You are on page 1of 11

3-1

BAB III
NERACA ZAT DALAM SISTEM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA
Pada Bab II telah dibahas neraca zat dalam yang melibatkan satu atau multi unit tanpa reaksi.
Pada Bab ini akan dibahas neraca zat yang melibatkan reaksi kimia. Neraca massa yang melibatkan
reaksi kimia akan membahas tranformasi rumus kimia yang dituliskan dalam persamaan-persamaan
reaksi stoikiometri. Azas yang digunakan dalam peneracaan ini adalah hukum Dalton dan konsep
molekul Avogadro. Konsep Dalton memberikan logika dasar bahwa zat-zat yang bergabung secara
kimia akan menghasilkan produk dengan perbandingan yang sama. Sedangkan Avogadro menyatakan
bahwa setiap unsur yang terlibat dalam reaksi akan kekal. Aplikasi kedua hukum ini dalam
perhitungan reaksi kimia dikenal sebagai persamaan-persamaan reaksi stokiometri. Persamaan
stokiometri sangat penting dalam membangun neraca zat yang melibatkan reaksi kimia.
3.1

Neraca-neraca Zat dengan Reaksi Kimia Tunggal


Prinsip kekekalan massa menyatakan bahwa dalam sistem tunak terbuka, laju massa (mol)

umpan dan keluaran setiap unsur dalam sistem harus seimbang tanpa memperhatikan apakah ada atau
tidak ada reaksi kimia. Walaupun demikian, pada proses yang melibatkan reaksi kimia, ada
penyusunan kembali atom-atom atau molekul-molekul untuk membentuk berbagai senyawa-senyawa
molekul yang berbeda. Jadi dalam reaksi kimia ada zat yang beraksi akan berkurang dan zat yang
dihasilkan akan bertambah. Jadi neraca massa zat :
Laju molar zat s masuk = laju molar zat s keluar
adalah tidak selalu benar apabila melibatkan suatu reaksi.
Perbedaan antara laju umpan dan keluaran (Rs) merupakan laju produksi molar zat s iaitu:
Rs = Nkeluars - N(masuk)s
Fskeluar Fsmasuk
Rs
Ms

Atau

Dimana: Ms adalah berat molekul zat s


Contoh 3.1
Dalam proses pembuatan amonia melalui reaksi N2 + 3 H2 2NH3, 40 mol/jam H2 dan 12 mol/jam
N2 dimasukkan ke dalam reaktor katalitik sehingga menghasilkan 8 mol/jam N2, 28 mol/jam H2 dan
sisa 8 mol/jam NH3.
Dari definisi di atas, laju produksi setiap zat adalah:
RNH3 = NkeluarNH3 - N(masuk)NH3 = 8 0 = 8 mol/jam
RN2 = NkeluarN2 - N(masuk)N2 = 8 - 12 = -4 mol/jam
RH2 = NkeluarH2 - N(masuk)H2 = 28 - 40 = -12 mol/jam
Tanda (-) menunjukkan laju reaktan yang dihabiskan, sedangkan produk NH3 mempunyai laju positif.
Laju produksi zat yang melibatkan reaksi kimia dapat dituliskan:

3-2

atau

Nkeluars = Nmasuks + Rs

3.1

Fkeluars = Fmasuks + MsRs

3.2

Jadi ada satu tambahan variabel dalam perhitungan neraca zat iaitu laju produksi. Laju produksi dan
pengurangan pereaksi mesti semuanya sebanding dengan salah satu zat yang terlibat dalam reaksi.
Perbandingan itu ditentukan dari koefisien stokiometri dari persamaan reaksi.
Contoh: 3.2
Dari reaksi stokiometri untuk pembuatan amonia:
N2 + 3 H2 2 NH3
Maka dapat dibuat perbandingan:
R NH 3
R N2

RH 2

2
1

RN2

3
1

R NH 3
RH 2

2
3

Dari contoh 3.1 diketahui laju masuk N2, H2 dan NH3 masing-masing 12, 40 dan 0 mol/jam, laju
produksi N2 = 4 mol/jam, maka
RNH3 = 2(-RN2) = 8 mol/jam
RH2 = 3 (RN2) = -12 mol/jam
Akibatnya dapat dibuat neraca bahan:
keluar
masuk
N NH
N NH
R NH 3 0 8 8 mol / jam
3
3

N Nkeluar
N Nmasuk
R N 2 12 4 8 mol / jam
2
2
N Hkeluar
N Hmasuk
R H 2 40 12 28 mol / jam
2
2

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya reaksi kimia tunggal yang melibatkan s zat kimia, laju
produksi sebarang satu zat merupakan data yang menentukan laju produksi zat lain (s-1). Dalam hal
ini, neraca massa akan mencakup satu variabel bebas tambahan iaitu laju produksi zat acuan yang
dipilih.
3.1.1

Konsep Laju Reaksi


Meskipun perumusan persamaan neraca laju produksi zat acuan merupakan pendekatan yang

terbaik, perlu mendefinisikan ukuran laju produksi yang diperoleh melalui reaksi.
Contoh 3.3 Seperti pada contoh 3.2, dari persamaan reaksi kimia diperoleh:
RNH 3
RN 2

RH 2

2
1

RN 2

3
1

Hubungan ini dapat ditulis seperti:


RNH 3
2

RH 2
3

RN 2
1

RNH 3
RH 2

2
3

3-3

Bentuk ini merupakan laju produksi NH3 dibagi dengan koefisien stokiometrinya dan laju
pengurangan reaktan N2 dan H2 dibagi dengan koefisien masing-masing adalah konstan untuk setiap
zat.
Bila s merupakan koefisien stokiometri zat s dalam reaksi kimia dengan tanda negatif untuk
reaktan dan positif untuk produk. Laju reaksi r untuk reaksi kimia didefinisikan:
r = Rs/s dimana s = 1, 2, 3, ., S
dari definisi, laju produksi zat s yang terlibat dalam reaksi dapat diperoleh dengan mengkalikan laju
reaksi dengan koefisien stokiometri zat, dalam hal ini:
Rs = s r

dimana s = 1, 2, 3, ., S

Selanjutnya, mengikut pada persamaan nerca mol zat persamaan 3.1 dapat ditulis menjadi:
Nkeluars = Nmasuks + s r

dimana s = 1, 2, 3, ., S

(3.3)

Dan dari neraca massa zat (3.2) dapat ditulis:


Fkeluars = Fmasuks + s Ms r

dimana s = 1, 2, 3, ., S (3.4)

Jadi dalam perhitungan neraca zat akan menambah satu variabel baru iaitu laju reaksi r.
Contoh 3.4
Lihat kembali contoh 3.2. Ada sebanyak 12, 40 dan 0 mol/jam, masing-masing untuk N2, H2 dan NH3
diumpan ke reaktor dimana amonia dihasilkan menurut reaksi:
N2 + 3 H2 2 NH3
Bila laju keluar N2 8 mol/jam, hitung laju keluar zat lainnya.
Penyelesaian:
Dari reaksi kimia untuk reaktan dan produk diperoleh:
N2 = -1

H2 = -3

NH3 = 2

Neraca zat adalah:


N Nkeluar
N Nmasuk
(1)r 12 r 8
2
2
N Hkeluar
N Hmasuk
(3)r 40 3r
2
2
keluar
masuk
N NH
N NH
2r 0 2r
3
3

Dari neraca pertama diperoleh: r = 4 mol/jam


Jadi untuk dua neraca berikutnya dapat diperoleh:
N keluar
40 ( 3( 4)) 28 mol/jam
H2
N keluar
NH 3 0 2( 4) 8 mol / jam

==========
Dari contoh di atas dapat diperoleh bahwa harga numerik laju reaksi, meskipun TTSL pada reaksi
setiap zat, namun TSL pada harga numerik koefisien stokiometri reaksi. Semua koefisien stokiometri
dapat dikalikan atau dibagikan dengan berbagai faktor sembarang tanpa mempengaruh kecepatan
stokiometri reaksi.

3-4

Contoh 3.5. Ulangi perhitungan contoh 3.4 tetapi reaksi dituliskan seperti berikut:
N2 + 3/2 H2 NH3
Penyelesaian:
N2 = -1/2

Pada kasus ini,

H2 = -3/2

NH3 = 1

Maka persamaan neraca zat menjadi:


8 N keluar
12 ( 1 / 2) r
N2
N keluar
40 (3 / 2) r
H2
N keluar
NH 3 0 ( 1) r

Dari neraca N2 diperoleh: r = 8 mol/jam (2 kali harga r contoh 3.4)


Meskipun demikian semua laju zat keluar lainnya tidak berubah.
N keluar
40 ((3 / 2)(4)) 28 mol/jam
H2
N keluar
NH 3 0 1(8) 8 mol / jam

Jadi meskipun harga r tergantung pada harga koefisien stokiometri, laju keluaran tidak berubah karena
harganya hanya tergantung pada perbandingan koefisien stokiometri.
Dari persamaan 3.3 dan 3.4 dapat dicatat bahwa laju reaksi r umumnya berperan sebagai
variabel intermedit dalam perhitungan. Umumnya laju alir masuk atau keluar suatu zat ditentukan,
kemudian dengan menggunakan neraca zat laju alir r dapat dihitung. Setelah r diketahui, dan dengan
mengetahui salah satu laju masuk atau keluar, laju alir yang tak diketahui dapat dihitung.
3.1.2. Konversi dan Reaktan Pembatas
Untuk mengukur kesempurnaan reaksi kimia digunakan konversi fraksi atau konversi suatu
zat. Konversi reaktan s yang dinyatakan dalam Xs adalah fraksi reaktan yang berkurang yang dapat
dirumuskan:

Xs

N smasuk N skeluar
N smasuk

Konversi suatu zat merupakan hubungan antara laju alir masuk dan keluar zat. Hubungan ini dapat
digunakan untuk menghitung laju reaksi.
N skeluar N smasuk r
s

dan dari defenisi konversi zat s diperoleh:


N masuk
N keluar
N smasuk X s
s
s

setelah disubsitusi dengan persamaan di atas diperoleh:


r

N smasuk X s
s

(3.5)

Jadi, bila konversi suatu komponen diketahui, laju reaksi dapat dihitung dan perhitungan neraca bahan
dapat diselesaikan dengan laju tersebut.

3-5

Contoh 3.6
Proses modern untuk menghasilkan asam nitrat didasarkan pada kosidasi amonia melalui reaksi Haber.
Tahap pertama rekasi adalah oksidasi NH3 pada katalis Pt untuk menghasilkan NO
4NH3 + 5 O2 4 NO + 6 H2O
Pada kondisi tertentu, dengan laju umpan 40 mol/jam NH 3 dan 60 mol/jam O2 diperoleh konversi NH3
sebesar 90%. Hitung laju keluar masing-masing komponen dari reaktor.
Penyelesaian:
NH3 = -4

O2 = -5

NO = +4

H2O = +6

Dari persamaan 3.5 ,


r

masuk
N NH
40(0,9)
3 X NH 3

9 mol / jam
NH 3
(4)

Dengan harga laju reaksi ini, semua laju keluar dapat dihitung dari persamaan neraca zat:
keluar
masuk
N NH
3 N NH 3 4r 40 4(9) 4 mol / jam

N Okeluar
N Omasuk
5r 60 5(9) 15 mol/jam
2
2
keluar
masuk
N NO
N NO
4r 0 4(9) 36 mol/jam
2
keluar
masuk
NH
2O N H 2O 6r 0 6(9) 54mol / jam

masuk
N skeluar 0
Konversi fraksi selalu diberikan dalam fraksi positif mengikut: N s

Dengan demikian konversi hanya untuk reaktan. Konversi diperoleh dari hubungan antara laju alir
masuk dan keluar zat, dan harus didasarkan pada reaktan tertentu. Bila konversi tidak disebut reaktan
tertentu, maka konversi didasarkan pada pada reaktan pembatas. Reaktan pembatas adalah reaktan
yang terlebih dahulu habis dengan berlangsungnya reaksi.
Tinjau

N skeluar N smasuk s r

keluar
0 , sehingga harga
Dimana s adalah reaktan, s < 0. Reaksi akan selesai berlangsung apabila N s

laju reaksi dapat ditulis:


r

N smasuk
s

Setiap reaktan mempunyai ciri harga r makin habis. Untuk reaktan yang paling kecil, ciri laju reaksi r
masuk
/ s paling kecil
akan habis sehingga tak diperoleh lagi reaktan tersebut. Reaktan dengan harga N s

merupakan reaktan pembatas. Rumus sederhana dapat ditentukan reaktan pembatas.


Contoh 3.7. Tinjau reaksi pada contoh 3.6 dan anggap konversi 80% diperoleh dengan campuran
molar sama antara amonia dan oksigen umpan pada laju 100 mol/jam. Hitung laju keluar semua zat.
Penyelesaian:
Konversi tidak didasarkan pada salah satu reaktan, jadi harus didasarkan pada reaktan pembatas.
Reaktan mempunyai molar yang sama:

3-6

N masuk
NH 3 50 mol / jam

dan

N Omasuk
50 mol / jam
2

N masuk
50 50 N Omasuk
NH 3
2

NH 3
4
5
O2

Jadi oksigen merupakan reaktan pembatas. Dari persamaan 3.5, laju reaksi dapat ditulis:
X O 2 N Omasuk
0,8(50)
2
r

8 mol/jam
5
O2

Neraca bahan zat dapat ditulis:


N keluar
NH 3 50 4(8) 18 mol / jam
N Okeluar
50 5(8) 10 mol/jam
2
N keluar
0 4(8) 32 mol/jam
NO
N keluar
H 2 O 0 6(8) 48 mol / jam

3.1.2

Analisa Derajat Kebebasan


Untuk zat yang tak ikut bereaksi (s = 0) dapat ditulis neraca bahan masing-masing.

Selanjutnya semua neraca zat S dapat dijumlahkan untuk menghasilkan neraca total.
Neraca mol:

keluar

masuk

r s
s 1
s

keluar
F masuk r s M s
Neraca massa: F
s 1

Ada sebanyak S neraca yang TTSL dari S+1 persamaan, yaitu sama dengan jumlah zat.
Jumlah variabel neraca bahan terdiri dari jumlah banyaknya zat masuk dan keluar ditambah zat
yang ada karena reaksi kimia, ditambah variabel baru yaitu laju reaksi. Jumlah variabel alur
terspesifikasi dan hubungannya sama dengan perhitungan dalam Bab II, pada bab ini ada hubungan
baru yaitu konversi.
Contoh 3.8
Campuran stokiometri H2-N2 (75%H2 dan 25% N2) untuk sintesa amonia dibuat dengan mencampur
gas producer (78% N2, 20% CO dan 2% CO2) dan water gas (50% H2 dan 50% CO). CO
disisihkan dengan mereaksikan campuran gas dengan uap untuk membentuk CO2 dan H2 melalui
reaksi :
CO + H2O CO2 + H2
CO2 kemudian disisihkan oleh pencucian dengan absorbent yang sesuai. Anggap semua komposisi
adalam % mol, dan uap yang ditambah tidak berlebih untuk merubah CO, hitung perbandingan alur
gas producer dan gas water yang boleh dicampurkan.
CO
Penyelesaian:
N2 = 78%
CO=20%
CO2
H2 = 50%
CO

H2O

4
1

H2 = 75%
N2

3-7

Dari diagram alir dapat dilihat ada 9 variabel alur dan laju reaksi. Sistem mempunyai 5 zat, 4 zat
terspesifikasi, sehingga dapat ditulis 5 neraca TTSL dan 4 komposisi yang terspesifikasi. Bila dipilih
satu basis, maka derjat kebebasan sistem adalah: 10 5 4 1 = 0. Jadi sistem terspesifikasi dengan
tepat. Pada reaksi ini CO terkonversi sempurna yang berarti tak ada CO dalam alur produk.
N2 = 0;

CO = -1;

H2O = -1;

CO2 = +1;

H2 = +1

Neraca bahan zat dapat ditulis:


CO

0 = 0,2 N1 + 0,5 N2 r

H2O

0 = N3 r

CO2

N4 = 0,02N1 + r

H2

0,75N5 = 0,5N2 + r

N2

0,25N5 = 0,78N1

Pilih basis 100 mol/jam untuk alur 1, maka neraca N2 diperoleh: N5 = 312 mol/jam
Eleminasi r dengan cara menjumlahkan neraca CO dan H2 diperoleh:
N2 = 0,75(312) - 0,2(100) = 234 - 20 = 214 mol/jam
Hitung harga r dari neraca CO:
r = 0,2(100) + 0,5(214) = 127 mol/jam
Dari neraca H2O dan CO2 dapat dihitung laju pada alur 3 dan 4:
N3 = 127 mol/jam

dan

N4 = 2 + 127 = 129 mol/jam

==========
Analisa derajat kebebasan dapat juga dilakukan pada sistem reaksi yang melibatkan multi unit. Seperti
analisa pada tanpa reaksi, neraca bahan dapat dibuat untuk masing-masing unit dan keseluruhan
proses. Perbedaan utama adalah bila ada satu unit dalam proses adalah reaktor, ketika membuat neraca
keseluruhan proses dianggap proses keseluruhan merupakan sebuah reaktor. Laju keseluruhan harus
diperhitungkan sebagai variabel.
Contoh 3.9
Untuk memastikan konversi CO yang sempurna agar keracunan katalis dapat dihindari, reaksi shift
CO + H2O CO2 + H2
Dilaksanakan pada dua buah reaktor unggun yang terpisah dengan katalis yang berbeda. Reaktor
pertama, menggunakan katalis yang murah, dan reaktor kedua lebih mahal tetapi dapat dengan
sempurna mengkonversi sisa CO dari reaktor pertama.
Pada proses ini gas umpan producer dan gas water mempunyai komposisi yang sama
dengan contoh 3.8 direaksikan dengan uap untuk menghasilkan alur produk yang mengandung H 2 dan
N2 dengan perbandingan 3:1. Bila laju alir uap diatur sehingga dua kali laju gas kering total dan bila
konversi 80% terjadi pada reaktor pertama, hitung komposisi alur intermedit.

3-8

Penyelesaian:
N2 = 78%
CO = 20%
CO2
1
H2 = 50% 2
CO

N2
H2
5 CO2
H2O

4
N2
H2
CO
CO2
H2O

3
H2O
Penentuan derajat kebebasan sistim

Pada reaktor 1 dan 2 terdapat reaksi shift, sehingga untuk masing-masing reaktor terlibat laju reaksi,
dengan demikian keseluruhan proses harus melibatkan kedua variabel tersebut. Dalam mengkaji
neraca keseluruhan, keseluruhan sistem dipandang sebagai reaktor tunggal dimana reaksi shift terjadi
sehingga neraca keseluruhan hanya mengandung satu laju reaksi terlibat.
Tabel derajat kebebasan
Jumlah
Variabel

Reaktor1 Reaktor 2
(11+1)12
10

Proses
17

Ner. Kesel
11

Neraca

10

Komposisi

Kelebihan H2O

Konversi

H2:N2

10

16

10

Hubungan

Der. kebebasan

Basis perhitungan

-1

-1

Berdasarkan tabel derajat bebebasan, maka perhitungan dimulai dari neraca mol keseluruhan dengan
memilih basis 100 mol/jam pada alur 1
Neraca keseluruhan untuk:
N2

N5N2 = 0,78(100) = 78 mol/jam

CO

0 = 0,2(100) + 0,5N2 r

H2O

N5H2O = N3 r

CO2

N5CO2 = 0,02(100) + r

H2

N5H2 = 0,5 N2 + r

Hubungan:

3-9

H2 : N2

N5H2 = 3N5N2 = 3(78) = 234 mol/jam

Perb. Uap

N3 = 2(N1 + N2)

Bila neraca H2 dan CO ditambahkan untuk menghilangkan r, maka dapat diperoleh N2 :


N2 = 234 20 = 214 mol/jam
Subsitusi hasil ini ke neraca CO, sehingga diperoleh:
R = 20 + 107 = 127 mol/jam
Harga N3 dihitung dari perbandingan uap:
N3 = 2(100 + 214) = 628 mol/jam
Akhirnya neraca CO2 dan H2O memberikan:
N5CO2 = 129 mol/jam
N5H2O = 628 127 = 501 mol/jam
Perhitungan diatas hanya untuk neraca keseluruhan. Neraca reaktor 1 dan 2 sekarang dapat digunakan
untuk menyelesaikan alur yang tak diketahui (alur 4). Dari tabel derajat kebebasan diketahui derjat
kebebasan reaktor 1 adalah 2. Bila diketahui laju alir sebanyak dua dari tiga alur 1, 2 dan 3 diketahui,
neraca di reaktor 1 akan terspesifikasi. Disamping itu derajat kebebasan reaktor 2 adalah 4, apabila
tiga variabel alur 5 diketahui dan satu variabel tambahan alur 4, maka neraca reaktor 2 dapat
terpsesifikasi. Dari neraca keseluruhan telah diperoleh laju alir alur 1, 2, 3 dan 5, maka komposisi
pada alur 5 juga dapat dihitung. Jadi derjat kebebasan reaktor 2 dikurangi menjadi 1, dan reaktor 1
menjadi 0. Jelas neraca reaktor 1 harus digunakan untuk menyelesaikan persoalan.
Pada reaktor 1 dapat dihitung laju reaksi dengan menggunakan konversi.
r

masuk
X CO N CO
0,8 [0,2(100) 0,5(214)] 101,6 mol/jam
1

Dari harga r ini dapat dihitung komposisi di alur 4 dari neraca zat.
N2

N4N2 = 0,78(100) = 78 mol/jam

CO

N4CO = 127 r = 25,4 mol/jam

H2O

N4H2O = 628 101,6 = 526,4 mol/jam

CO2

N4CO2 = 2 + r = 103,6 mol/jam

H2

N4H2 = 107 + r = 208,6 mol/jam

Komposisi aliran 4 (fraksi mol) adalah:


(N2, CO, H2O, CO2, H2 ) = ( 0,083; 0,027; 0,559; 0,110; 0,221)
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa laju reaksi pada reaktor 2 dapat dihitung iaitu:
r2 = rkeseluruhan rreaktor 1 = 127 101,6 = 25,4 mol/jam
=========
Bila dalam suatu sistim yang terdiri dari beberapa unit, terdapat satu reaksi yang sama dalam beberapa
unit, maka laju reaksi keseluruhan merupakan jumlah laju reaksi pada masing-masing unit.
Contoh 3.10

3-10

10

Dalam suatu sistem daur ulang tertutup seperti yang digambarkan pada contoh 1.3, CO 2 dan H2O dari
respirasi dan urin diproses untuk diguna kembali seperti gambar berikut. Umpan makanan diwakili
oleh C2H2 menurut reaksi:
C2H2 + 5/2 O2 2 CO2 + H2O
Produk respirasi dipisahkan dengan mengkondensasi H2O, dan gas sisa mengandung perbanding N2
terhadap CO2 sekitar 1 : 100, kedua gas ini direaksikan untuk menghasilkan air menurut reaksi:
CO2 + 4 H2 CH4 + 2H2O
H2O dialirkan ke sel elektrolisa sehingga dihailkan H2 dan O2:
H2O H2 + O2
Untuk mempertahankan atmosfere kabin normal, N2 dicampur dengan O2 untuk memperoleh umpan
air kabin 25% O2. Anggap organisme memerlukan 7,5 mol O2 per 1 mol C2H2 untuk metabolisme, dan
10 % H2O yang diproduksi oleh oksidasi makanan diambil kembali dari urine, tentukan semua aliran
dan komposisi dalam sistim berdasarkan 1 mol/hari C2H2.
Penyelesaian:
CH4
CO2
N2

C2H2
CO2
O2
N2
H2O

Metabolisme
25% O2
14
N2
N2
1
13
12

C2H2

O2

11

6
CO2
N2

Kondensor
dan
separator

2
5

Reaktor
Sabatier

H2O

H 2O

7
2

O2
N2

Make-up H2O

10

H2O

Sel
elektrolisa

H2

Pada persoalan ini ada 3 reaktor dengan tiga reaksi yang berbeda, sehingga dalam analisa derajat
kebebasan harus ditambahkan satu variabel.
Tabel analisa derajat kebebasan
Jumlah

Metabo-

Konde

Elektro-

Vriabel

lisma
8+1

n-sor
9

lisa
4+1

Neraca

Komposisi

Hubungan

Reaktor Mixer1
7+1
5

Mixer 2 Proses

22+3

20

3-11

11

CO2:N2

O2:C2H2

Pembagian H2O

1______

-_____

______

______

______

______

1___

Der. Kebebasan

Basis

-1

-1

Variabel laju reaksi dipisahkan dengan notasi + 1 untuk menekankan perbedaan dari variabel tanpa
reaksi.
Dari tabel derajat kebebasan dapat dilihat perhitungan dapat dimulai dari unit metabolisme dengan
cara memilih satu basis perhitungan.

You might also like