Professional Documents
Culture Documents
ANGGRAINI
Oleh:
ANGGRAINI
050911240
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui
karya ilmiah saya, dengan judul:
PROFIL KEPATUHAN PASIEN PUSKESMAS MEDOKAN
AYU SURABAYA DALAM PENGGUNAAN ANTIDIABETES
ORAL
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet, Digital Library
Perpustakaan Universitas Airlangga atau media lain untuk
kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak
Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi skripsi ini saya
buat dengan sebenarnya.
Anggraini
NIM 050911240
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
: Anggraini
NIM
: 050911240
Fakultas
: Farmasi
maka
saya
bersedia
menerima
sanksi
berupa
Anggraini
NIM 050911240
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat yang telah
dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Profil Kepatuhan Pasien Puskesmas Medokan Ayu
Surabaya dalam Penggunaan Antidiabetes Oral . Tidak lupa penulis ingin
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
2.
Ibu Dra. Soemiati, M.S., Apt dan Ibu Dr. Wahyu Utami, M.S., Apt
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada
peneliti guna melengkapi penulisannya
3.
4.
6.
Terimakasih atas
Kepatuhan
Pasien
Puskesmas
dalam
Penggunaan
Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah
banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis
vi
RINGKASAN
PROFIL KEPATUHAN PASIEN PUSKESMAS MEDOKAN AYU
SURABAYA DALAM PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES
ORAL
Anggraini
Diabetes melitus (DM) memerlukan terapi jangka panjang, oleh
karena itu kepatuhan dalam menjalankan terapi sangatlah diperlukan untuk
mencapai keberhasilan terapi. Kepatuhan pasien pada penyakit yang bersifat
kronik pada umumnya rendah. Hal ini merupakan masalah yang cukup
serius karena dapat mempengaruhi efektivitas pengobatan. Ketidakpatuhan
pasien dalam melakukan tatalaksana diabetes akan memberikan dampak
negatif
yang
sangat
besar
yaitu
komplikasi
diabetes.
Peran
ix
ABSTRACT
THE PROFILE OF PATIENT COMPLIANCE OF MEDOKAN AYU
SURABAYA PRIMARY HEALTH CARE CENTER ON USING
ORAL ANTIDIABETIC DRUGS
Anggraini
DM requires long-term therapy, therefore patients compliance is
necessary to achieve therapeutic outcome. The aimed of this study was to
see the profile of patient compliance of Medokan Ayu Surabaya primary
health care center on using
variables which were dose taken, timing, frequency, interval, and duration
of use of oral antidiabetic drugs. This research was a descriptive study using
free-guided interview method. Respondents of this study were patient with
DM in Medokan Ayu Surabaya Health Center.
The result showed of 25 respondents, right dose taken complied to
96% , right frequency complied to 72 %, right interval complied to 16 %,
right time complied to 100 %, and right duration of use complied to 20%. In
total 12% of the respondent defined as compliant and 88% defined as noncompliant.
Keywords : Profile, Patients Compliance, and Oral Anti-diabetic.
xi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
RINGKASAN .......................................................................................... vii
ABSTRACT ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................ 4
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 6
2.1 Tinjauan tentang Diabetes Melitus ....................................... 6
2.1.1 Definisi ....................................................................... 6
2.1.2 Epidemiologi .............................................................. 6
2.1.3 Diagnosa ..................................................................... 9
2.1.4 Klasifikasi ................................................................ 10
2.1.5 Penatalaksanaan ....................................................... 11
2.1.5.1 Terapi Non Obat .............................................. 11
2.1.5.2 Terapi Obat ...................................................... 12
2.1.6 Komplikasi ............................................................... 16
2.2 Tinjauan tentang Kepatuhan ................................................ 17
2.3 Tinjauan tentang Puskesmas ................................................ 22
x
...................................................... 30
4.8 Validitas
...................................................... 30
5.2
5.3
Hasil Penelitian.......................................................................... 43
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Langkah diagnosik DM dari TTGO .......................................... 9
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual .............................................................. 26
Gambar 4.1 Skema Operasional Pengambilan Data Penelitian ................. 32
Gambar 4.2 Teknik Pelaksanaan Penelitian ................................................ 34
Gambar 5.1 Profil Kepatuhan terhadap Penggunaan Obat
Antidiabetes Oral
............................................................... 46
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pola Penyebab Kematian Semua Umur ....................................... 7
Tabel 2.2 Penyakit Tidak Menular pada Semua Umur ................................. 8
Tabel 2.3 Proporsi Penyebab Kematian menurut Tipe Daerah ..................... 8
Tabel 2.4 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa .................................... 9
Tabel 2.5 Klasifikasi Etiologis Diabetes Melitus........................................ 10
Tabel 2.6 Mekanisme Kerja Obat Antidiabetes Oral .................................. 13
Tabel 2.7 Obat Antidiabetes Oral yang tersedia di Indonesia ..................... 15
Tabel 2.8 Obat Antidiabetes Oral di Puskesmas ......................................... 24
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian .................................................. 36
Tabel 4.2 Informasi tentang Cara Penggunaan OAD.................................. 37
Tabel 5.1 Profil Responden
............................................................ 43
............................................................ 50
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran-1 Lembar Persetujuan Responden ........................................... 62
Lampiran-2 Lembar Pengambilan Data ................................................... 63
Lampiran-3 Daftar Pertanyaan................................................................. 64
Lampiran-4 Lembar Pengumpulan Data .................................................. 65
Lampiran-5 Surat Ijin Survei Penelitian .................................................. 77
xv
xvi
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Pharmaceutical Care menuntut farmasis untuk lebih meningkatkan
dan
edukasi
yang
diperlukan,
memonitor
efek
obat,
2
negara maju hanya sebesar 50%, sedangkan di negara berkembang
persentasenya lebih rendah dibandingkan persentase tersebut (WHO, 2003).
Kepatuhan yang rendah terhadap penggunaan obat dapat meningkatkan
resiko morbiditas dan mortalitas (BPOM, 2006)
Kadar glukosa yang tidak terkendali dan tidak tertangani dengan
baik bisa mengakibatkan berbagai komplikasi. Kompikasi DM dapat
muncul secara akut atau timbul secara mendadak seperti reaksi
hipoglikemia dan koma diabetik. Komplikasi yang lain muncul secara
kronik atau secara perlahan, kadang tidak diketahui, tetapi akhirnya
berangsur menjadi makin berat dan membahayakan. (Waspadji, 2007).
International Diabetes Federation menyebutkan bahwa penderita
DM pada tahun 2012 sebanyak 371 juta jiwa dan Indonesia berada pada
urutan ke-7 setelah Cina, India, Amerika, Brazil, Rusia, dan Meksiko
dengan jumlah 7,6 juta jiwa, jumlah ini akan diperkirakan terus meningkat
dari tahun ke tahun (IDF, 2012). Prevalensi penyakit DM adalah 1,1% dan
Jawa Timur memiliki prevalensi diatas prevalensi nasional (Depkes RI,
2008).
Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam
penatalaksanaan
diabetes, yang pertama pendekatan tanpa obat dan yang kedua adalah
pendekatan dengan obat. Dalam penatalaksanaan DM, langkah pertama
yang harus dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan
diet dan olah raga. Apabila dengan langkah pertama ini tujuan
penatalaksanaan belum tercapai, dapat dikombinasikan dengan langkah
farmakologis berupa terapi insulin atau terapi obat oral antidiabetes, atau
kombinasi keduanya (Depkes RI, 2005).
3
Ketidakpatuhan pasien dalam melakukan tatalaksana diabetes akan
memberikan dampak negatif yang sangat besar yaitu komplikasi diabetes.
Komplikasi diabetes terjadi pada semua organ dalam tubuh yang dialiri
pembuluh darah kecil dan besar dengan penyebab kematian 50% akibat
penyakit jantung koroner dan 30% akibat gagal ginjal. Diabetes juga
menyebabkan kecacatan, sebanyak 30% penderita mengalami kebutaan
akibat komplikasi retinopati dan 10% harus menjalani amputasi tungkai
kaki, bahkan diabetes membunuh lebih banyak dibandingkan dengan
HIV/AIDS (Soegondo, 2005). Indikator kepatuhan pasien disini dilihat dari
cara penggunaan obat yaitu meliputi timing compliance dan taking
compliance . Timing compliance yakni mengenai ketepatan interval,
ketepatan waktu, dan ketepatan jangka waktu, sedangkan taking compliance
yakni mengenai ketepatan dosis dan ketepatan frekuensi (Paes, 1998) .
Indikator-indikator kepatuhan tersebut merupakan ukuran kepatuhan pasien
yang berkaitan dengan pemberian informasi obat oleh petugas kesehatan
seperti dokter farmasis, ataupun pemberi informasi lainnya.
Penelitian
ini
menggunakan
responden
pasien
puskesmas.
Medokan
Ayu
Tahun
2011
rata-rata
baik
(Pemkot
4
didapatkan secara gratis sehingga harga tidak menjadi faktor terbentuknya
ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi obat antidiabetes oral.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana profil kepatuhan pasien Puskesmas Medokan Ayu
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk melihat profil kepatuhan pasien Puskesmas Medokan Ayu
Tujuan Khusus
Untuk melihat profil kepatuhan pasien Puskesmas Medokan Ayu
1.4
Ketepatan interval
Ketepatan frekuensi
Ketepatan waktu
Manfaat Penelitian
1.
Puskesmas
Memberikan data kepatuhan pasien Puskesmas Medokan Ayu
Surabaya dalam penggunaan obat antidiabetes oral sehingga
dapat ditindaklanjuti pelayanan kefarmasiannya.
5
2.
Peneliti
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang kepatuhan
pasien Puskesmas Medokan Ayu Surabaya dalam penggunaan
obat antidiabetes oral.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1
Diabetes Melitus
2.1.1
Definisi
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolik yang ditandai
2.1.2
Epidemiologi
International Diabetes Federation menyebutkan bahwa penderita
DM pada tahun 2012 sebanyak 371 juta jiwa dan Indonesia berada pada
urutan ke-7 setelah Cina, India, Amerika, Brazil, Rusia, dan Meksiko
dengan jumlah 7,6 juta jiwa, jumlah ini akan diperkirakan terus meningkat
dari tahun ke tahun (IDF, 2012)Menurut Riset Kesehatan Dasar Indonesia
tahun 2007 menyatakan bahwa pola penyebab kematian semua umur
karena diabetes mellitus menempati urutan keenam dengan proporsi 5,7%.
Sedangkan untuk proporsi penyakit tidak menular pada semua usia DM
menempati urutan ketiga dengan prosentase 10,2%. Apabila dilihat dari tipe
daerah, penderita DM daerah perkotaan menempati posisi kedua yaitu 9,7%.
Sedangkan untuk daerah perdesaan menempati posisi kesepuluh dengan
6
7
presentase 4,4%. Prevalensi nasional penyakit DM adalah 1,1% . Sebanyak
17 provinsi mempunyai prevalensi penyakit DM diatas prevalensi nasional
dan Jawa Timur ada di salah satu dari 17 propinsi tersebut (Depkes RI,
2008).
8
Tabel 2.2. Penyakit Tidak Menular pada Semua Umur
(Riskesdas, 2007)
Penyakit tidak menular
(n = 2.285)
Strok
Penyakit Hipertensi
Diabetes Melitus
Tumor ganas
Penyakit jantung iskemik
Penyakit saluran nafas kronik
Penyakit jantung lain
Ulkus lambung dan usus 12 jari
Malformasi kongenital
Malnutrisi
%
26,9
12,3
10,2
10,2
9,3
9,2
7,5
3,4
1,0
0,4
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Perkotaan
(n=1.515)
Strok
Diabetes melitus
Hipertensi
TB
%
19,4
9,7
7,5
7,3
Penyakit
jantung
iskemik
Tumor ganas
Penyakit hati
6,5
NEC
Penyakit
jantung
lain
Penyakit
saluran
nafas bawah kronik
5,3
5,1
5,8
5,5
4,7
Perdesaan
(n=1.966)
Strok
TB
Hipertensi
Penyakit saluran
nafas
bawah
kronik
Tumor ganas
Penyakit hati
Penyakit jantung
iskemik
NEC
Penyakit jantung
lain
Diabetes melitus
%
16,1
9,1
8,3
7,1
6,6
6,0
5,6
5,4
4,7
4,4
9
2.1.3
Diagnosa
Diagnosis DM dapat dilihat dari pemeriksaan kadar glukosa darah
sewaktu yaitu 200 mg/dl dan kadar glukosa darah puasa yaitu 126
mg/dl. Pemastian diagnosis DM ini juga harus diperkuat dengan dilakukan
tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Tabel 2.4. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa (ADA, 2009)
Bukan
DM
Belum
pasti
DM
DM
Kadar
glukosa darah
sewaktu
(mg/dl)
Plasma vena
Darah
kapiler
< 110
< 90
110-199
90-199
200
200
Kadar
glukosa darah
puasa (mg/dl)
Plasma vena
Darah
kapiler
< 110
< 90
110-125
90-109
126
110
TTGO
Gula darah 2 jam pasca pembebanan
200 mg/dl
DM
140-199 mg/dl
Toleransi
Glukosa Darah
<140 mg/dl
Normal
10
2.1.4
Klasifikasi
DM diklasifikasikan menjadi beberapa tipe. Klasifikasi DM
II
III
IV
11
2.1.5
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DM bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan
12
2.1.5.2 Terapi Obat
Insulin berperan penting dalam pengendalian metabolisme dalam
tubuh. Pada DM Tipe I, sel-sel Langerhans kelenjar pankreas penderita
rusak, sehingga terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM
Tipe 1. Walaupun sebagian besar penderita DM Tipe 2 tidak memerlukan
terapi insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan terapi insulin
disamping terapi obat antidiabetes oral. Penderita DM yang hamil
membutuhkan terapi insulin, apabila diet saja tidak dapat mengendalikan
kadar glukosa darah. Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau
yang memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi
yang meningkat, secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk
mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode
resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin (Depkes
RI 2005)
Terapi obat lainnya yaitu terapi obat antidiabetes oral. Obat
antidiabetes oral terutama ditujukan untuk penderita DM tipe 2. Pemilihan
obat antidiabetes oral ini harus disesuaikan dengan tingkat keparahan DM
tersebut. Farmakoterapi antidiabetes oral ini dapat dilakukan dengan
menggunakan satu jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat. Obat
antidiabetes oral digolongkan menjadi beberapa golongan (Soegondo,
2005).
13
Tabel 2.6. Mekanisme Kerja Obat Antidiabetes Oral (PERKENI, 2011)
Golongan dan
Nama Generik
Biguanid
- Metformin
- Metformin
XR
Lama
Kerja
(jam)
-
6-8
24
Mekanisme Kerja
Tiazolidindion /
Glitazone
- Pioglitazone
24
24-36
12-24
10-16
10-20
24
pemberian
:
atau
sesudah
Sulfonilurea
- Klorpropamid
- Glibenklamid
- Glipizid
- Glikazid
- Glikuidon
- Glimepirid
Waktu
Bersama
makan
14
dengan merangsang sel beta
pankreas untuk melepaskan
insulin yang tersimpan dengan
merangsang
channel
K.
Golongan
ini
menurunkan
glukosa darah puasa lebih besar
daripada sesudah makan.
-
Glinid
- Repaglinid
- Nateglinid
Penghambat
Glukosidase
Acarbose
Repaglinid
merangsang
sekresi insulin di kelenjar
pankreas.
- Nateglinid meningkatkan
kecepatan sintesis insulin
oleh pankreas.
- Kedua obat ini diabsorbsi
dengan
cepat
setelah
pemberian secara oral dan
dimetabolisme oleh hati
secara cepat juga sehingga
diberikan dua sampai tiga
kali sehari.
- Waktu
pemberian
:
Sebelum makan.
Menghambat kerja enzim-enzim
pencernaan yang mencerna
karbohidrat,
sehingga
memperlambat absorpsi glukosa
ke dalam darah
- Waktu
pemberian
:
Bersama suapan pertama
15
DPP-4 inhibitor
- Vildagliptin
- Sitagliptin
- Saxagliptin
- 12-24
- 24
- 24
Tiazolidindion /
Glitazone
- Pioglitazone
Sulfonilurea
- Klorpropamid
- Glibenklamid
- Glipizid
- Glikazid
- Glikuidon
- Glimepirid
Glinid
- Repaglinid
- Nateglinid
Kandungan
bahan aktif
(mg/tab)
Dosis Harian
(mg/tab)
Frekuensi
pemakaian
/hari
500-850
500-750
250-3000
500-2000
1-3
1
15-30
15-45
100-250
2,5-5
5-10
30-80
30
1,2,3,4
100-500
2,5-1,5
5-20
30-240
30-120
0,5-6
1
1-2
1-2
1-2
0,5-1,2
120
1,5-6
360
3
3
16
Golongan dan
Nama Generik
Kandungan
bahan aktif
(mg/tab)
Penghambat
Glukosidase
Acarbose
Penghambat DPP
IV
- Vildagliptin
- Sitagliptin
-
Saxagliptin
Obat kombinasi
tetap
- Metformin +
Glibenklamid
-
2.1.6
Glimepirid
Metformin
Metformin
Pioglitazon
Sitagliptin
Metformin
Vildagliptin
Metformin
+ +
+ + -
Dosis Harian
(mg/tab)
Frekuensi
pemakaian
/hari
50-100
100-300
50
25,
100
5
50-100
25-100
1-2
1
1-2
50,
250/1,25
500/2,5
500/5
1/250
2/500
2/500
4/500
50/500
50/1000
50/500
50/850
50/1000
2-500
4-1000
Komplikasi
Komplikasi pada
penderita
DM
17
kronis. Komplikasi akut merupakan komplikasi yang harus segera ditangani
karena timbulnya secara mendadak. Komplikasi akut antara lain
ketoasidosis diabetika, koma non-ketosis, hiperosmolar, dan hiperglikemia.
Sedangkan komplikasi kronis merupakan komplikasi yang timbul setelah
penderita mengidap DM 5-10 tahun. Komplikasi kronis ini dibedakan
menjadi
dua
yaitu
komplikasi
makrovaskular
dan
mikrovaskular.
2.2
Kepatuhan
Kepatuhan dapat didefinisikan sebagai sikap pasien mengikuti
18
methods) dan metode tidak langsung (indirect methods). Metode langsung
(direct methods) meliputi penggunaan marker biologis, bahan-bahan
pendeteksi (tracer compound) dan pemeriksaan cairan biologis. Metode
langsung ini memiliki kelebihan dalam hal spesifitas dan sensitifitas.
Namun metode ini cenderung tidak praktis (Genaro, 2006).
Sedangkan metode tidak langsung
yaitu
dalam
aspek
19
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan seorang
terhadap penggunaan obat (Hussar, 2005) :
1.
Penyakit
Jenis penyakit juga ikut mempengaruhi kepatuhan seseorang
terhadap pengobatan yang dialaminya, misalnya pada pasien
dengan gangguan kejiwaan lebih cendrung pada perilaku tidak
patuh.
2.
Theraupetic Regimen
a.
b.
Frekuensi pengobatan
Pada pengobatan dengan frekuensi yang lebih sering akan
terganggu oleh aktivitas pekerjaan rutin yang dilakukan, sehingga
akan membawa pasien untuk lebih tidak patuh dalam pengobatan.
c.
Durasi terapi
Derajat ketidakpatuhan seseorang terhadap pengobatan akan
semakin meningkat seiring dengan peningkatan lama pengobatan
yang dialaminya.
20
d.
Efek samping
Efek samping tidak menyenangkan yang dialami oleh pasien akan
meningkatkan ketidakpatuhan terhadap pengobatan.
e.
karena
pengobatan
yang
tidak
tuntas
atau
juga
21
menyediakan alat ukur untuk minum obat, seperti cups atau
droppers tetapi masalah tersebut masih tetap muncul.
g.
Rasa obat
Kepatuhan pasien terkait rasa obat, seringkali dijumpai
pada
pasien anak-anak. Sehingga pada sedian cair untuk pasien anakanak seringkali ditambahkan rasa tertentu. Namun masalahnya
kepatuhan pasien terkait rasa obat tidak hanya didominasi oleh
anak-anak namun pasien dewasapun juga bisa mengeluhkan rasa
obat sehingga menimbulkan keengganan untuk meminumnya.
3.
a.
22
sesuai instruksi yang diberikan. Pasien pada umumnya memiliki
pengetahuan yang terbatas tentang penyakit yang dideritanya.
Sehingga seringkali pasien mengembangkan sendiri pemahaman
dan harapannya terhadap pengobatan yang dijalaninya dan saat
pengobatan tersebut tidak sesuai dengan harapan, pasien
cenderung
menjadi
tidak
patuh
dengan
menghentikan
2.3
Puskesmas
2.3.1
Definisi
Menururt Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 adalah
Tujuan
Puskesmas telah didirikan hampir di seluruh pelosok tanah air.
23
Keliling, disamping itu banyak Puskesmas yang telah dilengkapi dengan
fasilitas rawat inap. Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, puskesmas
memiliki tiga fungsi yaitu pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan
strata pertama (Kemenkes, 2009)
2.3.3
dari
puskesmas
yaitu
mendukung
tercapainya
misi
Pasien Puskesmas
Pasien puskesmas ada tiga macam yaitu pasien umum, pasien
peserta program
pelayanan
24
identitas, pasien sakit jiwa kronis, dan penyakit kusta. SK Bupati atau
Walikota yang telah ditambahkan berkaitan dengan updating dan
optimalisasi peserta jamkesmas sejumlah kuota kabupaten atau kota
dikirimkan dalam bentuk dokumen elektronik (softcopy) dan dokumen cetak
(hardcopy) kepada PT Askes (Persero) setempat untuk segera diterbitkan
dan didistribusikan kartu ke peserta.
2.3.5
Bentuk sediaan
Tablet
Glipizid
Metformin
Tablet
Tablet
2.3.6
Dosis
2,5 mg
5 mg
5 mg
500 mg
25
Medokan Ayu sudah memberikan pelayanan kesehatan berkualitas bagi
masyarakat. Sesuai standar layanan ISO, masyarakat yang berobat di
Puskesmas Medokan Ayu akan mengetahui semua hak dan kewajibannya
sebagai pasien secara transparan. Misalnya, hak mendapat layanan sesuai
standar
pelayanan,
hak
konsultasi
medis,
hak
menyampaikan
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Penyakit kronis
Terapi jangka panjang panjang
Efek samping
Kepatuhan
Biaya pengobatan
Monitoring :
1.
2. Ketepatan frekuensi
3.
Ketepatan interval
4. Ketepatan waktu
5.
Patuh
Tidak patuh
26
27
Kerangka Konseptual
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu meneliti tentang
kepatuhan dari pasien DM Puskesmas Medokan Ayu Surabaya. Pasien DM
tersebut menggunakan obat antidiabetes oral untuk menjaga atau
mengontrol glukosa darah dari penderita agar tetap terkontrol. DM
merupakan penyakit kronis sehingga membutuhkan terapi jangka panjang .
Terapi jangka panjang ini dapat menimbulkan beberapa permasalahan
seperti efek samping, biaya dan ketidakpatuhan. Kepatuhan dalam terapi
sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi. Tingkat kepatuhan
dapat diukur dari 5 variabel yaitu tepat dosis, tepat waktu, tepat frekuensi,
tepat interval, dan tepat jangka waktu penggunaan antidiabetes oral. Dari
kelima variable tersebut maka akan didapatkan profil kepatuhan pasien
Puskesmas Medokan Ayu Surabaya dalam menggunakan antidiabetes oral.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu suatu
primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil
wawancara dengan pasien diabetes melitus Puskesmas Medokan Ayu
Surabaya, sedangkan data sekunder yaitu data-data tentang pasien
antidiabetes oral yang dimiliki oleh Puskesmas Medokan Ayu Surabaya.
4.3
Subjek Penelitian
Pasien Puskesmas Medokan Ayu Surabaya yang menggunakan
4.4.1
Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
29
adalah pasien puskesmas medokan ayu surabaya yang menggunakan obat
antidiabetes oral pada tahun 2013.
4.4.2
Sampel Penelitian
Pengambilan sampel yang dipakai adalah metode non random
oleh
kepraktisan
dan
dipertimbangkan
oleh
peneliti
(Notoatmodjo, 2010)
Kriteria inklusi :
Kriteria eksklusi :
30
4.6
Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data tergantung dengan tujuan penelitian serta
data yang akan diambil. Dalam penelitian ini intrumen yang digunakan
adalah daftar pertanyaan yang digunakan interviewer dalam wawancara
(Notoatmodjo, 2010).
4.8
Validitas
Validitas menunjukan alat ukur benar-benar mengukur apa yang
diukur. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yaitu dengan cara
wawancara terpimpin. Dengan metode tersebut pertanyaan-pertanyaan
dalam wawancara tersebut harus mampu mengukur apa yang diukur.
(Notoatmodjo, 2010).
31
4.8.1
mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Singarimbun (1989) macammacam validasi adalah :
a.
Validasi Konstruk
Merupakan validitas yang mengukur nilai kerangka dari suatu
konsep.
b.
Validitas Isi
Ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur mewakili semua
aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep.
c.
Validitas Eksternal
Validitas yang diperoleh dengan membandingkan alat pengukur
dengan alat eksternal berupa alat ukur yang sudah valid.
d.
Validitas Rupa
Validitas yang menunjukkan bahwa dari segi rupanya suatu alat
pengukur telah didiskusikan tampak mengukur apa yang ingin
diukur.
Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi
32
4.9
Variabel Penelitian
Varibel yang di ukur dalam penelitian ini adalah variabel yang
Dosis
Jangka waktu
Interval
Frekuensi
Waktu
33
1.
2.
3.
4.
5.
34
Gambar 4.2. Teknik pelaksanaan penelitian
Identifikasi masalah
Perumusan masalah
Penyiapan proposal
Pembuatan proposal
Penyiapan instrumen
Uji validitas
instrumen
Pengajuan proposal
Permohonan ijin ke Dinkes Surabaya
Permohonan ijin ke Puskesmas medokan Ayu Surabaya
Survei ke Puskesmas
Survei ke rumah
Analisis dan interpretasi data
Penulisan naskah
35
4.10
2.
3.
4.
5.
36
Tabel 4.1. Tabel Definisi Operasional Penelitian
Definisi
operasional
kepatuhan
Kepatuhan
yang di ukur
dari
5
parameter:
- Ketepatan
dosis
- Ketepatan
frekuensi
- Ketepatan
waktu
- Ketepatan
interval
- Ketepatan
jangka waktu
Variabel
Ketepatan
dosis
Ketepatan
frekuensi
Ketepatan
waktu
Definisi
operasional
kepatuhan
Kepatuhan
yang di ukur
dari
5
parameter:
- Ketepatan
Variabel
Ketepatan
interval
parameter
Indikator
Kesesuaian
jumlah
obat
pada
sekali
minum dengan
yang
tertera
pada etiket
Kesesuaian
frekuensi
penggunaan
obat
dalam
sehari dengan
yang
tertera
pada etiket
- jumlah obat
yang diminum
- jawaban/
pernyataan
dari
responden
- jumlah obat
yang diminum
- waktu minum
obat
- frekuensi
pemakaian
sehari
- jawaban/
pernyataan
dari
responden
- jumlah obat
yang
diminum
- waktu minum
obat
- waktu makan
- jawaban/
pernyataan
dari
responden
Kesesuaian
jarak
waktu
penggunaan
obat
dengan
waktu makan
pasien (sesuai
dengan
pustaka)
parameter
Indikator
Kesesuaian
jarak
waktu
penggunaan
obat
antara
obat
yang
- jumlah obat
yang diminum
- waktu minum
obat hari ini
dan
hari
37
dosis
- Ketepatan
frekuensi
- Ketepatan
waktu
- Ketepatan
interval
- Ketepatan
lama terapi
Ketepatan
jangka
waktu
digunakan
pada hari ini
dengan
obat
yang digukan
pada
hari
sebelumnya
Mengambil
OAD
ke
puskesmas
kembali
setelah OAD
habis
sebelumnya
- jawaban/
pernyataan
dari responden
- jumlah obat
yang tersisa
- jawaban/
pernyataan
dari pasien
Signa :
1-0-0
1-1-0
Metformin
Informasi yang diberikan :
-
Diminum bersamaan
makan atau sesaat setelah
makan
Signa :
1-0-0
: diminum satu
kali sehari satu
tablet pada pagi
hari
1-0-1
: diminum dua
kali sehari satu
tablet pada pagi
dan malam hari
0-1-1
: diminum dua
kali sehari satu tablet pada
38
- -0 : diminum dua kali
sehari setengah tablet pada
pagi dan siang hari
-
4.12
Definisi operasional
Patuh
39
3
dengan
aturan
minum
sebelum/sesudah
makan
40
7
8.
9.
Responden
Pasien penderita penyakit DM di Puskesmas Medokan Ayu
Surabaya tanpa diwakili oleh orang lain.
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1
Gambaran Umum
5.1.1
42
18-60 tahun . Waktu mendatangi rumah calon responden ini yaitu pada
waktu yang sesuai dengan tanggal resep atau diantara waktu terapi obat
antidiabetes oral sesuai dengan yang diresepkan. Pertemuan di rumah
responden yang pertama yaitu dengan agenda memberikan informasi terkait
penelitian dan meminta kesediaan menjadi responden serta melakukan
pillcount OAD.
Beberapa hari kemudian peneliti mendatangi rumah responden
untuk melakukan survei dan interview terkait penggunaan obat selama
terapi untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien terhadap penggunaan
obat antidiabetes oral.
5.2
43
kepatuhan, yaitu dosis, frekuensi, interval, waktu, dan jangka waktu. Pada
saat melakukan uji ini selain memberikan 5 pertanyaan utama peneliti juga
memberikan pertanyaan selain 5 pertanyaan utama karena peneliti ingin
lebih mengetahui kebenaran jawaban yang diberikan oleh responden karena
pada penelitian ini kejujuran responden sangat diperlukan.
5.3
Hasil Penelitian
5.3.1
Profil Responden
Profil responden Puskesmas Medokan Ayu Surabaya yang
Demografi
klasifikasi
Usia
31-40 tahun
4%
41-50 tahun
12
48 %
51-60 tahun
12
48 %
Laki-laki
12 %
Perempuan
22
88 %
SD
20 %
pendidikan
SMP
32 %
terakhir
SMA
10
40 %
Perguruan Tinggi
8%
PNS
4%
Swasta
28 %
17
68 %
Jumlah jenis
12 %
obat yang
20 %
2
Jenis kelamin
3
4
Pekerjaan
44
diterima
36 %
32 %
Metformin
12 %
Glibenklamid+metformin
22
88 %
Lama
1-5 tahun
16
64 %
menderita
6-10 tahun
28 %
>10 tahun
8%
6
Jenis OAD
yang diterima
7
5.3.2
(%)
1-0-0
41
1-1-0
36
1- -0
14
- -0
45
5.3.3
berdasarkan signa yang diberikan dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini :
Tabel 5.3 .Jumlah Responden yang Minum Metformin Berdasarkan
Signa
Signa
5.3.4
(%)
0-0-1
1-0-1
12
0-1-1
17
68
1-1-1
16
46
Tabel 5.4. Profil Kepatuhan terhadap Penggunaan Obat
Antidiabetes Oral
Patuh
No
Variabel
1
2
3
4
5
Dosis
Frekuensi
Interval
Waktu
Jangka Waktu
n
24
18
4
25
5
Tidak Patuh
%
96
72
16
100
20
n
1
7
21
0
20
%
4
28
84
0
80
Tidak patuh
12%
n =3
Patuh
Tidak patuh
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat
(Notoatmodjo, 2010). Fenomena yang diteliti adalah mengenai profil
kepatuhan pasien Puskesmas Medokan Ayu Surabaya dalam penggunaan
obat antidiabetes oral. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu
wawancara terpimpin. Untuk melihat profil kepatuhan pasien DM
Puskesmas Medokan Ayu Surabaya maka pengukuran kepatuhan tersebut
dengan menggunakan 5 variabel yang meliputi ketepatan dosis, ketepatan
frekuensi, ketepatan interval, ketepatan waktu, dan ketepatan jangka waktu
dalam penggunaan obat antidiabetes oral. Sebelum pengambilan data,
peneliti melakukan uji validitas agar instrumen yang digunakan oleh
peneliti ini benar-benar bisa mengukur setiap variabel yang telah ditetapkan.
Uji validitas yang dilakukan yaitu uji validitas isi terhadap butir pertanyaan
pada lembar pengambilan data dan validitas rupa terhadap interviewer
untuk memastikan bahwa interviewer layak untuk melakukan wawancara.
Uji validitas rupa dilakukan terlebih dahulu sebelum uji validitas isi. Uji
validitas rupa dilakukan pada tanggal 25 Maret 2013, uji ini berupa training
oleh dosen pembimbing dengan bantuan seorang mahasiswa yang bertindak
sebagai
responden
dan
peneliti
melakukan
wawancara.
Setelah
48
butir pertanyaan benar-benar dapat mengukur 5 variabel. Hal ini dapat
dilihat dari jawaban responden.
Jumlah pasien DM pada bulan April mencapai 50 pasien. Dengan
melihat syarat dari kriteria inklusi telah ditetapkan bahwa pasien yang
memenuhi syarat kriteria inklusi yakni sebesar 25 responden. Pasien yang
tidak menjadi responden ini dikarenakan beberapa alasan yakni seperti
pasien dirujuk ke rumah sakit, pasien tidak berada di rumah saat dilakukan
survei ke rumah, dan pasien berumur >60 tahun. Pada tiap-tiap pasien
diberikan OAD berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang telah
dilakukan, sehingga masing-masing pasien mendapatkan OAD dengan
aturan pakai, jenis, dan jumlah yang berbeda.
Salah satu faktor intrapersonal yang mempengaruhi kepatuhan
adalah usia. Distribusi pasien berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.1,
nampak bahwa dengan pertambahan usia jumlah responden semakin
menurun. Sesuai dengan data pada RisKesDas (2007). Dari distribusi
tersebut terlihat bahwa mayoritas pasien berusia diatas 40 tahun. Resiko
diabetes semakin meningkat pada usia lebih dari 45 tahun (Soegondo, dkk.
2013). Namun resiko diabetes juga bisa menyerang usia muda yakni diatas
20 tahun (Perkeni, 2011).
Obat antidiabetes oral yang dimiliki oleh puskesmas hanya dua
macam yaitu metformin dan glibenklamid, dimana responden ada yang
mendapat obat antidiabetes oral tunggal maupun kombinasi (Tabel 5.1).
Tiga responden pada penelitian ini mendapatkan terapi obat antidiabetes
oral tunggal metformin. Penggunaan metformin lebih diutamakan pada
pasien yang mengalami obesitas atau pasien yang memiliki gangguan profil
lipid (dislipidemia) (Dipiro, 2008). Metformin merupakan golongan
49
biguanid (insulin sensitizing). Mekanisme kerja metformin yaitu dengan
menurunkan glukosa darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin.
Metformin ini dapat menghambat absorbsi glukosa di usus sesudah asupan
makan. Pada penggunaan tunggal metformin dapat menurunkan glukosa
darah sampai 20%. Metformin berkemampuan mengurangi resistensi
insulin, mencegah penambahan berat badan dan memperbaiki profil lipid,
sehingga metformin ini cocok untuk monoterapi awal pengelolaan diabetes
pada orang obesitas (Soegondo, 2005) .
Dua puluh dua responden lainnya mendapat terapi kombinasi yaitu
obat antidiabetes oral kombinasi antara glibenklamid dan metformin.
Kombinasi golongan sulfonilurea (glibenklamid) dan metformin ini
mempunyai cara kerja yang sinergis sehingga kombinasi ini dapat
menurunkan glukosa darah lebih banyak daripada pengobatan tunggal
masing-masing. Sehingga apabila penggunaan obat antidiabetes oral tunggal
tidak memiliki efektifitas yang bermakna maka pilihan kombinasi ini yang
akan diberikan. Pemakaian kombinasi dengan sulfonilurea juga dapat
dianjurkan sejak awal pengelolaan diabetes (Soegondo, 2005).
Diagnosa dan pemilihan obat yang tepat serta pemberian obat yang
benar oleh tenaga kesehatan ternyata belum cukup untuk mencapai
keberhasilan terapi tanpa didukung dengan adanya kepatuhan pasien dalam
penggunaan obatnya (Asti, 2006). Kepatuhan dapat didefinisikan sebagai
sikap pasien mengikuti anjuran dokter terhadap penggunaan obat yang
diberikan (Hussar, 2006). Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk
mencapai keberhasilan terapi (BPOM, 2006). Indikator kepatuhan pasien
disini dilihat dari cara penggunaan obat yaitu meliputi timing compliance
dan taking compliance . Timing compliance yakni mengenai ketepatan
50
interval, ketepatan waktu, dan ketepatan jangka waktu penggunaan obat,
sedangkan taking compliance yakni mengenai ketepatan dosis dan ketepatan
frekuensi (Paes, 1998).
Ketepatan interval ini berkaitan dengan jarak atau selang waktu
minum obat satu ke minum obat berikutnya. Obat memiliki lama kerja
dalam memberikan efek terapetik obat, yaitu selisih waktu antara waktu
mula kerja obat dan waktu yang diperlukan obat turun kembali ke
konsentrasi efektif minimum (Shargel dan Andrew, 2011). Oleh karena itu,
rentang penggunaan obat yang tepat mempengaruhi kadar obat yang dapat
mengontrol kadar glukosa darah. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh, hanya sebesar 16 % (n=4) yang dinyatakan patuh terhadap
variabel ketepatan interval. Hasil interview terhadap Ny.D dan Ny.H
dengan resep OAD glibenklamid sehari dua kali pada waktu pagi dan siang
satu tablet serta metformin sehari tiga kali satu tablet ini, mereka
menyatakan bahwa sering terjadi lupa minum OAD karena aktivitas dan
bosan. Sedangkan interview pada Ny.J yang mendapat resep OAD
glibenklamid sehari dua kali pada pagi hari satu tablet dan siang hari
setengah tablet serta metformin sehari dua kali satu tablet pada siang dan
malam hari ini menyatakan bahwa sering tidak diminumnya OAD sesuai
dengan etiket karena terjadinya efek samping seperti jantung berdebar.
Kemudian juga untuk interview pada Ny.G yang menderita DM selama >10
tahun menyatakan bahwa tidak minum OAD secara teratur karena bosan.
Menurut WHO (2003) kepatuhan pasien akan menurun dengan lamanya
suatu penyakit diderita.
Ketepatan waktu penggunaan obat berkaitan dengan aturan minum
sebelum/ sesudah makan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dinyatakan
51
bahwa sebesar 100% (n=25) dinyatakan patuh terhadap variavel ketepatan
waktu penggunaan. Dalam penelitian ini waktu penggunaan metformin
yaitu bersama makan atau sesaat sesudah makan, sedangkan untuk
glibenklamid 15-30 menit sebelum makan hal ini untuk menghindari efek
hipoglikemi (PERKENI, 2011). Pada penelitian yang dilakukan oleh
Coppack et al (1990) menyebutkan bahwa ternyata penggunaan
glibenklamid pada 30 menit sebelum makan dan 0 menit sesudah makan
menghasilkan adanya perbedaan efektivitas namun tidak signifikan dalam
mengendalikan kadar glukosa darah. Sementara obat ini memiliki efek
hipoglikemi yang poten, sehingga diperlukan jadwal makanan yang ketat
(Soegondo, 2013). Ketepatan waktu penggunaan obat akan mempengaruhi
efektivitas obat sehingga mempengaruhi jumlah obat yang masuk dalam
tubuh (Hussar, 2006). Bioavailabilitas secara oral dipengaruhi oleh
makanan, karena makanan dapat meningkatkan, menurunkan, mempercepat,
atau menunda absorbsi obat sehingga mempengaruhi konsentrasi obat
dalam darah (Dressman, 2010). Pada variabel ketepatan waktu penggunaan
dinyatakan bahwa persentase kepatuhannya sangat tinggi karena responden
menyatakan bahwa patokan jam makan merupakan alat penanda minum
obat yang mudah seperti yang dikatakan oleh Ny.B.
Variabel berikutnya adalah variabel ketepatan jangka waktu.
Variabel ini berkaitan dengan kerutinan dalam mengambil obat untuk terapi
selanjutnya hal ini untuk mengontrol gula darah agar tetap stabil. Persentase
kepatuhan terhadap variabel ini yakni sebesar 20% (n=5). Rendahnya
kepatuhan terhadap variabel jangka waktu ini dikarenakan respondenresponden tersebut tidak kembali ke puskesmas melainkan melanjutkan
terapi dengan membeli OAD ke apotek lain. Meskipun pasien tetap
mengkonsumsi OAD namun penggunaannya bisa saja tidak sesuai dengan
52
kondisi pasien sehingga kemungkinan bisa terjadi efek hipoglikemi dan
efektivitas pengendalian glukosa berkurang. Selain hal tersebut, alasan
rendahnya kepatuhan terhadap variabel jangka waktu itu juga dikarenakan
pengetahuan yang kurang terhadap penyakit DM, contohnya seperti pada
Tn.N yang lebih memilih kembali melanjutkan terapi apabila terjadi
keluhan dan kadar gula darah sedang melonjak.
Selanjutnya yaitu ketepatan dosis, ketepatan dosis ini berkaitan
dengan jumlah tablet yang diminum sekali sesuai dengan etiket dan
informasi. Hasil kepatuhan responden terhadap variabel ketepatan dosis
yaitu sebesar 96% (n=24). Pada variabel ini yang dinyatakan tidak patuh
terhadap variabel ketepatan dosis hanya satu orang yaitu Ny.J. Ny J
dinyatakan tidak patuh terhadap variabel ketepatan dosis ini karena
responden tersebut mengatakan bahwa terjadi efek samping dan lebih
memilih menggunakan aturan etiket lama untuk mencegah terjadinya efek
samping yang lebih parah. Obat memiliki karakteristik farmakodinamik dan
farmakokinetik yang akan mempengaruhi kadar obat di dalam darah, dosis
obat ini juga disesuaikan dengan kondisi pasien (Depkes RI, 2006). Jadi
pasien harus minum obat sesuai dengan anjuran yang telah diberikan.
Kemudian ketepatan frekuensi penggunaan obat antidiabetes oral,
ketepatan frekuensi ini merupakan pengulangan penggunaan obat
antidiabetes oral dalam waktu sehari yang sesuai dengan etiket obat. Hasil
persentase kepatuhan responden pada penelitian ini yaitu sebesar 72%
(n=18). Frekuensi pemberian akan berkaitan dengan kadar obat dalam darah
yang akan menghasilkan efek terapi (Depkes RI, 2006).
Profil kepatuhan pasien Puskesmas Medokan Ayu Surabaya dalam
penggunaan obat antidiabetes oral ini memiliki persentase kepatuhan yang
53
rendah yakni hanya 12 % (n=3) dari 25 responden dinyatakan patuh
terhadap 5 variabel yang telah ditentukan (Gambar 5.1). Tiga responden
patuh tersebut terdiri dari perempuan, berumur 54 tahun, 32 tahun, dan 55
tahun, pendidikan akhir SMA, 2 orang bekerja sebagai ibu rumah tangga
dan 1 orang bekerja swasta, untuk lama menderita DM yaitu 1 tahun, dan 2
orang mendapat 2 jenis obat, 1 orang mendapat 5 jenis obat. Profil
kepatuhan penggunaan obat antidiabetes oral dari masing-masing variabel
dapat dilihat pada tabel 5.4. Dari persentase tersebut nampak bahwa pasien
belum mengetahui pentingnya penggunaan OAD dalam mengendalikan
glukosa darah. Dari sini peran farmasis dapat ditingkatkan dengan
pemberian edukasi terhadap pasien terkait penyakit dan penatalaksanaannya
(Soegondo, 2013). Karena bardasarkan penelitian oleh Brega et al., (2012)
diketahui bahwa pasien yang memiliki pengetahuan dan pemahaman
terhadap terapinya memiliki kadar glukosa yang lebih terkontrol dibanding
pasien yang tidak memahami terapi yang diterimanya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan
terhadap terapi pengobatan jangka panjang. Faktor-faktor tersebut
diantaranya adalah faktor penyakit dan faktor rejimen terapetik seperti
multiple drug therapy, frekuensi penggunaan obat, durasi terapi, dan efek
samping obat (Hussar, 2006). Selain itu juga dipengaruhi dari faktor
intrapersonal dari seseorang tersebut seperti usia dan gender juga lamanya
suatu penyakit diderita (WHO, 2003). Faktor sosial ekonomi juga ikut
berperan dalam menentukan kepatuhan pasien dalam terapi (Asti, 2006).
Tujuan pengelolaan DM adalah mendapatkkan outcome terapi yang
diinginkan
seperti
menciptakan
dan
mempertahankan
rasa
sehat,
54
penyakit penyerta bila ada (Soegondo, 2013). Dengan adanya fenomena
yang terjadi di masyarakat terhadap kepatuhan terapi jangka panjang seperti
diabetes tersebut hendaknya sebagai seorang farmasis seharusnya mampu
menangani semua masalah yang terjadi terkait obat dan penggunaannya.
Menurut Hussar (2006), ada beberapa strategi yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kepatuhan pasien yaitu dengan edukasi pasien,
memotivasi pasien, dan terapi monitoring. Edukasi pasien bertujuan untuk
memberikan informasi yang dapat dipahami oleh pasien. Manfaat terapi
harus dijelaskan sebagai pentingnya mematuhi petunjuk yang diberikan.
Pasien dengan pengetahuan yang tinggi pun tidak akan meningkatkan
perilaku kepatuhan tanpa adanya motivasi yang tinggi. Oleh karena itu,
perlu adanya kesadaran akan kebutuhan untuk memotivasi pasien untuk
menggunakan pengetahuan yang mereka peroleh untuk mencapai terapi
yang optimal. Selain itu, dukungan keluarga atau orang-orang terdekat
dalam mengingatkan pasien untuk minum obat sangat membantu
meningkatkan kepatuhan. Dengan adanya dukungan tersebut maka akan
meningkatkan motivasi sehingga berdampak pada peningkatan kepatuhan
(Asti, 2006).
Pada penelitian ini didapatkan hasil kepatuhan yang rendah. Hal ini
mungkin disebabkan karena terlalu ketatnya peneliti dalam membuat
definisi operasional tentang kepatuhan dan
mewawancarai responden-responden tersebut.
55
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan
Penelitian mengenai profil kepatuhan pasien Puskesmas Medokan
2.
3.
4.
5.
Saran
1.
56
2.
Pasien:
3.
Pemerintah
Perlu
membuat
kebijakan
mengenai
pemberian
obat
DAFTAR PUSTAKA
Alwi,I., Simadibrata, M., Setiati, S., Setiyodadi, B., Sudoyo, A,
2007. Farmakoterapi pada Pengendalian Glikemia Diabetes
Mellitus Tipe 2. In : Soegondo, S, 2005. Ilmu Penyakit
Dalam . Jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Halaman : 1862
Alwi,I., Simadibrata, M., Setiati, S., Setiyodadi, B., Sudoyo, A,
2007. Mekanisme Terjadinya Diagnosis dan Strategi
Pengelolaan. In : Waspadji, S Ilmu Penyakit Dalam . Jilid
III. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit
Dalam
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Diabetes.
Diakses
dari
http://care.diabetesjournals.org/content/32/Supplement_1/S
6.short , pada Januari 2013
Asti, Tri, 2006. Kepatuhan Pasien : Faktor Penting dalam
Keberhasilan Terapi. Info POM, Vol 7 No 5
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2006. Kepatuhan Pasien :
Faktor Penting dalam Keberhasilan Terapi. Vol. 7, No. 5,
September 2006. Badan Pengawas Obat dan Makanan
MEDOKAN
AYU
SURABAYA.
Surabaya:UPN
Departemen Kesehatan RI, 2005. Pharmaceutical Care untuk
Penyakit Diabetes Mellitus. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Departemen Kesehatan RI. 2007a. Pedoman Konseling Pelayanan
Kefarmasian di Sarana Kesehatan. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI, 2008. Laporan Kesehatan Dasar 2007.
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan
Departemen Kesehatan, RI
Departemen Kesehatan RI. 2011. Keputusan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 2500/MenKes/SK/XII/2011
Tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2011. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2012. Medokan Ayu. Diakses dari
http://www.surabaya-ehealth.org/puskesmas/medokan-ayu
, pada Desember 2012
Dipiro, C.V., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Wells, B.G.,
2008.Endrocinology Disorder. in:Schwinghammer, T.L.
Pharmacotherapy Handbok. 7th ed. New York : Mc Graw
Hill Medical.page : 210
2012.
Diakses
dari
http://www.idf.org/sites/default/files/5E_IDFAtlasPoster_2
012_EN.pdf, pada Februari 2013
Departemen Kesehatan, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
128/Menkes/Sk/Ii/2004
Indonesia
Nomor
857/Menkes/SK/IX/2009
Lampiran 1
: ................................................................
Umur
: .................................................................
Tempat/Tanggal Lahir
: ................................................................
Alamat
: ................................................................
No. Telp
: ................................................................
Setelah membaca dan mendengar penjelasan mengenai tujuan dan manfaat penelitian
ini, maka dengan ini saya menyatakan bahwa saya :
1.
2.
3.
Dengan membubuhkan tanda tangan saya di bawah ini, saya setuju dan bersedia
untuk ikut berpartisipasi secara sukarela dan bersedia melaksanakan semua prosedur
yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
Surabaya, ..... ................... 2013
Peneliti
Peserta penelitian
(Anggraini)
62
Lampiran 2
No Responden
Alamat
No Telp
Umur
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan Terakhir
: SD
Perempuan
Riwayat Penyakit
S1
SMP
S2
SMA
Dll
Identitas Obat
Tanggal pengambilan OAD
Nama Obat
Signa
Jumlah Obat
1.
2.
3.
4.
Adakah obat antidiabetes oral yang tersisa dari pemeriksaan sebelumnya?
Ya
Tidak
63
Lampiran 3
Pertanyaan
Berapa jumlah
tablet obat
diminum dalam
sekali minum
2. Berapa kali obat
diminum dalam
sehari?
3. Pada jam berapa
saja bapak/ibu
minum obat?
4. Bagaimana
bapak/ibu minum
obat,
sebelum/sesudah
makan?
5. Apakah
bapak/ibu
kembali
mengambil obat
ke puskesmas
apabila obat
habis?
CATATAN :
Metformin
1.
64
Glibenklamid
Lampiran 4
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Data Resep responden
Data Responden
Kunjungan I
No.
P/
(th)
LM
Pek
Pend
DM
MB
(th)
Tgl
Resep
n
Obat
diteri
ma
OAD
n OAD
Signa
D : Dosis, F :
Frekuensi, I : Interval,
W : Waktu, J.W :
Jangka Waktu
Kunjungan II
LT
(Hari)
Sisa
WK
Tgl
Sisa
OAD
JM
WK
Tgl
Sisa
OAD
OAD
seharu
J.W
snya
1.
43
PNS
S1
Ya
05/4/13
1.
2.
G
M
1. 7
2. 15
1.
2.
1-0-0
0-1-1
Siang
6/4/13
G:6
G : 15ac
Siang
8 /4/13
G:4
G:4
M: 11
M: 11
6.15
M: 15
M: 12.30
2.
54
Ibu
SMA
Ya
11/4/13
1.
1. 10
1.
1-0-1
Siang
12/4/ 13
M:8
RT
3.
49
Ibu
M: pc
Siang
16 /4/13
M:0
M:0
Siang
16 /4/13
G:2
G:2
M:5
M:5
7.00
SD
Ya
RT
11 /4/13
1.
2.
G
M
1. 7
2. 15
1.
2.
1-0-0
0-1-1
Siang
12 /4/13
G:6
G : 15 ac
6.00
M:13
M: pc
12.30
KETERANGAN
R : Responden
Pek : Pekerjaan
P : Perempuan
WK : Waktu Kunjungan
Pend : Pendidikan
G: Glibenklamid
U : Umur
n : Jumlah
L : Laki-laki
MB : Mampu berkomunikasi
JM : Jam minum
M : Metformin
65
Lampiran 4
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Data Responden
No.
P/
(th)
LM
Pek
Pend
DM
MB
(th)
Tgl
Resep
n
Obat
diteri
ma
OAD
n OAD
Signa
D : Dosis, F :
Frekuensi, I : Interval,
W : Waktu, J.W :
Jangka Waktu
Kunjungan II
LT
(Hari)
Sisa
WK
Tgl
Sisa
OAD
JM
WK
Tgl
Sisa
OAD
OAD
seharu
J.W
snya
4.
60
Ibu
SD
>10
Ya
12 /4/13
RT
1.
2.
G
M
1. 10
2. 15
1.
2.
1-1-0
1-1-1
Siang
12 /4/13
G : 10
G : 15 ac
Siang
16 /4/13
G:2
G:2
M:6
M:5
G:2
G:2
M:3
M:3
6.00
M:17
M: pc 6.30
5.
50
Ibu
SMP
Ya
RT
15 /4/13
1.
2.
G
M
1. 7
2. 15
1.
2.
1-
-0
1-1-1
Siang
15 /4/13
G:8
G : 15 ac
Siang
19 /4/13
7.00
M:15
M: pc 7.30
KETERANGAN
R : Responden
Pek : Pekerjaan
P : Perempuan
WK : Waktu Kunjungan
Pend : Pendidikan
G: Glibenklamid
U : Umur
n : Jumlah
L : Laki-laki
MB : Mampu berkomunikasi
JM : Jam minum
M : Metformin
66
Lampiran 4
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Data Responden
No.
P/
(th)
LM
Pek
Pend
DM
MB
(th)
Tgl
Resep
n
Obat
diteri
ma
OAD
n OAD
Signa
D : Dosis, F :
Frekuensi, I : Interval,
W : Waktu, J.W :
Jangka Waktu
Kunjungan II
LT
(Hari)
Sisa
WK
Tgl
Sisa
OAD
JM
WK
Tgl
Sisa
OAD
OAD
seharu
J.W
snya
6.
54
Ibu
SMP
Ya
15/4/13
RT
1.
2.
G
M
1. 15
2. 20
1.
1.
1-
-0
0-1-1
10
Siang
15 /4/13
G : 15
G : 15 ac
Siang
19 /4/13
G:9
G:9
M:13
M:13
G:3
G:3
M:6
M:5
7.00
M:21
M: pc
13.15
7.
56
Ibu
SMP
>10
Ya
RT
15 /4/13
1.
2.
G
M
1. 7
2. 10
1.
2.
1-0-0
0-1-1
Siang
19 /4/13
G:5
G : 15 ac
Siang
21 /4/13
7.00
M:9
M: pc
13.00
KETERANGAN
R : Responden
Pek : Pekerjaan
P : Perempuan
WK : Waktu Kunjungan
Pend : Pendidikan
G: Glibenklamid
U : Umur
n : Jumlah
L : Laki-laki
MB : Mampu berkomunikasi
JM : Jam minum
M : Metformin
67
Lampiran 4
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Data Responden
No.
P/
(th)
LM
Pek
Pend
DM
MB
(th)
Tgl
Resep
n
Obat
diteri
ma
OAD
n OAD
Signa
D : Dosis, F :
Frekuensi, I : Interval,
W : Waktu, J.W :
Jangka Waktu
Kunjungan II
LT
(Hari)
Sisa
WK
Tgl
Sisa
OAD
JM
WK
Tgl
Sisa
OAD
OAD
seharu
J.W
snya
8.
50
Ibu
SMP
Ya
15/4/13
RT
1.
2.
G
M
1. 15
2. 20
1.
2.
1-1-0
1-1-1
Siang
19/4/13
G : 11
G : 15 ac
Siang
24 /4/13
G:1
G:1
M:6
M: 4
G : 11
G:9
M: 14
M: 9
7.00
M:19
M: pc 6.30
9.
53
Ibu
D3
Ya
RT
15 /4/13
1.
2.
G
M
1. 20
2. 20
1.
2.
1-1-0
0-1-1
10
Siang
19 /4/13
G : 23
G : 15 ac
Siang
26 /4/13
7.00
M:22
M: pc
13.00
KETERANGAN
R : Responden
Pek : Pekerjaan
P : Perempuan
WK : Waktu Kunjungan
Pend : Pendidikan
G: Glibenklamid
U : Umur
n : Jumlah
L : Laki-laki
MB : Mampu berkomunikasi
JM : Jam minum
M : Metformin
68
Lampiran 4
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Data Responden
No.
P/
(th)
LM
Pek
Pend
DM
MB
(th)
Tgl
Resep
n
Ob
at
dite
rim
a
OAD
n OAD
Signa
D : Dosis, F :
Frekuensi, I : Interval,
W : Waktu, J.W :
Jangka Waktu
Kunjungan II
LT
(Hari)
Sisa
WK
Tgl
Sisa
OAD
JM
WK
Tgl
Sisa
OAD
OAD
seharu
J.W
snya
10.
53
Ibu RT
SD
Ya
15/4/13
1.
2.
G
M
1. 15
1. 20
1.
2.
1-
-0
0-1-1
10
Siang
19/4/ 13
G : 16
G : 15 ac
Siang
26 /4/13
G : 5,5
G : 5,5
M: 7
M: 5
G:0
G:0
M: 0
M: 0
7.00
M:20
M: pc
13.00
11.
58
Swasta
SMA
Ya
16 /4/13
1.
2.
G
M
1. 7
2. 15
1.
2.
1-0-0
0-1-1
Siang
20 /4/13
G:8
G : 15 ac
Siang
26 /4/13
7.00
M:11
M: pc
13.00
KETERANGAN
R : Responden
Pek : Pekerjaan
P : Perempuan
WK : Waktu Kunjungan
Pend : Pendidikan
G: Glibenklamid
U : Umur
n : Jumlah
L : Laki-laki
MB : Mampu berkomunikasi
JM : Jam minum
M : Metformin
69
Lampiran 4
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Data Responden
No.
P/
(th)
LM
Pek
Pend
DM
MB
(th)
Tgl
Resep
n
Obat
diteri
ma
OAD
n OAD
Signa
D : Dosis, F :
Frekuensi, I : Interval,
W : Waktu, J.W :
Jangka Waktu
Kunjungan II
LT
(Hari)
Sisa
WK
Tgl
Sisa
OAD
JM
WK
Tgl
Sisa
OAD
OAD
seharu
J.W
snya
12.
54
Ibu
SMP
Ya
16 /4/13
RT
1.
2.
1. 15
2. 15
1.
2.
1-1-0
0-1-1
Siang
20 /4/13
G:7
G : 15 ac
Siang
27 /4/13
G:0
G:0
M:0
M: 0
G:0
G:0
M:0
M: 0
7.00
M:7
M: pc
14.00
13.
52
Ibu
SMA
Ya
RT
17/4/13
1.
2.
G
M
1. 15
2. 15
1.
2.
1-1-0
0-1-1
Siang
20 /4/13
G : 10
G : 15 ac
Siang
27 /4/13
7.00
M:9
M: pc
14.00
KETERANGAN
R : Responden
Pek : Pekerjaan
P : Perempuan
WK : Waktu Kunjungan
Pend : Pendidikan
G: Glibenklamid
U : Umur
n : Jumlah
L : Laki-laki
MB : Mampu berkomunikasi
JM : Jam minum
M : Metformin
70
Lampiran 4
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Data Resep responden
Data Responden
Kunjungan I
No.
P/
(th)
LM
Pek
Pend
DM
MB
(th)
Tgl
Resep
n
Ob
at
dite
rim
a
OAD
n OAD
Signa
D : Dosis, F :
Frekuensi, I : Interval,
W : Waktu, J.W :
Jangka Waktu
Kunjungan II
LT
(Hari)
Sisa
WK
Tgl
Sisa
OAD
JM
WK
Tgl
Sisa
OAD
OAD
seharu
J.W
snya
14.
50
Swasta
SMA
Ya
17 /4/13
1.
2.
1. 10
2. 10
1.
2.
1-1-0
0-1-1
Siang
20 /4/13
G:9
G : 15ac
Siang
27 /4/13
G:2
G:0
M:3
M: 0
G:0
G:0
M:0
M: 0
6.30
M:9
M: pc
14.00
15.
42
Swasta
SMA
Ya
18 /4/13
1.
2.
1. 7
2. 15
1.
2.
1-0-0
0-1-1
Siang
20/4/13
G:7
G : 15 ac
Siang
27 /4/13
7.00
M:13
M: pc
14.00
KETERANGAN
R : Responden
Pek : Pekerjaan
P : Perempuan
WK : Waktu Kunjungan
Pend : Pendidikan
G: Glibenklamid
U : Umur
n : Jumlah
L : Laki-laki
MB : Mampu berkomunikasi
JM : Jam minum
M : Metformin
71
Lampiran 4
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Data Resep responden
Data Responden
Kunjungan I
No.
P/
(th)
Pek
Pen
d
LM
DM
MB
(th)
Tgl
Resep
n
Obat
diteri
ma
OAD
n OAD
Signa
D : Dosis, F :
Frekuensi, I : Interval,
W : Waktu, J.W :
Jangka Waktu
Kunjungan II
LT
(Hari)
Sisa
WK
Tgl
Sisa
OAD
JM
WK
Tgl
Sisa
OAD
OAD
seharu
J.W
snya
16.
51
Ibu RT
SD
Ya
19 /4/13
1.
2.
1. 10
2. 20
1.
2.
1-0-0
0-1-1
10
Siang
20 /4/13
G : 15
G : 15ac
Siang
27 /4/13
G:8
G:8
M:5
M: 5
G:0
G:0
M:1
M: 1
6.30
M:19
M: pc
13.00
17.
47
Ibu RT
SM
Ya
19/4/ 13
1.
2.
G
M
1. 15
2. 15
1.
2.
1-1-0
0-1-1
Siang
20 /4/13
G : 14
G : 15ac
Siang
27 /4/13
6.00
M:14
M: pc
13.00
KETERANGAN
R : Responden
Pek : Pekerjaan
P : Perempuan
WK : Waktu Kunjungan
Pend : Pendidikan
G: Glibenklamid
U : Umur
n : Jumlah
L : Laki-laki
MB : Mampu berkomunikasi
JM : Jam minum
M : Metformin
72
Lampiran 4
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Data Resep responden
Data Responden
Kunjungan I
No.
P/
(th)
LM
Pek
Pend
DM
MB
(th)
Tgl
Resep
n
Ob
at
dite
rim
a
OAD
n OAD
Signa
D : Dosis, F :
Frekuensi, I : Interval,
W : Waktu, J.W :
Jangka Waktu
Kunjungan II
LT
(Hari)
Sisa
WK
Tgl
Sisa
OAD
JM
WK
Tgl
Sisa
OAD
OAD
seharu
J.W
snya
18.
43
Ibu RT
SMA
Ya
22 /4/13
1.
2.
1. 20
2. 10
1.
2.
1-1-0
0-0-1
10
Siang
26 /4/13
G : 12
G : 15 ac
Siang
28 /4/13
G:8
G:8
M:4
M: 4
M:1
M: 1
6.00
M:6
M: pc
19.00
19.
32
Swasta
SMA
Ya
22 /4/13
1.
1. 10
1.
1-0-1
Siang
26/4/13
M:4
M:15 ac
7.00
Siang
28/44/1
3
KETERANGAN
R : Responden
Pek : Pekerjaan
P : Perempuan
WK : Waktu Kunjungan
Pend : Pendidikan
G: Glibenklamid
U : Umur
n : Jumlah
L : Laki-laki
MB : Mampu berkomunikasi
JM : Jam minum
M : Metformin
73
Lampiran 4
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Data Resep responden
Data Responden
Kunjungan I
No.
P/
(th)
LM
Pek
Pend
DM
MB
(th)
Tgl
Resep
n
Ob
at
dite
rim
a
OAD
n OAD
Signa
D : Dosis, F :
Frekuensi, I : Interval,
W : Waktu, J.W :
Jangka Waktu
Kunjungan II
LT
(Hari)
Sisa
WK
Tgl
Sisa
OAD
JM
WK
Tgl
Sisa
OAD
OAD
seharu
J.W
snya
20.
58
Ibu RT
SMP
Ya
23 /4/13
1.
2.
1. 10
2. 20
1.
2.
1-0-0
0-1-1
10
Siang
26 /4/13
G:8
G : 15ac
Siang
28 /4/13
G:6
G:6
M:10
M: 10
M:7
M: 7
7.00
M:14
M: pc
13.00
21.
55
Ibu RT
SMA
Ya
24/4/ 13
1.
1. 15
1.
1-0-1
Siang
26 /4/13
M:12
M: pc 7.00
Siang
28 /4/13
KETERANGAN
R : Responden
Pek : Pekerjaan
P : Perempuan
WK : Waktu Kunjungan
Pend : Pendidikan
G: Glibenklamid
U : Umur
n : Jumlah
L : Laki-laki
MB : Mampu berkomunikasi
JM : Jam minum
M : Metformin
74
Lampiran 4
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Data Resep responden
Data Responden
Kunjungan I
No.
P/
(th)
LM
Pek
Pend
DM
MB
(th)
Tgl
Resep
n
Ob
at
dite
rim
a
OAD
n OAD
Signa
D : Dosis, F :
Frekuensi, I : Interval,
W : Waktu, J.W :
Jangka Waktu
Kunjungan II
LT
(Hari)
Sisa
WK
Tgl
Sisa
OAD
JM
WK
Tgl
Sisa
OAD
OAD
seharu
J.W
snya
22.
43
Swasta
SMA
Ya
25/4/ 13
1.
1. 7
1.
2.
2. 20
2.
-0
1-1-1
Siang
26 /4/13
G:7
G : 15ac
Siang
28 /4/13
G:5
G:5
M:10
M:10
G:0
G:0
M: 4
M: 4
7.00
M:15
M: pc
14.00
23.
43
Swasta
SMA
Ya
26 /4/13
1.
2.
1. 7
2. 15
1.
2.
-0
0-1-1
Siang
26/4/13
G:7
G : 15ac
Siang
3 /5/13
7.00
M:18
M:pc
13.30
KETERANGAN
R : Responden
Pek : Pekerjaan
P : Perempuan
WK : Waktu Kunjungan
Pend : Pendidikan
G: Glibenklamid
U : Umur
n : Jumlah
L : Laki-laki
MB : Mampu berkomunikasi
JM : Jam minum
M : Metformin
75
Lampiran 4
LEMBAR PENGUMPULAN DATA
Data Resep responden
Data Responden
Kunjungan I
No.
P/
(th)
LM
Pek
Pend
DM
MB
(th)
Tgl
Resep
n
Ob
at
dite
rim
a
OAD
n OAD
Signa
D : Dosis, F :
Frekuensi, I : Interval,
W : Waktu, J.W :
Jangka Waktu
Kunjungan II
LT
(Hari)
Sisa
WK
Tgl
Sisa
OAD
JM
WK
Tgl
Sisa
OAD
OAD
seharu
J.W
snya
24.
46
Swasta
SD
Ya
30 /4/13
1.
1. 7
1.
1-0-0
2.
2. 15
2.
0-1-1
Siang
3 /5/ 13
G:4
G : 15ac
Siang
5 /5/13
G:2
G:2
M:7
M:7
G:5
G:5
M:11
M:11
7.00
M:13
M: pc
14.00
25.
50
Ibu RT
SMP
Ya
30/4/13
1.
2.
G
M
1. 10
2. 20
1.
2.
1-0-0
0-1-1
10
Siang
3/5/13
G:7
G : 15ac
Siang
5 /5/13
7.00
M:15
M:pc
14.00
KETERANGAN
R : Responden
Pek : Pekerjaan
P : Perempuan
WK : Waktu Kunjungan
Pend : Pendidikan
G: Glibenklamid
U : Umur
n : Jumlah
L : Laki-laki
MB : Mampu berkomunikasi
JM : Jam minum
M : Metformin
76
Lampiran 5
77