You are on page 1of 3

Cara mengatisipasi sihir

Untuk menghadapi jenis sihir tersebut (ilmu sirep) adalah hal yang
teramat mudah sekali dilakukan oleh setiap orang, yakni dengan
kriteria sebagai berikut :
a. Anda harus dapat (bisa) mensugestikan diri anda pribadi, bahwa
Tuhan telah memberikan kekuatan yang baik dan positif pada anda,
sehingga anda meyakininya dengan sepenuh hati atas ucapan
prabawa sugesti mental anda sendiri, dan yakini pula bahwa diri anda
saat ini telah memiliki daya tolak yang kuat lagi ampuh dalam
menghalau anasir-anasir jahat yang ditujukan pada diri anda.
Mengenai ucapan prabawa sugesti mental tersebut dapat anda rubah
dalam bahasa anda masing-masing (bahasa yang anda kuasai), yang
terpenting dalam ucapan itu adalah : bahwa anda sangat
mengerti/faham betul dengan apa-apa yang anda ucapkan itu dan
meyakininya dengan sepenuh hati
Catatan : Jika hal tersebut anda lakukan pada tiap-tiap anda hendak
tidur malam, maka kekuatan daya sabda swara - ucapan anda tadi
akan memancarkan energi kosmik dari alam semesta, yang bergetar
dengan begitu halusnya dan akan menimbulkan medan magnet yang
semakin lama akan semakin kuat dan membentuk gelombang
pancaran sinar (aura) yang mengkristalisasi dalam kemauan daya
cipta anda, dan akan terisi daya sakti dan daya pemunah (daya tolak)
untuk meredam - menetralkan - menangkis unsur-unsur magi gaib dari
seseorang yang ditujukan kepada anda. Hal ini akan terjadi dengan
secara otomatis jika anda mengerjakannya secara tekun dan rutin
serta meyakininya. Karena ucapan / sabda prabawa sugesti mental
yang diucapkan ketika hendak menjelang tidur, maka ucapan itu akan
terekam di bawah sadar alam pikirannya. Begitu pula halnya jika anda
hendak keluar rumah, ucapan yang semalam anda lakukan itu (ketika
hendak tidur) harus anda ingat kembali dalam hati dan pikiran anda,
bahwa sekarang ini anda sudah bukan manusia yang lemah lagi,
melainkan seorang manusia yang memiliki kekuatan untuk dapat
menolak segala macam bentuk unsur-unsur gaib negatif dari
seseorang yang ditujukan kepada anda, dan langkahkanlah kaki anda
dengan penuh rasa percaya diri yang tinggi lagi mantap (cara ini
bersifat umum dan dapat dilakukan oleh siapa saja).

b. Cara ini mempergunakan dzikiran - amalan-amalan yang terdapat


dalam kitab suci Al-Quran - Al Kariim yang bersifat ilahi. Jika kita
renungkan Al-Quran, maka akan mengingatkan kita sebagai manusia
tentang adanya hubungan antara Al-Quran dengan dunia alam dan
juga primordialitas wahyu Al-Quran yang seringkali menyatakan
kesadaran terhadap proses penciptaan alam semesta, Karena dunia
itu sendiri terdiri dari sesuatu yang terus menerus mengalir atau
menjadi, sedangkan yang belum menjadi hanyalah merupakan refleksi
wujud dan pola-pola dasar abadi yang terkandung di dalam firman
atau kalam Tuhan. Dapat dikatakan bahwa Al-Quran sebagai suatu
alam musikal yang merupakan suara dari firman Tuhan yang
diembuskan ke hati Nabi dan kemudian ke para sahabat dan generasigenerasi selanjutnya. Bagi seseorang yang rajin melazimkan membaca ayat-ayat suci Al-Quran maka arus jiwanya akan menuju
Tuhan, dan dengan sendirinya membantu mempersatukan kembali jiwa
yang telah disucikan oleh wahyu ilahi yang sakral, bagaikan lingkaran
cahaya yang mengelilingi firman sakral dan kemilaunya dihidupkan
oleh kehadiran - kemukjizatan kata, yang tak lain adalah ayat-ayat
Tuhan yang suci.
Karena ayat-ayat suci Al-Quran merupakan kekuatan atau mukjizat,
maka huruf-huruf dan kata-kata yang memvisualisasikan ayat-ayat AlQuran, juga memerankan suatu mukjizat dan memperlihatkan
kekuatan-kekuatannya sendiri. Seperti misalkan saja : surat Al-Fath
(kemenangan) ayat : 1 s/d 5, yang menyatakan sebagai berikut :
Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang
nyata (QS : Al-Fath : 1). Supaya Allah memberi ampunan kepadamu
terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta
menyempurnakan nikmatnya atasmu dan memimpin kamu kepada
jalan yang lurus (QS : Al-Fath : 2). Supaya Allah menolongmu dengan
pertolongan yang kuat (banyak) (QS : Al-Fath : 3). Dialah yang telah
menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mumin supaya
keimanan mereka (yang telah ada) bertambah. Dan kepunyaan Allahlah tentara langit dan bumi dan adalah Allah maha mengetahui lagi
maha bijaksana (QS : Al-Fath : 4) Supaya dia memasukkan orang-orang
mumin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir
dibawahnya sungai-sungai. Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka.
Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah.
(QS : Al-Fath : 5).
Lima ayat dari surat Al-Fath tersebut akan menjadikan bagi diri si
pembacanya dan melazimkannya dengan secara rutin (Istiqomah)
yakni suatu cahaya (nur) yang Allah masukkan dalam hati (qalbu)
hambanya , untuk agar dapat menetralkan bahkan dapat untuk
memusnahkan ilmu-ilmu yang disalah gunakan oleh si pemiliknya pada

jalan yang tidak diridhoi Allah SWT. Karena cahaya (nur) yang
mengeram dalam hati (qalbu) itu akan merupakan dan menjadikan
perisai dari berbagai macam serangan-serangan gaib yang dilontarkan
secara halus dan ditujukan pada diri kita, dan sekaligus akan
membalikan arus negatif tersebut pada si pemilik ilmu itu sendiri. Hal
tersebut dapat terjadi semuanya atas izin dan kuasa Allah SWT.
semata. Maka lazimkanlah untuk membacanya pada tiap-tiap habis
menjalankan sholat lima waktu (sholat wajib) sebanyak : 3 kali , dan
jika hendak tidur malam serta akan keluar dari rumah lima ayat
tersebut dibaca kembali sebanyak 3 kali pula. Jadikanlah lima ayat
tersebut sebagai dzikiran sehari-harinya, Insya Allah apa-apa yang
tersirat dalam hati anda akan terkabulkan dengan ijin-Nya. Bukankah
dengan mengingat Allah (dzikrullah) itu hati akan menjadi
tenteram..!!??
Dzikir merupakan buah dari visi spiritual sehingga dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan intelektual , dan juga untuk
merangsang adanya transformasi kimiawi dalam jiwa manusia. Karena
kata-kata dalam ayat-ayat Al-Quran itu akan mempunyai kekuatan
denotasi dan konotasi, dan juga memiliki kekuatan sugesti dan
penyadaran tentang pengetahuan intuitif yang ada dalam jiwa .
Dzikir yang baik dan benar akan mempengaruhi pengakuan jiwa
manusia terhadap adanya cahaya kebenaran - cahaya kemenangan dan cahaya kedamaian.

You might also like