Professional Documents
Culture Documents
ISSN: 2089-9815
ABSTRAKS
Agent-based modeling telah digunakan untuk mempelajari fenomena sosial seperti perilaku manusia ketika
evakuasi, perilaku pejalan kaki dan proses yang terjadi dalam bisnis. agent-based simulation juga mulai
digunakan dalam dunia pendidikan untuk mendukung proses belajar siswa. Paper ini bertujuan memberikan
gambaran tentang agent-based modeling dan bagaimana cara mengembangkannya. Untuk itu sejumlah literatur
ditampilkan dan dibahas pada paper ini. paper ini juga memberikan gambaran bagaimana mengembangkan
agent-based simulation dengan membuat simulasi proses rantai makanan. Dalam mengembangkan simulasi,
kami menggunakan metode masim dan menggunakan netlogo sebagai tool untuk implementasi. hasil penelitian
ini menunjukkan simulasi rantai makanan yang dikembangkan mampu memvisualisasikan konsep rantai
makanan yang terjadi pada dunia nyata.
Kata Kunci: Agent-Based Modeling, NetLogo, MASIM
nyata yang semakin kompleks. ABM juga dapat
menghasilkan perilaku sistem yang kompleks,
perilaku ini dihasilkan dari interaksi agen agen
sederhana didalamnya (Macal et.al, 2010).
Paper ini bertujuan memperkenalkan konsep
simulasi dengan ABM. Secara khusus penggunaan
ABM untuk mendukung pembelajaran. Untuk itu
paper ini juga memberikan contoh pengembangan
ABM. Simulasi yang dikembangkan menggunakan
metode MASIM (Campos et.al, 2004) dan NetLogo
sebagai tool dalam implementasi.
1.
PENDAHULUAN
Sebagian besar anak anak lebih mudah
mengingat sesuatu hal ketika ia melihat dan terlibat
secara langsung dibandingkan dengan jika ia
membaca atau mendengarnya dari orang lain. Ada
juga istilah yang mengatakan Sebuah gambar lebih
bermakna dari seribu kata. Hal ini menunjukkan
pentingnya visualisasi bagi manusia dalam
memahami sesuatu, demikian juga dalam proses
belajar mengajar. Beberapa mata pelajaran memiliki
konsep konsep yang abstrak sehingga dapat
menyulitkan siswa dalam memahaminya dan
mungkin saja dapat menyebabkan pemahaman yang
keliru. Oleh karena itu visualisasi menjadi penting
dalam mendukung dan meningkatkan pemahaman
siswa terhadap konsep dan materi dari suatu mata
pelajaran. Sistem komputer seperti simulasi dan
animasi dapat memberikan pengalaman belajar yang
kongkrit kepada siswa (Mursiti et.al, 2006).
Simulasi komputer merupakan suatu program
komputer yang digunakan untuk meniru suatu
kejadian atau sistem tertentu (Sridadi, 2009).
Melalui simulasi konsep konsep yang bersifat
abstrak dapat divisualisasikan dalam bentuk gambar
dan animasi. Melalui simulasi juga siswa dapat
langsung berinteraksi, melakukan percobaan dan
langsung melihat pengaruh yang ditimbulkan pada
sebuah sistem. Simulasi berbasis agen (Agent-based
Modeling ABM) merupakan metode yang relatif
baru dalam mengembangkan simulasi (Macal et,al,
2010).
Simulasi berbasis agen telah digunakan secara
luas oleh para peneliti dalam mempelajari dan
memvisualisasi fenomena seperti interaksi individu
pada ekosistem, reaksi kimia dan perilaku serangga
(Wilensky et.al, 2007). Kelebihan dari ABM terletak
pada kemampuannya memodelkan sistem dunia
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan simulasi untuk mendukung proses
belajar mengajar telah dilakukan selama beberapa
tahun terakhir. Mursiti et.al (2006) mengembangkan
simulasi untuk konsep kimia khususnya orbital
atom, orbital molekul dan hibridisasi. Hal ini
dilakukan untuk memperbaiki kesalahpahaman
konsep (miskonsepsi) siswa terhadap 3 konsep
tersebut. Handari et.al (2008) mengembangkan
simulasi sebagai alat bantu analisis farmakokinetik.
Analisis farmakokinetik obat dibutuhkan untuk
memperoleh informasi tentang kinetika absorbsi,
distribusi dan eliminasi obat.
Bonabeau (2006) menyatakan dalam ABM suatu
sistem dimodelkan dengan kumpulan entitas
entitas yang dapat mengambil keputusan secara
otonom, entitas ini disebut agen. Setiap agen
bertindak dan berperilaku berdasarkan aturan
tertentu di dalam lingkungannya. Pada Agent-Based
Modeling, pengamatan dan pembelajaran dilakukan
terhadap interaksi interaksi yang terjadi antar agen
(Yin, 2010). Agent-Based Modeling digunakan
dalam memodelkan proses bisnis seperti pada (Yin,
2010; Yue-qi, 2011). Entitas yang terlibat didalam
proses bisnis dimodelkan sebagai agen dan proses
75
ISSN
N: 2089-9815
mangsa-meman
ngsa yang
sallah satu skenaario adalah m
terjjadi ketika posisi
p
satu aggen sama den
ngan agen
pem
mangsanya.
3.2
2
Fase Moddeling
Tujuan utam
ma fase ini addalah mengind
dentifikasi
enttitas, peran, tuugas, aktifitass dan interakssi diantara
eleemen elemenn yang terlibaat. Fase ini meemodelkan
org
ganisasi sisttem secara makro (keeseluruhan
eleemen) dan mikro
m
(indivvidu). Contoh
h entitas:
tum
mbuhan, tikuss, ular dan elaang. Aktifitas: bergerak,
maakan dan berepproduksi.
3.3
3
ETODOLOGII PENELITIA
AN
ME
Paperr ini meganngkat contoh proses maakan
memakann diantara individu pada suatu ekosisttem
yang diisebut dengaan rantai makanan.
m
Ranntai
makanan merupakan saalah satu konssep yang terdaapat
pada pellajaran biologgi. Proses inni menempattkan
tumbuhann pada dasaar dari rantaai makanan dan
pemangsaa (karnivora)) pada ujung teratas ranntai
makanan.
3.
Aktor: Elang
Atributt: umur dan ennergi
Proceddure:
Makann ()
Setiap bergerak, cekk:
Jika adda ular atau tikkus maka mak
kan
Energi energi + 10
End if
End
Gambar 2. Prosedurre aktor elang
g
3.4
4
Fase Impplementation
Melakukan coding dann implementtasi hasil
perrancangan menggunakan
m
tool atau
u bahasa
pem
mrograman teertentu.
Gambar 1. Rantai makaanan
3.5
5
Fase
validation
dan
Verification,
Accreditaation
Sebelum sim
mulasi digunnakan oleh user
u
maka
perrlu diverifikkasi dan ddivalidasi. Fase
F
ini
meembandingkann hasil fase Requirementts dengan
hassil fase implem
mentation (sofftware).
Simulasi padda paper ini m
menggunakan
n NetLogo
dallam implemenntasi. NetLoggo merupakan
n program
yan
ng dikembanggkan oleh Urii Wilensky daan tersedia
graatis pada http://ccl.norrthwestern.edu
u/netlogo/.
NeetLogo dikem
mbangkan deengan maksu
ud untuk
meemberikan kem
mudahan bagii para peneliti dan siswa
dallam membanggun simulasi (W
Wilensky, 200
07).
Lingkungan antar muka N
NetLogo seperrti tampak
pad
da Gambar 3. NetLogo m
memiliki jendeela tempat
sim
mulasi berjalann, tempat dim
mana agen dileetakan dan
meenjadi lingkuungan bagi aagen. Penggu
una dapat
meerancang antarr muka simulasi yang hend
dak dibuat
sessuai dengan keinginan
k
daari pengguna. NetLogo
jug
ga menyediaakan sejumlaah komponeen untuk
perrancangan anntar muka sepperti button, slider
s
dan
plo
ot.
76
ISSN
N: 2089-9815
Gambar 3. Antar
A
muka NeetLogo
Gambaar 6. Tampilann awal simulassi
4.
PEN
NGUJIAN DA
AN PEMBAH
HASAN
Modeel hasil peerancangan dengan
d
mettode
MASIM diimplementtasi menggunnakan NetLoogo.
Terdapat 4 agen dalaam simulasi yang digunaakan
untuk meemodelkan inddividu seperti tumbuhan, tikkus,
ular dann elang. Gam
mbar 4 mennunjukkan baris
program yang mendefenisikan 4 agen
a
dan atriibut
yang dim
milikinya.
Pengguna dapat
d
berinterraksi dengan merubah
mlah populasii awal tiap inndividu melalu
ui 4 buah
jum
slid
der seperti padda Gambar 7.
ISSN
N: 2089-9815
ticks untuk
u
menam
mpilkan jum
mlah perulanngan
selama simulasi. Gam
mbar 9 menam
mpilkan simuulasi
yang dijaalankan pada ticks
t
ke 10.
G
Gambar
9. Keaadaan pada ticcks ke 10
Jumlaah dari masinng masingg individu daapat
dilihat paada monitor daan plot sepertii Gambar 10.
Pada rantai
r
makanaan perbandinggan antara jum
mlah
individu perlu dijaga agar terciptaa keseimbanggan.
Jika jum
mlah pemangssa lebih banyyak dari manngsa
akan menyebabkan
m
pengurangann dari jum
mlah
pemangsaa itu sendiri.. Fenomena ini dapat diliihat
ketika sim
mulasi memassuki ticks ke 25
2 seperti tam
mpak
pada Gam
mbar 11.
Gambbar 12 mennunjukkan ketika pemanngsa
diatasnyaa seperti ular dan
d elang tidaak ada lagi maka
m
populasi tikus
t
menjadii tidak terkenddali.
2
Gambaar 12. Keadaann pada ticks 62
78
ISSN: 2089-9815
5.
KESIMPULAN
Agent-Based Modeling dapat dikatakan sebagai
suatu paradigma dalam membangun simulasi.
Agent-Based Modeling merupakan konsep simulasi
yang menggunakan agen dan interaksinya dalam
memunculkan fenomena atau perilaku baru tanpa
perlu didefenisikan terlebih dahulu.
Kemampuan dan kelebihan dari Agent-Based
Modeling dapat digunakan dalam membuat model
visualisasi dari konsep konsep dalam bidang mata
pelajaran tertentu. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan pengertian siswa terhadap konsep
tersebut. Berdasarkan hasil percobaan terlihat bahwa
Agent-Based Modeling berhasil memodelkan proses
rantai makanan. Sekaligus menampilkan fenomena
yang terjadi didalamnya tanpa perlu didefenisikan.
NetLogo merupakan salah satu tool yang dapat
digunakan untuk membangun simulasi berbasis
Agent-Based Modeling. Penggunaan NetLogo yang
relatif mudah dapat mendukung para pendidik dalam
membangun simulasi untuk mendukung proses
belajar mengajar.
PUSTAKA
Blikstein, P & Wilensky, U. 2009. An Atom is
Known by the Company it Keeps: A
constructionist Learning Environment for
Materials Science Using Agent-Based Modeling.
International Journal of Computer Math
Learning, Vol 14 (hal 81 119). Springer
Science+Business Media.
Bonabeau, E. 2006. Agent-Based Modeling:
Meethods and Techniques for Simulating Human
Systems. Dalam Proceedings of National
Academy of Sciences of the United States of
America (hal 7280 7287).
Campos, A., Canuto, A., Fernandes, J. & de Moura,
E. 2004. MASIM: A Methodology for the
Development of Agent-Based Simulations.
Dalam Gyorgy Lipovszky, Istvan Molnar,
Proceedings
16th
European
Simulation
Symposium, SCS Press.
Handari, B., Djajadisastra, J. & Silaban, D. 2006.
Pengembangan Perangkat Lunak Simulasi
Komputer Sebagai Alat Bantu dalam Analisis
Farmakokinetik. Jurnal MAKARA SAINS,
(Online), Vol 10, No. 1, (http://journal.ui.ac.id,
diakses 28 Januari 2012).
Macal, C.M., Chan, W.K.V & Young-Jun, S. 2010.
Agent-Based Simulation Tutorial-Simulation of
Emergent Behavior and Differences Between
Agent-Based Simulation and Discrete-Event
Simulation. Dalam B. Johansson, S. Jain, J.
Montoya-Torres, J. Hugan, and E. Yucesan
(eds), Proceedings of the 2010 Winter Simulation
Conference (hal 135 150).
Mursiti, S., Fardhyanti, D.S., Cahyono, E &
Sudarmin. 2006. Misconception Remediation of
79