You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman serelia yang tumbuh hampir di seluruh

dunia, dan konsumsi jagung yang cukup tinggi menyebabkan limbah pertanian semakin besar
misalnya batang jagung dan tongkol jagung yang biasanya tidak dipergunakan lagi dan tidak
memiliki nilai ekonomi. Limbah tongkol jagung sekitar 30% dari total tanaman jagung dan
dapat digunakan sebagai pakan ternak sapi, ataupun di daerah pedesaan tongkol jagung ini dapat
dimanfaatkan sebagai obat diare (Suprapto dan Rasyid, 2002). Tongkol jagung mengandung
holoselulosa (selulosa dan hemiselulosa) yang cukup tinggi sehingga bisa dimanfaatkan. Tongkol
jagung juga mengandung lignin, lignin yang terdapat pada tongkol jagung menyebabkan
kandungan selulosa dan hemiselulosa tidak dapat digunakan untuk itu kandungan lignin harus
dihilangkan terlebih dahulu. Saat ini, upaya penghilangan lignin biasanya dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan cara kimia dalam penggunaan asam maupun basa misalnya dengan
penambahan NaOH atau dengan cara fisika misalnya selama proses penghilangan lignin
memerlukan tekanan atau dengan memperhatikan faktor suhu selama proses penghilangan
lignin.Pada penelitian ini,penghilangan kandungan lignin yang akan dilakukan yaitu dengan
menggunakan jamur pelapuk putih untuk menghilangkan lignin karena jamur pelapuk putih
diketahui memiliki enzim yang mampu mendegredasi lignin yang terdapat pada tongkol jagung
Di alam terdapat tiga kelompok jamur yang dapat menguraikan komponen kayu
(lignoselulosa) yaitu jamur pelapuk coklat (brown rot), jamur pelapuk putih (white rot)
danjamur pelapuk lunak (soft rot). Pengelompokan jamur pelapuk ini didasarkan pada hasil
proses pelapukan. Jamur pelapuk coklat menghasilkan sisa hasil pelapukan berwarna coklat
sedangkan jamur pelapuk putih menghasilkan sisa hasil pelapukan yang berwarna putih. Ketiga
jenis jamur tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Jamur pelapuk putih memiliki
kemampuan mendegradasi lignin yang tinggi dengan sedikit kehilangan selulosa. Sifat ini
menguntungkan sehingga dapat digunakan pada proses delignifikasi yaitu penghilangan lignin
pada tongkol jagung yang dapat digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan
bioetanol, pembuatan pulp dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah variasi jamur pelapuk putih (Phanerochaete chysosporium, Pleurotus ostreatus,
Marasmius sp, Lentinula edodes ) dapat menurunkan lignin secara maximal ?
2. Berapakah kadar penurunan kandungan lignin pada tongkol jagung dengan menggunakan
jamur pelapuk putih ( P.chrysosporium, P.ostreatus, Marasmius sp, L.edodes ) ?
1.3 Tujuan penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1. Menentukan variasi jamur pelapuk putih (P.chrysosporium, P.ostreatus, Marasmius sp,
L.edodes ) pada proses delignifikasi tongkol jagung yang maksimal.
2. Menurunkan kandungan lignin pada tongkol jagung dengan cara delignfikasi pada
tongkol jagung yang menggunakan spesies jamur pelapuk putih. (P. chrysosporium,
P.ostreatus, Marasmius sp, L.edodes).
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini diharapakan :
1. Memberikan informasi terhadap masyarakat bahwa tongkol jagung dapat dimanfaatkan
dan memiliki nilai ekonomi.
2. Menambah pengetahuan tentang budidaya jamur pelapuk putih bagi peneliti.
3. Memberikan input terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

You might also like