You are on page 1of 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gigitiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigitiruan yang menggantikan satu
atau beberapa gigi yang hilang pada rahang atas (RA) atau rahang bawah (RB) dan
dapat dibuka-pasang oleh pasien. Ada beberapa jenis GTSL, berdasarkan bahan yang
digunakan GTSL dibagi dalam dua kelompok pada awalnya yaitu GTSL resin akrilik,
yaitu gigitiruan yang basisnya dibuat dari bahan resin akrilik, dan GTSL kerangka
logam, yaitu gigitiruan yang kerangkanya dibuat dari logam.1,2
Kedua jenis gigitiruan di atas merupakan gigitiruan standar untuk menggantikan
gigi yang hilang yang mana perbedaannya terletak pada bahan basis yang digunakan
untuk mendukung gigitiruan dan retensi di dalam mulut, yang sering menyebabkan
ketidaknyamanan pada pasien saat tersenyum maupun berbicara akibat cangkolan
yang sering terlihat.3,4 Seiring perkembangan ilmu dan teknologi di bidang
kedokteran gigi dalam dekade terakhir diperkenalkan gigitiruan fleksibel oleh Arpad
dan Tibor Nagy pada tahun 1950-an, yang lebih estetis dibandingkan GTSL
konvensional.5
Gigitiruan fleksibel merupakan gigitiruan dengan basis yang biokompatibel. 4-6
Gigitiruan fleksibel terbuat dari bahan nilon termoplastik dengan sifat fisik dan estetis
yang khas sehingga memiliki derajat fleksibilitas dan stabilitas yang sangat baik, serta
dapat dibuat lebih tipis dibanding GTSL akrilik dengan ketebalan tertentu yang telah
direkomendasikan sehingga lebih ringan dan tidak mudah patah.6-8

Universitas Sumatera Utara

Warna, bentuk dan desain gigitiruan fleksibel menyerupai jaringan gingiva,


membuat gigitiruan hampir tidak terlihat, sehingga dapat digunakan untuk
meningkatkan estetis terutama pada kehilangan gigi anterior dengan adanya
resesi.6,9,10 Gigitiruan ini dapat dijadikan pilihan terutama pada pasien yang alergi
terhadap bahan resin akrilik yang sering terjadi pada sebagian besar pasien yang
memakai GTSL konvensional.5,6,11 Selain itu, gigitiruan fleksibel juga diindikasikan
pada pasien dengan torus palatinus yang luas atau adanya penonjolan tulang yang
tidak mungkin dilakukan pembedahan.5,6,9
Gigitiruan ini dibuat tanpa menggunakan cangkolan logam maupun kawat
sebagai retensi seperti halnya GTSL konvensional sehingga tidak mengganggu faktor
estetis.9,10 Fungsi cangkolan pada gigitiruan fleksibel digantikan oleh bahan basis
gigitiruan berupa perluasan basis nilon termoplastik membentuk cangkolan yang
dibuat melingkar cukup rapat di sekeliling servikal gigi asli yang masih ada dan
gingiva sebagai retensi yang dikenal dengan prinsip retento grip.2,6,8 Sesuai dengan
prinsip retensi ini maka tipe cangkolan yang digunakan saat mendesain basis
gigitiruan fleksibel yaitu : tipe Wrap Around, Spur, dan Anchor.12,13 Selain itu,
gigitiruan fleksibel juga dapat dikombinasikan dengan kerangka logam untuk
meningkatkan kekuatan dan stabilisasi.4
GTSL konvensional biasanya menggunakan ikatan kimia antara basis dan anasir
gigitiruan sebagai retensi, sedangkan gigitiruan fleksibel menggunakan retensi
mekanis untuk melekatkan anasir gigitiruan pada basis nilon termoplastik.8,9
Pembuatan gigitiruan fleksibel juga sedikit atau tidak membutuhkan preparasi gigi
penyangga, karena gigitiruan ini memanfaatkan daerah gerong pada gigi penyangga

Universitas Sumatera Utara

dan edentulus sebagai retensi sehingga daerah tersebut dianjurkan agar dimanfaatkan
sebaik mungkin saat mendesain gigitiruan fleksibel sesuai dengan prinsip
retensi.9,12,13 Apabila dalam pembuatannya dibutuhkan preparasi gigi penyangga
untuk tempat dudukan sandaran maka hal tersebut disesuaikan dengan kebijaksanaan
dokter gigi.7
Bahan cetak yang paling baik digunakan pada tahap pencetakan rahang pasien
adalah irreversibel hidrokoloid karena bahan ini meminimalisasi tertekannya mukosa
alveolus dan dianjurkan menggunakan teknik pencetakan mukostatik.4,5,8,9 Pembuatan
gigitiruan ini menggunakan sistem injeksi, dimana bahan nilon termoplastik
diinjeksikan dari suatu tabung berbentuk silinder yang digunakan untuk mengisi
bahan yang telah dicairkan ke dalam kuvet yang di dalamnya terdapat ruangan
(mold).10,12

1.2 Permasalahan
Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU menerima
pemesanan pembuatan gigitiruan sejak bulan Agustus 2003, khusus untuk gigitiruan
fleksibel mulai dibuat sejak tahun 2005. Seperti yang diketahui bahwa GTSL
konvensional yang terbuat dari bahan resin akrilik maupun kerangka logam sering
menampilkan senyum yang tidak alami disebabkan cangkolan yang sering terlihat
pada saat pasien tersenyum maupun berbicara serta kerugian lain yaitu menimbulkan
alergi. Kelemahan ini mengakibatkan pilihan terhadap gigitiruan beralih ke gigitiruan
fleksibel yang terbuat dari bahan nilon termoplastik yang biokompatibel dengan sifat
fisik dan estetis yang khas, fleksibel, tidak mudah patah, dibuat dengan

Universitas Sumatera Utara

memanfaatkan daerah gerong dan dapat dibuat tanpa cangkolan logam maupun kawat
tetapi berupa perluasan basis nilon termoplastik membentuk cangkolan sehingga
lebih meningkatkan estetis. Karena perkembangan gigitiruan ini juga masih baru dan
permintaan terhadap pembuatan gigitiruan ini cukup banyak, peneliti menganggap
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui distribusi dan desain gigitiruan fleksibel
di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU tahun 2008.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana distribusi GTSL fleksibel berdasarkan lokasi rahang dan
Klasifikasi Kennedy di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU.
2. Bagaimana desain GTSL fleksibel berdasarkan lokasi rahang, Klasifikasi
Kennedy, dan ada/tidaknya sandaran oklusal di Unit Usaha Jasa dan Industri
Laboratorium Dental FKG USU.
3. Bagaimana distribusi dari kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka
logam berdasarkan lokasi rahang dan Klasifikasi Kennedy di Unit Usaha Jasa dan
Industri Laboratorium Dental FKG USU.
4. Bagaimana desain dari kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka logam
berdasarkan lokasi rahang, Klasifikasi Kennedy, dan ada/tidaknya sandaran oklusal di
Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU.

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui distribusi GTSL fleksibel berdasarkan lokasi rahang dan
Klasifikasi Kennedy di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU.

Universitas Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui desain GTSL fleksibel berdasarkan lokasi rahang,


Klasifikasi Kennedy, dan ada/tidaknya sandaran oklusal di Unit Usaha Jasa dan
Industri Laboratorium Dental FKG USU.
3. Untuk mengetahui distribusi dari kombinasi GTSL fleksibel dengan
kerangka logam berdasarkan lokasi rahang dan Klasifikasi Kennedy di Unit Usaha
Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU.
4. Untuk mengetahui desain dari kombinasi GTSL fleksibel dengan kerangka
logam berdasarkan lokasi rahang, Klasifikasi Kennedy, dan ada/tidaknya sandaran
oklusal di Unit Usaha Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Sebagai informasi jenis gigitiruan fleksibel yang dibutuhkan masyarakat
berdasarkan permintaan pembuatan gigitiruan tersebut di Unit Usaha Jasa dan
Industri Laboratorium Dental FKG USU.
2. Menambah wawasan bagi dokter gigi mengenai desain GTSL fleksibel yang
baik, estetis dan nyaman dipakai sehingga terkesan lebih alami serta dapat
mempertahankan kesehatan gigi dan mulut.
3. Berdasarkan informasi yang diperoleh dapat menjadi masukan bagi FKG
USU, khususnya Departemen Prostodonsia dalam meningkatkan kualitas pendidikan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada saat ini.

Universitas Sumatera Utara

You might also like