Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pembangunan sub sektor tanaman hortikultura pada dasarnya merupakan
bagian integral dan tidak dapat terpisahkan dari pembangunan pertanian dalam
upaya mewujudkan program pembangunan nasional. Hortikultura merupakan
bidang pertanian yang cukup luas yang mencakup buah-buahan, sayur-sayuran
dan bunga yang secara keseluruhan dapat ditemukan pada ketinggian 0-1000 m di
atas permukaan air laut, maka dari itu areal yang ada di Indonesia hamper
seluruhnya dapat digunakan dalam pengusahaan tanaman hortikultura (Rahardi et
al, 2003).
Usahatani hortikultura khususnya buah-buahan di Indonesia selama ini
hanya dipandang sebagai usaha sampingan yang ditanam di pekarangan dengan
luas areal sempit dan penerapan teknik budidaya penanganan pasca panen yang
masih sederhana. Di sisi lain permintaan pasar terhadap buah baik dari pasar lokal
maupun ekspor menghendaki mutu tertentu, ukuran seragam dan supali pasokan
buah yang berkesinambungan. Oleh karena itu dalam rangka mengembangkan
buah-buahan di Indonesia dan untuk meningkatkan daya saing baik di pasar lokal
maupun ekspor, pemerintah menggalakkan pembangunan pertanian bidang
hortikultura (Anonim, 2008).
Buah jeruk merupakan salah satu jenis buah-buahan yang paling banyak
digemari oleh masyarakat di Indonesia, hal ini disebabkan buah jeruk banyak
mengandung jenis vitamin terutama vitamin C dan vitamin A. selain itu jeruk
merupakan buah yang selalu tersedia sepanjang tahun karena tanaman jeruk tidak
mengenal musim berbunga yang khusus. Disamping itu tanaman jeruk dapat
ditanam dimana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi (Anonim,
2008).
Jeruk merupakan salah satu komoditi buah-buahan yang mempunyai
peranan penting di pasaran dunia maupun di dalam negeri. Karena mempunyai
peranan penting di pasaran dunia maupun di dalam negeri. Karena mempunyai
nilai ekonomis tinggi, maka pemerintah tidak hanya mengarahkan pengelolaan
jeruk bagi petani kecil saja, tetapi juga mengorientasikan kepada pola
pengembangan industri jeruk yang komprehensif. Prospek yang lebih cerah kea
rah agribisnis jeruk semakin nyata dengan memperhatikan berbagai potensi yang
ada seperti potensi lahan yaitu ketersediaan lahan pertanian untuk tanaman buahbuahan meliputi jutaan hektar sehingga mempunyai peluang yang cukup besar
untuk membuka perkebunan dengan skala besar dengan memperhatikan
kesesuaian agroklimat, potensi produksi dapat dicapai jika pengelolaan usahatani
jeruk dilakukan secara intensif untuk mengarah ke agribisnis, dan potensi pasar
diperkirakan permintaan terhadap buah jeruk akan semakin meningkat dengan
memperhitungkan peningkatan pendapatan, pertambahan jumlah penduduk dan
elastisitas pendapatan terhadap permintaan (Soelarso, 1996).
Jeruk merupakan komoditas buah yang cukup menguntungkan untuk
diusahakan.
Jika
diusahakan
dengan
sungguh-sungguh
terbukti
mampu
2009
1. Jeruk Manis
35.112.500
2. Rambutan
2.782.500
3. Salak
11.262.500
4. Pepaya
24.115.000
5. Belimbing
662.500
6. Semangka
4.107.500
7. Nenas
10.997.500
8. Alpukat.
662.500
9. Durian
662.500
Jumlah
90.365.000
Sumber : Dinas Pertanian (2012).
2010
34.397.000
2.725.800
11.033.000
23.623.600
6 49.000
4.023.800
10.773.400
649.000
649.000
88.523.600
2011
34.715.000
2.751.000
11.135.000
23.842.000
655.000
4.061.00
10.873.000
4.061.000
4.061.000
96.154.000
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman jeruk dikenal dengan nama latin Citrus sinensis Linn. Tumbuhan
ini merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis.
Jeruk manis dapat beradaptasi dengan baik didaerah tropis pada ketinggian 9001200 meter di atas permukaan laut dan udara senantiasa lembab, serta mempunyai
persyaratan air tertentu (Rismunandar, 1986). Tanaman jeruk manis dapat
mencapai ketinggian 3-10 m. Tangkai daun 0,5-3,5 cm. Daun berbentuk elips atau
bulat telur memanjang. Buah jeruk berbentuk bulat atau bulat rata dan memiliki
kulit buah yang tebal (sekitar 0,3 0,5 cm), daging buah kuning, jingga atau
kemerah-merahan. Daging buah terbagi-bagi atas 8-13 segmen yang mengelilingi
sumbu buah. Biji jeruk berbentuk bulat telur dan berwarna putih atau putih
keabuan (Steenis, 1987).
Jeruk manis berasal dari India Timur Laut, Cina Selatan, Birma Utara dan
Cochin Cina (Daerah sekitar Vietnam). Konon, yang membudidayakan pertama
kali adalah orang Cina bagian selatan. Di Eropa tanaman jeruk mulai
dibudidayakan akhir abad ke-15. Akan tetapi, Tolkowsky dalam Pracaya (2003)
mengatakan, bahwa jeruk manis telah dikenal di Eropa pada abad ke-3 sampai ke4. Pada tahun 1520, orang Portugis membawa bibit unggu dari Cina ke Eropa.
Perjalanan yang kedua tahun 1493, Colombus membawa bibiit jeruk manis ke
Haiti kemudian menyebar ke pulau-pulau sekitarnya (kepulauan Hindia Barat).
Jeruk manis sampai di Mexico pada tahun 1518, di Florida pada tahun 1565,
kemudian meluas ke California, Texas, Arizona yang terletak antara 280-350LU.
Pada waktu ini jeruk manis sudah abnyak ditanam di daerah tropis maupun
subtropics (Pracaya, 2003).
Tanaman jeruk rata-rata berbunga sepanjang tahun, karena bunganya tidak
mengenal musim, maka buahnya tersedia setiap saat. Umur tanaman jeruk yang
dibudidayakan dengan baik, maksimal dapat mencapai umur 10-15 tahun. Setelah
mencapai umur tersebut dapat dilakukan peremajaan kembali. Tanaman jeruk
dapat juga dipelihara terus hingga mencapai puluhan tahun dan bahkan ratusan
tahun, terutama jika pohon tersebut tumbuh dalam suatu lingkungan yang cocok
dan tidak terserang oleh penyakit atau hama (Rismunandar, 1986).
Jeruk manis, disebut juga jeruk peras, mempunyai nama ilmiah Citrus
sinensis (L).
Jeruk manis ini termasuk di dalam klasifikasi berikut ini :
Subgenus
: Eucitrus
Genus
: Citrus
Subtirbe
: Citrinae
Tribe
: Citrieae
Subfamili
: Aurantioideae
Famili
: Rutaceae
Ordo
: Rutales
Klas
: Dicotyledoneae
Subfilum
Filum
Perakarannya dalam
Hasrat masyarakat, terutama petani untuk menanam jeruk cukup besar. Hal ini
disebabkan karena usahatani jeruk memberi penghasilan yang cukup tinggi
dibandingkan dengan tanaman lainnya. Di samping itu permintaan pasar tehadap
buah jeruk terus meningkat (Joesoef, 1993).
3. Keuntungan
Produsen dianggap selalu bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan.
Artinya bahwa produsen selalu memilih tingkat output yang dapat memberikan
keuntungan maksimum. Keuntungan diperoleh dari total penerimaan dikurangi
total biaya yang dikeluarkan oleh produsen.
dari penjumlahan berbagai jumlah barang yang mau dibeli oleh sekian banyak
konsumen pada masyarakat dengan harga tertentu.
Menurut Kadariah (1994), Kurva permintaan menggambarkan hubungan
antara jumlah yang diminta dan harga, dimana semua variabel lainnya dianggap
tetap (ceteris paribus), kurva ini memiliki slope negatif, yang menunjukkan
bahwa jumlah yang diminta (the quantity demanded) naik dengan turunnya harga.
masyarakat
mencerminkan
daya
beli
masyarakat.
Bila
pendapatan
seseorang/masyarakat
meningkat
maka
akan
meningkatkan
permintaan terhadap suatu barang.
3. Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap suatu
barang. Semakin banyak tanggungan, maka jumlah permintaan akan semakin
meningkat. Hal ini berkaitan dengan usaha untuk memenuhi kecukupan
kebutuhan setiap individu yang ada di suatu tempat.
BAB III
PEMBAHASAN