Professional Documents
Culture Documents
INDONESIA MANDIRI
Pembuatan Bioetanol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Solusi
dalam Mengurangi Ketergantungan Terhadap Bahan Bakar Fosil
Oleh :
Nyayu Aisyah
0611 4041 1509
I.
Latar Belakang
II.
Permasalahan
Krisis energi yang dihadapi Indonesia bahkan dunia saat ini telah menuntut
setiap negara untuk mengembangkan energi alternatif yang terdapat pada wilayah
masing-masing. Indonesia dengan banyak potensi sumber energi terbarukan
seperti biomassa sangatlah beruntung. Akan tetapi dengan sumber daya manusia
dan teknologi yang kurang memadai Indonesia justru menjadi lemah dari segi
energi. Untuk itu pada karya tulis ini akan dibahas mengenai potensi kelapa sawit
selain sebagai bahan baku pangan yaitu sebagai bahan baku pembuatan bioetanol
yang merupakan bahan bakar terbarukan dari tandan kosong kelapa sawit.
III.
Pembahasan
Aceh (NAD)
239.828
282.170
Sumatera Utara
769.452
2.494.770
Sumatera Barat
279.982
695.593
1.326.023
3.337.151
Jambi
320.892
674.019
Sumatera Selatan
436.662
1.022.899
Bangka Belitung
108.629
249.556
Bengkulu
80.040
149.550
Lampung
151.370
171.470
3.7.12.878
9.122.178
Riau
Total
Sehingga dengan produksi CPO yang besar, tentunya bangsa kita dapat
memenuhi kebutuhan pangan (minyak goreng) untuk seluruh wilayah Indonesia
akan tetapi faktanya masih saja bangsa kita mengimpor minyak goreng dari luar
negeri. Hal ini disebabkan karena kita tidak memiliki teknologi untuk mengolah
minyak sawit tersebut menjadi minyak goreng dengan kualitas yang bagus.
Semestinya bangsa Indonesia menciptakanmesin pengolah minyak goreng
tersebut. Agar kedepannya kita bisa benar-benar mandiri untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri.
Disisi lain, tandan kosong kelapa sawit yang selama ini hanya menjadi limbah
saja dapat dimanfaatkan menjadi bioetanol. Limbah padat dari pengolahan kelapa
sawit, sekitar 30-40 persennya berupa tandan kosong kelapa sawit.
3.2 Potensi Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Bioetanol
Dalam Perpres No. 5 tahun 2006, pemerintah Indonesia mendorong
konsumsi biofuel sebesar 5% dari konsumsi minyak Indonesia atau 1,33% dari
total energy mix tahun 2025 (Tatang et al, 2005). Sesuai dengan rencana ini,
dibutuhkan pengingkatan dalam produksi biofuel di Indonesia dari kondisi saat ini
yang masih mencapai 0,1% dari konsumsi energy mix Indonesia. Salah satu jenis
biofuel yang teah dikembangkan adalah bioetanol.
Bioetanol merupakan produk fermentasi yang dapat dibuat dari substrat
yang mengandung karbohidrat (gula, pati, atau selulosa). Satu ton tandan buah
kelapa sawit mengandung 230 250 kg tandan kosong kelapa sawit (TKKS).
Komponen utama tandan kosong kelapa sawit yaitu selulosa (45,95%), lignin
(16,46%) dan hemiselulosa (22,84%) (Sun dkk, 1999) yang tergabung menjadi
lignoselulosa. Selulosa yang dimiliki tandan kosong kelapa sawit inilah yang
menyebabkan TKKS bisa diolah menjadi bioetanol.
IV.
Kesimpulan
Potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia sangat melimpah. Salah satu
potensi terbesar Indonesia yang dikenal dunia adalah kelapa sawit. Indonesia
merupakan produsen kelapa sawit kedua di dunia. Sehingga snagat disayangkan
apabila potensi ini tidak dimanfaatkan secara maksimal. Dengan maraknya isu
krisis energi maka kelapa sawit dapat menjadi salah satu solusi terbaik. Dengan
tetap menggunakan minyak kelapa sawit (CPO) sebagai bahan pangan, Indonesia
dapat membuat pabrik bioetanol dari limbah padat yang dihasilkan dari
pengolahan kelapa sawit yaitu, tandan kosong kelapa sawit menjadi produk bahan
bakar bioetanol melalui proses fermentasi, sehingga dapat mengurangi
ketergantungan akan bahan bakar fosil dan mendorong Indonesia menjadi negara
mandiri.