Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK E-8
Nama
NIM
102012128
Tanda Tangan
(Ketua kelompok)
Yogi Himawan
102011188
Lutfi Karimah
102011359
Ricky Suryamin
102012141
102012279
Hanna Damayanti
102012337
Putri Handayani
102012341
102012416
Karinda Lado
102012434
A. Tujuan
1. Mengamati ergograf yang memperlihatkan suatu grafik sebagai hasil percobaan dari
kerja steady-state.
B. Alat yang diperlukan
1. Kimograf + kertas + perekat
2. Manset sfigmomanometer
3. Ergograf
4. Metronome (frekuensi 1 detik)
C. Cara Kerja
1. Pasang semua alat sesuai dengan gambar.
2. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 4 detik menurut irama alat yang diperdengarkan
di ruang praktikum sampai 1/3 putaran tromol. Setiap kali setelah melakukan tarikan,
lepaskan segera jari saudara dari pelatuk sehingga kembali ke tempat semula.
D. Hasil Percobaan
D. Hasil percobaan
Percobaan IV Rasa Nyeri serta Perubahan Warna dan Suhu Kulit Akibat Iskemia
A. Tujuan
1. Mengamati rasa nyeri serta perubahan warna dan suhu kulit yang terjadi pada OP yang
mengalami kelelahan sebagai akibat dari iskemia.
B. Alat yang diperlukan
1. Kimograf + kertas + perekat
2. Manset sfigmomanometer
3. Ergograf
4. Metronome (frekuensi 1 detik)
C. Cara Kerja
1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain dan tanpa pencatatan ergogram.
2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan OP dan berikan pembebanan yang cukup berat
sehingga penarikan hanya akan memperlihatkan penyimpangan ujung pencatat yang kecil
saja.
3. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP.
4. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi kelelahan
total atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahankan.
5. Hentikan tindakan oklusi segera seteleah OP merasa nyeri yang hebat sekali. Perhatikan
suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP.
D. Hasil percobaan
Suhu
Warna kulit
Keadaan OP
agak kebiru-biruan.
nyeri.
dingin.
Pembahasan
Secara umum, kelelahan otot dapat terjadi karena otot berkontraksi terus menerus. Hal
tersebutlah yang nantinya dapat menimbulkan suatu kejang atau biasa disebut dengan kram.
Namun, proses rinci yang mengakibatkan kelelahan otot itu sendiri belum diketahui secara
pasti.1 Bell, Davidson dan Emslie Smith menduga bahwa penurunan daya kontraksi mungkin
disebabkan oleh kegagalan di sejumlah tempat masuk di sinapsis pusat, lempeng ujung motoris
dan proses kontraksi, tetapi penyebab kelelahan otot terletak dalam serabut otot ini sendiri.
Horobin mengatakan bahwa kelelahan tidak disebabkan oleh kegagalan pasokan darah untuk
memasok elemen metabolisme dikarenakan kegagalan pasokan darah untuk memasok elemen
metabolisme yang esensial atau membuang hasil metabolisme atau untuk melaksanakan kedua
fungsi itu. Kurangnya oksigen dan akumulasi metabolit asam mungkin terlibat disini.
Ketidakpastian lain adalah timbulnya nyeri akibat kelelahan. Telah lama diketahui bahwa
metabolit dari fungsi otot berpotensi mengiritasi ujung saraf sensoris yang berada dalam otot.
Respons terhadap stimulan demikian itu dapat di interpretasikan sebagai nyeri yang akan mereda
ketika ototnya menyembuh. Walaupun demikian, nyeri adalah suatu entitas yang terpisah dan
tidak melulu akibat suatu stimulasi yang berlebih terhadap ujung saraf, sehingga sangat
menyulitkan penentuan diagnosisnya. Otot juga bisa mengadakan respons akibat spasme, atau
jika upaya lebih lanjut diperlukan oleh pusat-pusat yang lebih tinggi, akibat cedera serabut otot
terkait.2
Di dalam tubuh, otot atau sekelompok otot dapat mengalami kelelahan karena kegagalan
salah satu atau keseluruhan dari perbedaan mekanisme neuromuskuler yang terlibat di dalam
kontraksi otot. Sebagai contoh, kegagalan otot untuk berkontraksi secara sadar, dapat terjadi
karena:
1. Syaraf motor yang mensyarafi serabut-serabut otot di dalam kesatuan motor untuk
mengirimkan rangsangan-rangsangan persyarafan (nervous impulses).
2. Persimpangan neuromuskuler junction memancarkan rangsangan-rangsangan persyarafan dari syaraf motor ke serabut-serabut otot.
3. Mekanisme kontraktil itu sendiri untuk menghasilkan tenaga.
4. Sistem syaraf pusat, seperti otak dan spinal cord memulai dan memancarkan
rangsangan-rangsangan persyarafan ke otot.
7
Kebanyakan penelitian mengenai kelelahan otot lokal hanya terfokus pada neuromuscular
junction, mekanisme kontraktil, dan sistem syaraf pusat. Sedangkan penelitian yang dilakukan
terhadap kemungkinan syaraf motor sebagai letak dan penyebab kelelahan tidak terlalu banyak.
Beberapa faktor yang terlibat dalam kelelahan itu adalah mekanisme kontraktil. Beberapa
diantaranya adalah:
A. Penumpukan Asam Laktat
Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat telah lama
dicurigai. Namun, baru belakangan ini orang mulai menentukan hubungan antara penumpukan
asam laktat pada intramuskuler dengan menurunnya puncak tegangan. Pendapat bahwa
penumpukan asam laktat menyertai didalam proses kelelahan selanjutnya diperkuat oleh fakta
dimana dua mekanisme secara fisiologis yang karenanya asam laktat menghalangi fungsi otot.
Kedua mekanisme tersebut tergantung kepada efek asam laktat pada pH intraseluler atau
konsentrasi ion hidrogen (H+). Dengan meningkatnya asam laktat, konsentrasi H+ meningkat,
dan pH menurun. Di lain pihak, peningkatan konsentrasi ion H+ menghalangi proses rangkaian
eksitasi oleh menurunnya sejumlah Ca+ yang dikeluarkan dari retikulum sarkoplasma dan
gangguan kapasitas mengikat Ca+ troponin. Di lain pihak peningkatan konsentrasi ion H+
juga menghambat kegiatan fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di dalam anaerobik
glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis, mengurangi penyediaan ATP untuk energi.
B. Pengosongan Penyimpanan ATP dan PC
ATP merupakan sumber energi secara langsung untuk kontraksi otot, dan PC digunakan
untuk resintesa ATP secepatnya, maka pengosongan fosfagen intraseluler mengakibatkan suatu
kelelahan. Bagaimana penelitian terhadap manusia telah disimpulkan bahwa kelelahan tidak
berasal dari rendahnya konsentrasi fosfagen di dalam otot. Sebagai contoh, sejumlah energi
dilepaskan bila 1 molekul ATP dipecah menjadi ADP + Pi dan dihitung untuk menurunkan
hampir 15% dari 12.9 kilokalori (Kkal) pada waktu istirahat, dan sampai serendah 11.0 Kkal
setelah latihan yang melelahkan. Alasan dari penurunan ini yang mungkin dihubungkan dengan
peningkatan konsentrasi ion H+ dalam jumlah kecil sampai besar di dalam intraseluler, dan
merupakan penyebab utama dari penumpukan asam laktat .
Rasa jenuh.
D. Faktor-faktor Lain
Faktor lain yang mungkin mempunyai andil cukup besar terhadap kelelahan otot namun
kurang diperhatikan adalah kurangnya oksigen dan tidak memadainya aliran darah di serabutserabut otot. Contohnya adalah iskemia.
Iskemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suplai oksigen terhadap suatu
jaringan atau organ tertentu, iskemia pada suatu organ menyebabkan terjadinya hipoksia pada
sel-selnya, karena sel mengalami pengurangan suplai oksigen menyebabkan metababolise di
dalam sel mengalami penurunan.
Akibatnya terjadi penurunan produksi ATP sebagai sumber energi terhadap berbagai
aktifitas sel, termasuk didalammya adalah penurunan energi untuk aktifitas transport aktif.
transport aktif menggerakan pompa natrium memompa natrium dari intrasel ke luar sel, karena
adanya penurunan sumber energi untuk menggerakan pompa natrium maka terjadi kelebihan ion
natrium di dalam sel. Sebagai dampak kelebihan ion natrium intraselular ini terjadi pemindahan
air dari ekstrasel ke dalam intrasel sehingga terjadilah penumpukan cairan dalam sel/ oedem sel
(pembengkakan seluler). Pada kondisi ini sitoplasma secara mikroskopik akan tampak pucat.
9
tanpa
melawan beban untuk rata-rata otot, keadaan kontraksi penuh kira-kira 1/20 detik. Akan tetapi,
bila beban diberikan, kecepatan kontraksi secara progresif menjadi berkurang bila beban
diberikan, kecepatan, kecepatan kontraksi secara progresif menjadi berkurang bila beban
ditambah, sampai sama dengan daya maksimal yang ditimbulkan oleh otot, kecepatan kontraksi
menjadi nol dan tidak menghasilkan kontraksi sama sekali, walaupun serabut otot diaktifkan.
Penurunan kecepatan ini tampaknya terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa beban pada otot
yang sedang berkontraksi adalah daya kebalikan yang melawan daya kontraksi yang disebabkan
oleh kontraksi otot. Oleh karena itu, daya bersih yang tersedia untuk menyebabkan kecepatan
pemendekan berkurang.
Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatlan keadaan yang dikenal sebagai
kelelahan otot. Kelelahan ini diakibatkan dari ketidakmampuan proses kontraksi dan
metabolisme serabut-serabut otot untuk melanjutkan suplai output kerja yang sama. Saraf terus
bekerja dengan baik, impuls saraf berjalan secara normal melalui hubungan otot-saraf masuk
kedalam serabut-serabut otot,tetapi kontraksi makin lama makin lemah karena dalam serabutserabut otot sendiri kekurangan ATP. Hambatan aliran darah yang menuju ke otot yang sedang
berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot hampir sempurna dalam satu menit atau lebih karena
kehilangan suplai nutrien dengan nyata. Semakin berat beban dan semakin pendek jarak waktu
otot berkerja dapat membuat otot lebih cepat lelah.
Kelelahan otot juga disebabkan oleh penumpukan asam laktat pada proses glikolisis
anaerob, sehingga apabila pasokan oksigen pada otot dihambat maka kelelahan pada otot akan
10
terjadi lebih cepat dan juga menyebabkan kita bernafas dengan lebih cepat untuk menarik
oksigen untuk membakar asam laktat tersebut.3 Akumulasi asam laktat akan menumpuk di otot
dan di pembuluh darah. Menyebabkan konsentrasi H+ meningkat dan pH menurun. Ion H+
menghalangi proses eksitasi, yaitu menurunnya Ca2+ yang dikeluarkan dari retikulum
sarkoplasmik. Ion H+ juga mengganggu kapasitas mengikat Ca2+ oleh troponin. Ion H+ juga akan
menghambat kegiatan fosfo-fruktokinase.4 Istirahat merupakan suatu hal yang sangat penting.
Bagaimanapun padatnya aktifitas seseorang, istirahat harus tetap disempatkan. Istirahat berfungsi
melepaskan lelah bagi otot-otot dan sel-sel saraf yang telah bekerja sepanjang waktu. Kelelahan
ini timbul akubat tertimbunya asam laktat dalam tubuh sebagai hasil dari pembakaran zat
makanan (glukosa) secara anerobik (tanpa oksigen). Dengan beristirahat, asam laktat yang
tertimbun sedikit demi sedikit dihilangkan melalui proses biokimia.
Otot yang mengalami kelelahan tidak hanya butuh istirahat atau relaksasi tapi juga
membutuhkan pasokan oksigen sehingga efek dari massage yang dapat membantu memperlancar
peredaran darah akan lebih maksimal memulihkan kondisi otot daripada hanya beristirahat. Pijat
dapat membantu menangani beberapa masalah otot. Teknik membantu mengendurkan
ketegangan pada otot dan meningkatkan sirkulasi darah dan zat gizi.5 Manfaat utama dari pijat
adalah untuk membantu dalam kesehatan dan penyembuhan, karena dapat : meningkatkan
persediaan darah dalam nadi, merangsang pembuangan sampah oleh getah bening dan pembuluh
darah, membantu pembuangan produk produk yang tidak terpakai otot otot dan alat tubuh
lain, menurunkan atau mengurangi rasa lelah, perih, nyeri dan pegal pegal.6
Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelelahan otot merupakan suatu ketidakmampuan otot untuk
kelelahan, biasanya dapat dilakukan dengan cara beristirahat beberapa saat setelah melakukan
suatu kerja yang menimbulkan kelelahan otot. Selain dengan beristirahat sejenak, dapat pula
11
dilakukan massage, yang mana massage tersebut merupakan suatu cara pemulihan otot yang efektif
untuk mengembalikan oksigen ke otot.
Daftar Pustaka
1. Ferdinand F, Ariebowo M, Dobardan DA. Praktis belajar biologi. Jakarta: Visindo; 2007. h.
69.
2. Thomson H. Oklusi. Jakarta: EGC; 2007. h. 3.
3. Wati WW, Salim D, Sumadikarya IK, etc. Muskuloskeletal-1. Jakarta: UKRIDA, 2011.
4. Almuktabar, Neng Tine Kartinah. Jurnal Iptek Olahraga : Fisiologi Kelelahan saat Dehidrasi.
Perspektif Fisiologi Suatu Analisis Kelelahan Saat Dehidrasi. VOL. 11, No. 2. Jakarta:
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI; 2009. h. 94108.
5. Davies K. Nyeri tulang dan otot. Jakarta: Erlangga; 2007.
6. Hadikusumo. Pijat dan totok jari. Yogyakarta: Kanisius; 2008. h. 67.
12