Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
meliputi zat pewarna, zat penyedap, zat pemanis, zat pengharum, dan zat
Zainal Asikin ,dkk (1986: 136) pemakaian zat aditif diperbolehkan selama
bahwa pemakaian zat aditif tidak diijinkan jika dapat merugikan atau
1
Penelitian yang dilakukan YLKI tahun 1990 terhadap beberapa
yang dimuat dalam Warta Konsumen No. 163 (1987 : 14) membuktikan
zat pewarna butter yellow yang dapat menyebabkan kanker hati (Subandi,
2000 : 239-241).
perlu bagi masyarakat untuk dibekali cara pendeteksian zat pewarna yang
2
berbahaya bagi kesehatan berupa langkah-langkah sederhana yang dapat
ZAT PEWARNA
yang berasal dari alam disebut zat pewarna alami. Zat pewarna alami
mengandung zat warna tersebut. Akan tetapi zat pewarna alami telah
menarik.
kunyit. Zat ini dipakai dalam minuman yang tidak mengandung alkohol,
seperti sari buah, margarin dan mentega. Warna hijau secara alami dapat
diperoleh dari daun dan buah, seperti daun suji, dan daun pandan. Zat
warna ini disebut dengan klorofil. Sedangkan untuk warna merah dapat
zat warna aslinya yang dikenal dengan zat pewarna sintetis. Zat pewarna
3
sintetis lebih mudah diperoleh dan praktis dalam penggunaannya. Bahan
juga untuk kepentingan industri lain seperti pewarna tekstil, cat, kertas,
zat ini tidak dapat dikontrol, sehingga berakibat zat pewarna yang bukan
mewarnai makanan.
(Kedaulatan Rakyat, 30 Maret 1989), zat pewarna tekstil yang masuk pada
4
Zat pewarna sintetis yang diijinkan untuk pewarna makanan oleh
FDA (Food and Drug Administration) ada 8, yaitu : alura red (merah),
erythrosine (merah), brilliant blue FCF (biru), indigo carmine (biru), sunset
yellow FCF (kuning), tartrazine (kuning), fast green FCF (hijau) dan benzil
violet (ungu). Sedangkan menurut Hardojo (1987) selain ke-8 zat pewarna
tersebut, masih ada 4 zat pewarna yang diijinkan oleh Permenkes RI, yaitu
(kuning).
berbeda. Zat pewarna tekstil tidak mudah larut dalam air. Pelarut yang
digunakan adalah pelarut air ( PAM, air destilasi, atau air sumur bor).
1. Buatlah larutan dari zat pewarna yang dicurigai dalam air sehingga
antara 1 – 2 tetes.
5
3. Masukkan ke dalam gelas yang telah diisi air secukupnya (1 – 1,5 cm
dari dasar gelas). Gantungkan kertas saring dengan posisi ujung yang
menyentuh air dalam gelas. Air akan terhisap secara kapiler atau
5. Seluruh analisa dapat selesai kurang dari 1.5 jam. Jika zat pewarna yang
pewarna yang akan digunakan sebagai pewarna makanan yang kita buat.
sampai terjadi perubahan warna pada air, kemudian air yang telah
6
PENUTUP
yang dapat dilakukan dengan mudah, aman, cepat, dan praktis. Dengan
dikomsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Asnely MZ. (1991). Mendeteksi Zat Pewarna Tekstil Secara Sederhana.
Kompas. Tanggal 28 November 1991.
Ircham Machfoedz dan Rishadi. (1989). Zat Pewarna Tekstil Berbahaya Pada
Makanan. Kedaulatan Rakyat. Tanggal 30 Maret 1989.
Zainal Asikin, dkk. (1986). Penuntun Belajar Kimia : Teori dan 444 soal.
Jakarta : Penerbit Widjaja.