Professional Documents
Culture Documents
I.
Status penderita
Identitas pasien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
II.
:
:
:
:
:
:
Tn. S
75 tahun
Laki-Laki
Islam
Tidak bekerja
Tumpang Krasak
Anamnesis
Autoanamnesis & Alloanamnesis dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2012
Keluhan Utama : mata kanan dan kiri blereng
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Kudus dengan keluhan kedua mata blereng. Selain itu
pasien juga merasa kemeng di sekitar mata. Keluhan tersebut sudah dirasakan pasien
sejak November 2011. Selain itu pasien juga mengeluh pandangannya kabur untuk
melihat jauh & dekat.
Pasien tidak mengeluh mata merah. Dan juga tidak mengeluh penglihatan seperti
dalam terowongan ataupun penglihatan seperti pelangi bila melihat sinar. Tidak ada
riwayat kemasukan debu atau benda asing atau riwayat trauma pada kedua mata. Pada
kedua mata tidak terdapat kotoran dan mata tidak lengket. Sebelumnya pasien tidak
merasakan adanya keluhan pada matanya. Pasien juga mengaku tidak ada riwayat operasi
mata sebelumnya.
Sebelumnya pasien sudah pernah berobat di poliklinik ini dan sudah mendapatkan
pengobatan dari dokter. Pasien sudah mendapat pengobatan Timolol, Glaucon dan
Glaupen.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat hipertensi (+)
- Riwayat diabetes melitus (-)
- Riwayat alergi (-)
- Riwayat trauma (-)
- Pasien memakai kacamata (+), kacamata baca
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa
- Riwayat hipertensi (+)
- Riwayat diabetes melitus (-)
- Riwayat alergi (-)
- Riwayat trauma (-)
Riwayat Sosial Ekonomi
III.
Pemeriksaan fisik
Status Generalis
Tekanan Darah
Nadi
Respiratory Rate
Suhu
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi
:
:
:
:
:
:
:
130/100 mmHg
80 x/menit
20 x/menit
afebris
baik
compos mentis
baik
Status Ophtalmologi
OD
OS
PEMERIKSAAN
OCULI SINISTRA(OS)
6/20 F2
Visus
6/15 F2
Koreksi
Bulbus okuli
Palpebra
Edema (-)
hiperemis(-)
nyeri tekan (-)
blefarospasme (-)
lagoftalmus (-)
ektropion (-)
entropion (-)
Edema (-)
injeksi konjungtiva (-)
injeksi siliar (-)
infiltrat (-)
hiperemis (-)
IV.
Konjungtiva
Edema (-),
injeksi konjungtiva (-)
injeksi siliar (-)
infiltrat (-),
hiperemis (-)
Resume
Subyektif
Pasien mengeluh blereng dan kemeng pada mata kanan dan mata kiri sejak
November 2011 sampai sekarang
Pandangan kabur untuk melihat jauh & dekat
Penglihatan seperti dalam terowongan (-), penglihatan seperti pelangi saat
melihat sinar (-)
Tidak ada riwayat kemasukan debu / benda asing / trauma
Terdapat riwayat memakai kacamata
Pasien mempunyai hipertensi dan berobat teratur
Obyektif
OCULI DEXTRA(OD)
PEMERIKSAAN
OCULI SINISTRA(OS)
6/20 F2
Visus
6/15 F2
Koreksi
Jernih
kedalaman dangkal
Camera Oculi Anterior
hipopion (-)
(COA)
hifema (-)
Perimetri Konfrontasi : Normal
Lapang Pandang
Bentuk bulat, warna pucat
CDR 0,7
Optic Disc
Excavation (+)
+ (cemerlang)
Fundus Refleks
30 mmhg
TIO
V.
Jernih
kedalaman dangkal
hipopion (-)
hifema (-)
Perimetri Konfrontasi : Normal
Bentuk bulat, warna pucat
CDR 0,5
Excavation (+)
+ (cemerlang)
24 mmhg
Diagnosis Banding
1. ODS Glaucoma Primer Sudut Terbuka (POAG)
2. ODS Glaukoma Primer Sudut Tertutup
3. ODS Glaukoma sekunder
2
VI.
Diagnosis Kerja
ODS Glaukoma Primer Sudut Terbuka
Dasar diagnosa
Pada anamnesa
Pasien mengeluh blereng dan kemeng pada mata kanan dan mata kiri sejak
November 2011 sampai sekarang
Pandangan kabur saat melihat jauh & dekat
Penglihatan seperti dalam terowongan (-), penglihatan seperti pelangi saat
melihat sinar (-)
Pada pemeriksaan fisik
Mata tenang.
Kedalaman COA dangkal
Warna optic disc pucat
C/D ratio >>
o OD : 0.7
o OS : 0.5
Excavatio (+)
TIO
o Dekstra: 30mmHg
o Sinistra: 24mmHg
VII.
Terapi
Medikamentosa
1. Timolol 0,5% 3 dd gtt 1 ODS
Komposisi: Timolol Maleat
2. Glaopen 2 dd gtt 1 ODS
Komposisi: Latanoprost
3. Glaucon tablet 500 mg 2 dd 1
Komposisi: per tablet 250 mg asetazolamide
Operatif
- Trabekuloplasti laser
- Trabekulektomi
- Drainage implant (shunt)
VIII.
Prognosis
Ad vitam
Okuli dekstra
Okuli sinistra
Ad Bonam
Ad Bonam
3
Ad sanam
IX.
Dubia ad Bonam
Dubia ad Bonam
Ad kosmetikam
Ad Bonam
Ad Bonam
Ad functionam
Dubia ad Bonam
Dubia ad Bonam
maka diagnosis ODS glaukoma primer sudut terbuka dapat lebih ditegakkan.
Pengawasan dan evaluasi Lapang pandang dengan pemeriksaan perimetri
Melakukan pemeriksaan OCT ODS untuk mengevaluasi gambaran defek papil
Pengawasan dan evaluasi TIO dengan Tonometri secara rutin
Pengawasan dan evaluasi keadaan optic disc dengan Funduscopy secara rutin
Saran:
Kontrol secara teratur sebulan sekali atau jika terdapat keluhan pada mata
GLAUKOMA
I.
DEFINISI
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh
pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapang pandang, biasanya disertai
peningkatan tekanan intraokular.
II.
EPIDEMIOLOGI
Hampir 60 juta orang terkena glaukoma.
Glaukoma sudut terbuka primer adalah bentuk tersering pada ras kulit hitam dan
putih. Ras kulit hitam memiliki risiko yang lebih besar mengalami onset dini,
keterlambatan diagnosis, dan penurunan penglihatan yang berat dibandingkan ras kulit
putih.
Glaukoma sudut tertutup didapatkan pada 10-15% kasus ras kulit putih.
Glaukoma sudut tertutup primer berperan pada lebih dari 90% kebutaan bilateral akibat
glaukoma di China.
Glaukoma tekanan normal merupakan tipe tersering di Jepang.
III.
Anyaman trabekular terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik yang
dibungkus oleh sel trabekular, membentuk suatu saringan dengan ukuran pori yang
semakin kecil bila mendekati kanal Schlemm.
Kontraksi otot siliar akan memperbesar ukuran pori-pori anyaman trabekular
sehingga meningkatkan kecepatan drainase aqueous humor.
Setelah aqueous humor melewati anyaman trabekular dan masuk ke dalam kanal
Schlemm, sejumlah kecil aqueous humor keluar dari mata antara berkas otot siliar ke
ruang suprakoroid dan ke dalam sistem vena corpus ciliare, koroid, dan sklera (aliran
uveoskleral).
IV.
FAKTOR RISIKO
Usia
o Risiko akan bertambah seiring bertambahnya usia. Resiko akan semakin
tinggi pada usia lebih dari 40 tahun
Ras
o Ras kulit hitam cenderung 3-4 kali lebih berisiko. Dan 6 kali lebih besar
kemungkinan terserang kebutaan permanen
Keturunan
o Apabila salah satu orang tua menderita glaukoma, makan resiko terkena
sekitar 20%. Bila terdapat saudara kandung yang menderita glaukoma,
resiko terkena glaukoma hingga 50%
Kondisi medis
o DM
o Hipertensi
o Penyakit jantung
o Penyakit mata (peradangan, iritis, tumor mata, ablasi retina, pembedahan)
Rabun jauh
o Penderita miopia cenderung berisiko terkena glaukoma sudut terbuka
Rabun dekat
o Penderita hipermetropia cenderung berisiko terkena glaukoma sudut
tertutup
Cedera fisik
o Trauma parah seperti terkena pukulan dapat menyebabkan TIO meningkat
o Trauma juga dapat menyebabkan pergeseran lensa, menyebabkan tertutup
nya drainase aquoues humour
Penggunaan kortikosteroid yang berkepanjangan
V.
KLASIFIKASI
7
10
Terapi : tindakan bedah drainase glaukoma
b. Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup ditandai dengan peningkatan TIO mendadak,
terjadi pada pasien dengan sudut bilik mata sempit dan bersifat akut
Etiologi : aquous humour yang berada di belakang iris (COP) tidak
dapat mengalir melalui pupil sehingga mendorong iris ke depan
(mekanisme blokade pupil)
Faktor risiko : usia lebih dari 40 tahun
Gejala :
o Rasa nyeri pada mata (berlangsung beberapa jam dan hilang
setelah tidur sebentar)
o Rasa nyeri pada kepala
o Mual
o Muntah
Tanda :
o Melihat halo/pelangi sekitar lampu (prodormal)
o Mata merah
o Penglihatan turun mendadak
o Peningkatan TIO dapat mencapai 60-80 mmHg
Dilatasi pupil
Kerusakan iskemik akut dan edem pada iris
Edem kornea
Kerusakan nervus optikus
o Edema palpebra
o Papil saraf optik hiperemis dan edem
o Penciutan berat lapang pandang
o Dapat terjadi goniosinekia (sesudah beberapa kali serangan dan
penyakit berlangsung lama)
2. Glaukoma kongenital
a. Glaukoma kongenital primer / infantil
b. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan mata lain
c. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan ekstraokuler
3. Glaukoma sekunder
9
a. Glaukoma pigmentasi
b. Akibat kelainan lensa (fakogenik)
c. Akibat kelainan traktus uvea
d. Sindrom iridokorneoendotelial (ICE)
e. Trauma
f. Pascaoperasi
g. Glaukoma neovaskular
h. Peningkatan tekanan vena episkleral
i. Akibat steroid
4. Glaukoma absolut
Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma baik sempit maupun
terbuka, dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut
Tanda :
o Kornea terlihat keruh
o COA dangkal
o Papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa
o Mata keras seperti batu
o Rasa sakit
Sering menyebabkan penyumbatan pembuluh darah
Pengobatan :
o pemberian sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan
siliar
o pengangkatan bola mata (mata sudah tidak berfungsi dan memberikan
rasa sakit)
VI.
PATOFISIOLOGI
10
DIAGNOSIS
Diagnosa dapat ditegakan dengan melakukan anamnesa sesuai dengan tanda dan
gejala. Selain itu, dapat dilakukan berbagai pemeriksaan berikut:
Pemeriksaan tekanan bola mata (tonometri)
Pemeriksaan tekanan bola mata dilakukan dengan alat yang dinamakan tonometer.
Pengukuran tekanan bola mata sebaiknya dilakukan pada setiap orang berusia di atas 20
tahun.
Beberapa alat tonometer sebagai berikut :
Tonometer Schiotz
o Merupakan alat yang praktis dan sederhana
o Tehnik : melihat daya tekan alat pada kornea ( tonometri indentasi
Schiotz)
o Penggunaan :
Pasien ditidurkan dengan posisi horizontal
11
dibandingkan normal
N-1, N-2, N-3 yang berarti TIO lebih rendah dibandingkan normal
Gonioskopi
Pemeriksaan dengan cara melihat keadaan sudut bilik mata yang dapat
menimbulkan glaukoma
Tehnik : meletakan lensa sudut (goniolens) di dataran depan kornea setelah
diberikan lokal anestesi. Lensa dapat dipergunakan untuk melihat sekeliling sudut
bilik mata dengan memutar 360 derajat
Uji lain glaukoma
Uji kopi
o Pasien meminum 1-2 kopi pekat
o Bila TIO naik 15-20 mmHg sesudah 20-40 menit glaukoma
Uji minum air
12
IX.
DIAGNOSIS BANDING
Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma bertekanan rendah
Glaukoma sudut tertutup kronik
Glaukoma sekunder dengan sudut terbuka
Glaukoma sudut tertutup
Iritis
Konjungtivitis
PENATALAKSANAAN
Glaukoma sudut terbuka
Tujuan pengobatan
memperlancar pengeluaran aquous humour
mengurangi produksi aquous humour
Medikamentosa
supresi pembentukan aqueous humor
fasilitasi aliran keluar aqueous humor
penurunan volume vitreus
miotik, midriatik, dan sikloplegik
Pembedahan
trabekulektomi
Glaukoma sudut tertutup akut
13
Tujuan pengobatan
merendahkan TIO secepatnya
melakukan pembedahan apabila TIO normal dan mata tenang
Pada serangan akut, sebaiknya tekanan diturunkan terlebih dahulu
Medikamentosa :
supresi pembentukan aqueous humor
fasilitasi aliran keluar aqueous humor
penurunan volume vitreus
miotik, midriatik, dan sikloplegik
Pembedahan
iridektomi perifer
hanya pembedahan yang dapat mengobati glaukoma akut (serangan sering
berulang)
Medikamentosa
1. Supresi pembentukan aqueous humor
Penyekat beta adrenergik
Obat yang berkerja menghambat rangsangan simpatis dan
mengakibatkan
penurunan TIO
KI : penyakit obstruksi jalan napas kronik
ES : depresi, kebingungan, fatigue
Timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaxolol, levobunolol, metipranol, carteolol
Penghambat anhidrase karbonat topikal
Efektif digunakan sebagai tambahan
ES : rasa pahit sementara, blefarokonjungtivitis alergi
Penghambat anhidrase karbonat sistemik
Dapat menekan pembentukan aqueous humor sebanyak 40-60%
Digunakan pada glaukoma kronik bila pengobatan topikal kurang memuaskan
dan pada glaukoma akut bila TIO sangat tinggi dan perlu segera dikontrol
Acetazolamide, diklorfenamide, methazolamide
2. Fasilitasi aliran keluar aqueous humor
Analog prostaglandin
Meningkatkan aliran keluar aqueous humor melalui uveosklera
ES : hiperemi konjungtiva, hiperpigmentasi kulit periorbita, pertumbuhan
bulu mata, penggelapan iris yang permanen
Bimatoprost, latanoprost, travoprost
Obat parasimpatomimetik
Meningkatkan aliran keluar aqueous humor dengan bekerja pada anyaman
trabekular melalui kontraksi otot siliaris
Pilokarpin, karbakol
14
keluar
aqueous
humor
dan
penurunan
pembentukannya
ES : refleks vasodilatasi konjungtiva, endapan adrenokrom, konjungtivitis
folikular, reaksi alergi
KI : pasien dengan sudut bilik mata yang sempit
3. Penurunan volume vitreous
Obat hiperosmotik
Mengubah darah menjadi hipertonik sehingga air akan tertarik keluar dari
vitreus dan menyebabkan penciutan vitreus
Terjadi penurunan produksi aqueous humor
Manitol, gliserin
4. Miotik, midriatik dan sikloplegik
Miotik
Kontriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan glaukoma sudut
terbuka (menambah fasilitas pengeluaran cairan mata) , glaukoma sudut
sempit (membuka sudut bilik mata)
Pilokarpin, karbakol, miostat
Midriatik
Dilatasi pupil penting pengobatan penutupan sudut akibat oklusi sudut
bilik mata depan oleh iris perifer
Epinefrin, kokakin, fenilefrin
Sikloplegik
Relaksasi otot siliaris sehingga zonulla zinn menjadi kontraksi untuk
menarik lensa ke belakang ( penutupan sudut akibat pergeseran lensa ke
anterior)
Atropin, homatropin, tropikamida
Tehnik : laser argon akan membakar iris perifer menyebabkan kontraksi stroma
iris dan akan menarik sudut bilik mata depan hingga terbuka
ES : sinekia anterior perifer
2. Trabekulopasti laser
Penggunaan laser (biasanya argon) untuk menimbulkan bakaran melalui suatu
lensa-gonio ke anyaman trabekular akan memudahkan aliran keluar aqueous
humor
Digunakan pada glaukoma sudut terbuka
3. Bedah drainase glaukoma
Tindakan bedah dapat menghasilkan penurunan TIO yang lebih berarti
Trabekulektomi : pembuatan saluran drainase pintas sehingga terbentuk akses
langsung aqueous humor dari bilik mata depan ke jaringan subkonjungtiva dan
orbita
Komplikasi : terbentuknya jaringan fibrosa jaringan episklera yang menyebabkan
penutupan jalur drainase yang baru
X.
KOMPLIKASI
Glaukoma absolut merupakan komplikasi tersering pada glaukoma sudut terbuka
maupun glaukoma sudut tertutup. Hal ini dikarenakan pengobatan yang kurang cepat dan
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, H.S. 2009.Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3.Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta
2. Vaughan, D.G., 2009, Oftalmologi Umum, Widya Medika: Jakarta
3. http://rsmataaini.co.id/index.php?s=glaukoma
4. http://www.docstoc.com/docs/51629343/Glaukoma-Case
5. http://blognyafitri.wordpress.com/2010/10/23/kenali-faktor-resiko-glaukoma/
16