You are on page 1of 3

1.

Alat-Alat Biogas :
a. Untuk mengalirkan gas digunakan paralon atau selang plastik;
b. Reaktor dan penampung gas, menggunakan plastik khusus.

2.

Cara Kerja Biogas:


a. Air dan kotoran sapi dicampur (perbandingan 1: 1) dalam drum;
b. Dialirkan ke reaktor;
c. Muncul biogas 7 hari;
d. Dalam reaktor ada pengaman gas;
e. Penampung gas dari reaktor;
f. Tungku atau kompor gas.

3.

Bahan Baku Biogas:


Bahan baku pembuatan biogas adalah senyawa-senyawa organik yang banyak terdapat

pada:
a. Limbah kotoran sapi (perah atau pedaging), ayam, kambing, kerbau, babi, kuda;
b. Sampah organik perkotaan seperti sampah pasar dan rumah tangga;
c. Limbah pertanian seperti jerami, sekam padi, batang, dan daun-daunan sisa panen,
tandan kosong sawit, bonggol jagung;
d. Limbah organik industri seperti ampas pabrik tahu, limbah pabrik gula;
e. Feses (kotoran manusia).
4.

Tahapan Memperoleh Biogas:


a. Kotoran ternak dicampur air dengan perbandingan 1 : 1 tanpa campuran bahan kimia
lain;
b. Sebelum masuk reaktor hampa udara lebih dulu campuran tersebut diaduk hingga
rata;
c. Didalam reaktor, campuran kotoran ternak dan air dibiarkan mengalami proses
pembusukan oleh mikroorganisme;
d. Biasanya setelah tujuh hari mulai terbentuk biogas yang dialirkan melalui selang atau
paralon ke tempat penampungan biogas.
e. Dari wadah penampungan, biogas dialirkan melalui selang atau paralon ke kompor
khusus dan siap digunakan untuk memasak;
f. Limbah cair di reaktor biogas mengandung nitrogen dan senyawa organik yang bisa
dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman. Satu liter limbah cair setara
fungsinya dengan 20 gram urea yang dilarutkan dalam satu liter air.

5.

Biogas = Sumber Energi


Biogas dapat dipakai sebagai sumber energi selayaknya BBM atau BBG. Nilai kalor

(heating value) rata-rata biogas mencapai kisaran 4700-6000kkal/m3 (20-24 MJ/m3). Dengan
nilai kalor sebesar itu penggunaan 1 m3 biogas (dihasilkan oleh 1-1,5 ekor kotoran sapi perah
per hari) akan setara dengan energi yang dihasilkan oleh: 1 pon gas LPG; 0,52 liter minyak
diesel (solar); 0,8 liter gasoline; 0,62 liter minyak tanah (kerosene); 0,6 liter minyak mentah
(crude oil); 1,1 liter alkohol; 1,4 kg batubara; 4,7 KWh listrik; dan kayu bakar.
Berdasarkan konversi diatas, maka nilai aplikasi 1 m3 biogas di lapangan mampu
melakukan kegiatan-kegiatan seperti berikut:
a. Memasak untuk keperluan keluarga (5-6 orang) selama tiga jam;
b. Menyalakan lampu listrik 80 watt selama enam jam;
c. Menjalankan motor berkekuatan 1 hp selama dua jam;
d. Menggerakkan truk berbobot 3 ton sejauh 2,8 km;
e. Membangkitkan listrik sebesar 1,25 kW.

6.

Peralatan dari Bahan Plastik


Peralatan sederhana dan mudah didapat dengan harga terjangkau ternyata lebih cocok

dengan karakteristik biogas. Sehingga peralatan seperti kantong plastik, selang plastik dan
paralon UV (Ultra-Violet) bisa bertahan lebih lama dibanding bahan lain seperti yang terbuat
dari logam.
Biogas diteliti memiliki kandungan-kandungan utama berupa gas metana (CH4) dan
karbondioksida (CO2). Sebagian kecil adalah gas hidrogen sulfida (H2S), nitrogen (N2),
hidrogen (H2), karbonmonoksida (CO), dan uap air (H2O).
Gas metana dalam jumlah besar membuat biogas mudah terbakar dan dapat dipakai
sebagai sumber energi alternatif. Misalnya untuk memasak, penerangan, bahkan pada skala
besar dapat menghasilkan energi listrik.
Keamanan reaktor dari plastik khusus, selang plastik maupun paralon memang agak
riskan terhadap bahaya bocor. Tapi perlu diingat plastik tak akan hancur dalam 100 tahun.
Sementara material logam sangat rentan terhadap korosi atau karat dari unsur sulfur biogas.
Melalui pemeliharaan dan kontrol tepat, bahan material plastik berlapis bahan kimia anti
sulfur yang digunakan sebagai peralatan pembuatan biogas, bisa bertahan enam hingga
delapan tahun.

Salah satu bentuk pemeliharaan dan pengamanan yaitu menempatkan reaktor biogas di
tempat aman, terlindung dari sinar matahari langsung dan dipagari agar tak mudah dijangkau
anak-anak.
Karakter lain yang perlu diketahui, tekanan biogas lebih rendah dibanding elpiji,
sehingga tak mudah menimbulkan api besar. Kalaupun ada kebocoran dapat dideteksi melalui
bau khas biogas.
Bau gas dari kompor atau peralatan biogas lain bisa disebabkan karena adanya gas yang
tak terbakar sempurna. Ini bisa terjadi di awal penggunaan kompor biogas. Lama-lama bau
hilang dengan sendirinya. Maka simpan kompor biogas yang terlindung dari tiupan angin.
Untuk mengantisipasi tekanan gas yang terlalu kuat, maka harus dipasang alat
pembuangan berupa kran pembuangan. Gas hasil fermentasi kotoran sapi bisa dinetralisis
setelah membaur di udara.

You might also like