Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
definisi
Gangguan perdarahan yang bersifat herediter akibat kekurangan
faktor pembekuan VIII atau IX
Sex-linked
recessive genetic
disorder affecting
X chromosome
(type A & B)
fisiologi
Faktor
Koagulasi
Sistem
fibrinolisis
Trombosit
Dinding
pembuluh
darah
HEMOSTASIS
Inhibitor
Fisiologi (2)
Klasifikasi hemofilia
Kadar/ aktivitas Faktor
Pembekuan
Jenis Faktor Pembekuan
Ringan
Hemofilia
A
Sedang
Hemofilia
B
Berat
EPIDEMIOLOGI
Jarang
Hemofilia A
Hemofilia B
Indonesia ??
Jenis Kelamin
Ras, perbedaan,
warna kulit,
suku bangsa
Jumlah penderita
diperkirakan mencapai
20.000 orang
1.236 penderita
terdeteksi
5% kasus
ETIOLOGI
Hemofilia diturunkan melalui kromoson X secara resesif (sexlinked recessive). Karena efeknya terdapat pada kromosan X,
maka biasanya perempuan merupakan pembawa sifat (carrier),
sedangkan laki-laki sebagai penderita.
pATOGENESIS
FIX mengaktifkan
F X Xa
tenase complex
(FVIIa, IXa, X)
pada permukaan platelet
Manifestasi
klinik
Hemartrosis,
Memar
Trauma luka
robek
yang
relatif
kecil
berdarah
terusmenerus
selama
berjam-jam
atau berharihari
Hematoma intramuskular
Hematuria
spontan
Perdarahan intrakranial
dan perdarahan ke dalam
leher
diagnosis
Mudah memar pada masa kanak-kanak, perdarahan
spontan, perdarahan setelah trauma & pembedahan
Komplikasi muskuloskeletal:
Artropati hemofilik kronik;
Sinovitis kronik;
Artropati yang menyebabkan
deformitas;
Kontraktur;
Pembentukan pseudotumor (jaringan
lunak dan tulang);
Fraktur;
Inhibitor terhadap FVIII/ IX;
Infeksi terkait transfusi pada orang
dengan hemofilia:
Human immunodeficiency virus
(HIV)
Virus Hepatitis B (HBV);
Virus Hepatitis C (HCV);
Virus Hepatitis A (HAV);
Parvovirus B19;6
KOMPLIKASI
Tata laksana
R.
I.
C.
E.
Rest
Ice
Compress
Elevation
Vaksinasi
Orang-orang dengan kelainan perdarahan harus divaksinasi, tapi harus
mendapat vaksin secara subkutan bukan intramuskuler. Poin-poin berikut
harus dipertimbangkan:5,8
Vaksin virus hidup (seperti vaksin polio oral, MMR) harus dihindari pada
mereka dengan infeksi HIV.
Orang-orang dengan hemofilia yang menderita HIV harus diberi vaksin
pneumokokus dan influenza tahunan.
Imunisasi terhadap hepatitis B dan A penting untuk setiap orang dengan
hemofilia dan lebih baik diberikan secara subkutan daripada injeksi
intramuskuler.
Anggota keluarga pasien yang menderita hemofilia juga harus mendapat
vaksinasi, namun hal ini kurang penting bagi mereka yang menggunakan
produk virus tidak aktif.