You are on page 1of 18

JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA-SEMISOLIDA

KELOMPOK : 4 (Empat)
SOAL :

SHIFT : A (Reguler A)
Amoksisilin 20mg/ml

I. Latar Belakang
Perkembangan teknologi farmasi sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas
produksi obat-obatan. Hal ini banyak ditunjukan dengan banyaknya sediaan obat-obatan
yang disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan penigkatan
kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus mengurangi atau
mengganggu dari efek farmakologis zat aktif obat.Sekarang ini banyak bentuk sediaan obat
yang kita jumpai dipasaran salah satunya adalah suspensi.
Suspensi adalah sistem terdispersi dimana bahan obat yang tidak larut terdispersi dalam
cairan pembawa. Dan sebagai pembawa dari suspensi yaitu berupa air dan minyak. Alasan
bahan obat diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi yaitu bahan obat mempunyai
kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam air, tetapi diperlukan dalam bentuk sediaan cair,
mudah diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan untuk menelan, diberikan pada
anak-anak, untuk menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak enak pada bahan obat.
Amoksisilin merupakan senyawa antibiotik yang kurang larut air. Namun sangat
diperlukan dalam bentuk sediaan cair terkait dengan penerimaan pasien. Oleh karena itulah
dalam praktikum ini akan dilakukan pembuatan sediaan suspensi rekonstitusi menggunakan
zat aktif amoksisilin yang diharapkan dapat diterima oleh pasien utamanya anak-anak.
II. Preformulasi
a.

Zat aktif

Struktur kimia

(Depkes RI, 1995).

Rumus molekul

C16H19N3O5S.3H2O (Depkes RI, 1995).

Nama kimia

4-thia-1-azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid,6-[[2-amino-

2-(4-hydroxyphenyl) acetyl]amino]-3,3-dimethyl-7-oxo-;4-Thia-1azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid, 6-[[amino(4hydroxyphenyl)acetyl]amino]-3,3-dimethyl-7-oxo-;6-{[Amino(4hydroxyphenyl)acetyl]amino}-3,3-dimethyl-7-oxo-4-thia-1azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid; (2S,5R,6R)-6-{[(2R)2-amino-2-(4-hydroxyphenyl)acetyl]amino}-3,3-dimethyl-7-oxo4-thia-1-azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid trihydrate


Sinonim
Berat molekul

365,4 g/mol (anhidrat): 419,45 g/mol (Depkes RI, 1995).

Pemerian

Serbuk

hablur,

putih,

praktis

tidak

berbau.

Amoksisilin

mengandung tidak kurang dari 90,0% C16H19N3O5S, dihitung


terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi setara dengan tidak
kurang dari 900 g dan tidak lebih dari 1050 g per mg
C16H19N3O5S, dihitung terhadap zat anhidrat. (Depkes RI, 1995).
Kelarutan
pH larutan
pKa

Sukar larut dalam air dan metanol; tidak larut dalam


3,5 dan 6,0
-

Titik lebur

Stabilitas
Amoksisilin yang merupakan derivat penicillin mengalam
Panas
hidrolisis yang mendergadasi produksi cincin -laktam (Lund,
Hidrolisis/oksidasi
1994). Stabilitas amoksisilin menurut USP yaitu: tidak stabil
Cahaya
terhadap paparan cahaya, terurai pada suhu 30-35C dan stabil
pada pH antara 3,5-5,5 (BP) atau pH 3,5 sampai 6,0. (Moffat et
al., 2004)
Kegunaan
Wadah dan

Sebagai antibiotic
Dalam wadah yang tidak tembus cahaya

penyimpanan
Kesimpulan :
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : asam
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : serbuk rekonstitusi
(krim/salep) :
Kemasan : botol

b. Eksipien (Zat tambahan)


1) CMC-Na
Struktur kimia

Rumus molekul
Nama kimia
Sinonim

Cellulose, carboxymethyl ether, sodium salt (Rowe, et. al., 2003).


Akucell; Aqualon CMC; Aquasorb; Blanose; Carbose D;
carmellosum natricum; Cel-O-Brandt; cellulose gum; Cethylose;
CMC sodium; E466; Finnfix; Glykocellan; Nymcel ZSB; SCMC;
sodium carboxymethylcellulose; sodium cellulose glycolate;
Sunrose; Tylose CB; Tylose MGA; Walocel C; Xylo-Mucine.
(Rowe, et. al., 2003).

Berat molekul
Pemerian

CMC-Na adalah serbuk atau granul, putih sampai krem,


higroskopik. (Depkes RI, 1995).

Kelarutan

Mudah terdispers dalam air membentuk larutan koloidal, tidak


larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain
(Depkes RI, 1995).

pH larutan
pKa

6,5-8,5 (Rowe, et. al., 2003)


4.30 (Depkes RI, 1995).

Titik lebur

227C - 252C (Depkes RI, 1995).

Konstanta Dielektrik

Bobot jenis

0.52 g/cm3(Depkes RI, 1995).

Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya

CMC Na merupakan senyawa yang stabil dan bersifat higroskopis.


Pada kondisi penyimpanan dengan kelembaban yang tinggi CMC
Na dapat menyerap air > 50%. Pada larutan air CMC Na stabil
dalam pH 2-10, dan akan terjadi pengendapan pada pH dibawah 2,
serta penurunan viskositas dapat terjadi dengan cepat pada pH
diatas 10 (Rowe, et. al., 2003).
Emulsifying agent : 0.251.0 %
Gel-forming agent : 3.06.0 %
Injections
: 0.050.75 %
Oral solutions
: 0.11.0 %

Kegunaan

Tablet binder

: 1.06.0 %
(Rowe, et. al., 2003).

Wadah dan

Di dalam wadah tertutup rapat, dalam kondisi dingin dan kering

penyimpanan

(Rowe, et. al., 2003).

2) Na-Benzoat
Struktur kimia

(Depkes RI, 1995).


Rumus molekul

C7H5NaO2 (Depkes RI, 1995).

Nama kimia

Sodium benzoate

Sinonim

Benzoic acid sodium salt; benzoate of soda; E211; natrii benzoas;


natrium benzoicum; sobenate; sodii benzoas; sodium benzoic acid.

Berat molekul

144,11 g/mol (Depkes RI, 1995).

Pemerian

Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak
berbau, stabil diudara. (Depkes RI, 1995).

Kelarutan

Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih
mudal larut dalam etanol 90%. (Depkes RI, 1995).

pH larutan
pKa

8.0
-

Titik lebur

Konstanta Dielektrik

Bobot jenis

1.4971.527 g/cm3 at 24C

Stabilitas
Larutan berair dapat disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi
(Rowe, et. al., 2003).
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan
Antimicrobial preservative; tablet and capsule lubricant
(Rowe, et.al., 2003).
Wadah dan

Di dalam wadah tertutup rapat, dalam kondisi dingin dan kering

penyimpanan

(Rowe, et. al., 2003).

3) Sukrosa
Struktur kimia

Rumus molekul

C12H22O11

Nama kimia

b-D-fructofuranosyl-a-D-glucopyranoside [57-50-1]

Sinonim
Berat molekul

Beet sugar; cane sugar; a-D-glucopyranosyl-b-D-fructofuranoside;


refined sugar; saccharose; saccharum; sugar.
342.30

Pemerian

Sukrosa seperti kristal massa atau blok, atau sebagai bubuk kristal
putih; tidak berbau dan memiliki rasa manis.

Kelarutan

Praktis tidak larut dalam kloroform


Ethanol 1 in 400
Ethanol (95%) 1 in 170
Propan-2-ol 1 in 400
Water 1 in 0.5
1 in 0.2 at 100C

pH larutan

pKa
12.62
Titik lebur

1601868C (with decomposition)

Konstanta Dielektrik

Bobot jenis

1.6 g/cm3

Stabilitas
Panas

Sukrosa memiliki stabilitas yang baik pada suhu kamar dan pada
kelembaban relatif. Menyerap sampai dengan kelembaban 1%,
setelah pemanasan pada 90C

Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan

Formulasi sirup untuk larutan oral: 67 %


Pemanis: 67 %
Pengikat tablet (granulasi kering) 220 %
Pengikat tablet (granulasi basah) 5067 %
Tablet coating (syrup) 5067 %

Wadah dan

Wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering.

penyimpanan

5. Aquades
Struktur kimia

Rumus molekul

H2O

Nama kimia

Aqua Destilata

sinonim

Air Suling/Aqua Purificata

Berat molekul

18,02

Pemerian

Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau

Kelarutan

Bercampur dengan hampir semua pelarut polar.

pH larutan
pKa

5,0 7,0
-

Titik lebur

100C

Konstanta Dielektrik

78,54

Bobot jenis

1 g/cm3 pada suhu 25C

Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan
Pelarut
Wadah dan
penyimpanan

Dalam wadah tertutup rapat

6. Beta Carotene
Struktur kimia

Rumus molekul

C40H56

Nama kimia

Beta-carotene

Sinonim

- carotene

Berat molekul

536,85

Pemerian

Bubuk kristal berwarna merah kecoklatan.

Kelarutan

Praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam sikloheksana,


praktis tidak larut dalam etanol anhidrat.

pH larutan

pKa

Titik lebur

183C

Konstanta Dielektrik

Bobot jenis

Stabilitas

Beta-karoten sangat rentan terhadap oksidasi dan antioksidan

Panas

seperti asam askorbat, natrium askorbat, atau tokoferol harus

Hidrolisis/oksidasi

ditambahkan. dilindungi dari cahaya pada suhu rendah (-208C)


dalam wadah tertutup di bawah nitrogen.

Cahaya
Kegunaan

Pewarna

Wadah dan

Dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya, pada suhu

penyimpanan

tidak melebihi 25 C.

8) PVP
Struktur kimia

Rumus molekul

(C6H9NO)n

Nama kimia

1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer [9003-39-8]

Sinonim

E1201; Kollidon; Plasdone; poly[1-(2-oxo-1pyrrolidinyl)ethylene];


polyvidone; polyvinylpyrrolidone; povidonum; Povipharm; PVP;
1vinyl-2-pyrrolidinone polymer.

Berat molekul

25003 000 000

Pemerian

Serbuk halus, berwarna putih sampai krem, tidak berbau atau


hampir tidak berbau, higroskopis.

Kelarutan

Bebas larut dalam asam, kloroform, etanol (95%),


keton, metanol, dan air; praktis tidak larut dalam eter,
hidrokarbon, dan minyak mineral.

pH larutan
pKa

pH = 3.07.0 (5% w/v aqueous solution); pH =


4.07.0 (5% w/v aqueous solution)
-

Titik lebur

150C

Konstanta Dielektrik

Bobot jenis

1.180 g/cm3

Stabilitas
Povidone menjadi gelap sampai batas pemanasan pada 150C,
Panas
dengan penurunan kelarutan berair. sterilisasi uap dari larutan
Hidrolisis/oksidasi
tidak mengubah sifat-sifatnya. Larutan berair rentan terhadap
Cahaya
pertumbuhan jamur dan akibatnya membutuhkan penambahan
pengawet yang cocok. Povidone dapat disimpan dalam kondisi

biasa tanpa menyebabkan dekomposisi atau degradasi. Namun,


bubuk higroskopis, harus disimpan dalam wadah kedap udara di
tempat yang sejuk dan kering.
Kegunaan

Wadah dan

Pembawa: 1025 %
Agen pendispersi: 5 %
Untuk tetes mata: 210 %
Agen pensuspensi: 5 %
Pengikat: 0.55 %
Dalam wadah tertutup rapat

penyimpanan
9) Aerosil
Struktur kimia

Rumus molekul

SiO2

Nama kimia

Silica [7631-86-9]

Sinonim

Aerosil; Cab-O-Sil; Cab-O-Sil M-5P; colloidal silica; fumed


silica;
fumed silicon dioxide; hochdisperses silicum dioxid; SAS; silica
colloidalis anhydrica; silica sol; silicic anhydride; silicon dioxide
colloidal; silicon dioxide fumed; synthetic amorphous silica;
Wacker HDK.

Berat molekul

60.08

Pemerian

ringan, berwarna putih kebiruan, tidak berbau, hambar, bubuk


amorf.

Kelarutan

Praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan


asam, kecuali asam fluorida; larut dalam larutan panas alkali
hidroksida. Bentuk dispersi koloid dengan air. Untuk Aerosil,
kelarutan dalam air adalah 150 mg / L pada 258C (pH 7).

pH larutan
pKa

3.5-5.5
-

Titik lebur

Konstanta Dielektrik

Bobot jenis

0.0290.042 g/cm3

Stabilitas
Ketika digunakan dalam sistem berair pada pH 0-7,5, koloid
Panas
silikon dioksida efektif dalam meningkatkan viskositas dari suatu
Hidrolisis/oksidasi
sistem. Namun, pada pH lebih besar dari 7,5 viskositas meningkat
Cahaya
sifat koloid silikon dioksida berkurang; dan pada pH lebih besar
dari 10,7 kemampuan ini hilang sepenuhnya karena silikon
dioksida larut untuk membentuk silikat.
Kegunaan

Aerosols: 0.52.0 %
Emulsion stabilizer: 1.05.0 %
Glidant: 0.11.0 %
Suspending and thickening agent: 2.010.0 %

Wadah dan
penyimpanan
III. Permasalahan Farmasetika
1. Amoksisilin sukar larut dalam air.
2. Rasa dari amoksisilin pahit sehingga kurang disukai anak-anak.
3. pH amoksisilin selama penyimpanan dapat berubah.
4. Bahan tambahan CMC Na bersifat higroskopis sehingga kurang stabil jika digunakan
dalam sirup kering.
5. Sediaan yang akan dibuat adalah suspensi kering atau suspensi rekonstitusi yang
dibuat dengan cara granulasi kering maka diperlukan bahan pengikat.
6. Dalam formulasi, air digunakan sebagai pelarut, sehingga kemungkinan besar akan
tumbuh mikroba dalam sediaan selama penyimpanan pemakaian.
7. Formulasi mengandung gula dalam jumlah yang cukup besar sehingga dapat
menyebabkan caplocking.
8. Penyelesaian Masalah
1. Karena amoksisilin akan dibuat menjadi bentuk sediaan sirup kering yang akan
dilarutkan dalam air, sedangkan amoksisilin memiliki sifat sukar larut dalam air,
maka dalam formula ditambahkan CMC Na sebagai suspending agent.
2. Karena amoksisilin memiliki rasa yang pahit, maka ditambahkan sejumlah
pemanis seperti sukrosa dan saccharum album dan sebagai perasa digunakan
lemon essence.

3. Stabilitas pH amoksisilin berkisar dari 5,0 sampai 7,0 (Kohli dan Shah, 1998),
sehingga untuk mencegah perubahan pH yang ekstrim selama proses produksi dan
pemasaran, maka dalam formula ditambahkan buffer asam sitrat 0,5% untuk
menjaga kestabilan pH.
4. Setelah seluruh bahan dicampur kecuali amoksisilin, campuran serbuk kemudian
dioven pada suhu 50C selama 20 menit untuk menghilangkan kandungan air
dalam serbuk. Amoksisilin tidak boleh dioven karena dapat terurai pada suhu >
300C. Dan digunakan penstabil yaitu aerosil.
5. Bahan pengikat yang digunakan untuk granulasi kering adalah PVP.
6. Digunakan sodium benzoat sebagai zat pengawat karena kelarutan dalam air
tinggi. Karena zat pengawet berfungsi baik pada zat yang larut air.
7. Pendekatan Formula (Formula Yang Diusulkan)
NO. Bahan
Amoksisilin
1

Jumlah
2g

Fungsi Bahan
Zat aktif

Alasan Penambahan
mudah dan cepat mengembang

CMC Na FSH

1g

Suspending agent

Sodium Benzoat

0,5 g

Pengawet

Na benzoat cukup efektif


dalam pH asam dimana
molekul tidak mengalami
ionisasi dan baik untuk
mencegah pertumbuhan
mikroba.

PVP

1g

Pengikat

Sukrosa

38 gram

Pemanis

Aerosil

Lemon essens

Penstabil
q.s

Perasa

sukrosa dapat dihaluskan untuk


meningkatkan luas permukaan
dan dapat digunakan sebagai
pembawa untuk komponen
yang berbentuk cair. Selain
sebagai pemanis sukrosa juga
berperan sebagai peningkat
viskositas dan pengencer padat

8.

q.s

Beta carotene

Pewarna

Perhitungan
a.

Amoksisilin
Sediaan yang akan dibuat sebanyak 100mL dengan konsentrasi amoksisilin sebanyak
20mg dalam 1 mL, sehingga:

1 mL = 20mg : 1 mL
= 20 mg
1 botol = 100 mL
= 100 ml x 20 mg
= 2000 mg
=2g
b. CMC-Na FSH pada sediaan digunakan 1 % b/v :

1
x100 mL 1g
100
c. Sodium Benzoat =

0,5
100 ml
100

= 0,5 gram
d. PVP
9. Penimbangan
NO. Bahan

Jumlah dalam Jumlah


formula
penimbangan
2,5 %
2,5 g

Amoksisilin

CMC Na FSH

1%

1g

3
5
6
7
8
9

Sodium Benzoat
Sukrosa
Aerosil
PVP
Lemon essens
Beta carotene

0,5%
38.8%

0,5 g
38.8

1%
q.s
q.s

1g
q.s
q.s

10. Prosedur Pembuatan


1. Botol kaca gelap dikalibrasi 100 mL.
2. Ambil dan timbang bahan yang akan digunakan.
3. Zat aktif dihaluskan dengan menggunakan mortir.
4. Haluskan sukrosa kemudian di ayak.
5. Campurkan beta caroten, sodium benzoat dan lemon essence kemudiam masukkan PVP
yang sudah dilarutkan dengan etanol sedikit demi sedikit.
6. Dibuat granul kemudian diayak, dikeringkan dan ditimbang
7. Ditambahkan CMC Na FSH dan aerosil
8. Campuran serbuk kemudian dimasukkan kedalam botol kaca gelap yang sebelumnya
telah ditera 100 mL.
9. Sediaan kemudian diberi etiket, brosur dan dimasukkan kedalam kemasan.

11. Analisis titik kritis pembuatan sediaan


12. Evaluasi
Suspensi rekonstitusi
No Jenis evaluasi
1

Uji
organoleptis
(warna, bau,
rasa dan
kejernihan)
Uji pH
suspensi
setelah
direkonstitusi
Uji kecepatan
sedimentasi
partikel dalam
suspensi
setelah
direkonstitusi

Prinsip evaluasi
Pengamatan secara
visual.

Menentukan pH
larutan dengan pHmeter yang telah
dibakukan dengan
larutan dapar tertentu.
Berdasarkan
kecepatan
pengendapan partikel
dalam suspensi akibat
adanya gaya gravitasi
bumi setelah
didiamkan selama
waktu tertentu (10,

Jumlah
sampel
1

Hasil
pengamatan

Syarat
.

5-7

Penetapan
ukuran
partikel dan
distrbusi
ukuran
partikel pasa
terdispersi
Penentuan
densitas
larutan (FI IV,
1030)

Penentuan
viskositas dan
sifat aliran
suspensi
dengan alat
Brokefield
setelah
direkostitusi
Uji stabilitas
sediaan

Uji volume
terpindahkan

Penetapan
kadar zat aktif

20, 30, 60, 2 jam, 1


hari, 3 hari) dengan
menghitung rasio
tinggi endapan yang
terbentuk setelah
waktu tertentu
dengan tinggi sediaan
awal.
Mengukur diameter
partikel fasa
terdispersi dalam
suspensi dan
distribusi ukurannya.

Tidak
dilakukan

Menentukan densitas
larutan dengan
menimbang massa
larutan sebanyak
volume tertentu (10
mL) dengan
piknometer yang
kemudian
dibandingkan dengan
cairan yang telah
diketahui densitasnya
(aquadest) pada suhu
tertentu
Mengukur tekanan
geser suspensi pada
beberapa kecepatan
putar tertentu.

Tidak
dilakukan

Sediaan disimpan
pada temperatur
kamar untuk
mengamati lamanya
stabilitas sediaan.
Pengukuran volume
sediaan dengan gelas
ukur.
Penetapan kadar zat
aktif dengan metode

Tidak
dilakukan

30

Tidak
dilakukan

analisis yang sesuai


10

Waktu
rekonstitusi

Waktu
10

20

30

60

2 jam
1 hari

2 hari

3 hari

Hv (cm)

Ho (cm)

F = Hv/Ho

EVALUASI SEDIAAN
Penentuan Bobot Jenis Larutan dengan Piknometer (FI IV p.1030)
a.

Gunakan piknometer bersih dan kering

b.

Timbang piknometer kosong

c.

Timbang piknometer yang berisi air yang baru dididihkan

d.

Timbang piknometer yang berisi sediaan larutan.

e.

Bobot jenis sediaan =


Diketahui:

Wsediaan Wkosong
Wair Wkosong

air

bobot jenis air pada suhu 20C = 997,18 gram/liter


bobot jenis air pada suhu 25C = 996,02 gram/liter
bobot jenis air pada suhu 30C = 994,62 gram/liter

Penentuan Viskositas Larutan dengan Alat Brookfield


a. pilih spindel sesuai dengan viskositas cairan yang hendak diukur.
b. pasang spindel pada gantungan spindel.
c. turunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas spindel tercelup ke dalam cairan yang
hendak diukur viskositasnya.
d. pasang stop kontak.
e. hidupkan motor sambil menekan tombol.
f. biarkan spindel berputar dan perhatikan jarum merah pada skala.
g. catat angka yang ditunjukkan jarum merah tersebut. (untuk menghitung viskositas,
angka pembacaan dikalikan dengan suatu faktor yang dapat dikutip dari tabel yang
terdapat pada brosur alat.)
h. dengan mengubah-ubah ppm, akan diperoleh viskositas cairan pada berbagai ppm.

Penentuan pH larutan (FI IV p. 1039)


Uji pH larutan dilakukan dengan menggunakan kertas pH atau dengan pH meter.

Penentuan Volume Terpindahkan (FI IV p. 1089)


a.

Tuang isi dari tiap wadah perlahan-lahan ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan
kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah
dikalibrasi.

b.

Diamkan selama 30 menit.

c.

Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari campuran: volume rata-rata
larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100% dan
tidak satupun volume wadah kurang dari 95% volume yang dinyatakan pada etiket.

Penentuan Organoleptis
a.

Warna larutan diamati.

b.

Bau larutan dicium.

c.

Sediaan sediaan dirasakan.

Pengamatan Pertumbuhan Mikroorganisme, Cap-locking, dan Pengendapan


Amati

sediaan

selama

beberapa

hari

untuk

mengamati

adanya

pertumbuhan

mikroorganisme, cap- locking dan pengendapan.

Tinggi Sedimentasi
Hv/Ho (cm)

10

20

30

60

2 jam

1 hari

3 hari

Daftar Pustaka
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Halaman 718, 807-808, 1067.

Moffat, A.C., M.D. Osselton., B. Widdop. (2004). Clarkes Analysis Of Drug And Poisons.
Thirth Edition. London: Pharmaceutical Press. Electronic version. Hal. 686, 1565.
Rowe, R.C et al, 2003, Handbook of Pharmaceutical Excipient, 4th ed, Pharmaceutical Press,
Washington, DC. 219-221.

You might also like