You are on page 1of 17

MARIA FLORENCIA

615120070/ DI-B
RANGKUMAN AKUSTIK ALAMI

PENDAHULUAN
Penataan akustik pada bangunan memiliki dua tujuan , yaitu untuk :
a. Kesehatan (mutlak)
b. Kenikmatan (diusahakan)
Penataan bunyi melibatkan empat elemen yang harus dipahami arsitek:
a.
b.
c.
d.

Sumber bunyi
Penerima bunyi
Media
Gelombang bunyi

PENGERTIAN
Akustika adalah ilmu tentang bunyi. Akustika sering dibagi menjadi:
a. Akustik Ruang (menangani bunyi yang diinginkan)
b. Kontrol kebisingan (menangani bunyi yang tidak diinginkan)

Bunyi adalah gelombang getaran mekanis dalam udara atau benda padat yang masih bisa
ditangkap oleh telinga normal manusia. Dengan rentang 2020.000 Hz, yang menyempit seiring
umur. Dibawah 20 hz disebut infrasound, sedangkan diatas 20.000 disebut ultrasound.
Bunyi udara adalah bunyi yang merambat lewat udara, sedangkan bunyi struktur adalah bunyi
yang merambat lewat struktur bangunan.
1. KECEPATAN BUNYI
Kecepatan rambat bunyi pada suatu media, diukur dengan m/detik. Rambat bunyi di
udara = 340 m/detik

2. FREKUENSI BUNYI
Jumlah getaran/detik diukur dengan Hz. Frekuensi menentukan tinggi rendah bunyi.
Semakin tinggi frekuensi, semakin tinggi bunyi. Contohnya :
i. Grand Piano (25-4200 Hz)
ii. Percakapan manusia (600-4000 Hz)
iii. 63 Hz (rendah)
iv. 250 Hz ( tengah)
v. 2000 (tinggi)
vi. 16000 (ultra)
Oktaf adalah jarak dua bunyi, kelipatan frekuensi. Contoh :
i. 37,5 Hz 75 Hz
ii. 75 Hz 150 Hz

3. KEBISINGAN
Bunyi atau suara yang tidak dikehendaki atau mengganggu. Ambang bunyi adalah
intensitas bunyi sangat lemah (10 -12 W/m2). Ambang sakit adalah yang
menyebabkan sakit pada telinga manusia (1 W/m 2)

4. KRTERIA KEBISINGAN
Bunyi latar yang diperkenankan agar aktivitas tidak terganggu, tingkat kebisingan
terendah yang disyaratkan untuk ruang tertentu menurut fungsi utamanya.

Pengurangan kebisingan adalah pengurangan kekuatan-kekuatan bunyi diukur


dalam dB. Criteria pengurangan kebisingan (nrc) merupakan perhitungan rata-rata
antara 250, 500, 1000, 2000.

5. A, B, C WEIGHTED DECIBELS
Koreksi terhadap tingkat bunyi untuk menyesuaikan perasaan manusia (A sangat
mengurangi kepekaan pada bunyi frekuensi rendah, B sedikit penyesuaian, C tidak
mengubah ukuran).
6. TINGKAT KEBISINGAN YANG DIPERBOLEHKAN
Tingkat kebisingan yang diperkenankan di suatu ruangan agar aktivitas tidak
terganggu. Misalnya dalam ruang tidur pada malam hari melebihi 25dBA akan
menyebabkan gangguan.
7. KEHILANGAN TRANSMISI
Daya media untuk menghambat bunyi diukur dengan dB, berbeda untuk setiap
frekuensi dan pori-pori dapat mengurangi hingga 15dB
8. KEKERASAN
Kekuatan bunyi yang dirasakan telinga manusia diukur dengan dBA.
9. BUNYI AMBIEN
Bunyi total didalam ruangan diukur dengan dB. Bunyi ambien sangat
mempengaruhi tingkat kebisingan.

10.BUNYI DENGUNG
Bunyi yang terpantul-pantul. Setiap ruang mempunyai kebutuhan yang berbedabeda, dapat dibutuhkan atau dihindari. Misalnya ruangan untuk berceramah tidak
membutuhkan bunyi dengung, namun ruang untuk paduan suara sangat
membutuhkan bunyi dengung.
11.WAKTU DENGUNG
Waktu yang diperlukan oleh bunyi untuk berkurang 60dB, dihitung dalam detik.
Waktu dengung terlalu pendek akan menyebabkan ruangan mati, waktu dengung
yang panjang memberikan suasana hidup.

12.SERAPAN
Perbandingan antara energy yang tidak dipantulkan kembali dan energy
keseluruhan yang datang, diukur dengan sabine. Serapan bahan akan menentukan
lama waktu dengung.
13.PENYERAPAN BUNYI

Kemampuan suatu bahan untuk meredam bunyi yang datang dihitung dalam persen
atau pecahan bernilai 0 sampai 1. Nilai 0 berarti tidak ada peredaman bunyi, nilai 1
berarti bunyi yang datang diserap seluruhnya.

14.KEKEDAPAN BUNYI
Kemampuan suatu bahan untuk menahan bunyi yang datang dari satu sisi ke sisi
lain dihitung dalam dB. Papan akustik adalah bahan khusus yang dibuat untuk
menyerap bunyi pada frekuensi tertentu. Panel yang dipasang berselang-seling
seperti papan catur akan lebih baik dibanding panel yang disusun rapat ini
dinamakan area effect, yaitu penambahan area dar tepi panel.
15.INTESITAS BUNYI
Banyaknya energy bunyi per unit luasan diukur dengan watt/m 2

16.TINGKAT BUNYI
Perbandingan logaritmis energy suatu sumber bunyi dengan energy sumber bunyi
acuan, diukur dalam dB. Setiap penggandaan jarak, tingkat bunyi berkurang 6 dB.
Setiap penggandaan sumber bunyi , tingkat bunyi bertambah 3 dB. Setiap
penggandaan massa dinding, tingkat bunyi berkurang 5 dB, setiap penggandaan
luas bidang, bunyi berkurang 5 dB.

17.WARNA BUNYI

Efek yang ditimbulkan oleh perpaduan antara beberapa frekuensi bunyi yang
ditimbulkan oleh satu sumber bunyi. Warna bunyi akan membedakan suara biola
dan gitar walaupun menggunakan kunci nada yang sama.

RINGKASAN PENGETAHUAN DASAR


Percakapan manusia 600-4000Hz (panjang gel 10cm-3m). Kepekaan telinga
manusia berbeda untuk setiap frekuensi, frekuensi tinggi lebih mudah didengar
namun frekuensi rendah merambat lebih jauh. Penanganan akustik ruang luar lebih

sulit daripada ruang dalam. Budaya juga akan mempengaruhi tingkat kebisingan,
untuk budaya masyarakat yang suka bersosialisasi diluar ruang toleransi terhadap
kebisingan lebih tinggi daripada masyarakat yang menjunjung tinggi privasi. Di area
permukiman Negara berkembang tingkat kebisingan 65-70dBA, untuk masyarakat
Negara maju mereka memiliki standar 40-45dBA. Angin dapat mendistorsi bunyi,
bunyi searah angin akan dipercepat namun jika berlawanan akan terjadi sebaliknya.
Suhu juga dapat mempengaruhi kecepatan rambat bunyi, semakin tinggi suhu
maka semakin tinggi kecepatan.
Untuk bunyi frekuensi tinggi penghalang akan menciptakan bayangan akustik,
untuk frekuensi rendah akan menciptakan pembiasan akustik. Penghalang bunyi
lebih efektif jika diletakkan dekat sumber bunyi. Dinding pembatas ruang setengah
tinggi dapat mengurangi kebisingan hingga 8-10dB.
1. HARMONIK
Beresonansi nya suatu benda dengan frekuensi 2x, 4x, 8x, 16x, dst dari
frekuensi sumber bunyi asli. Kebisingan dapat terjadi oleh resonansi, yaitu
bergetarnya suatu benda oleh bunyi.

Cara mencari tingkat bunyi gabungan antara beberapa sumber bunyi:

2. PENYERAP BUNYI
Sering disebut papan akustik dan ditawarkan dalam banyak tipe, baik
untuk menyerap frekuensi tinggi, menengah atau rendah. Pemakaian
bahan penyerap harus didasari pemahaman fungsi akustik ruang:
1. Mengubah gelombang bunyi menjadi kalor (karena adanya
pori-pori)
2. Mengubah gelombang bunyi menjadi resonansi (Karena
bahan yang lembek dan mudah bergetar)

ASPEK PERANCANGAN
1. PROSEDUR PERANCANGAN
a. Mengenali fungsi utama ruangan (untuk menentukan waktu dengung dan criteria
kebisingan, menentukan bentuk ruang, volume, bentuk, bahan permukaan)
b. Mengenali lingkungan sekitar ruangan (menentukan TL penutup bangunan,
menentukan pengelompokkan ruang untuk menempatkan ruangan yang
membutuhkan penanganan akustik pada daerah yang paling terlindung)
c. Merancang detail (merancang bahan-bahan penutup ruangan yang pas, dan dapat
sekaligus menjadi elemen estetik arsitektural)
2. STRATEGI UMUM PENANGANAN KEBISINGAN
a. Menangani kebisingan pada sumbernya dengan mengatur sedemikian rupa agar
sumber bunyi mengeluarkan intensitas bunyi minimal.
b. Bila tidak mungkin menangani sumber kebisingan secara langsung maka tangani
media rambatan bunyi
c. Jika kedua hal diatas tidak memungkinkan, maka sangat diperlukan pelindung
telinga.
3. STRATEGI PENANGANAN KEBISINGAN RUANG LUAR

4. STRATEGI PENANGANAN RUANG DALAM

5. AUDITORIUM

6. STRATEGI UNTUK VENTILASI


a. Prinsip ventilasi alami adalah membuat bukaan seluas-luasnya yang akan
menyebabkan bunyi yang tidak dikehendaki dari luar tidak masuk ke dalam

ruangan. Namun jika yang dinginkan sebaliknya, sebaiknya menggunakan ventilasi


buatan (AC). Pertimbangan untuk instalasi AC
1. Untuk auditorium sebaiknya menggunakan ac model sentral, karena
tujuan nya agar kecepatan angin yang sesuai dapat mencapai
penghuni secara merat
2. Untuk ruang biasa (kantor pribadi, ruang tidur) menggunakan AC
model terpisah / split yang tingkat kebisingan nya rendah. Kompresor
berada diluar sehingga kebisingan dapat ditekan.
7. PENANGANAN RESONANSI

8. PEMILIHAN BAHAN AKUSTIK

ASPEK MATEMATIS
1. KECEPATAN BUNYI, V

2. INTENSITAS BUNYI, I

3. TINGKAT BUNYI LI, LP, LW

4. KEHILANGAN TRANSMISI, TL

5. WAKTU DENGUNG, TR

Untuk ruang studio atau ruang tanpa gema,

Untuk ruang memiliki beragam koefisien serap bunyi pada permukaan-permukaannya

6. TINGKAT TEKANAN BUNYI DALAM RUANGAN, LP

7. PENGURANGAN KEBISINGAN, NR

8. KEHILANGAN TRANSMISI KOMPOSIT, TLC

9. PENGURANGAN KEBISINGAN, NR, ANTARA DUA RUANG

10.PENGURANGAN KEBISINGAN, NR, OLEH PENGHALANG EKSTERIOR

You might also like