You are on page 1of 6

Laporan Pendahuluan

I.

Definisi

Neonatus : bayi lahir sampai usia 4 minggu. (Ramali, ahmad.2005)

Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu)
dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. (Saifuddin, 2006)

II.

Fisiologi
Ciri-ciri bayi normal antara lain sebagai berikut :
1. Berat badan 2500-4000 gram
2. Panjang badan 48-52 cm
3. Lingkar badan 30-38 cm
4. Lingkar kepala 33-35 cm
5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun
sampai 120-160 x/menit.
6. Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turun sampai 40
x/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi
verniks caeseosa.
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas.
10. Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah menutupi
Alabia minora (pada anak perempuan).
11. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12. Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan
seperti memeluk.
13. Graff reflek sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan
menggenggam.
14. Eliminasi, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam, pertama mekonium
berwarna kecoklatan. (Saifuddin, 2006)

III.
1.

Perawatan segera setelah lahir


Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak
langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara :
-

Letakkan bayi pada posisi telentangdi tempat yang keras dan hangat.

Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih
lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke
belakang.

Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kasa steril.

Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan
kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi akan segera
menangis. (Saefudin, Abdul Bari.2007. hal:133-134)

oksigenasi yang adekuat adalah factor yang sangat penting dalam mempertahankan
pertukaran udara yang adekuat. Delam keadaan hipoksia, system pembuluh darah
paru vasokontriksi sehingga udara tidak dapat diangkut ke pembuluh darah untuk
oksigenasi area tubuh lainnya.(Varney,2007: 879)
2. Penilaian
Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering yang disiapkan
pada perut ibu. Bila hal itu tidak memungkinkan, maka letakkan bayi dekat ibu
(diantara kedua kaki atau disebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut
bersih dan kering. Segera lakukan penilaian :
-

Apakah bayi menangis kuat dan / atau bernafas tanpa kesulitan?

Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?

Jika bayi tidak bernafas atau bernafas megap megap atau lemah, maka segera
lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir. (APN.2008. hal :96)
3. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan
dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. (Saefudin,
Abdul Bari.2007. hal:134)

Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai stabil maka lakukan pengikatan
puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastic tali pusat.
-

Celupkan tangan (masih menggunakan sarung tangan) kedalam larutan klorin


0,5 %, untuk membersihkan darah atau sekresi lainnya.

Bilas tangan dengan air DTT

Keringkan tangan dengan handuk kering

Ikat puntung tali pusat dengan jarak sekitar 1cm dari dinding perut bayi (pusat).
Gunakan benang atau klem plastic penjepit tali pusat DTT atau steril. Kunci
ikatan tali pusat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit plastic tali pusat.

Jika pengikatan dilakukan dengan benang tali pusat, lingkarkan benang


disekeliling putung tali pusat dan ikat untuk kedua kalinya dengan simpul mati
dibagian yang berlawanan.

Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klorin
0,5 %.

Selimuti kembeli tubuh dan kepala bayi dengan kain bersih dan kering.
(APN.2008. hal :98)

4. Mempertahannkan suhu bayi


Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir
harus dibungkus hangat. (Saefudin, Abdul Bari.2007. hal:134-135)
suhu BBL normal antara 36-37C. (Prawiroharjo, 2007: 256)
Hipotermia pada BBL adalah suhu di bawah 36,5 C. Hipertermi adalah peningkatan
suhu tubuh > 37,5C. (IDAI,2008: 89)
5. Nutrisi
Banyak bayi akan menyusu selama periode reaktivitas pertama ini, Menyusu harus
dianjurkan ketika bayi baru lahir berada pada tahap terjaga penuh sebagai perlindunan
terhadap hipoglikemi fisiologis yang terjadi setelah bayi lahir. (Varney, 2007: 89)
Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan eksklusif. Bayi baru lahir harus
mendapat ASI dalam waktu satu jam setelah lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan mencoba segera menyusukan bayi setelah tali pusat diklem dan dipotong.
(APN.2008. hal :100)

Pemberian makan segera sangat penting untuk mencegah hipoglikemi. (Varney, 2007:
893)
6. Memberi vitamin K
Untuk mencegah perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu
diberi vitamin K peroral 1mg/hari selama 3 hari. (Saefudin, Abdul Bari.2007. hal:135)
7. Memberi obat tetes / salep mata
Perawatan mata harus dikerjakan segera. Tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi
selesai dengan perawatan tali pusat, dan harus dicatat dalam status termasuk obat apa
yang digunakan. Yang lazim dipakai adalah larutan Perak Nitrat atau Neosporin dan
langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir. (Saefudin, Abdul Bari.2007.
hal:135)
8. Identifikasi bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat persalinannya mungkin lebih dari satu, persalinan,
maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir
dan harus tetap ditempatkan sampai waktu bayi dipulangkan. Pada alat / gelang
identitas harus tercantum nama (bayi,nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin,
nama lengkap ibu. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan
nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. (Saefudin, Abdul Bari.2007. hal:135-136)
9. BBL sangat rentan terhadap infeksi infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa
saat setelah lahir. (APN,2008:95)
10. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada BBL dilakukan paling kurang 3 kali yaitu pada saat lahir,
periksaan yang dilakukan dalam 24 jam di ruang perawatan, dan pemeriksaan pada
waktu pulang.
Pemeriksaan pertama pada BBL harus dilakukan di kamar bersalin, tujuannya :
-

Menilai gangguan adaptasi BBL dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin yang


memerlukan resusitasi.

Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera
(mis. Atresia ani, atresia esophagus), trauma lahir.

Pemeriksaan kedua harus dilakukan kembali dalam waktu 24 jam, yaitu sesudah bayi
berada di ruang perawatan. Tujuannya agar kelainan yang luput dari pemeriksaan pada
pemeriksaan pertama akan ditemukan pada pemeriksaan ini. Bayi tidak boleh
dipulangkan sebelum pemeriksaan terakhir. (IDAI, 2008: 71-72)
IV. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus
1. Sistim pernapasan
Proses perubahan pada bayi baru lahir adalah dalam hal bernafas yang dapat
dipengaruhi oleh keadaan hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
(lingkungan) yang merangsang pusat pernafasan medulla oblongata di otak. Selain itu
juga terjadi tekanan rongga dada karena kompresi paru selama persalinan, sehingga
merangsang masuknya udara ke dalam paru.
2. Sistim peredaran darah
Setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran oksigen ke seluruh jaringan tubuh,
terdapat perubahan yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan
duktus arteriosus pada arteri paru dan aorta. Perubahan tekanan pembuluh darah terjadi
saat tali pusat dipotong.
3. Sistim pengaturan tubuh
Ketika bayi lahir dan langsung berhubungan langsung dengan dunia luar yang lebih
dingin, maka dapat menyebabkan air ketuban menguap melelui kulit yang dapat
mendinginkan darah bayi. Pada saat lingkungan dingin, terjadi pembentukan suhu tanpa
melalui mekanisme menggigil yang merupakan cara untuk mendapatkan kembali panas
tubuhnya serta hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. (Hidayat,2008:64)
Hipotermia pada BBL adalah suhu di bawah 36,5 C. Hipertermi adalah peningkatan
suhu tubuh > 37,5C. (IDAI,2008: 89)
4. Metabolisme glukosa
Setelah tali pusat diikat atau diklem, maka kadar glukosa akan dipertahankan oleh si
bayi itu sendiri serta mengalami penurunan waktu yang cepat 1-2 jam. Seorang bayi
yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen dalam hati.
5. Sistim gastrointestinal

Kemampuan menelan dan mencerna makanan masih terbatas, mengingat hubungan


esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang dapat menyebabkan
gumoh dan kapasitasnya sangat terbatas kurang lebih 30 cc.
6. Sistim kekebalan tubuh
Perkembangan kekebalan alami pada tingkat sel oleh sel darah akan membuat
terjadinya system kekebalan melalui pemberian kolostrum dan lambat laun akan tejadi
kekebalan sejalan dengan perkembangan usia. (Hidayat,2008:64-65)
Semua bayi harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan / kelainan yang menunjuk suatu
penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda
sebagai berikut :
-

Sesak nafas

Frekuensi pernapasan 60x/menit

Gerak retraksi di dada

Malas minum

Panas atau suhu badan bayi rendah

Kurang aktif

Berat lahir rendah (1500-2500 gr) dengan kesulitan minum


Tanda bayi sakit berat bila terdapat salah satu atau lebih tanda-tanda berikut :

Sulit minum

Sianosis sentral (lidah biru)

Perut kembung

Periode apneu

Kejang / periode kejang-kejang kecil

Merintih

Perdarahan

Sangat kuning

Berat lahir < 1500 gr


(Saefudin, Abdul Bari.2007. hal:139)

You might also like