Professional Documents
Culture Documents
008
BAB II
ISI
2.1
kelautan
(marine
resource
based),
seperti
nelayan,
11.25.008
11.25.008
ini
ditumbuhi
cemara
laut
(Casuarina
equisitifol)
dan
Callophyllum innophyllum.
11.25.008
3) Hutan mangrove
Hutan mangrove ada yang menyebut sebagai hutan pasang surut,
hutan payau atau hutan bakau. Bakau sebenarnya menunjukkan
kepada salah satu jenis tumbuhan yang menyusun hutan mangrove
yaitu jenis Rhizophora spp. Pemberian istilah hutan bakau dinilai
kurang
tepat,
namun
sebutan
yang
tepat
adalah
hutan
penelitian
MacFarlane
et.
al.
(2003:
139-151)
11.25.008
4) Estuaria
Estuaria adalah wilayah sungai yang ada di bagian hilir dan
bermuara ke laut, sehingga memungkinkan terjadinya pencampuran
antara air tawar dan air laut. Estuaria didominasi oleh substrat lumpur
yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air tawar sehingga
bersatu dengan air laut. Partikel yang mengendap kebanyakan bersifat
organik, substrat dasar estuaria kaya akan bahan organik. Bahan
organik tersebut sebagai cadangan makanan utama, bagi pertumbuhan
mangrove dan organisme lainnya. Komponen fauna estuaria dihuni
oleh biota air laut dan air tawar. Komponen fauna estuaria didominasi
hewan stenohaline dan hewan eurihaline. Hewan stenohaline adalah
hewan yang terbatas kemampuannya dalam mentolerir perubahan
salinitas sampai 30 permil. Sedangkan hewan eurihaline adalah hewan
khas laut yang mampu mentolerir penurunan salinitas hingga di bawah
30 permil.
Parameter lingkungan utama ekosistem estuaria antara lain
sirkulasi air, partikel tersuspensi dan kandungan polutan. Dengan
demikian ekosistem estuaria ini sangat sensitif terhadap perubahan
sirkulasi air, tersuspensinya partikel dan polutan.
5) Rumput laut
Rumput laut (seaweed) dapat hidup pada perairan yang cukup
cahaya. Nutrien yang diperlukan oleh rumput laut diperoleh langsung
dari air laut. Rumput laut memiliki produktivitas yang cukup besar,
dan hewan pemangsa
langsung rumput
laut
relatif sedikit.
11.25.008
c) Fisik Lingkungan
Indonesia merupakan Negara Kepulauan dengan jumlah pulau yang
mencapai 17.508 dan panjang garis pantai kurang lebih 81.000 Km (DKP,
2008). Keadaan ini menyebabkan kawasan pesisir menjadi andalan sumber
pendapatan masyarakat Indonesia. Secara umum, wilayah pesisir dapat
didefenisikan sebagai wilayah pertemuan antara ekosistem darat, ekosistem
laut dan ekosistem udara yang saling bertemu dalam suatu keseimbangan
yang rentan (Beatly et al, 2002). Menurut Kay dan Alder pesisir adalah
wilayah yang unik, karena dalam konteks bentang alam, wilayah pesisir
merupakan tempat bertemunya daratan dan lautan.
d) Hidro Oseanografi
Banyak definisi mengenai arti dan batasan wilayah pesisir yang telah
dibuat pakar-pakar ilmu kelautan dan pesisir dunia. Diantaranya yang
terkenal yakni yang dirumuskan Sorensen dan McCreary. Dalam karya
mereka Institutional Arrangement for Managing Coastal Resources and
Environments, kawasan pesisir didefinisikan sebagai perbatasan atau
ruang tempat berubahnya dua lingkungan utama, yaitu lautdan daratan.
Lebih lanjut, dalam kenyataannya juga terdapat beberapa definisi kawasan
pesisir yang dipergunakan beberapa negara kelautan yang ada di dunia. Kay
dan Alder menyatakan bahwa terdapat empat cara buat menetapkan
kawasan pesisir:
1) Fixed Distance Definitions
Penentuan kawasan pesisir dihitung dari batas antara daratan dan
air laut, biasanya penghitungan dilakukan dari batas teritorial
pemerintahan. Contoh, dihitung dari batas teritorial laut.
11.25.008
4) Hybrid Definitions
Teknik ini mengadopsi lebih dari satu definisi atau mencampurkan
lebih dari dua tipe definisi dari kawasan pesisir. Konsep ini umum
dipergunakan oleh pemerintahan. Contoh, pada Pemerintah Australia dan
Amerika Serikat. Beberapa negara bagian di Australia mengukur
kawasan pesisirnya 3 mil dari garis pantai, sedangkan beberapa negara
bagian lainnya menetapkan kawasan pesisirnya termasuk kawasan yang
berada di darat.
2.2
11.25.008
Konservasi
Budidaya Laut
Pariwisata