Professional Documents
Culture Documents
IDENTITAS PASIEN
NAMA
: Ny. SN
JENIS KELAMIN
: Wanita
UMUR
: 35 tahun
AGAMA
: Islam
SUKU BANGSA
: Bugis
PEKERJAAN
: Tukang Pijat
ALAMAT
TANGGAL MASUK RS
: 13 April 2014
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama dan alasan MRSJ/Terapi
Gelisah
B. Riwayat gangguan sekarang
Keluhan dan gejala :
Pasien dibawa ke RSKD Dadi oleh keluarganya yang ketiga
kalinya karena gelisah. Ini dialami sejak + 1 minggu yang lalu, pasien
sering marah-marah tanpa sebab, kadang berbicara sendiri, tertawa
sendiri dan menangis sendiri. Pasien juga kadang tidak bisa tidur
kalau malam dan sering mondar-mandir. Pasien juga sering keluar
rumah (menginap dirumah sahabat-sahabatnya) dan jarang pulang
kerumah. Pasien pulang ke rumah jika gejala-gejala gangguan jiwanya
muncul. Pasien sering mendengar suara-suara ayahnya yang telah
meninggal pada tahun 2004. Pasien juga sering curiga bahwa ada
orang lain yang mau mencuri barangnya dan merasa saudaranya ingin
membunuhnya. Menurut keluarganya, awalnya pasien mengalami
perubahan tingkah laku pada tahun 1994 karena ditinggal suaminya
menikah dengan perempuan lain (pasien istri kedua) setelah 4 tahun
berumah tangga. Pasien kemudian menikah lagi sebanyak 2 kali,
namun pernikahannya degan suami kedua dan ketiga hanya bertahan +
1 tahun. Pasien pertama kali di rawat di RSKD Dadi dengan keluhan
marah-marah (keluarga lupa tahun berapa), yang kedua kalinya pada
tahun 2000 dengan keluhan sering bicara sendiri. Pasien rutin berobat
dan minum obat. Ketika pasien minum obat pasien rajin sholat dan
berhubungan baik dengan keluarga dan tetangga, dan juga pasien
dapat melakukan pekerjaannya yakni sebagai tukang pijat.
Hendaya/disfungsi :
Hendaya sosial
(+)
Hendaya pekerjaan
(+)
Hendaya penggunaan waktu senggang
(+)
Faktor stressor psikososial :
Pasien ditinggal suami pertamanya menikah dengan wanita lain,
dimana pasien merupakan istri kedua.
C. Riwayat gangguan sebelumnya
Riwayat trauma (-)
Riwayat infeksi (-)
Riwayat kejang (-)
Riwayat NAPZA (-)
D. Riwayat kehidupan pribadi
Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)
sama
dengan
DM
DM
DM
: Saya dari Makassar ji, Ujung Pandang. Saya orang Buton bapak,
mama Maros.
DM
DM
DM
DM
DM
: Saya dari PGRI di Sangi 2 kan disitu dari SD, dari TK di Kartika
Candrakirana. SD di jalan Sangir. SMP jalan Sangir sampe kelas 2.
DM
: Saya tidak tahu, kakak saya yang bawa kesini bilang mau pergi lihat
mama. Ini saya bawa sarungnya kakak, mau pergi lihat kakak.
Kakak saya kan di operasi di Labuang Baji buat kanker payudara.
DM
: Pernah, tapi kan saya sudah sembuh ini kenapa dikasi masuk kesini
lagi
DM
DM
DM
: Mulai hari Minggu sore. Senin, selasa, rabu, kamis. Sudah lima hari.
DM
: Sembarang orang bilang, mba. Saya tahu saya berteriak karena sakit
hatiku saya dituduh buang anak. Saya tahu siapa yang pernah buang
anak. Siapa yang pernah makan tidak bayar. Siapa yang pernah
mencuri. Kakak saya suap dengan informasi dari orang. Saya kalo
tidak suka sama orang itu, saya berantas.
DM
DM
DM
: Ibu waktu pertama kali sakit, ibu minum obat? Dikasi obat apa ibu?
: Waktu pertama kali sakit saya dikasi obat tidur. Terus kasi kakak
kasi bangun mau pergi lihat mama. Ini makanya saya pake daster,
masa saya kesini tidak lengkap, sedangkan tas saya tidak tahu
dimana, di depan situ tas saya hilang. Tas saya didalamnya itu ada
dompet, KTP, dengan make-up dari tanah suci, dengan parfum,
dengan tissue.
DM
: Tidak pernah ada saya dengar suara-suara. Saya ini punya mata
batin. Karena saya sudah pernah mati suri.
DM
: Saya mati suri waktu saya pergi kampungnya bapakku antar pergi
berobat. Jika ada orang yang mau jahat sama saya, saya mimpi
sebelumnya. Seperti kamu mau datang, saya mimpi baju suster.
Saya bisa tau kejadian yang akan terjadi besok.
DM
: Tidak ada saya dengar suara-suara. Masa saya mau dikasi makan
lewat sini? Nah ini bekas kotoran. Buka dong, saya ambil. Saya nda
lari, untuk apa saya lari. Saya mau kencing, mana tempat kencing?
Saya mau BAB, mana tempat BAB, mana tempat mandi?
DM
: Sudah sakit ini hati, sudah hancur. Tiga kali kawin ini, saya sudah
ibu-ibu ini, bukan nona-nona. Umur sudah 50 tahun, profesi tukang
pijit. Suami pergi semua.
DM
DM
DM
DM
DM
: 4 tahun.
DM
: Saya kan istri dua, siapa yang mau diambil jaman dulu.
DM
: Saya tidak menikah dulu. Nanti tahun 97 baru saya menikah lagi.
DM
DM
: Itu hanya nikah siri saja. Suaminya orang, saya dituduh juga ambil
suaminya orang.
DM
DM
DM
DM
: Siang.
DM
: Sudah.
DM
: Belum, bagaimana mau mandi kalau nda ada air? Coba ada air saya
mandi. Saya itu mauku mandi, ganti seluruh semua. Dari celana
dalam sampai, baju tidur, baju apa saya ganti. Masa mau mandi
pake begini.
DM
: Enak.
DM
: Nda pernah. Untuk apa lagi? Yang tidak enak tidur itu yang bisa
dikasi obat. Saya enak makan, enak tidur, saya memang kalau
marah tidak mau turun nasi. Itu pikiran saya keras itu ya. Nanti
hilang sendiri, baru saya pergi cari nasi. Biar orang saya liat saya
mau pukul bisa. Kalau sudah dituduh begitu orag tuaku, saya tidak
mau.
DM
: Saya pukul orang kalo dia bilang kurang ajar. Bagaimana dirumah
sakit, rantaiku dibuka paksa karena marah kakakku. Ini liat ini
diikat, hitam di tangan dan di kaki. Liat ini belakangku tidur disini,
heh keras. Tidak biasa tidur begini. Dari depan sampai sini, dikasi
begini. Untung saya ada akalku saya buka sendiri, saya gigit. Ini
tangan saya bengkak, tidak tau kenapa ada kucing tiba-tiba dia
usap-usap.
DM
DM
DM
: Enam.
DM
DM
DM
DM
DM
DM
: 90.
DM
DM
: Ibu ingat tiga kata itu ya, sebentar saya tanyakan lagi.
: Iya.
DM
: Mencuri.
DM
DM
: Saya kasi kembali ke orangnya. Asal ada saya dapat KTP. Saya
pernah dapat dompet, saya kasikan dia kembali. Kecuali tidak ada
alamatnya, saya ambil saya taro dimesjid itu uangnya.
DM
: Ibu masih ingat tiga kata yang saya minta ibu ingat tadi?
: Yang mana? Saya sudah tidak ingat. Nda usah terlalu diingat karena
kasi mi generasi muda, kita sudah tua.
DM
: Iya ibu.
: Sudah mi dek yah, saya mau tidur dulu, sudah saya rasa kayak
panas mi.
III.
DM
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum :
1. Penampilan
Pre okupasi
: Tidak ada
Gangguan isi pikir :
- Waham curiga (+), pasien merasa ada orang lain yang mau
mencuri
-
barangnya
dan
merasa
saudaranya
ingin
membunuhnya.
Waham kebesaran (+), pasien yakin memiliki mata batin
11
ayahnya yang telah meninggal pada tahun 2004. Pasien juga sering curiga
bahwa ada orang lain yang mau mencuri barangnya dan merasa saudaranya
ingin membunuhnya. Menurut keluarganya, awalnya pasien mengalami
perubahan tingkah laku pada tahun 1994 karena ditinggal suaminya menikah
dengan perempuan lain (pasien istri kedua) setelah 4 tahun berumah tangga.
Pasien kemudian menikah lagi sebanyak 2 kali, namun pernikahannya degan
suami kedua dan ketiga hanya bertahan + 1 tahun. Pasien pertama kali di
rawat di RSKD Dadi dengan keluhan marah-marah (keluarga lupa tahun
berapa), yang kedua kalinya pada tahun 2000 dengan keluhan sering bicara
sendiri. Pasien rutin berobat dan minum obat. Ketika pasien minum obat
pasien rajin sholat dan berhubungan baik dengan keluarga dan tetangga, dan
juga pasien dapat melakukan pekerjaannya yakni sebagai tukang pijat.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran berubah,
aktivitas psikomotor gelisah, verbalisasi lancar, spontan, dan intonasi tinggi.
Pasien kooperatif, mood sulit nilai, afek labil, empati tidak dapat
dirabarasakan, keserasian tidak serasi. Fungsi intelektual sesuai taraf
pendidikan, orientasi waktu, tempat, dan orang baik. Daya ingatan jangka
panjang, pendek, dan segera baik. Pikiran abstrak cukup. Gangguan persepsi
(+) yakni halusinasi auditorik, pasien sering mendengar suara ayahnya yang
telah meninggal tahun 2004. Gangguan isi pikir (+) yakni waham curiga
(pasien merasa ada orang lain yang mau mencuri barangnya dan merasa
saudaranya ingin membunuhnya) dan waham kebesaran (pasien yakin
12
memiliki mata batin dan dapat mengetahui kejadian yang akan terjadi besok).
Derajat tilikan yakni derajat 1, karena pasien tidak merasa dirinya sakit.
VI.
13
DAFTAR PROBLEM
A. Organobiologik :
maka
pasien
memerlukan
farmakoterapi.
B. Psikologi
: Ditemukan adanya hendaya berat
dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu
senggang sehingga memerlukan sosioterapi.
VIII. PROGNOSIS
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prognosis pasien yaitu :
A. Faktor pendukung :
Tidak terdapat riwayat yanng sama dalam keluarga
Gejala yang muncul adalah gejala positif
B. Faktor penghambat :
Dukungan keluarga kurang
Status sosio-ekonomi bawah
Onset sudah beberapa tahun
Kepatuhan minum obat kurang
IX.
PROGNOSIS
Prognosis Dubia et malam
14
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang
jelas):
(a) -
15
(b) -
delusion
of
control
waham
tentang
dirinya
Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
16
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
(a) Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh
ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila
terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan
terus menerus;
(b) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan, atau neologisme;
(c) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi
tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativism,
mutisme, dan stupor;
(d) Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar,
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan social dan
menurunnya kinerja social; tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
17
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi
(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (selfabsorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
Pedoman diagnostik untuk mendiagnosis Skizofrenia Paranoid (F20.0)
hamper
setiap
jenis,
tetapi
waham
XI.
RENCANA TERAPI
Farmakoterapi
: Haloperidol 5 mg 3x1
Chlorpromazine 100mg - - 1
Psikoterapi suportif :
18
o Ventilasi
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi
pikirannya atau kecemasannya sehingga pasien merasa lega.
o Konseling
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami
cara menghadapinya, serta tetap memotivasi pasien agar tetap minum
XII.
FOLLOW UP
Memantau keadaan dan perkembangan pasien dan menilai efektivitas
dari
pengobatan
serta
kemungkinan
terjadinya
efek
samping
dari
19