Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK : 4 (Empat)
SOAL :
SHIFT : A (Reguler A)
Amoksisilin 20mg/ml
I. Latar Belakang
Perkembangan teknologi farmasi sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas
produksi obat-obatan. Hal ini banyak ditunjukan dengan banyaknya sediaan obat-obatan
yang disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan penigkatan
kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus mengurangi atau
mengganggu dari efek farmakologis zat aktif obat.Sekarang ini banyak bentuk sediaan obat
yang kita jumpai dipasaran salah satunya adalah suspensi.
Suspensi adalah sistem terdispersi dimana bahan obat yang tidak larut terdispersi dalam
cairan pembawa. Dan sebagai pembawa dari suspensi yaitu berupa air dan minyak. Alasan
bahan obat diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi yaitu bahan obat mempunyai
kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam air, tetapi diperlukan dalam bentuk sediaan cair,
mudah diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan untuk menelan, diberikan pada
anak-anak, untuk menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak enak pada bahan obat.
Amoksisilin merupakan senyawa antibiotik yang kurang larut air. Namun sangat
diperlukan dalam bentuk sediaan cair terkait dengan penerimaan pasien. Oleh karena itulah
dalam praktikum ini akan dilakukan pembuatan sediaan suspensi rekonstitusi menggunakan
zat aktif amoksisilin yang diharapkan dapat diterima oleh pasien utamanya anak-anak.
II. Preformulasi
a.
Zat aktif
Struktur kimia
Rumus molekul
Nama kimia
4-thia-1-azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid,6-[[2-amino-
Pemerian
Serbuk
hablur,
putih,
praktis
tidak
berbau.
Amoksisilin
Titik lebur
Stabilitas
Amoksisilin yang merupakan derivat penicillin mengalam
Panas
hidrolisis yang mendergadasi produksi cincin -laktam (Lund,
Hidrolisis/oksidasi
1994). Stabilitas amoksisilin menurut USP yaitu: tidak stabil
Cahaya
terhadap paparan cahaya, terurai pada suhu 30-35C dan stabil
pada pH antara 3,5-5,5 (BP) atau pH 3,5 sampai 6,0. (Moffat et
al., 2004)
Kegunaan
Wadah dan
Sebagai antibiotic
Dalam wadah yang tidak tembus cahaya
penyimpanan
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : asam
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : serbuk rekonstitusi
(krim/salep) :
Kemasan : botol
Rumus molekul
Nama kimia
Sinonim
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
pH larutan
pKa
Titik lebur
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan
Tablet binder
: 1.06.0 %
(Rowe, et. al., 2003).
Wadah dan
penyimpanan
2) Na-Benzoat
Struktur kimia
Nama kimia
Sodium benzoate
Sinonim
Berat molekul
Pemerian
Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak
berbau, stabil diudara. (Depkes RI, 1995).
Kelarutan
Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih
mudal larut dalam etanol 90%. (Depkes RI, 1995).
pH larutan
pKa
8.0
-
Titik lebur
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
Larutan berair dapat disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi
(Rowe, et. al., 2003).
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan
Antimicrobial preservative; tablet and capsule lubricant
(Rowe, et.al., 2003).
Wadah dan
penyimpanan
3) Sukrosa
Struktur kimia
Rumus molekul
C12H22O11
Nama kimia
b-D-fructofuranosyl-a-D-glucopyranoside [57-50-1]
Sinonim
Berat molekul
Pemerian
Sukrosa seperti kristal massa atau blok, atau sebagai bubuk kristal
putih; tidak berbau dan memiliki rasa manis.
Kelarutan
pH larutan
pKa
12.62
Titik lebur
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
1.6 g/cm3
Stabilitas
Panas
Sukrosa memiliki stabilitas yang baik pada suhu kamar dan pada
kelembaban relatif. Menyerap sampai dengan kelembaban 1%,
setelah pemanasan pada 90C
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan
Wadah dan
penyimpanan
5. Aquades
Struktur kimia
Rumus molekul
H2O
Nama kimia
Aqua Destilata
sinonim
Berat molekul
18,02
Pemerian
Kelarutan
pH larutan
pKa
5,0 7,0
-
Titik lebur
100C
Konstanta Dielektrik
78,54
Bobot jenis
Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan
Pelarut
Wadah dan
penyimpanan
6. Beta Carotene
Struktur kimia
Rumus molekul
C40H56
Nama kimia
Beta-carotene
Sinonim
- carotene
Berat molekul
536,85
Pemerian
Kelarutan
pH larutan
pKa
Titik lebur
183C
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan
Pewarna
Wadah dan
penyimpanan
tidak melebihi 25 C.
8) PVP
Struktur kimia
Rumus molekul
(C6H9NO)n
Nama kimia
Sinonim
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
pH larutan
pKa
Titik lebur
150C
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
1.180 g/cm3
Stabilitas
Povidone menjadi gelap sampai batas pemanasan pada 150C,
Panas
dengan penurunan kelarutan berair. sterilisasi uap dari larutan
Hidrolisis/oksidasi
tidak mengubah sifat-sifatnya. Larutan berair rentan terhadap
Cahaya
pertumbuhan jamur dan akibatnya membutuhkan penambahan
pengawet yang cocok. Povidone dapat disimpan dalam kondisi
Wadah dan
Pembawa: 1025 %
Agen pendispersi: 5 %
Untuk tetes mata: 210 %
Agen pensuspensi: 5 %
Pengikat: 0.55 %
Dalam wadah tertutup rapat
penyimpanan
9) Aerosil
Struktur kimia
Rumus molekul
SiO2
Nama kimia
Silica [7631-86-9]
Sinonim
Berat molekul
60.08
Pemerian
Kelarutan
pH larutan
pKa
3.5-5.5
-
Titik lebur
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
0.0290.042 g/cm3
Stabilitas
Ketika digunakan dalam sistem berair pada pH 0-7,5, koloid
Panas
silikon dioksida efektif dalam meningkatkan viskositas dari suatu
Hidrolisis/oksidasi
sistem. Namun, pada pH lebih besar dari 7,5 viskositas meningkat
Cahaya
sifat koloid silikon dioksida berkurang; dan pada pH lebih besar
dari 10,7 kemampuan ini hilang sepenuhnya karena silikon
dioksida larut untuk membentuk silikat.
Kegunaan
Aerosols: 0.52.0 %
Emulsion stabilizer: 1.05.0 %
Glidant: 0.11.0 %
Suspending and thickening agent: 2.010.0 %
Wadah dan
penyimpanan
III. Permasalahan Farmasetika
1. Amoksisilin sukar larut dalam air.
2. Rasa dari amoksisilin pahit sehingga kurang disukai anak-anak.
3. pH amoksisilin selama penyimpanan dapat berubah.
4. Bahan tambahan CMC Na bersifat higroskopis sehingga kurang stabil jika digunakan
dalam sirup kering.
5. Sediaan yang akan dibuat adalah suspensi kering atau suspensi rekonstitusi yang
dibuat dengan cara granulasi kering maka diperlukan bahan pengikat.
6. Dalam formulasi, air digunakan sebagai pelarut, sehingga kemungkinan besar akan
tumbuh mikroba dalam sediaan selama penyimpanan pemakaian.
7. Formulasi mengandung gula dalam jumlah yang cukup besar sehingga dapat
menyebabkan caplocking.
8. Penyelesaian Masalah
1. Karena amoksisilin akan dibuat menjadi bentuk sediaan sirup kering yang akan
dilarutkan dalam air, sedangkan amoksisilin memiliki sifat sukar larut dalam air,
maka dalam formula ditambahkan CMC Na sebagai suspending agent.
2. Karena amoksisilin memiliki rasa yang pahit, maka ditambahkan sejumlah
pemanis seperti sukrosa dan saccharum album dan sebagai perasa digunakan
lemon essence.
3. Stabilitas pH amoksisilin berkisar dari 5,0 sampai 7,0 (Kohli dan Shah, 1998),
sehingga untuk mencegah perubahan pH yang ekstrim selama proses produksi dan
pemasaran, maka dalam formula ditambahkan buffer asam sitrat 0,5% untuk
menjaga kestabilan pH.
4. Setelah seluruh bahan dicampur kecuali amoksisilin, campuran serbuk kemudian
dioven pada suhu 50C selama 20 menit untuk menghilangkan kandungan air
dalam serbuk. Amoksisilin tidak boleh dioven karena dapat terurai pada suhu >
300C. Dan digunakan penstabil yaitu aerosil.
5. Bahan pengikat yang digunakan untuk granulasi kering adalah PVP.
6. Digunakan sodium benzoat sebagai zat pengawat karena kelarutan dalam air
tinggi. Karena zat pengawet berfungsi baik pada zat yang larut air.
7. Pendekatan Formula (Formula Yang Diusulkan)
NO. Bahan
Amoksisilin
1
Jumlah
2g
Fungsi Bahan
Zat aktif
Alasan Penambahan
mudah dan cepat mengembang
CMC Na FSH
1g
Suspending agent
Sodium Benzoat
0,5 g
Pengawet
PVP
1g
Pengikat
Sukrosa
38 gram
Pemanis
Aerosil
Lemon essens
Penstabil
q.s
Perasa
8.
q.s
Beta carotene
Pewarna
Perhitungan
a.
Amoksisilin
Sediaan yang akan dibuat sebanyak 100mL dengan konsentrasi amoksisilin sebanyak
20mg dalam 1 mL, sehingga:
1 mL = 20mg : 1 mL
= 20 mg
1 botol = 100 mL
= 100 ml x 20 mg
= 2000 mg
=2g
b. CMC-Na FSH pada sediaan digunakan 1 % b/v :
1
x100 mL 1g
100
c. Sodium Benzoat =
0,5
100 ml
100
= 0,5 gram
d. PVP
9. Penimbangan
NO. Bahan
Amoksisilin
CMC Na FSH
1%
1g
3
5
6
7
8
9
Sodium Benzoat
Sukrosa
Aerosil
PVP
Lemon essens
Beta carotene
0,5%
38.8%
0,5 g
38.8
1%
q.s
q.s
1g
q.s
q.s
Uji
organoleptis
(warna, bau,
rasa dan
kejernihan)
Uji pH
suspensi
setelah
direkonstitusi
Uji kecepatan
sedimentasi
partikel dalam
suspensi
setelah
direkonstitusi
Prinsip evaluasi
Pengamatan secara
visual.
Menentukan pH
larutan dengan pHmeter yang telah
dibakukan dengan
larutan dapar tertentu.
Berdasarkan
kecepatan
pengendapan partikel
dalam suspensi akibat
adanya gaya gravitasi
bumi setelah
didiamkan selama
waktu tertentu (10,
Jumlah
sampel
1
Hasil
pengamatan
Syarat
.
5-7
Penetapan
ukuran
partikel dan
distrbusi
ukuran
partikel pasa
terdispersi
Penentuan
densitas
larutan (FI IV,
1030)
Penentuan
viskositas dan
sifat aliran
suspensi
dengan alat
Brokefield
setelah
direkostitusi
Uji stabilitas
sediaan
Uji volume
terpindahkan
Penetapan
kadar zat aktif
Tidak
dilakukan
Menentukan densitas
larutan dengan
menimbang massa
larutan sebanyak
volume tertentu (10
mL) dengan
piknometer yang
kemudian
dibandingkan dengan
cairan yang telah
diketahui densitasnya
(aquadest) pada suhu
tertentu
Mengukur tekanan
geser suspensi pada
beberapa kecepatan
putar tertentu.
Tidak
dilakukan
Sediaan disimpan
pada temperatur
kamar untuk
mengamati lamanya
stabilitas sediaan.
Pengukuran volume
sediaan dengan gelas
ukur.
Penetapan kadar zat
aktif dengan metode
Tidak
dilakukan
30
Tidak
dilakukan
Waktu
rekonstitusi
Waktu
10
20
30
60
2 jam
1 hari
2 hari
3 hari
Hv (cm)
Ho (cm)
F = Hv/Ho
EVALUASI SEDIAAN
Penentuan Bobot Jenis Larutan dengan Piknometer (FI IV p.1030)
a.
b.
c.
d.
e.
Wsediaan Wkosong
Wair Wkosong
air
Tuang isi dari tiap wadah perlahan-lahan ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan
kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah
dikalibrasi.
b.
c.
Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari campuran: volume rata-rata
larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100% dan
tidak satupun volume wadah kurang dari 95% volume yang dinyatakan pada etiket.
Penentuan Organoleptis
a.
b.
c.
sediaan
selama
beberapa
hari
untuk
mengamati
adanya
pertumbuhan
Tinggi Sedimentasi
Hv/Ho (cm)
10
20
30
60
2 jam
1 hari
3 hari
Daftar Pustaka
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Halaman 718, 807-808, 1067.
Moffat, A.C., M.D. Osselton., B. Widdop. (2004). Clarkes Analysis Of Drug And Poisons.
Thirth Edition. London: Pharmaceutical Press. Electronic version. Hal. 686, 1565.
Rowe, R.C et al, 2003, Handbook of Pharmaceutical Excipient, 4th ed, Pharmaceutical Press,
Washington, DC. 219-221.