Professional Documents
Culture Documents
TUGAS
Oleh,
NURDINI LESTARI
13/352639/PGE/1036
A. Latar Belakang
Pembangunan
ekonomi
pada
hakekatnya
bertujuan
untuk
meningkatkan
dikembangkan
dan
akan
membantu
meminimalisir tingkat
ketimpangan
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tingkat PDRB setiap kecamatan di Kabupaten Gunungkidul.
2. Untuk mengetahui pengaruh sektor unggulan terhadap PDRB di Kabupaten
Gunungkidul.
2.
3.
4.
D. Prosedur
Prosedur yang diterapkan dalam menganalisis proyeksi penduduk dan kebutuhan
fasilitas dasar dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut ini :
1. Setelah mendapatkan data PDRB setiap kecamatan di Kabupaten Gunungkidul , lalu
input data tersebut pada software Ms. Excel, dan urutkan dari kecamatan yang memiliki
jumlah PDRB yang paling rendah melalui menu Sort.
2. Setelah memasukan data PDRB setiap kecamatan, lalu buat persentase PDRB setiap
kecamatan dengan rumus : % =
100
3. Setelah dibuat persentase PDRB setiap kecamatan, pada kolom selanjutnya adalah
persentase kumulatif setiap kecamatan dengan cara menambahkan setiap persentase
PDRB kecamatan di urutan bawah dengan persentase PDRB kecamatan di urutan
atasnya.
(% % )
(% % )
5. Membuat kurva Lorenz melalui menu Chart, lalu pilih chart type X Y Scatter dengan
memblok nomer urut kecamatan dan nilai Lorenznya.
di Kabupaten Gunungkidul, lalu kurangi besarnya PDRB dengan besarnya PDRB pada
sektor unggulan tersebut.
7. Selanjutnya ikuti langkah 2 hingga langkah 5 untuk membuat kurva Lorenz tanpa
sektor unggulan.
Koefisien gini atau indeks gini adalah cara ini biasanya digunakan untuk
mengetahui tingkat kemerataan dari suatu variabel, apakah telah terjadi ketimpangan
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
atau tidak. Dimana indeks tersebut berkisar antara 0-1. Semakin mendekati angka nol
ini bermakna bahwa tingkat pemerataan dari suatu variabel semakin baik, tetapi apabila
semakin mendekati angka satu ini menandakan bahwa telah terjadi ketimpangan atau
ketidakmerataan. Perhitungan menggunakan cara ini pada dasarnya dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu dengan menggunakan kurva lorens atau dengan cara matematis
menggunakan rumus koefisien gini.
tingkat
ketimpangan
pembangunan
dilakukan
dengan
melihat
perkembangan PDRB, PDRB per kapita dan jumlah penduduk tiap-tiap kabupaten dengan
mengabaikan faktor-faktor lain khususnya faktor non ekonomi yang dapat menghambat
dan mendorong tingkat pembangunan suatu daerah. Untuk mengetahui tingkat
ketimpangan wilayah di Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada Tabel 1 serta Kurva
Lorenz 1 berikut ini :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Tabel 1
Tingkat PDRB Kabupaten Gunungkidul
Total
PDRB Kecamatan
% PDRB % Kumulatif Lorenz
PDRB
Purwosari
205912
2.84
2.84
0.00
Girisubo
227144
3.13
5.97
0.03
Tepus
254723
3.51
9.49
0.07
Paliyan
254741
3.51
13.00
0.10
Rongkop
255055
3.52
16.52
0.14
Gedangsari
255282
3.52
20.04
0.18
Panggang
255969
3.53
23.57
0.21
Tanjung
257851
3.56
27.12
0.25
Ngawen
290714
4.01
31.13
0.29
Patuk
314852
4.34
35.48
0.34
Saptosari
315416
4.35
39.83
0.38
Nglipar
365346
5.04
44.86
0.43
Karangmojo
445416
6.14
51.01
0.50
Semanu
471139
6.50
57.51
0.56
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
0
3.22
6.84
10.46
14.08
17.70
21.33
24.99
29.12
33.59
38.07
43.25
49.58
56.26
15
16
17
18
Ponjong
Semin
Playen
Wonosari
Jumlah
549624
549809
626258
1355429
7250680
7.58
7.58
8.64
18.69
100
65.09
72.67
81.31
100.00
0.64
0.72
0.81
1.00
64.07
71.87
80.76
100
Kurva Lorenz 1
PDRB Kabupaten Gunungkidul
100
90
80
% KUMULATIF
70
60
50
LORENZ
40
30
20
10
0
0
10
12
14
16
18
ID KECAMATAN
Pada Tabel 1 dan Kurva Lorenz 1 dapat diketahui bahwa kecamatan yang memiliki
jumlah PDRB paling besar adalah Kecamatan Wonosari yaitu sebesar 1355429 (dalam
jutaan rupiah) atau sekitar 18.69% dari Total PDRB Kabupaten Gunungkidul. Hal
demikian wajar adanya karena Kecamatan Wonosari merupakan ibukota dari Kabupaten
Gunungkidul dan merupakan pusat pertumbuhan dari Kabupaten Gunungkidul. Di
Kecamatan Wonosari juga terdapat berbagai macam fasilitas pelayanan sosial yang lebih
lengkap dibanding kecamatan lainnya di Kabupaten Gunungkidul, sehingga Kecamatan
Wonosari juga merupakan pusat dari segala aktivitas, dimana setiap harinya ada saja
dibandingkan dengan jumlah PDRB secara keseluruhan. Berikut ini akan disajikan melalui
Tabel 2 dan Kurva Lorenz 2 berikut :
Tabel 2
Tingkat PDRB Kabupaten Gunungkidul Tanpa Sektor Unggulan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
PDRB
Kecamatan
Girisubo
Purwosari
Gedangsari
Paliyan
Panggang
Saptosari
Tepus
Tanjung
Rongkop
Patuk
Ngawen
Nglipar
Karangmojo
Semanu
Ponjong
Semin
Playen
Wonosari
Jumlah
PDRB - Sektor
Unggulan
117363
120176
134353
134808
136946
144491
145733
148584
153699
181231
183930
216640
277877
303012
357329
360597
443949
1236501
4797219
%
2.45
2.51
2.80
2.81
2.85
3.01
3.04
3.10
3.20
3.78
3.83
4.52
5.79
6.32
7.45
7.52
9.25
25.78
100
% Kumulatif
Lorenz
2.45
4.95
7.75
10.56
13.42
16.43
19.47
22.56
25.77
29.55
33.38
37.90
43.69
50.00
57.45
64.97
74.22
100
0
0.03
0.05
0.08
0.11
0.14
0.17
0.21
0.24
0.28
0.32
0.36
0.42
0.49
0.56
0.64
0.74
1
0
2.57
5.44
8.32
11.25
14.33
17.45
20.62
23.91
27.78
31.71
36.34
42.28
48.75
56.39
64.09
73.58
100
Kurva Lorenz 2
PDRB Kabupaten Gunungkidul Tanpa Sektor Unggulan
100
90
80
% KUMULATIF
70
60
50
Series1
40
30
20
10
0
0
10
12
14
16
18
ID KECAMATAN
Pada Tabel 2 dan Kurva Lorenz 2 dapat diketahui bahwa Kecamatan Wonosari
tetap memiliki jumlah PDRB paling tinggi diantara yang lainnya walaupun sudah
dikurangi dengan jumlah PDRB sektor unggulan, hal ini karena jumlah PDRB Kecamatan
Wonosari yang besar sedangkan kapasitas sektor pertanian sebagai sektor unggulan di
Kabupaten Gunungkidul memiliki porsi yang kecil di Kecamatan Wonosari. Sebaliknya
Kecamatan Girisubo memiliki jumlah PDRB yang paling kecil di Kabupaten Gunungkidul
setelah dikurangi sektor pertanian sebagai sektor unggulan. Jumlah PDRB Kecamatan
Girisubo setelah dikurangi sektor unggulan yaitu sebesar 117363 (dalam jutaan rupiah)
atau sekitar 4.5%, hal tersebut disebabkan oleh hasil PDRB sektor pertanian di Kecamatan
Girisubo memiliki porsi yang paling besar dibandingkan yang lain. Hal ini sesuai dengan
kondisi fisik kecamatan Girisubo yang subur dan banyak terdapat lahan pertanian yang
potensial.
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari
F. Penutup
Analisis pembangunan suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh besarnya PDRB
wilayah tersebut. Wilayah yang memiliki jumlah PDRB yang tinggi dapat diartikan telah
sukses melakukan pembangunan wilayah. Hingga saat ini pembangunan wilayah belum
masih belum merata karena banyak faktor penentu keberhasilan pembangunan wilayah
tersebut baik dari faktor sumberdaya alam, sumberdaya manusia, ataupun sumberdaya
modal. Kondisi sumberdaya yang berbeda setiap wilayah akan menimbulkan ketimpangan
wilayah. Untuk mengetahui tingkat ketimpangan wilayah dapat dianalisis melalui jumlah
PDRB dan proporsi sektor unggulan terhadap PDRB, dan kemudian dapat divisualisasikan
melalui kurva Lorenz.
Secara umum Kabupaten Gunungkidul memiliki sektor unggulan di bidang
pertanian, namun tidak semua kecamatan memiliki nilai yang besar pada sektor pertanian,
hal ini karena setiap kecamatan memiliki sektor unggulan masing-masing. Kondisi
tersebut juga menimbulkan ketimpangan di setiap kecamatan di Kabupaten Gunungkidul.
Oleh karena itu, setiap kecamatan tetap harus meningkatkan produksi dari sektor
unggulannya tersebut disamping meningkatkan produksi sektor pertanian sebagai sektor
unggulan kabupaten.
Analisis PDRB dan Ketimpangan Wilayah | Nurdini Lestari