Professional Documents
Culture Documents
HEMORRHOID
Oleh :
Sunaryo
61109031
Pembimbing : Dr. Ali Setiawan, Sp.B
(2)
Hemorrhoid
A.
Definisi (1,2,4,6,7)
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologik, hanya apabila hemoroid ini menyebabkan keluhan atau
peenyulit, maka diperlukan tindakan.
Hemoroid normalnya terdapat pada individu sehat dan terdiri dari bantalan
fibromuskular yang sangat bervaskularisasi yang melapisi saluran anus. Hemoroid
diklasifikasikan menjadi dua yaitu hemoroid eksterna hemoroid interna.
1.
inferior, terdapat di sebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel
anus.
Ada 3 bentuk hemoroid eksterna yang sering dijumpai :
a.
b.
c.
2.
garis mukutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan
vaskuler di dalam jaringan sub mukosa pada rektum sebelah bawah. Hemoroid interna
terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan (jam 11), kanan belakang (jam 7)
dan lateral kiri (jam 3), yang oleh Miles disebut Three Primary Haemorrhoidal Areas.
Hemoroid yang lebih kecil tedapat di antara ketiga letak primer tersebut dan kadang juga
sirkuler.
Hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat yaitu :
-
Derajat I
:-
Derajat II
:-
Hemorrhoid Grade II
-
Derajat III
: -
Derajat IV
:-
Hemorrhoid Grade IV
Etiologi (2)
Penyebab hemoroid tidak diketahui, konstipasi kronis dan mengejan saat defekasi
mungkin penting. Mengejan menyebabkan pembesaran dan prolapsus sekunder
bantalan pembuluh darah hemoroidalis. Jika mengejan terus menerus, pembuluh
darah menjadi berdilatasi secara progresif dan jaringan sub mukosa kehilangan
C.
2. Anatomik
: Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga
D.
1.
oleh feces yang keras. Darah yang keluar adalah darah segar yang tidak bercampur
dengan feces (hematochezia), dengan kuantitas yang bervariasi, kadang menetes tapi
kadang juga memancar deras. Bila perdarahan ini terjadi berulang-ulang dapat
menyebabkan anemia.
2.
Nyeri hebat
Harus diingat bahwa nyeri hebat tidak ada hubungannya dengan hemoroid
interna, tetapi hanya terjadi pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis.
Sedangkan nyeri hanya timbul pada hemoroid interna apabila terdapat trombosis yang
luas dengan udem dan radang.
3.
Benjolan
Bila hemoroid semakin besar maka dapat menonjol keluar, mula-mula hanya
waktu defekasi dan setelah selesai defekasi benjolan tersebut dapat masuk sendiri secara
spontan (derajat II). Tahap berikutnya setelah keluar waktu defekasi tidak dapat masuk
sendiri dan harus dimasukan secara manual (derajat III). Kemudian hemoroid dapat
berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan tidak dapat didorong
masuk lagi. (derajat IV)
4.
IV).
5.
Pruritus ani
Rasa gatal pada anus yang disebabkan oleh iritasi kulit perianal karena
E.
1.
Pemeriksaan (5,6,7)
Inspeksi
Pada inspeksi, hemoroid eksterna mudah terlihat apalagi sudah
mengandung trombus. Hemoroid interna yang prolaps dapat terlihat sebagai
benjolan yang tertutup mukosa. Untuk membuat prolaps dapat dengan menyuruh
pasien untuk mengejan.
2.
RT
Pada colok dubur, hemoroid interna biasanya tidak teraba dan juga tidak
sakit. Dapat diraba bila sudah ada trombus atau sudah ada fibrosis. Trombus dan
fibrosis pada perabaan padat dengan dasar yang lebar.
3.
Anoskopi
Dengan cara ini kita dapat melihat hemoroid interna. Penderita dalam
posisi litotomi. Anaskopi dengan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam
mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Benjolan
hemoroid akan menonjol pada ujung anaskop. Bila perlu penderita disuruh
mengejan supaya benjolan dapat kelihatan sebesar-besarnya.
Pada anaskopi dapat dilihat warna selaput lendir yang merah meradang
atau perdarahan, banyaknya benjolan, letaknya dan besarnya benjolan.
4.
Proktosigmoidoskopi
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi
(rektum/sigmoid), karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda
yang menyertai.
5.
Pemeriksaan Feces
Diperlukan untuk mengetahui adanya darah samar (occult bleeding).
F.
Carcinoma kolorektal
Divertikulitis
Kolitis ulserosa
Polip adenomatosa
Bila dicurigai penyakit-penyakit tersebut, maka perlu sigmoidoskopi atau kolonoskopi.
Ca. Anorektal
Prolaps rekti (procidentia)
G. Komplikasi (5,6,7)
Emboli septik dapat terjadi melalui sistem portal dan dapat menyebabkan abses
hati.
Proktitis dapat berkembang menjadi abses, ini seringkali berlanjut menjadi fistel
ani.
Fisura ani yaitu koreng di saluran anus, berbentuk lonjong mulai dari linea
dentata sampai ke pinggir anus.
H.
Penatalaksanaan (1,2,3,4,5,6,7,8,9)
Penatalaksanaan hemoroid tergantung pada macam dan derajat hemoroidnya.
1.
Hemoroid Eksterna
Hemoroid eksterna atau skin tags biasanya tetap asimptomatik sampai
terjadi trombosis (hematom perianal). Kadang pasien mengeluh pruritus, yang
sebagian besarnya dapat diterapi dengan perbaikan higiene anus dan krim
kortikosteroid.
Hemoroid eksternal yang mengalami trombosis tampak sebagai benjolan
yang nyeri pada anal verge. Jika pasien membaik dan hanya mengeluh nyeri
ringan, pemberian analgesik, sitz baths, dan pelunak feses. Tetapi jika pasien
mengeluh nyeri yang parah, maka eksisi di bawah anestesi lokal dianjurkan.
Pengobatan secara bedah menawarkan penyembuhan yang cepat, efektif dan
memerlukan waku hanya beberapa menit dan segera menghilangkan gejala.
Penatalaksanaan secara bedah yaitu pasien berbaring dengan posisi
menghadap ke lateral dan lutut di lipat (posisi seems), dasar hematom diinfiltrasi
dengan anestetik lokal. Bagian atas bokong didorong untuk memaparkan
trombosis hemoroid. Kulit dipotong berbentuk elips menggunakan gunting iris
dan forsep diseksi; hal ini dengan segera memperlihatkan bekuan darah hitam
yang khas di dalam hemoroid yang dapat dikeluarkan dengan tekanan atau
diangkat keluar dengan forsep. Pada umumnya hanya ada sedikit perdarahan yang
dapat dikontrol dengan pemakaian pembalut gamgee (pembalut bedah dengan
selapis tipis kapas penyerap diantara dua lapis kasa penyerap) steril. Pasien
dianjurkan untuk mencucinya dengan larutan garam 2 kali sehari sampai sembuh
sempurna. Selain itu pasien dianjurkan kontrol untuk meyakinkan bahwa daerah
tersebut mengalami granulasi tanpa roofing-over, yang dapat merupakan
sumber masalah kekambuhan. Jika terlihat adanya proses roofing ini maka
dengan menekankan jari dengan hati-hati pada daerah tersebut akan dapat
meratakan jaringan granulasi dan memungkinkan terjadinya penyembuhan
normal.
2.
Hemoroid Interna
Pengobatan hemoroid interna tergantung dari derajat hemoroidnya.
Hemoroid Interna
Derajat
Berdarah
Prolaps
Reposisi
II
Spontan
III
Manual
IV
Tetap
Irreponibel
gumpalan isi
usus
menjadi
besar namun
lunak, sehingga
Foto-koagulasi infra-merah adalah salah satu cara yang paling sederhana, paling
aman dan paling cepat. Alat ini relatif baru dan sederhana, terdiri dari lampu
halogen bervoltase rendah dengan reflektor logam emas dan batang kwarsa keras
yang menjalarkan radiasi infra-merah ke ujung yang berlapis teflon. Denyut 1,5
detik radiasi infra-merah menghasilkan nekrosis yang jelas sedalam
3 mm
dan seluas 3 mm. Tiga daerah koagulasi terpisah diperlukan pada dasar masingmasing hemoroid untuk mendapatkan hasil yang optimum.
Pengobatan dengan ligasi gelang karet (Ligasi pita neopren). Hemoroid yang
besar atau yang prolaps dapat ditangani dengan ligasi gelang karet menurut
Barron. Dengan bantuan anoskop, mukosa di atas hemoroid yang menonjol
dijepit dan ditarik atau dihisap ke dalam tabung ligator khusus. Gelang karet
didorong dari ligator dan ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa pleksus
hemoroidalis tersebut. Nekrosis karena iskemia terjadi dalam beberapa hari.
Mukosa bersama karet akan lepas sendiri. Fibrosis dan parut akan terjadi pada
pangkal hemoroid, sedangkan ligasi berikutnya dilakukan dalam jarak waktu 2
sampai 4 minggu. Penyulit utama dari ligasi ini adlaah timbulnya nyeri karena
terkenanya garis mukokutan dan karena infeksi. Perdarahan dapat terjadi pada
waktu hemoroid mengalami nekrosis, biasanya setelah 7-10 hari. Perdarahan
sekunder terjadi pada 1% pasien dan perdarahan dapat hebat.
Dilatasi anus yaitu pengobatan untuk hemoroid yang telah dikenal pada jaman
Yunani kuno, dilakukan pada abad pertengahan, dan baru-baru ini dihidupkan
kembali oleh Peter Lord. Biasanya dilakukan dibawah anestetik umum, namun
dapat dilakukan dibawah infiltrasi lokal atau anestesia kaudal. Pasien muda
dengan banyak spasme anus dan hemoroid yang berkaitan dengan fisura ani
tampaknya banyak mendapat bantuan dari cara ini, kontraindikasi pada orang
tua dan orang dengan kanalis analis yang lemah, terutama yang pencernaanya
buruk, dengan risiko inkontinensia feses permanen.
Hemorroidektomi Stappler
Tehnik operasi terbaru untuk hemoroid / wasir. Tindakan operasi ini
adalah tindakan yang amat minimal invasif. Dan dari penelitian yang dilakukan,
setelah operasi memakai tehnik ini rasa nyeri nya amat sangat sedikit serta masa
rawat inap nya lebih pendek dibandingkan tehnik operasi yang konvensional.
Meskipun banyak faktor juga yang mempengaruhi tapi secara garis besar tehnik
operasi ini lebih baik dibandingkan tehnik operasi terdahulu dengan catatan hanya
untuk kasus yang betul-betul direkomendasikan untuk memakai tehnik ini. Sisa
jaringan yang di eksisi akan tetap berada seanatomis mungkin, artinya tidak
banyak jaringan sehat yang ikut rusak.
2. Mempersiapkan jahitan
Hemoroid internal diposisikan ke tempat semula dan jahitan dipersiapkan
di mukosa rektal atau submukosa kira kira sekitar 4 6 cm dari dentate line.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brown, John Stuart, Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor, alih Bahasa, Devi H,
Ronardy, Melfiawati, Jakarta, Penerit Buku Kedokteran EGC, 1995.
2. Caemron, John L, Terapi Bedah Mutakhir, Ed. 4, Jilid 1, alih Bahasa, Widjaya
Kusuma, Lyndon Saputra, Jakarta, Binarupa Aksara, 1997.
3. Dudley, Hug A.F, Hamilton Bailey, Ilmu Bedah Gawat Darurat, Ed. 11, alih Bahasa,
Samik Wahab, Soedjono Aswin, Yogyakarta, Gajah Mada University press, 1992.
4. Schwartz, Seymour I, Principles of Surgery, 2 vol, Ed. 6, New York, Mc Graw-Hill
Publishing Company, 1994.
5. Way, Lawrence W, Current Surgical Diagnosis and Treatment, Lange Medical
Publications, 1981.
6. Sjamsuhidajat, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. Revisi, Jakarta, Penerit
Buku Kedokteran EGC, 1998.
7. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian Bedah Staf Pengajar Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, Binarupa Aksara, 1995.
8. Anonim, Antioksidan, http://www.ivu.org/kvm/documents/antioksidan.htm/
9. Susan Galandiuk, MD, Louisville, KY, A Systematic Review of Stapled
Hemorrhoidectomy Invited Critique, Jama and Archives, Vol. 137 No. 12,
December, 2002, http://archsurg.ama.org/egi/content/extract
10. Glenn S. Parker, MD, FACS, FASCRS, Journal of family practice supplement, A new
treatment option for grades III and IV hemorrhoids, October 2004
11. Gouda m. ellabban, World Journal of Colorectal Surgery, Stapled Hemorrhoidectomy
versus Traditional Hemorrhoidectomy for the Treatment of Hemorrhoids, 2010