You are on page 1of 8

LAPORAN PANJANG

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN


ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI IBU HAMIL, IBU BERSALIN, IBU
NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas PKK
Pembimbing Institusi :
Swasti Artanti, S.SiT

Disusun Oleh :
Susi Sumanti
P0111172

AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN IBU PEKALONGAN


TAHUN AJARAN 2013/ 2014
Jl. Sriwijaya No. 7 Pekalongan Telp. (0285) 7998866-4416108 Fax. (0285) 4416108
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Nasar Teori Nifas


1. Pengertian

Ada beberapa pengertian masa nifas :


a. Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah
akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan
bayi (Bennet dan Brown, 1999).
b. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes,
2003:003).

c. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-

alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang


berlangsung kira-kira 6 minggu (Abdul Bari,2000:122).
d. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu
saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal
(F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
e. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang
umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu (Ibrahim C, 1998).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa masa nifas
merupakan masa setelah lahirnya plasenta hingga kembalinya organ-organ
reproduksi seperti semula dengan kisaran waktu 6-12 minggu.
Dalam bahasa latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak ini disebut
puerpurium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan.
Puerperium berarti masa setelah melahirkan.
Nifas di bagi dalam 3 periode :
a. Puerperium dini

Kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.


b. Puerperium intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genital.
c. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna.
2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a. Perubahan Sistem Reproduksi
Pada sistem reproduksi akan terjadi involusi uterus, dimana
terjadi proses kembalinya uterus seperti keadaan semula sebelum
hamil. Proses involusi berlangsung selama 6 minggu dan selama
proses ini berlangsung berat uterus berkurang sekitar 500 gram setiap
minggunya, begitu juga ukuran serviks hingga akan menutup selebar 2
jari. Proses involusi uterus ini disertai dengan penurunan tinggi fundus
uteri. Pada hari pertama, TFU di atas simpisis pubis atau sekitar 12 cm
. Proses ini terus berlangsung dengan penurunan TFU setiap 1 cm
setiap harinya, sehingga pada hari ke-7 TFU berkisar 5 cm.
Fundus uteri sekitar tiga jam pos partum di bawah pusat,
selama dua hari berikutnya besarnya tidak seberapa berkurang, tetapi
setelah dua hari uterus mengecil dengan cepatnya sehingga pada hari
ke-10 tidak teraba lagi dari luar. Setelah enam minggu uterus pada
ukuran semula.
Setelah plasenta lahir berat uterus 1000 gram,

minggu I : 500 gram, minggu II : 375 gram, minggu ke III : 50-60


gram.
Penurunan TFU
Hari I post parturn
: setinggi pusat
Hari ke-5 post partum
: pertengahan pusat simpisis
Hari ke-10 post partum
: tidak teraba
Sedangkan perubahan yang terjadi pada serviks ialah segera
postpartum bentuk serviks agak menganga seperti corong. Bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,
sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada
perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin.
Pada masa nifas terlihat pengeluaran cairan yang biasa disebut
dengan lokia. Perubahan lokia dibagi dalam 4 tahap :
1) Lokia rubra
Hari pertama dan kedua merupakan darah segar sisa-sisa
selaput ketuban, sisa mekonium (feses janin), sel-sel desidua, sisasisa verniks kaseosa, dan lanugo.
2) Lokia sanguinolenta

Hari ketiga hingga hari ketujuh cairan yang keluar adalah lokia
sanguinolenta, terdiri atas darah dan sisa jaringan.
3) Lokia serosa
Seminggu kemudian hingga 2 minggu, cairan yang keluar
mulai berwarna kekuningan atau disebut lokia serosa.
4) Lokia alba
Setelah dua minggu, cairan yang keluar mulai berwarna putih
atau disebut lokia alba.
Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiaapan-persiapan
pada kelenjar-kelenjar mammae untuk mengahadapi masa laktasi ini.
Perubahan yang terdapat pada mammae, antara lain :
1) Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma

dan lemak.
2) Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat
dikeluarkan, berwarna kuning (kolostrum).
3) Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian
dalam mammae
4) Adanya pengaruh hormon prolaktin yang berfungsi untuk
menghasilkan ASI.
b. Perubahan Sistem Pencernaan

Penurunan produksi progesteron, menyebabkan nyeri ulu hati


dan konstipasi, terutama dalam beberapa hari pertama. Ini terjadi
karena kurangnya aktivitas motilitas usus akibat kurangnya
keseimbangan cairan selama persalinan.
c. Perubahan Sistem Perkemihan
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari postpartum, ini
dikarenakan saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan
kembali normal setelah 4 minggu postpartum. Pada awal postpartum,
kandung kemih mengalami edema, kongesti, dan hipotonik. Hal ini
disebabkan oleh adanya overdistensi pada saat kala 2 persalinan dan
pengeluaran urine yang tertahan selama proses persalinan. Sumbatan
pada uretra disebabkan oleh adanya trauma saat persalinan
berlangsung dan trauma ini dapat berkurang setelah 24 jam
postpartum.

d. Perubahan Sistem Endokrin

Saat plasenta terlepas dari dinding uterus, kadar HCG dan HPL
secara berangsur turun dan normal kembali setelah 7 hari postpartum.
HCG sudah tidak terdapat dalam urine ibu setelah 2 hari postpartum.
e. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung
sampai kala tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan
terjadi pada beberapa hari pertama postpartum dan akan kembali
normal pada akhir minggu ke-3 postpartum.
f. Perubahan Sistem Hematologi
Terjadi peningkatan sel darah putih yang merupakan
manifestasi adanya infeksi pada persalinan. Hal ini dapat meningkat
pada awal nifas yang terjadi bersamaan dengan peningkatan tekanan
darah serta volume plasma dan volume sel darah merah. Pada 2-3 hari
postpartum, konsentrasi hematokrit menurun sekitar 2 % atau lebih.
Total kehilangan darah pada saat persalinan dan nifas kira-kira 7001500 ml.
3. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
Ibu dalam masa nifas juga memerlukan perhatian khusus seperti di
kala hamil, Ibu nifaspun mempunyai kebutuhan dasar yang bisa
membantu proses pemulihan. Kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut antara
lain :
a. Nutrisi dan Cairan

Tidak ada pantangan apa pun dalam memenuhi kebutuhan


nutrisi ibu nifas. Ibu nifas harus mendapat nutrisi dengan tambahan
kalori 200-500 kalori yang sangat berguna untuk produksi ASI dan
proses penyembuhan. Nutrisi ini harus dipenuhi dengan makan
makanan yang bergizi.
b. Ambulasi
Ambulasi sedini mungkin sangat diperlukan, kecuali jika ada
kontraindikasi. Ambulasi ini berfungsi untuk meningkatkan
sirkulasi darah dan mencegah terjadinya tromboflebitis,
meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung kemih sehingga
mencegah distensi abdominal dan konstipasi. Ambulasi pada ibu
nifas dilakukan secara bertahap sesuai dengan kekuatan dan
kemampuan Ibu.
c. Eliminasi
Eliminasi juga penting untuk ibu nifas karena mencegah
terjadinya distensiabdominal. Berbagai rangsangan dapat diberikan
pada ibu jika mengalami kesulitan dalam eliminasi, seperti rendam
duduk dan kompres hangat.
d. Higiene
Area perineum merupakan daerah yang harus mendapatkan
perhatian khusus dalam hal kebersihan. Ibu terkadang merasa takut
untuk menyentuh area tersebut, terutama pada ibu yang terdapat
luka jahit di perineum. Bidan bisa mengajarkan ibu dengan cara
mengalirkan air hangat ke atas vulva perineum setelah berkemih
atau defekasi. Payudara juga harus diperhatikan kebersihannya,
dengan melakukan perawatan payudara secara rutin akan terhindar
dari infeksi.
e. Istirahat
Ibu nifas juga membutuhkan istirahat yang cukup untuk
membantu mempercepat pemulihan organ-organ dan kelancaran
produksi ASI. Istirahat ini dapat dilakukan dengan tidur siang dan
tidur malam.
4. Adaptasi Psikologis Masa Nifas
Dalam masa transisi, ibu terkadang mengalami stres emosional
terhadap perannya sebagai ibu baru. Ini bisa disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain :
a. Respons dan dukungan dari keluarga dan teman
b. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta
aspirasi
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain

d. Pengaruh budaya

Menurut Rubin, tahapan adaptasi psikologis ibu nifas terjadi dalam 3


tahap :
a. Taking in

Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, pada umumnya


ibu bersikap pasif dan tergantung, dan perhatiannya tertuju pada
perubahan tubuhnya. Pada tahap ini ibu akan mengulang-ulang
pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan.
b. Taking hold
Berlangsung 2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian pada
kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan
tanggung jawab terhadap bayinya. Ibu akan berusaha keras untuk
menguasai keterampilan untuk merawat bayi, namun ibu agak
sensitif dan merasa tidak mahir dalam merawat bayinya, sehingga
ibu sangat membutuhkan dukungan emosional dari keluarga serta
nasihat dari bidan untuk menerima pengetahuan dan kritikan.
c. Letting go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh
terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga, Ibu
mengambil tanggung jawab penuh dalam merawat bayinya.
Umumnya pada periode ini sering terjadi depresi postpartum.
5. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan dari perawatan nifas ini adalah :
a. Memulihkan kesehatan umum penderita
1) Menyediakan makanan sesuai kebutuhan
2) Mengatasi anemia
3) Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan
sterilisasi
4) Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk
memperlancar peredaran darah.
b. Mempertahankan kesehatan psikologis
c. Mencegah infeksi dan komplikasi
d. Memperlancar pembentukan air susu ibu
e. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa
nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
6. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan nifas dilakukan untuk mencegah,
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Frekuensi kunjungan masa nifas :

a. Kunjungan I

6-8 jam pasca persalinan.

Tujuan :
1) Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika
perdarahan berlanjut
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
4) Pemberian ASI awal
5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi
7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan ia harus tinggal
dengan ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran sampai
ibu dan bayi dalam keadaan stabil
b. Kunjungan II
:
6 hari pasca persalinan
Tujuan :
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau
2) Manilai adanya demam
3) Memastikan agar ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda penyulit
5) Memberi konseling kepada ibu tentang asuhan kepada bayi,
perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan perawatan
bayi sehari-hari
c. Kunjungan III
:
2 minggu pasca persalinan
Tujuan : sama dengan 6 hari pasca persalinan.
d. Kunjungan IV
:
6 minggu pasca persalinan
Tujuan :
1) Mengkaji tentang kemungkinan penyulit pada ibu
2) Memberi konseling keluarga berencana (KB) secara dini

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, dkk. (2008). Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Trans Info Media
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. ( 2005 ). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, dkk. (2006 ). Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Suherni, Widyasih, Rahmawati. (2009). Perawatan masa nifas. Yogyakarta:
Fitramaya

You might also like