You are on page 1of 29

AGUNG KURNIAWAN

DIKA ANGGRIAWAN
FAHMIZAR SATRIA H
FUAD FILARDI
INDRA PERMANA
MUHAMMAD HABIBUL IKHSAN
NUR SIGIT
SUWANDA HENDRAWAN
ZUL AHMAD FAUZAN
Dr. dr. Tjahaja Senong, MS. SpAK

Seorang Ibu Annisa datang ke klinik anda untuk melepas IUD


karena ingin segera mempunyai anak lagi. Setelah
anamnesis dan informed consent anda menyuruh Ibu
Annisa untuk posisi lithotomi di tempat pemeriksaan dan
segera memulai pengambilan IUD. Saat IUD dilepas tiba-tiba
baju anda terkena darah haid Ibu Annisa padahal saat itu
anda berencana akan sholat dzuhur dan tidak membawa
baju ganti. Setelah pelepasan IUD Ibu Annisa bertanya
kepada anda bagaimana jika terjadi pendarahan seperti
darah haid diluar siklus menstruasi? Apakah dia tetap
menjalankan sholat atau tetap dianggap darah haid dan apa
yang dia lakukan jika darah seperti haid sudah bersih? Ibu
Annisa juga mengeluh kadang keluar keputihan dan pada
saat waktu sholat dia langsung sholat tanpa membersihkan
keputihannya lebih dahulu. Bagaimana sikap anda?

1. IUD
2. Posisi lithotomi
3. Haid

1. Ibu Annisa datang ke klinik untuk melepas IUD


2. Saat IUD dilepas baju terkena darah haid
3. Tidak membawa baju ganti sedangkan anda
ingin sholat
4. Pendarahan diluar haid
5. Keluar keputihan pada waktu sholat

1. Apakah definisi dari thaharah dan bagaimana cara thaharah


yang benar?
2. Jelaskan macam-macam thaharah?
3. Bagaimana cara membersihkan darah haid bagi si ibu dan
anda yang terkena percikan darah haid dengan prinsip
thaharah?
4. Bagaimana hukum shalat dengan menggunakan pakaian yang
terkena darah haid?
5. Jelaskan bagaimana hukum sholat pada saat pendrahan
diluar siklus haid?
6. Bagaimnana hukum sholat apabila keluar keputihan pada
waktu shalat?
7. Bagaimana hukum pemasangan alat kontrasepsi IUD dalam
islam?
8. Bagaimana aplikasi thaharah dalam praktek kedokteran?

1. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami,


menjelaskan dan menerapkan prinsip-prinsip
thaharah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan
dapat menjelaskan tentang hukum pemasangan
alat kontrasepsi.

Thaharah " "secara bahasa berarti bersih


dan terlepas dari hadats.
Adapun secara istilah adalah suatu bentuk
kegiatan untuk menghilangkan najis atau
hadats baik menggunakan air maupun debu,
batu, dan semisalnya.

Allah berfirman dalam surat al-baqoroh ayat 222


yang artinya:
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh.
Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran." Oleh
sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari
wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu
mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila
mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di
tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri.

1.
2.
3.
4.

Wudhu
Tayamum
Mandi jinabah
Istinja

Istinja
Istijmar
Istibra

1. Istinja`
( ): Secara bahasa, istinja` bermakna
menghilangkan kotoran. Sedangkan secara istilah bermakna
menghilangkan najis dengan air. Atau menguranginya
dengan semacam batu. Atau bisa dikatakan sebagai
penggunaan air atau batu. Atau menghilangkan najis yang
keluar dari qubul (kemaluan) dan dubur (pantat).

2. Istijmar ( ): Istijmar adalah menghilangkan sisa


buang air dengan menggunakan batu atau benda-benda
yang semisalnya.
3. Istibra` ( ): maknanya menghabiskan, yakni
menghabiskan sisa kotoran atau air seni hingga yakin sudah
benar-benar keluar semua.

Menghilangkan najis, menghilangkan bau, zat


dan warna. Bentuk bersuci dalam dunia
kedokteran ini sering disebut juga sterilisasi
yang dimana sterilisasi ini merupakan metode
yang dirancang untuk membersihkan dari
mikroorganisme, atau sengaja untuk
menghambat pertumbuhannya, sterilisasi ini
juga digunakan untuk menghindari
kontaminasi.

Airnya lebih bersifat suci namun tidak


mensucikan
Disebut air thahir atau muqayyad
Yaitu zat yang telah bercampur dengan zat
suci (air) sehingga mendominasi zat suci
tersebut dan berubah dari sfiat asal
Contoh : alkohol 70%
30% adalah air
yang sifatnya suci

DARAH HAID
DARAH ISTIHADHAH
DARAH NIFAS

Darah haidh itu pada dasarnya adalah


guguran dari dinding uterus yang tidak
mengalami pembuahan
Darah ini keluar dari kemaluan wanita atau
tepatnya dari dalam rahim wanita bukan
karena kelahiran atau karena sakit selama
waktu masa tertentu
Biasanya berwarna hitam, panas, dan
beraroma tidak sedap

Darah yang keluar dalam keadaan sakit


Menurut mazhab al-hanafiyah dan alhanabilah ini, apabila seorang wanita
mendapati darah keluar dari kemaluannya di
luar siklus menstruasi , darah itu bukanlah
darah haidh, melainkan darah penyakit.

Darah yang keluar sesudah anak bayi keluar


Nifas adalah darah yang keluar dari kemaluan
wanita karena melahirkan
Para ulama bahkan mengkategorikan darah
yang keluar karena keguguran termasuk nifas
juga

Menurut ulama dan ahli medis bahwa wanita yang mengeluarkan


darah di luar siklus haidnya, tidak mungkin mendapatkan haidh.
Merumuskan batas minimal dan maksimal masa haidh sekaligus
masa minimal dan maksimal masa suci dari haidh.
masa haidh seorang wanita minimalnya sehari semalam dan
maksimalnya 15 hari. Kemudian masa suci dari haidh minimalnya 13
atau 15 hari, sedangkan maksimalnya tanpa batas.
(Al-Imam As-Syafi''i rahimahullah)

berdasarkan dari hasil pengamatan dan ijtihad para fuqaha'' (Al''Adatu Muhakkamah)

Mandi wajib untuk perempuan yang masa


haid dan nifasnya telah selesai
Jika keluar darah istihadhah, maka cukup
dengan membersihkan darah tersebut sampai
tidak keluar lagi kemudian berwudhu. Maka
sholatnya telah sah.

Seorang wanita yang sedang mendapatkan haid


diharamkan untuk melakukan salat.
`Dari Fatimah binti Abi Khubaisy bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Bila kamu mendapatkan haid maka tinggalkan
salat.

Darah Istihadha
Dari Aisyah ra berkata, "Fatimah binti Abi Hubaisy
mendapat darah istihadha, maka Rasulullah SAW
bersabda kepadanya, "Darah haidh itu berwarna hitam
dan dikenali. Bila yang yang keluar seperti itu, janganlah
shalat. Bila sudah selesai, maka berwudhu''lah dan
lakukan shalat." (HR Abu Daud dan An-Nasai, dishahihkan
oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim).

Para
ulama
mengatakan
keputihan
termasuk darah penyakit.
Termasuk dalam darah istihadhah, sehingga
cara membersihkan dan hukumnya pun sama
Namun jika terkena pakaian maka menjadi
najis dan wajib diganti jika ingin
melaksanakan sholat

Menurut tingkatannya :
Mutawasithah
Mukhaffafah
Mughalazah

Menurut bentuknya :
Hukmi
Hakiki

Najis hakiki = najis yang dapat dilihat atau


nyata seperti kotoran, air kencing, darah dan
sebagainya
Najis hukmi = najis yang masih menempel
pada diri seseorang dan tidak nyata seperti
perempuan yang sudah selesai masa haidnya
namun belum melakukan mandi jinabah

Cara membersihkan najis tergantung dari


tingkatan najis tersebut.
Najis mukhaffafah : diperciki air pada tempat
najisnya
Najis mutawassithah : paling baik adalah
menyiramkan air pada tempat najis tersebut
Najis mughallazah : wajib dibasuh 7 kali
dengan air yang bercampur tanah liat

Selama najis yang menempel pada seseorang


belum dihilangkan, maka sholatnya tidak sah.


"Dan pakaianmu maka bersihkanlah" Al
Muddatsir : 4

Menurut fatwa MUI KB itu boleh tetapi harus memenuhi


kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Cara kerjanya, apakah mencegah kehamilan (manu alhaml) atau menggugurkan kehamilan (isqat al-haml)
2. Sifatnya, apakah ia hanya pencegahan kehamilan
sementara atau bersifat pemandulan permanen (taqim)
3. Pemasangannya, Bagaimana dan siapa yang memasang
alat kontrasepsi tersebut? (Hal ini berkaitan dengan
masalah hukum melihat aurat orang lain).
4. Implikasi alat kontrasepsi terhadap kesehatan
penggunanya.
5. Bahan yang digunakan untuk membuat alat
kontrasepsi tersebut.

Rasjid, Sulaiman.2004.Fiqih Islam.Bandung.Sinar Baru Algensindo.


Ridwan, T.2007.Memahami Fiqih.Sragen: Akik Pustaka
Abdul Jamal. Terjemahan Fiqih Wanita. Jakarta:
Kitab Thaharah Bab Air (abangdani.wordpress.com/2010/06/04/kitabthaharah-bab-air/)
METODE STERILISASI
(http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/03/15/metode-sterilisasi/)
[share]thoharoh=Bersuci - Kaskus - The Largest Indonesian Community
(http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3340490)
Fiqih Sunah, Sayid Sabiq, Jilid I, hal. 23-26
Al Fiqhu Al Islami wa Adilatuhu, Dr. Wahbah Zuhaily, jilid I, hal. 366-370
http://www.referensimuslim.com/2010/12/apakah-keputihan-itunajis.html
http://plukpluk.multiply.com/journal/item/15/Haid_revised_
http://nutritionforbetterfuture.wordpress.com/
http://keluargaberencanadalamislam.blogspot.com/2009/12/pandangan
-hukum-islam-tentang-keluarga.html

You might also like