You are on page 1of 3

5 Narkotika yang Sering Dipakai Dugem dan

Efek ke Tubuhnya
on Jan 28, 2013 at 12:33 WIB

Share
Comment (0)

Hiburan malam identik dengan dunia gemerlap alias dugem dengan zat-zat terlarang. Dibanding
obat-obatan, narkotika lebih banyak digunakan oleh para penikmat dugem.
Penyalahgunaan narkotika ini dimanfaatkan oleh para pecandu untuk mendapatkan efek sesaat
yang lalu menularkannya kepada teman atau keluarga.
Narkotika berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran,hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Yang termasuk narkotika adalah opium, kokain, morfin, heroin, dan ganja.
Berikut 5 efek narkotika yang sering digunakan para pecandu saat sedang dugem, ingin mencari
kesenangan atau lari dari masalah seperti dilansir dari Alkoholism dan drugpolicy.org, Senin
(28/1/2013):

1. Opium
Penggunaan opium banyak dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa yang disebabkan luka atau
pada penderita kanker membantu untuk menghilangkan rasa nyeri.
Bila pemakaian opium ini dihentikan, dapat menimbulkan beberapa hal seperti banyak menguap,
kepala rasanya berat, hidung berair, mata basah, nafsu makan hilang, cepat lelah, kejang-kejang
dan tubuh terasa menggigil.
2. Kokain atau sabu-sabu
Kokain atau biasa disebut sabu-sabu ini adalah zat yang sangat berbahaya dan sering
disalahgunakan.
Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata,
hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu.
Pemakai kokain ini menjadi bersemangat, gelisah, tidak bisa diam,tidak nafsu makan. Kokain ini
juga mengakibatkan efek yang sangat kuat pada sistem syaraf. Dan jika penggunaannya terus
menerus, dapat menyebabkan kerusakan otot jantung dan bahkan kematian.
Jika penggunaan dihentikan, maka penderita akan memiliki kecenderungan untuk bunuh diri dan
perasaan cemas berkepanjangan.
3. Morfin
Morfin merupakan bentuk opium yang telah digunakan selama berabad-abad. Turunan dari
morfin adalah diasetilmorfin yang lebih dikenal sebagai heroin. Morfin pertama kali digunakan
dalam medis sebagai penawar nyeri dan disalahgunakan sebagai narkotika.
Selain meringankan rasa nyeri, morfin juga mempengaruhi penampilan mental dan fisik,
menghilangkan rasa takut, dan juga mengurangi rasa lapar, menghambat refleks batuk,
mengurangi dorongan seks, dan pada wanita bisa menganggu siklus menstruasi.
Namun jika penggunanya sudah ketagihan, bisa menyebabkan kekhawatiran dan kematian.
4. Heroin
Heroin merupakan olahan morfin berbentuk bubuk putih atau keabuan. Seperti dikutip Health,
pecandu Heroin sering mengalami kenaikan sensitivitas terhadap rasa sakit, dan sensitivitas ini
tidak mereda selama pengobatan dengan metadon atau opioid lain.
Para peneliti dari University of California, Los Angeles berusaha untuk menentukan bagaimana
meningkatnya kepekaan terhadap rasa sakit yang juga disebut hiperalgesia.
Dikutip dari Alkoholism, efek penggunaan heroin dalam jangka pendek adalah mulut terasa

kering, rasa berat pada tangan dan kaki, sering mengantuk dan terganggunya sistem pernapasan.
Efek jangka panjang dari penggunaan heroin yaitu infeksi pada selaput jantung dan katupnya,
penyakit hati, ginjal dan komplikasinya, infeksi kulit.
Selain itu, pengguna heroin berisiko tertular virus hepatitis, juga memiliki peningkatan risiko
pada Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan jika penggunaannya overdosis,
kemungkinannya hanya kematian.
5. Ganja
Ganja atau terkenal dengan nama marijuana ini terkenal karena bahan aktifnya yang seringkali
dianggap aman dibandingkan alkohol dan tembakau.
Padahal efek dari ganja ini hanya sementara, namun sudah banyak penelitian mengenai efek
ganja yang dikonsumsi seseorang.
Seperti dikutip dari situs drugpolicy.org, penelitian tahun 2009 yang dilakukan melalui kontrol
populasi menemukan bahwa orang yang merokok ganja dalam jumlah sedang selama lebih dari
20 tahun berhubungan positif dengan penurunan resiko kanker pada kepala dan leher.
Walaupun sudah banyak negara yang melakukan legalisasi tehadap tanaman maupun
penggunaan ganja ini, namun perlu diketahui dampak kesehatan yang ditimbulkan dari ganja.
Efek jangka pendek dari ketagihan ganja ini seperti dijelaskan Alcoholism, penderita akan
mengalami masalah dengan memori dan belajar, kehilangan konsentrasi, masalah dengan
berpikir dan pemecahan masalah dan peningkatan denyut jantung, juga tekanan darah yang
menurun.
Kadang-kadang menggunakan ganja juga bisa meningkatkan rasa kecemasan, ketakutan,
ketidakpercayaan atau panik.
Efek ganja pada otak juga bisa menimbulkan gejala seperti halusinasi, delusi, gangguan memori
dan disorientasi.
Efek pada paru-paru seringkali dijadikan alasan seseorang yang merokok menggunakan bahan
ganja hampir sama dengan tembakau seperti batuk, hingga menyebabkan penyakit dada akut,
infeksi paru-paru.
Walaupun hampir sama dengan tembakau, ahli kesehatan mengingatkan kalau ganja memiliki
hidrokarbon yang lebih karsinogenik atau asapnya lebih tahan lama di paru-paru.
Karena asap ganja mengandung tiga kali jumlah tar yang ditemukan dalam asap tembakau dan
lebih 50% karsinogen, maka bisa dikatakan kalau ganja bisa berisiko meningkatkan kanker paruparu bagi perokok ganja. (Fit/Igw)

You might also like