You are on page 1of 14

PENGELOLAAN BERKELANJUTAN KAWASAN KARST

CITATAH RAJAMANDALA

Oleh: Yoga Candra Maulana, S.Pd *)

ABSTRAK
Karst merupakan topografi unik yang terbentuk akibat adanya aliran air pada
bebatuan karbonat (biasanya berupa kapur, dolomit atau marmer). Proses geologi
ini, terjadi selama ribuan tahun, menghasilkan permukaan yang luar biasa mulai
dari pembentukan lubang-lubang vertikal, sungai-sungai dan mata air bawah
tanah, hingga gua dan sistem drainase bawah tanah yang kompleks.
Salah satu kawasan kawasan Karst yang terdapat di Jawa Barat adalah
kawasan Karst Citatah-Rajamandala yang membentang dari Rajamandala
(perbatasan Kab. Bandung Barat-Cianjur) sampai Padalarang dengan panjang
kurang lebih 27 Km. Secara Administratif kawasan karst Citatah termasuk kedalam
Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat dengan luas wilayah 10.320 ha
berupa lahan sawah 1.794 ha dan tanah darat 8.526 ha.
Berdasarkan cacatan Badan Pengelolaah Lingkungan Hidup (BPLHD)
Jawa Barat, Kawasan Karst Citatah merupakan kawasan dengan laju kerusakan
signifikan. Hal ini diakibatkan oleh semakin besarnya luasan areal penambangan
batu kapur. Penambangan yang tidak terkendali ini sangat mengancam nilai
strategis kawasan karst di daerah Citatah.
Kata Kunci: Pengelolaan Karst
A. PENDAHULUAN

ndonesia

merupakan

negara

yang

terjadi selama ribuan tahun, menghasilkan

memiliki bentang alam yang beragam.

permukaan yang luar biasa mulai dari

Salah satu bentang alam (landscape)

pembentukan

lubang-lubang

vertikal,

yang memiliki potensi dan nilai strategis

sungai-sungai dan mata air bawah tanah,

adalah kawasan Karst. Dalam laporan tim

hingga gua dan sistem drainase bawah

peneliti IPB (2010) Indonesia diperkirakan

tanah yang kompleks (BPLHD Jawa Barat,

memiliki kurang lebih 15,4 juta hektar

2009).

kawasan Karst atau 20 persen dari total luas


wilayah Indonesia.

Milanovic
2006)

(dalam

mengemukakan

Deny

Juanda,

bahwa

topografi

Karst merupakan topografi unik yang

Karst adalah bentuk bentang alam tiga

terbentuk akibat adanya aliran air pada

dimensional yang terbentuk akibat proses

bebatuan karbonat (biasanya berupa kapur,

pelarutan lapisan batuan dasar, khususnya

dolomit atau marmer). Proses geologi ini,

batuan karbonat seperti batugamping kalsit

*) Yoga Candra Maulana, S.Pd Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unisma Bekasi.

REGION Volume III. No. 2 September 2011

atau

dolomit.

Bentang

alam

ini

pegunungan
batugamping.
Selanjutnya oleh kegiatan air yang
umumnya
air
hujan
yang
mengandung
senyawa
COz,
terjadilah proses kimiawi hingga
membentuk rongga berbagai bentuk
dan ukuran dalam kurun waktu
ribuan tahun atau lebih. Endapan
batugamping yang telah mengalami
proses
semacam
ini
disebut
batugamping/Karst.

memperlihatkan bentuk permukaan yang


khusus dan drainase bawah.
Salah satu kawasan kawasan Karst
yang

terdapat

di

Jawa

Barat

adalah

kawasan Karst Citatah-Rajamandala yang


membentang dari Rajamandala (perbatasan
Kab.

Bandung

Barat-Cianjur)

sampai

Padalarang dengan panjang kurang lebih 27


Km. Secara Administratif kawasan karst
Citatah

termasuk

kedalam

Kecamatan

Cipatat Kabupaten Bandung Barat dengan


luas wilayah 10.320 ha berupa lahan sawah
1.794 ha dan tanah darat 8.526 ha.
Berdasarkan

cacatan

Barat,

Kawasan

Karst

Citatah

merupakan kawasan dengan laju kerusakan


signifikan. Hal ini diakibatkan oleh semakin
besarnya luasan areal penambangan batu
kapur. Penambangan yang tidak terkendali
ini

sangat

mengancam

nilai

strategis

kawasan karst di daerah Citatah.

B. KAJIAN PUSTAKA
1.

Hakikat Gamping dan Kawasan Karst


Darsoprajitno

(2007)

berarti lahan gersang berbatu. Istilah ini di


negara asalnya sebenarnya tidak berkaitan
dengan batugamping dan proses pelarutan,
namun saat ini istilah kras telah diadopsi
untuk

Badan

Pengelolaah Lingkungan Hidup (BPLHD)


Jawa

Menurut Eko Haryono (2009) Karst

menjelaskan

istilah

perlarutan.

bentuklahan

Ford

mendefinisikan

dan
Karst

hasil

proses

Williams

(1989)

sebagai

medan

dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai


akibat dari batuan yang mudah larut dan
mempunyai

porositas

sekunder

yang

berkembang baik.
Karst menurut Eko Haryono (2009)
dicirikan oleh:
1. terdapatnya cekungan tertutup dan
atau lembah kering dalam berbagai
ukuran dan bentuk,
2. langkanya atau tidak terdapatnya
drainase/ sungai permukaan, dan
3. terdapatnya goa dari sistem drainase
bawah tanah.

bahwa:
Batugamping yaitu batuan endapan
yang terbentuk di dasar lautan dan
disusun oleh berbagai cangkang
binatang laut dalam kurun waktu
jutaan tahun. Melalui proses geologi,
akhimya
endapan
batugamping
tersebut terangkat ke permukaan
laut dan membentuk dataran atau

REGION Volume III. No. 2 September 2011

Istilah

Karst

yang

dikenal

di

Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa


Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah
krst / krast' yang merupakan nama suatu
kawasan di perbatasan antara Yugoslavia
dengan Italia Utara, dekat kota Trieste .

Karst

merupakan

topografi

unik

yang

terbentuk akibat adanya aliran air pada

1.

Faktor Karstifikasi

bebatuan karbonat (biasanya berupa kapur,

Menurut

Eko

Haryono

dolomit atau marmer). Proses geologi ini,

Karstifikasi

terjadi selama ribuan tahun, menghasilkan

kelompok faktor, faktor pengontrol dan

permukaan yang luar biasa mulai dari

faktor

pembentukan

menentukan

lubang-lubang

vertikal,

dipengaruhi

(2009)

pendorong.

oleh

Faktor

dapat

pengontrol

tidaknya

berlangsung,

dua

proses

sungai-sungai dan mata air bawah tanah,

karstifikasi

sendangkan

hingga gua dan sistem drainase bawah

faktor pendorong menentukan kecepatan

tanah yang kompleks.

dan kesempurnaan proses karstifikasi.

Secara sempit, kawasan Karst dapat


diartikan sebagai suatu kawasan yang
diwarnai

oleh

kegiatan

pelarutan

atau

proses karsifikasi. "Dalam konteks yang


luas, kawasan Karst merupakan perpaduan
antara unsur-unsur morfologi, kehidupan,
energi, air, gas, tanah, dan batuan, yang
membentuk satu kesatuan yang utuh".
Samoedra (2001).

Gambar 1. Skema proses pelarutan


batugamping (Trudgil, 1985)
a.

2.

Karstifikasi

1) Batuan mudah larut, kompak,

Karstifikasi
permbentukan

Faktor Pengontrol

atau

proses

bentuk-lahan

tebal, dan mempunyai banyak

karst

rekahan

didominasi oleh proses pelarutan. Proses

2) Curah hujan yang cukup (>250

pelaturan batugamping diawali oleh larutnya

mm/tahun)

CO2 di dalam air membentuk H2CO3.

3) Batuan terekspos di ketinggian

Larutan H2CO3 tidak stabil terurai menjadi


-

H dan

HCO32-

yang

memungkinkan

Ion H inilah yang selanjutnya

perkembangan

menguraikan CaCO3 menjadi Ca2+ dan

sirkulasi

air/drainase secara vertikal.

HCO3 (Gambar1).
Secara ringkas proses pelarutan
dirumuskan dengan reaksi sebagai berikut.
CaCO3 + H2O + CO2 Ca

2+

+2

HCO32-

REGION Volume III. No. 2 September 2011

b.

Faktor pendorong

1)

Temperatur

2)

Penutupan hutan

Gambar 2. Ilustrasi Irisan kawasan Karst.

Batuan yang mengandung CaCO3 tinggi

adanya sirkulasi vertikal, proses yang terjadi

akan

tinggi

adalah aliran lateral seperti pada sungai-

kandungan CaCO3, semakin berkembang

sungai permukaan dan cekungan-cekungan

bentuklahan karst. Kekompakan batuan

tertutup tidak dapat terbentuk. Rekahan

menentukan

batuan merupakan jalan masuknya air

setelah

mudah

larut.

Semakin

kestabilan

mengalami

morfologi

pelarutan.

karst

Apabila

membentuk

drainase

vertikal

dan

batuan lunak, maka setiap kenampakan

berkembangnya sungai bawah tanah serta

karst yang terbentuk seperti karen dan bukit

pelarutan yang terkonsentrasi.

akan cepat hilang karena proses pelarutan


itu sendiri maupun proses erosi dan gerak

2.

Bentukan Khas

masa batuan, sehingga kenampakan karst

Dengan adanya proses pelarutan

tidak dapat berkembang baik. Ketebalan

oleh air yang berlangsung terus-menerus

menentukan

pada

terbentuknya

sikulasi

air

secara vertikal lebih.


Tanpa adanya lapisan yang tebal,

suatu

daerah

Karst,

akan

menghasilkan beraneka ragam bentukan


baru

daerah

tersebut

ke

akan

sirkulasi air secara vertikal yang merupakan

menunjukan

syarat karstifikasi dapat berlangsung. Tanpa

tingkatan mana siklus Karst yang sedang

REGION Volume III. No. 2 September 2011

termasuk

yang

dalam

terjadi. Bentukan-bentukan khas yang

menghasilkan bentuk cekung di


permukaan. Lerengnya terdiri dari
batuan yang keras dan menurun.
Bentukan ini disebut juga doline,
doline yang dangkal tetapi luas
biasa disebut solution pan.
d. Swallow holes, merupakan lubanglubang yang cukup jelas, yang
terdapat pada dasar sinkholes tempat
air yang mengalir ke dalam sinkholes
meresap ke dalam tanah. Akan
tetapi,
e. Danau Karst dapat terjadi di tempat
tersebut, jika lubang-lubang tempat
meresapnya air itu tersumbat oleh
tanah liat sehingga menyebab air
tergenang di dalam sinkholes. Kalau
genangan air itu dangkal, biasanya
penduduk petani setempat banyak
menanam padi di dalamnya.
f. Sin king creeks, merupakan sungaisungai yang menghilang ke bawah
tanah, yang seluruh airnya mula-mula
mengalir
di
atas
permukaan,
kemudian menghilang ke dalam
lubang-lubang atau retakan-retakan.
g. Sink,
merupakan
tempat
menghilangnya air ke dalam tanah, di
suatu tempat sink dapat tampak
dengan jelas, akan tetapi tidak
demikian halnya di tempat yang lain.
Hal ini disebabkan karena air
meresap secara berangsur-angsur.

dapat terjadi di daerah Karst menurut


Tisnasomantri (1998) diantaranya alah
sebagai berikut:
a. Terra Rosa, yaitu tanah liat berwarna
merah yang terdapat di permukaan.
Tanah ini adalah sisa pelarutan yang
tidak diangkut ke dalam celah-celah
batuan. Pada lereng yang curam,
terra rosa tidak akan ditemukan
karena
habis
terhanyutkan,
sedangkan untuk di daerah yang
landai term rosa akan banyak
ditemukan.
b. Lapies (bahasa Perancis) atau
karren, client (bahasa Inggris), yaitu
bentukan permukaan dengan relief
yang jelas, berlembah dan berbukit
kecil-kecil, runcing-runcing dan terjal.
Bentukan semacam ini terdapat di
daerah kapur yang tidak tertutup oleh
term rosa.
c. Sinkholes dan bentukan-bentukan
lainnya yang sejenis. Sinkholes
adalah depresi di daerah karst yang
dalamnya berkisar antara 1-30 meter.
Luasnya mulai dari yang hanya
beberapa meter persegi sampai pada
yang lebih dari setengah hektar.
Bentukan yang paling lazim adalah
seperti corong terbuka ke arah atas,
walaupun ada pula beberapa bentuk
lainnya.
Berdasarkan cara pembentukannya,
sinkholes dapat dibagi atas 2 macam,
yaitu:
1) Sinkholes yang terjadi langsung
oleh pelarutan tanpa disertai oleh
gangguan lain terhadap batuan.
Bentukan ini disebut decline atau
solution sink.
2) Sinkholes yang terjadi oleh
adanya runtuhan. Bentukan ini
pun dimulai dengan proses
pelarutan yang menghasilkan
rongga di bawah tanah, kemudian
disusul dengan runtuhnya bagian
atap rongga tersebut, sehingga

REGION Volume III. No. 2 September 2011

3.

Potensi
Berdasarkan

Keputusan

Menteri

Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor


1456.K/20/MM/2000, kepentingan kegiatan
sektor pembangunan terhadap kondisi fisik
kawasan karst sehingga dapat memberikan
arahan

terhadap

pengelolaan

kawasan

karst. Kawasan lindung kawasan karst dari


aspek

geologinya

dapat

dikelompokkan

menjadi:

1.

Kawasan Karst Kelas I

dan lain-lain), mencemari sungai

Kawasan Karst Kelas I adalah


kawasan yang memiliki salah satu atau

bawah tanah.
b. Sempadan

Mataair

keberadaan

lebih kriteria sebagai berikut :

mataair yang dapat dilestarikan dan

a. Berfungsi sebagai penyimpan air

tidak terganggu, sehingga tidak akan

tanah

secara

tetap

(permanen)

dalam bentuk akuifer, sungai bawah

mempengaruhi

penurunan

potensinya.

tanah, telaga atau danau bawah


tanah

yang

keberadaannya

mencukupi fungsi hidrologi.


b. Mempunyai gua-gua dan

alasan

yang

melatarbelakangi perlunya perlindungan


sungai

terhadap kawasan Karst, antara lain

yang

dikemukakan Samodra dalam bukunya

kumpulannya membentuk jaringan

(2001) menyebutkan bahwa kawasan

baik mendatar maupun tegak yang

Kars memiliki beberapa nilai yaitu:

sistemnya

a. Nilai Ilmiah Kawasan Karst


1) Aspek Geologi
2) Aspek hidrologi
3) Aspek paleontology dan
peleontropologi
4) Aspek speleologi
5) Aspek biologi
6) Aspek arkeologi
7) Aspek ekosistem
8) Aspek kerekayasaan

bawah

tanah

aktif

mencukupi

fungsi

hidrologi dan ilmu pengetahuan.


c. Gua-guanya mempunyai speolotem
aktif dan atau peninggalan sejarah
sehingga

berpotensi

untuk

dikembangkan menjadi obyek wisata


dan budaya
d. Mempunyai kandungan flora dan
fauna khas yang memenuhi arti dan
fungsi sosial, ekonomi, budaya serta
pengembangan ilmu pengetahuan.
2.

Beberapa

Kawasan Perlindungan Setempat


a. Sempadan

Gua

bentukan

karst

dilindungi.

Bentuk

merupakan
yang

harus

perlindungan

setempat gua ini adalah tidak boleh


ada kegiatan bangunan disekitar
sempadan, merusak hiasan dalam
gua (stalagtit, stalagmit, flowstone

REGION Volume III. No. 2 September 2011

b. Nilai Ekonomi Kawasan Karst


1) Aspek pertambangan
2) Aspek pariwisata
3) Aspek pengelolaan air
4) Aspek pertanian
5) Aspek peternakan
6) Aspek kehutanan
7) Aspek perikanan
8) Aspek bioekonomi
c. Nilai Kemanusiaan Kawasan Karst
1) Aspek estetika
2) Aspek kependudukan
3) Aspek social, ekonomi, dan
budaya
4) Aspek kepercayaan, agama dan
spiritual
5) Aspek pendidikan

6) Aspek rekreasi, dan olehraga


7) Aspek kesehatan
8) Aspek pertahanan

kawasan karst yang terdapat di wilayah


Jawa

Barat.

Secara

Administratif

kawasan karst Citatah termasuk kedalam


C.

PEMBAHASAN
1.

Gambaran

Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung


Umum

Karst

Rajamandala

berupa lahan sawah 1.794 ha dan tanah

Menurut van Bemmelen dalam


Rahardjo

(2008)

Barat dengan luas wilayah 10.320 ha

Perbukitan

darat 8.526 ha.

Karst

Kawasan

Karst

Citatah-

merupakan

perbukitan

Rajamandala terletak di Jawa Barat,

Rajamandala

merupakan batas barat dari Cekungan

kapur berketinggian antara 700-900 m di

Bandung.

atas permukaan laut. Batas kawasan

Perbukitan

gamping

ini

berperan dalam sejarah pengeringan

Karst

danau Bandung dimana sungai Citarum

berikut:

Citatah

diantaranya

berhasil mengeringkan danau Bandung

a. timur-timur laut di Tagogapu,

setelah

b. utara Padalarang,

membobol

sebagian

dari

sebagai

Perbukitan Rajamandala yaitu di Sang

c. barat-barat daya di daerah Saguling,

Hyang Tikoro.

d. selatan Rajamandala.

Kawasan
Rajamandala

Karst

merupakan

Citatahsalah

satu

REGION Volume III. No. 2 September 2011

Gambar 3. Peta Sebaran Kawasan Karst di wilayah Jawa Barat

Gambar 4. Bentang lahan Kawasan Karst


Citatah-Rajamandala, Padalarang

REGION Volume III. No. 2 September 2011

Perbukitan kapur Citatah-Rajamandala

Hawu. Kondisi perbukitan ini sedang

merupakan
batuan

perbukitan

marine

batulempung
batugamping

lipatan

dari

berada dalam ancaman kehancuran

terdiri

dari

karena adanya penambangan batu

Batuasih,

gamping. Yang kini masih utuh

Tersier
Formasi

Formasi

Rajamandala,

adalah

Pasir

Pawon

dan

Pasir

batupasir-batulempung Formasi Citarum,

Pabeasan, yang digunakan sebagai

dan breksi Formasi Saguling. Di daerah

tempat latihan panjat tebing 125.

Tagogapu-Citatah-Saguling,

morfologi

Sedangkan

Gunung

Manik

yang menonjol adalah perbukitan Karst

merupakan

tempat

latihan

yang terjadi pada batugamping Formasi

Koppasus.

Rajamandala.

b. Adanya

temuan situs purbakala

berupa
2.

Potensi Kawasan
Berdasarkan

alat-alat

bongkah

gerabah,

sebagai

alat

Badan

tumbuk dan tulang-tulang binatang

Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLHD)

(gigi, kuku, rahang) di lingkungan

Jawa Barat dapat di simpulkan bahwa

Gua

kawasan

Citatah-Rajamandala

arkeologi spektakular di Jawa Barat.

memeiliki nilai strategis yang penting.

Benda temuannya sangat berlimpah

Nilai strategis kawasan Karst Citatah

(serpihan dan peralatan batu jenis

diantaranya:

jaspis merah, jaspis hijau, kalsedon

Karst

data

andesit

batu,

a. Kawasan karst Citatah termasuk

Pawon

yang

Terbentang

intensifnya

enam

temuan

tembus pandang dan gelas gunung)

kawasan Karst tertua di Pulau Jawa.


sepanjang

merupakan

menunjukkan
Gua

Pawon

betapa
dipakai

kilometer dari Tagog Apu hingga

manusia prasejarah sebagai hunian

selatan

(KRCB,2006).

Rajamandala,

jajaran

gunung batu ini terbentuk pada

c. Nilai

ilmiah

berkaitan

dengan

zaman Miosen, 20-30 juta tahun

pengembangan ilmu pengetahuan

silam (KRCB, 2006). Kawasan Karst

dan

Citatah ini meliputi: Goa Pawon,

berhubungan

Pasir Pawon, Pasir Masigit, Pasir

hidrologi, biologi, ekologi, arkeologi,

bancana, Karangpanganten, Gunung

kehutanan, dan sosio budaya.

teknologi,

terutama
dengan

yang
geologi,

Manik, Pasir Pabeasan dan Gunung

REGION Volume III. No. 2 September 2011

d. Nilai ekonomi berhubungan dengan


keberadaannya

sebagai

penting

bagi

pengembangan

sumber

pengetahuan, baik yang berbasis

daya alam hayati dan nirhayati, yang

pada ilmu kebumian (geologi,

dapat

geomorfologi,

dimanfaatkan

kesejahteraan

untuk

masyarakat.

ekologi,

paleontologi),

biologi,

kehutanan,

Penambangan batu gamping, fosfat

pertanian, peternakan, maupun

guano, pengelolaan air, kehutanan,

sosial dan budaya;

pertanian, perikanan, pariwisata dan


bioekonomi

(walet),

4) Di salah satu segmen kawasan

semuanya

karst

(Gua

memberi nilai ekonomi yang tidak

memiliki

sedikit.

paleontologi

e. Nilai

kemanusiaan,

yang

Pawon)

situs

terbukti

arkeologi
yang

dan

berkaitan

dengan budaya, keberadaan dan

berhubungan dengan tatanan sosio

perkembangan

budaya masyarakat setempat yang

prasejarah.

manusia

khas. Tercakup di dalamnya a.l


kependudukan, pendidikan, estetika,

3.

Tata Kelola
Tata

adat istiadat, agama, kepercayaan,

f.

kelola

Kawasan

Karst

telah

diatur

spiritual, dan pertahanan.

Citatah-Rajamandala

Kawasan Karst mempunyai fungsi

perundangan dan peraturan pemerintah

sebagai:

baik pusat maupun peraturan pemerintah

1) Habitat aneka spesies flora dan

daerah

tentang

pengelolaan

fauna yang mungkin memiliki

perlindungan

nilai

sehingga

kawasan lindung lainnya. Peraturan dan

khasanah

perundangan yang mengatur tata kelola

endemi

tinggi

memperkaya

keanekaragaman hayati;
2) Warisan keanekaragaman bumi

kawasan

dan

Karst

dan

kawasan Karst Citatah diantaranya :


a. Peraturan

Pemerintah

Republik

terhadap anak cucu generasi

Indonesia Nomor 26 Tahun 2008

mendatang,

Tentang

dimana

kawasan

Rencana

tata

ruang

karst terbukti memiliki bangun

Wilayah Nasional Pasal 53.

bentang alam yang khas, unik

1) Kawasan cagar alam geologi

dan langka;
3) Lingkungan biotik dan abiotik
kawasan karst merupakan situs

REGION Volume III. No. 2 September 2011

sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 52 ayat (5) huruf a terdiri
atas:

10

a) kawasan

keunikan

batuan

mata

dan fosil;

air,

tersebar

di

kabupaten/kota.

b) kawasan keunikan bentang

3) Pasal

alam; dan
c) kawasan

62

kawasan
keunikan

proses

disebutkan
konservasi

sebagaimana

geologi.

bahwa,
geologi

dimaksud

pada

Pasal 41 sampai dengan Pasal

b. Perda Provinsi Jawa Barat No. 2

44, huruf (a). Kawasan cagar

Tahun 2006 tentang Pengelolaan

alam geologi, yaitu nomor (1)

Kawasan Lindung, minimal terdapat

Cagar Alam Geologi Gua Pawon,

3 hal yang menetapkan kawasan

terletak di Kabupaten Bandung,

karst Citatah-Rajamandala tersebut

dan huruf (b) Kawasan karst,

harus dilindungi dan dikelola karena

(yaitu nomor 1) Citatah-Tagog

ditetapkan sebagai kawasan lindung.

Apu,

1) Pasal

Bandung.

55

perda

tersebut

disebutkan,

bahwa

kawasan

yang memberikan perlindungan

terletak

Berdasarkan

di

Kabupaten

uraian

tentang

terhadap kawasan bawahannya

peraturan diatas jelas bahwa kawasan

sebagaimana

Karst Citatah-Rajamandala merupakan

dimaksud

pada

Pasal 5 sampai dengan Pasal

kawasan

10, huruf b. Kawasan berfungsi

pengelolaan

lindung di luar kawasan hutan

Rajamandala harus mengacu kepada

lindung,

peraturan tersebut.

tersebar

di

lindung.

Untuk

kawasan

itu

seluruh

Karst

Citatah-

kabupaten/kota, dan huruf (c).


Kawasan resapan air, tersebar di
kabupaten/kota
2) Pasal

56

4.

Masalah
Kawasan

disebutkan

bahwa,

Rajamandala

Karst
tidak

Citatah-

lepas

dari

kawasan perlindungan setempat

permasalahan lingkungan. Masalah ini

sebagaimana

terutama

dimaksud

pada

diakibatkan

Pasal 11 sampai dengan Pasal

terkendalinya

20, huruf (c). Kawasan sekitar

batu gamping.

waduk dan situ, (untuk nomor 2)

Menurut

kegiatan

data

oleh

tidak

penambangan

BPLHD

Jabar

Situ, tersebar di kabupaten/kota,

(2009) terdapat Pertambangan bahan

dan huruf d. Kawasan sekitar

galian Golongan C yang memiliki izin

REGION Volume III. No. 2 September 2011

11

berjumlah 11 IUP yang dikeluarkan oleh

merambah ke Pasir Pawon yang akan

Bupati Bandung dan Izin yang diterbitkan

mengancam situs purbakala dan nilai-

oleh Camat: 5 izin, 1000 m2 per izin.

nilai strategis lainnya yang terdapat di

Namun diluar areal pertmabanagan yang

Gua Pawon. Lihat photo. Warna putih

memiliki

adalah

izin

banyaknya

sekarang
pertambangan

semakin
yang

kawasan

yang

telah

dibuka

menjadi kegiatan penambangan.

dilakukan perorangan.
Aktivitas

penambangan

dikhawatirkan makin mendekat dan akan

Gambar 5. Sebaran areal pertambangan batu gamping


di kawasan Karst Citatah-Rajamandala

REGION Volume III. No. 2 September 2011

12

D.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kawasan Karst Citatah-Rakamandala memiliki nilai Ilmiah, Ekonomi,
dan kemanusiaan.
a. Nilai ilmiah sebagai tempat atau laboratorium alam berupa
berbagai disiplin ilmu seperti Geologi, Geografi, Peleoantropologi,
Biospeleologi dan lain sebagainya.
b. Nilai ekonomi diantaran sebagai sumber bahan tambang batu
gamping yang dapat dikelola oleh rakyat dan pemerintah.
c. Nilai humanis diantaranya estetika, pengembangan keolahragaan
seperti olahraga panjat tebing.
2. Usaha penambangan gamping rakyat (galian C) yang tidak terkendali
mengakibatkan kerusakan kawasan, seperti kawasan cagar budaya
Goa Pawon, Goa Bancana dan Gunung Masigit. Kerusakan dan
polusi diantaranya;
a. Kerusakan bentukan Eksokarst yang khas seperti tower gamping
di sekitar karang panganten-Gunung masigit.
b. Kerusakan bentukan Endokarst seperti di Goa Bancana di sekitar
pasir bancana dan Goa pawon di sekitar Pasir Pawon.
c. Polusi udara dari hasil pembakaran dan residu penambangan.

B. Rekomendasi
Dalam pengelolaannya, Kawasan Karst sebagai wilayah yang memiliki nilai
strategis dan kerawanan yang cukup tinggi perlu diperhatian sebagai berikut:
1. Penegakan aturan yang sudah ada berupa peraturan pemerintah baik
pusat maupaun daerah oleh instansi terkait.
2. Dalam prinsip pengelolaan berkelanjutan harus adanya zonasi
dalam eksploitasi kawasan. Zonifikasi meliputi:
a. Zona penambangan, sekitar gunung masigit
b. Zona konservasi, sekitar kawasan Goa Bancana, Goa Pawon, dan
Goa vertikal Gunung Hawu.
c. Zona wisata/rekreasi, sekitar kawasan tebing Pabeasan (125).

REGION Volume III. No. 2 September 2011

13

3. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Peningkatan sumberdaya


manusia penduduk yang menetap dikawasan Karst Citatah-Rajamandala
dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran pengelolaan lingkungan
yang baik, dan menggeser tata mata pencaharian penduduk yang
terkonsentrasi di sektor penambangan menjadi sektor jasa yang lebih
ramah lingkungan. Peningkatan sumberdaya manusia diantaranya:
a. Pelatihan pengelolaan khas lingkungan Karst.
b. Pemberian insentif khusus bagi penduduk Karst Citatah-Rajamandala
di lembaga sekolah formal.
c. Pelatihan Non forlam kewirausahaan pengolahan hasil tanaman khas
daerah Citatah-Rajamandala.
4. Perbaikan

Infrastruktur.

Perbaikan

infrastruktur

mendorong

berkembangnya sektor jasa berupa kunjungan wisata baik wisata ilmiah


maupun rekreasi keluarga, dan olah raga luar ruang (outdoor sport).

E.

DAFTAR PUSTAKA

BPLHD JABAR. (2009). Penyelamatan Kawasan Karst Citatah. [online].


http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-konservasi/subid-konservasidan-pemulihan/141-penyelamatan-kawasan-karst-citatah?showall=1.
Haryono, Eko. (2009). Geomorfologi Dan Hidrologi Karst. Yogyakarta; Kelompok
Studi Karst Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Juanda, Deny Puradimaja (2006). Pidato Ilmiah Guru Besar Institut Teknologi

REGION Volume III. No. 2 September 2011

14

You might also like