak efisien.
e. Keabsahan hasil yang dicapai oleh program ( Validity ). Yaitu penilaian
yang dikaitkan dengan kemampuannya memberikan hasil yang sama pada
setiap kali program tersebut dilaksanakan.
f. Sistem yang dipergunakan untuk melaksanakan program. Yaitu penilaian
terhadap seluruh faktor yang terdapat dalam program dan atau seluruh
faktor yang diperkirakan mempengaruhi program.

5. Secara sederhana ruang lingkup penilaian dapat dikelompokkan menjadi 4


macam,

22

a. Penilaian terhadap masukan ( input |) ; Ialah yang menyangkut


pemanfaatan berbagai sumber daya, seperti dana, tenaga dan sarana
b. Penilaian terhadap proses, yaitu lebih dititik beratkan pada pelaksanaan
program, apakah sesuai dengan rencanas ysng telah ditetapkan atau tidak.
c. Penilaian terhadap keluaran ( Output ) ; yaitu penilaian terhadap hasil
yang dicapai dari dilaksanakannya program.
d. Penilaian terhadap dampak ( Impact ) ; mencakup pengaruh yang
ditimbulkan dari pelaksanaan program.
Langkah langkah dalam melaksanakan
Ada beberapa penda[pat ahli yang dikenal :
1.
a.
b.
c.

Mac Mahon ;
Tahap menentukan macam dan ruang lingkup penilaian.
Tahap pemahaman program yang dinilai
Tahap pelaksanaan penilaian danmmenarik kesimpulan

2.
a.
b.
c.

Audie Knutson
Tahap pemahaman program yang akan dinilai
Tahap mengembangkan rencana penilaian
Tahap menarik kesimpulan

3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Levey dan Mooba


Tahap menetapkan tujuan penilaian
Tahap melengkapkan tujuan dengan tolok ukur tertentu
Tahap mengembangkan model, rencana dan program penilaian
Tahap melaksanakan penilaian
Tahap menjelaskan derajat keberhasilan yang dicapai
Tahap menyusun saran saran

4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

The World Health Organization ( WHO )


Tahap penentuan hal yang akan dinilai
Tahap melengkapkan keterangan yang dibutuhkan
Tahap memeriksa hubungan antara keterangan dengan tujuan penilaian
Tahap menilai kecukupan keterangan
Tahap menetapkan kemajuan program
Tahap menetapkan efektifitas program
Tahap menetapkan efisiensi program
Tahap menetapkan dampak program
Tahap menarik kesimpulan.

Secara praktis langkah langkah tadi dapat disederhanakan sebagai berikut

23

1. Pahami dahulu program yang dinilai,


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Latar belakang dilaksanakannya program


Masalah yang mendasari lahirnya program
Tujuan yang ingin dicapai program
Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program
Organisasi dan tenaga pelaksana program
Sumber daya yang dipergunakan oleh program
Waktu dan pentahapan program
Tolok ukur, kriteria keberhasilan dan rencana penilaian program.

2. Tentukan macam dan ruang lingkup penilaian yang dilakukan, ini terutama jika
kebetulan tidak ditemuakan keterangan ataupun penilaian dalam rencana kerja
yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Susunlah rencana penilaian, yaitu yang mengandung keterangan tentang,
a. Tujuan penilaian
b. Macam data yang diperlukan
c. Sumber data
d. Cara mendapatrkan data
e. Cara menarik kesimpulan
e.1. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan data awal
e.2 . Membandingkan hasil yang diperoleh dengan tujuan program
e.3. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil program lain
e.4. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan suatu tolok ukur tertentu
e.5. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil dari kontrol.
4. Melaksanakan penilaian
5. Menarik kesimpulan
a. Kesimpulan tentang keberhasilan program dengan meggunakan rumus;
% keberhasilan = (X2-X0)/ (X1-X0)* 100 %
X2 = pencapaian; X1 = Tujuan dan X0 = Masalah.
b. Kesimpulan tentang nilai program biasanya dengan menggunakan Cost benefit
analisys dan Cost effectiveness analisys.
6. Menyusun saran saran.

TEHNIK PENILAIAN.

24

Dalam praktek sehari hari sering menggunakan Ragpie Program Matrix ( RPM )
dengan prinsip pelaksanaan sebagai berikut.
1. Sederhanakan dan kelompokkan program kedalam 3 pentahapan manajemen,
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian akhir program.Tulis ketiga tahap pada
kolom paling kiri.
2. Sederhanakan dan kelompokkan program kedalam 3 komponen yakni komponen
sumber, kegiatan dan tujuan. Ditulis ke 3 komponen pada baris paling atas.
3. Isilah kotak yang terbentuk dengan keterangan yang sesuai dan lakukan
perbandingan. Setelah itu tarik kesimpulan dan susun saran saran.

25

Tabel 1.
Perbedaan antara pemantauan dan penilaian berkala.
No. Hal yg
Pemantauan
dibandingkan
1.
Frekuensi
Biasanya tiap 2 minggu atau
1 bulan sekali
2.
Pelaksana
Kalangan sendiri (internal
evaluator)
3.
Tujuan
Memperbaiki kalau ada
penyimpangan

Penilaian berkala
Biasanya tisp 6 bln atau 1
tahun sekali
Kalangan sendiri atau
external evaluator
Bersifat lebih luas sampai
merevisi program secara
keseluruhan

Tabel 2.
Ruang lingkup penilaian.
Deniston
1. Kelayakan
program
2. Kecukupan
program
3. Efektifitas
program
4. efisiensi program

George James
1. Upaya program

Roemer
1. Status kesehatan

Blum
1. Pelaksanaan

2. Penampilan
program
3. ketepatan program

2. Kualitas
program
3. Kuantitas
program
4. Sikap
masyarakat
5. sumber program
6. Biaya program

2. Pemenuhan
kriteria
3. Efektifitas

4. Efisiensi program

Tabel 3

26

4. Efisiensi
5. Keabsahan hasil
6. Sistem

Langkah langkah melakukan penilaian


Mac Mahon

Audi Knutson

1.
Menentukan
macam dan
ruang lingkup
2.
Pemahaman
program

1. Pemahaman
program

3.
Melaksanaka
n penilaian
dan menarik
kesimpulan

2.
Mengembangka
n dan
melaksanakan
penilaian
3. Menarik
kesimpulan

Leve7y dan
Loomba
1. Menetapkan
tujuan penilaian

WHO

2. Melengkapi
tolok ukur

2. Melengkapi
keterangan

1. Menentukanhal
yg dinilai

3.
3. Memeriksa
Mengembangka
hubungan ket.
n model, rencana
dg tujuan
dan program
penilaian
penilaian
4. Melaksanakan 4. Menilai
penilaian
kecukupan
ket.
5. Menjelaskan
5. Menetapkan
derajat
kemajuan
keberhasilan
program
6. Menarik
6. Menetapkan
kesimpulan dan
efektifitas
menyususn
program
saran-saran
7. Mentapkan
efisiensi
program
8.Menetapkan
dampak
program
9. Menarik
kesimpulan dan
menyusun saran-saran

Tabel 4

27

LANGKAH LANGKAH PENILAIAN


Pahami
program

Tetapkan
macam &
ruanglingkup
- Macam

Susun renc
penilaian

Laksanakan
penilaian

Tarik
kesimpulan

Saransaran

Tujuan

Keberhasilan

Susun

awal

Macam data

Pengumpulan
data
Pengolahan
data

Nilai

sarankan

Tujuan
Kegiatan

Saat
Akhir

Sumber

- Lingkup

Sumber data
Cara
mendapatkan
Cara menarik
kesimpulan

Organisasi
Waktu
Tolok ukur

Masukan
Proses
Keluaran dan
dampak
Kedua

Ke empat

Kelima

Keenam

-Latar
belakang
Masalah

Pertama

Ketiga

Tabel 5
PRINSIP RAGPIE PROGRAM MATRIX
Sumber
Perencanaan Uraian lengkap sumber
yg direncanakan
Pelaksanaan
Penilaian
( Akhir )

Sumber yg berhasil
disediakan
Sumber yg telah
dimanfaatkan

Kegiatan
Uraian lengkap
kegiatan yg
direncanakan
Kegiatan yg berhasil
dilaksanakan
Kegiatan yg telah
dilaksanakan

28

Tujuan
Uraian lengkap tujuan
yg direncanakan
Tujuan yg berhasil
dicapai
Tujuan yg telah
dicapai

You might also like