Professional Documents
Culture Documents
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
:
Adanya kebutuhan warga Kota Surabaya akan sarana dan prasarana Saluran Pematusan yang baik.
Maksud dan Tujuan
:
Untuk meningkatkan sarana dan prasarana Saluran Pematusan di Kota Surabaya menjadi lebih baik.
Lokasi
:
Kota Surabaya
Nama Kegiatan
Nama Paket Pekerjaan
:
:
Lokasi Dana
:
Sumber Dana
:
Tahun Anggaran
:
Lingkup Pekerjaan
:
PEKERJAAN PENDAHULUAN
I.
Persiapan dan Sewa Direksi Keet
1
Pembuatan Bouwplank
2
Pasang rambu pengaman
3
Uitzet Dengan waterPass / Theodolit
4
Test Hole
5
II.
1
2
3
4
5
6
PEKERJAAN TANAH
Penggalian Tanah Konstruksi
Pembongkaran Pelat Existing
Bongkar Pasangan Lama
Pengurugan Pasir Padat
Urugan Tanah Kembali
Pengangkutan Tanah Keluar proyek
III.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
PEKERJAAN PASANGAN
Pengadaan U-Ditch Uk. 60.80.120 ( Fabrikasi ) Gandar 5T
Pemasangan U-Ditch Uk. 60.80.120 ( Fabrikasi )
Pengadaan Cover Uk. 60.80.120 ( Fabrikasi )
Pemasangan Cover Uk. 60.80.120 ( Fabrikasi )
Pengadaan U-Ditch Uk. 80.100.120 ( Fabrikasi ) Gandar 10T
Pemasangan U-Ditch Uk. 80.100.120 ( Fabrikasi )
Pengadaan Cover Uk. 80.100.120 ( Fabrikasi )
Pemasangan Cover Uk. 80.100.120 ( Fabrikasi )
Pengadaan U-Ditch Uk. 100.100.120 ( Fabrikasi ) Gandar 10T
Pemasangan U-Ditch Uk. 100.100.120 ( Fabrikasi )
Pengadaan Cover Uk. 100.100.120 ( Fabrikasi )
Pemasangan Cover Uk. 100.100.120 ( Fabrikasi )
Pekerjaan Beton Rabat ( 1Pc : 3Pc : 6Kr )
Pemasangan Pipa Buangan Rumah Tangga Pipa PVC 4"
V.
1
2
3
4
5
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pembersihan Lapangan / Lokasi
Dewatering
Pembongkaran Paving Lama dipakai Kembali
Pemasangan Paving Stone Lama
Pemasangan Terucuk Bambu D 8-12 P. 1,5m
Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam peraturan standar
yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah edisi yang terakhir. Untuk
bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan dalam
spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dipergunakan.
c.
Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila diperlukan, Direksi
dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor yang menjual atau
pabrik yang memproduksi bahan yang bersangkutan.
d.
Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah pembelian (faktur) yang
dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.
e.
Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus menunjukkan
contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan diteliti mengenai jenis, mutu,
berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari bahan tersebut.
f.
Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan contoh yang ditunjukkan,
baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya, maka Direksi berwenang untuk menolak bahan
tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan
yang sesuai dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.
g.
Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi sedemikian rupa sehingga
tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya
atau menurunnya mutu bahan-bahan tersebut.
h.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-bahan berbahaya seperti
minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia sedemikian rupa sehingga
keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya dapat dijamin.
i.
Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman atau petunjuk dari
pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan tanggung jawab Kontraktor .
j.
Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang diajukan oleh Kontraktor ,
baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau dilokasi pabrik atau produsen. Dalam
melaksanakan tugasnya ahli mempunyai wewenang untuk mewakili Direksi dalam menguji dan menilai
bahan-bahan yang diajukan Kontraktor.
b.
Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air dapat
menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam hal ini pelaksanaan
pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan Direksi dapat menginstruksikan
untuk menambah pompa-pompa agar dasar galian tetap dalam keadaan kering.
c.
Kelalaian Kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara lainnya yang
dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan ditanggung Kontraktor .
d.
Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan Kontruksi
pondasi yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko Kontraktor .Hujan lebat yang
mengakibatkan genangan pada galian tidak dianggap Force Majeure, dan perbaikan atas
kerusakan yang terjadi adalah beban Kontraktor
e.
f.
Untuk pembuatan pasangan talud ( plengsengan ) pada saluran-saluran yang sudah ada,
Kontraktor diharuskan membuat tanggul ( kisdam ) sepanjang talud dengan ukuran dan
Kontruksi yang disetujui oleh Direksi. Tanggul / kisdam harus dibuat cukup kuat, tidak
mudah rusak akibat kikisan air. Sebelum pelaksanaan pembuatan tanggul dimulai,
Kontraktor harus mengajukan gambar detail talud beserta spesifikasi bahan yang akan
digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
g.
Persetujuan Direksi seperti tersebut pada gambar tidak mengurangi tanggung jawab
Kontraktor, jika sewaktu-waktu talud mengalami kerusakan. Perbaikan talud serta akibat
lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor .
h.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
dengan Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil permukaan dan sounding areal
kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua pekerjaan didasarkan.
Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila akan
mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang diperlukan
Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap bagian
pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama berlangsungnya
pekerjaan agar tidak berubah.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut ahli
ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan
pengukuran ulang.
Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan sudah
ditera kebenarannya/dikalibrasi.
Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan hasil
pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu kemudian.
Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur ukang lagi dan dikoreksi oleh
pihak Direksi.
Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross Section per titik. Tiap
Titik adalah sejarak 25 meter.
Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak patok patok
harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk
menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal Kontraktor tidak
memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan standar yang ditentukan.
Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain untuk mengerjakan survey
lapangan dan membebankan seluruh biayanya kepada Kontraktor.
Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan daya dukung
tanah) , kontraktor diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah dengan menunjuk pihak
/ lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan tanah yang bersertifikasi.
pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terutama pada masyarakat dan
lingkungan setempat.
Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan tidak
diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang timbul akibat
pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban ker, serta sudah
harus diperhitungkan termasuk Overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya konstruksi
pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri, maka perhitugan volume
dan pembayaran untuk pelakasannaan pekerjaan pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan
dalam satuan (unit) M untuk pekerjaan coferring atau kisdam dan Lump sum untuk
pekerjaan dewatering, sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus
meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai peralatan yang dipergunakan, Overhead
dan keuntungan Kontraktor.
Bongkar Pasangan Lama + Pelat Inrit+Pembongkaran Paving
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran pasangan lama, plat inrit , dan paving seperti tertera pada gambar
rencana dan juga pembersihan lokasi pembongkaran dari sisa material lama.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a.
Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan manusia,
baik orang lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun pekerjaannya
sendiri.
b.
Semua Material bekas bongkaran diangkut keluar proyek.
c.
Untuk pembongkaran paving dilakukan secara hati2 karena paving yang lama akan dipakai kembali
sebagai rekondisi pekerjaan paving.
Pekerjaan Galian Tanah Konstruksi, Tanah Cadas dan Galian Tanah Lumpur
Umum
1.
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila ada
dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang memuaskan dari
pekerjaan dalam kontrak ini.
2.
Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, untuk pembuangan material
yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara umum garis, ketinggian
penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh
Kontraktor sebagai berikut :
Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut
Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali dengan
timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
Prosedur Penggalian
1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material
dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, lumpur, batu bata, batu beton dan lainlain. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap
material di bawah dan di luar batas galian.
2. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan seluruh
material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan, panggalian saluran
air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan cofferdam. Pompa agar siap di
tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada gangguan dalam prosedur pengeringan
dengan pompa.
Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian
1.
Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan pekerja
yang melaksanakan pekerjaan galian.
2.
Selama masa pekerjaan galian, kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng yang
stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan, kontraktor harus
menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika tidak dilakukan dapat menjadi
tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
3.
Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala, kontraktor
harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya hanya
memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan galian cadangan serta
perlengkapan P3K harus tersedia di tempat kerja galian.
4.
Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah pekerja
atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada badan jalan atau bahu
harus ditambah dengan bamboo pada malam hari dengan drum dicat putih atau lampu
kuning sesuai dengan ketentuan Direksi.
Pengangkutan Tanah Keluar Proyek
1.
Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan
apabila tidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat diletakan
didaerah sekitar saluran.
2.
Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.
3.
Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada pada
tempat tersebut sampai 1 ( satu hari )
4.
Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas
penempatan sementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih.
5.
Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalh Dump Truk
dengan kapasitas muat 6 m3 atau bila kondisi jalan / area yang tidak memungkinkan
bisa menggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas lapangan
6.
Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan
pengangkutan material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3
volume dari material yang telah diangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan.
PEMASANGAN TRUCUK BAMBU 8-12 cm - P.1,5 M
1.
Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan pasangan batu kali/U-Ditch/Top Bottom pada saluran. Pekerjaan
ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya dukung tanah yang ada pada dasar saluran
tersebut sehingga diharapkan daya dukungnya menjadi lebih besar dari keadaan
sebelumnya.
2.
Material yang digunakan adalah Bambu Bongkotan dengan diameter min 8 cm .Panjang
masing - masing bambu 1,5 meter
3.
Terucuk Bambu dipasang arah pada masing - masing sisi dipasang 1 buah terucuk
sejajar, dengan jarak sesuai dengan gambar rencana.
Untuk Pemancangannya adalah sebagai berikut :
a.
Alat pemancang dipakai Drop Hammer kapasitas 100 kg yang dilengkapi dengan
konstruksi kaki tiga dari pipa besi dan katrol dengan ketinggian jatuh 2 meter.
Trucuk bambu dipancangkan dalam keadaan baik, tidak cacat yang dapat mengurangi
kekokohan pekerjaan.
b.
Apabila pamancangan tidak bisa terbenam seluruhnya (belum sesuai dengan gambar
rencana) maka drop hammer diganti dengan yang lebih berat sehingga kedalaman tiang
trucuk dapat dipancangkan sesuai dengan gambar rencana.
c.
Apabila dari hasil pemancangan tersebut di atas menurut Direksi hasilnya meragukan
misalnya tiang trucuk miring, pecah dan sebagainya maka Kontraktor harus mencabut
tiang trucuk tersebut dan diharuskan melakukan pemancangan ulang.
d.
Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut di atas adalah menjadi tanggung
jawab kontraktor sepenuhnya.
URUGAN PASIR ( PADAT )
1.
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Pasir Urug
2.
Mutu Bahan.
- Pasir Urug harus terbebas dari Lumpur, Oli, Air, bahan organic maupun an organic.
3.
Prosedur Pelaksanaan
- Pelaksanaan Urugan Pasir Padat sepanjang Pasangan Batu Kali/U-Ditch/Top Bottom
U-DITCH Uk. 60.80.120, 80.100.120, 100.100.120 PRE CAST (FABRIKAN)
Top Bottom yang dimaksud adalah Box Culvert Precast yang berasal dari pabrikasi yang mampu menahan beban
kendaraan 5 Ton/m2 dan 10 ton/m2.
1. Top Bottom menggunakan mutu beton K-350 dengan mutu baja BJTD-40, Diameter min. 8 mm dengan toleransi dimensi
max 2 mm
2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan Top Bottom Precast tersebut pada sebuah pabrik, yang telah disetujui oleh
pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail Top Bottom Precast yang dipesan harus sesuai dengan gambar perencanaan yang sudah
disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak pengguna untuk melakukan inspeksi
/ tinjauan ke produsen melihat tahapan dan pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak pengguna berhak menolak produk
beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan Top Bottom Precast ( yang berisi Job Mix Formula )
serta Surat Dukungan dari Pabrik ( dengan melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik,
kepada Direksi dan Pengawas.
7. Biaya transportasi Top Bottom Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
PEMASANGAN PIPA PEMBUANGAN
1.
Material yang digunakan adalah Pipa PVC type AW dengan diameter 4 .Panjang
masing - masing pipa 1,2 meter
2.
Dengan Adanya pelaluan drainase memperkokoh struktur dari rembesa atau aliran air
tanah. Sehingga struktur Saluran Batu kali tidak terjadi guling.
URUGAN TANAH KEMBALI
Bahan
:
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah tanah dari hasil galian tanah konstruksi
Mutu Bahan
:
Tanah yang digunakan adalah tanah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.
Prosedur Pelaksanaan
:
Pekerjaan urugan tanah kembali tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan pasangan batu kalii
telah diselesaikan dan diperiksa serta disetujui oleh Direksi. Penimbunan dilakukan mendatar
lapis demi lapis yang dipadatkan dengan menggunakan peralatan pemadat. Urugan dilakukan
dengan tenaga manusia.
BETON RABAT
Beton rabat ini digunakan sebagai pengunci dari pemasangan U-Gutter + Cover. Pembuatan beton rabat ini sama dengan
hal pembuatan pelat beton dengan perbandingan 1Pc : 3Ps : 6 Kr.
PELAT BETON COR SETEMPAT-PELAT WIREMEST DAN PLAT INJAK BETON K-250
Pekerjaan Struktur Beton
Pekerjaan Tulangan
Umum.
Seluruh pekerjaan tulangan yang dilaksanakan menurut spesifikasi ini dan seluruh maksud
yang bertalian yang mungkin ditentukan oleh Direksi. Harus terdiri dari bahan-bahan yang
diperinci disini. Syarat-syarat dan ketentuan yang dinyatakan disini akan berlaku untuk
semua pekerjaan tulangan, kecuali ada ketentuan lain dari Direksi untuk pekerjaan tertentu.
Pekerjaan Beton
Umum
1.
Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan instalasi
pengolahan lumpur tinja yang akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan untuk semua
maksud yang berhubungan dan sebagaimana diminta oleh Direksi harus diperinci dari
bahan-bahan yang diperinci disini dan harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang disebut di sini.
Setiap syarat dan ketentuan yang tidak termaktub di sini harus sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton N.I.2 P.B.I. 1971.
2.
Bahan
1.
Semua portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam semen portland.
2.
Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan tentang besi beton.
3.
Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortel dan spesi injeksi
dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan syarat-syarat yang
sudah diterangkan
4.
Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan di depan.
Kelas dan Mutu Beton
Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia N.I2-P.B.I. 1971,
menurut tabel di bawah ini.
Tabel Standar Mutu Dan Kelas Beton Mutu dan Kelas Beton
Kategori
Dari
Bangunan
(tujuan)
Kls
Mutu
bk
Kg/cm2
bm
Kg/cm2
Bo
Non
Strukturil
II
Bl
Strukturil
K125
125
200
Strukturil
K175
175
250
Strukturil
K225
225
300
Strukturil
K225
225
300
Strukturil
K275
275
350
Strukturil
K300
300
350
Strukturil
K350
350
400
Strukturil
III
IV
Pengawasan terhadap
Kualitas
Kekuatan
Agregat
Tekanan
Pemeriksaan
dengan
mata
Tidak ada
Pengujian
Pemeriksaan
dengan
teliti
Tidak ada
Pengujian
Pengujian
mendetail
dengan analisa
meyakinkan
Pengujian akan
diadakan
Pengujian
mendetail
dengan analisa
meyakinkan
Pengujian akan
diadakan
Pengujian
mendetail
dengan analisa
meyakinkan
Pengujian akan
diadakan
Pengujian
mendetail
dengan analisa
meyakinkan
Pengujian akan
diadakan
Pengujian
mendetail
dengan analisa
meyakinkan
Pengujian akan
diadakan
Pengujian
mendetail
dengan analisa
meyakinkan
Pengujian akan
diadakan
Pengujian
mendetail
dengan analisa
meyakinkan
Pengujian akan
diadakan
Dilakukan pengujian kekuatan tekan beton yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus
pada umur 28 hari.
Pencampuran dan Pengecoran Beton.
Komposisi/Campuran Beton
1.
Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil/batu pecah, air seperti yang
ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah
sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat/baik.
2.
Untuk beton mutu Bo campuran yang biasa untuk pekerjaan non struktural dipakai
perbandingan dari semen portland, terhadap pasir dan agregat kasar tidak boleh kurang
dari 1 : 8. Banyaknya semen untuk tiap m3 sedikitnya harus 225 kg.
3.
Untuk beton mutu K 350, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan kerikil/batu
pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1 : 2 : 3 atau banyaknya semen
untuk tiap m3 beton minimum harus sampai 325 kg.
4.
Untuk mutu beton lainnya yang lebih tinggi harus dipakai campuran yang direncanakan
(designed mix). Campuran yang direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaan
5.
6.
7.
8.
Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian yang
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentukan
beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan Direksi.
Mengaduk
1.
Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton
yaitu Batch Mixer atau Portable Continuous Mixer selama sedikitnya 1 menit
sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer.
Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3,
Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara
pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna
yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan
ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi.
Air harus dituangkan lebih dahulu dan selama pekerjaan mencampur. Pengadukan yang
berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.
2.
Pencampuran dengan tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi tertentu sebuah
Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut pandangan Direksi. Untuk
mempermudah pencampuran ini Kontraktor akan membuat beton masif dengan ketebalan
tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, diliputi dengan parapet setinggi 10 cm.
3.
Penutup saluran dari beton harus dicor pada tempat lain yang berdekatan dengan lokasi,
tidak boleh dicor langsung pada saluran.
Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 Celcius dan tidak kurang dari
4,5 C. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27 C dan 32 C, beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton melebihi 32 C, sebagai yang
ditetapkan oleh Direksi, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya
mendinginkan agregat dengan mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila
perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32 C.
Cetakan Beton
1.
Cetakan haruslah sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran
dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar yang diusulkan oleh
Kontraktor dan yang sudah disetujui oleh Direksi.
2.
Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki harus
digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari lembaran Plywood, papan yang diserut/
diketam rata dan halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna seperti terperinci disini.
3.
Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki dimanapun juga baik saluran
drinase ataupun tutup beton. Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari
kayu dan harus didalam segala hal benar-benar berbentuk dan berukuran yang dikehendaki
dan harus berkekuatan dan berkakuan yang tetap pada tempat dan bentuknya selama
pembebanan dan berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton. Semua percetakan
kayu harus diketam rata/digosok dengan kertas pasir untuk menghilangkan tanda-tanda
bekas dari cetakan sejauh hal ini dapat dikerjakan. Usaha yang sesuai dan efektif harus
dikerahkan dalam pekerjaan cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya
dalam arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan sisisisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.
4.
Semua cetakan yang dibangun harus teguh. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan
cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang selesai
harus tersedia. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan harus diminyaki
dengan minyak yang biasa diperdagangkan yang mencegah secara efektif lekatnya beton,
semua material untuk melepaskan lekatan harus dipakai hanya setelah disetujui oleh
Direksi. Penggunaan minyak cetakan harus berhati-hati untuk kontak dengan besi beton
yang mengakibatkan kurangnya daya lekat.
5.
Semua cetakan harus betul-betul teliti dan kuat kedudukannya sehingga tidak ada
perubahan atau gerakan lain selama penuangan beton. Penyangga cetakan (perancah) harus
bersandar pada pondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan
cetakan selama pelaksanaan.
6.
Pada pekerjaan saluran longsor harus dalam daerah yang kering maka harus dibatasi
dengan cofferdam diudik dan di hilir, serta disediakan pompa untuk memompa air
rembesan dari cofferdam. Air yang setiap hari mengalir harus dialihkan lewat talang diatas
aluran yang akan dibangun.
Pengecoran
1.
Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
penyokongan dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi.
2.
Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran (cetakan,
lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas.
3.
Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton baru akan dicor,
permukaan mana telah begitu mengeras sehingga beton baru tidak akan berpadu dengan
sempurna, ditentukan disini, sebagai Construction Joints (hubungan
konstruksi/pelaksana). Permukaan-permukaan Construction Joints harus bersih dan
lembab ketika ditutup dengan beton baru atau adukan. Pembersihan harus berupa
pembuangan semua kotoran, beton-beton yang mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing
yang menutupinya. Permukaan-permukaan Construction Joints harus dibersihkan dengan
cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan
tekanan udara segera sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan pencucian harus
dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua genangan-genangan
air harus dibuang dari permukaan Construction Joints sebelum beton baru dicor.
4.
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat
pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan
nilai slump.
5.
Beton dicor hanya pada waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta pengawas
Kontraktor yang setaraf ada ditempat kerja. Setelah permukaan disiapkan baik-baik,
permukaan Construction Joints dimana beton baru akan dicorkan harus dilapisi dengan
penutup yang terbuat dari adukan semen (air hasta semen) atau ditutup dengan lapisan
spesi/mortar harus mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton
yang bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya.
6.
Beton harus dicor pada adukan yang baru (fresh). Dalam pengecoran beton pada
Construction Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus harus dijalankan untuk
menjamin agar beton yang baru menjadi rapat betul dengan permukaan joints (sambungan)
dengan Pembobokan dan peralatan dengan memakai alat-alat yang cocok.
7.
Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan.
8.
Beton yang sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat tidak mungkin dijamin
harus dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan terbuang semacam itu. Transportasi dari
pengadukan sampai pengecoran beton jangan terlalu jauh sehingga memungkinkan
pemisahan bahan dan pengerasan beton.
9.
Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan/joints, semua penuangan beton harus
selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm.
Direksi mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal
lapisanlapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi-spesifikasi ini.
10.
Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian sehingga
spesi/ mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar
harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu pengecoran tersebut tidak
boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.
11.
Ember-ember/bocket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember beton
harus mudah untuk diangkat/ diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan
terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
12.
Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan lain dari
yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi.
13.
Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang mungkin,
sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat pada semua
permukaanpermukaan dari cetakan dan material yang dilekatkan. Dalam pemadatan setiap
lapisan dari beton, kepala,
(vibrator)
alat harus
penggetar
dapat menenmbus dan
menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak dibawah. Semua
beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion beroperasi dengan
kecepatan paling sedikit 7000 putaran per menit ketika dbenamkan dalam beton.
Pembukaan Cetakan dan Pemeliharaan.
Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
1.
Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan hati-hati
untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk
dibenahi. Beton yang baru dibuka cetakannya diperlihatkan kepada Direksi untuk dinilai
kualitas pengecorannya, beton yang hasilnya banyak keropos sampai tulangan terlihat,
maka harus mendapatkan penanganan tersendiri atas petunjuk Direksi.
2.
Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan dibuka untuk dindingdinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya; tujuh hari untuk
dinding-dinding pemikul
14dan
harisaluran-saluran,
untuk dek-dek jembatan atau
gorong-gorong jalan.
Perawatan
1.
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Direksi berhak
menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian
pekerjaan.
2.
Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera setelah beton cukup
keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi
air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu basah.
3.
Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud
spesifikasispesifikasi air untuk campuran beton.
Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap
sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan
semacam itu dibuat efektif dan secepatnya dilaksanakan sesudah pengecoran beton atau
sesudah pembukaan cetakan cetakan.
Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan
1.
Penyempurnaan permukaan-permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli
dan disaksikan oleh Direksi. Permukaan-permukaan beton akan diuji/ ditest oleh Direksi
dimana perlu untuk menentukan apakah ketidakteraturan permukaan berada dalam batasbatas yang ditentukan disini. Ketidakteraturan digolongkan sebagai sekonyong-konyong
(abrupt) atau lambat laun (gradual).
2.
Offset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang salah yang
membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada cetakan atau kerusakan
lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidakteraturan yang sekonyong-sekonyong
(abrupt) dan akan diuji dengan menggunakan pengukuran langsung. Semua
ketidakteraturan lainnya dapat dianggap sebagai ketidakteraturan yang gradual dan akan
diperiksa dengan teliti oleh Direksi, kalau perlu dengan menggunakan peralatan
pengetesan beton. Sebelum menerima pekerjaannya, Kontraktor harus membersihkan
semua permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan kotoran yang lainnya.
Perbaikan Permukaan Beton
1.
Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut gambar atau
diluar garis atau permukaan tidak rata atau keropos, ternyata ada permukaan yang rusak
atau keluar dari garis, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini.
Ketidaksesuaiannya akan mendapat penilaian tersendiri yang akan diberikan oleh Direksi
dan kalau Direksi memerintahkan untuk dibongkar maka beton harus dibuang dan diganti
oleh Kontraktor atas bebannya sendiri kecuali bila Direksi memberikan ijinnya untuk
menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang
telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
2.
Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang
kerikil, kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena keropos, lubang-lubang baut,
ketidakrataan oleh pengaruh sambungan-sambungan cetakan, dan bergeraknya cetakan.
Ketidakrataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat atau dengan alat lain dan
seterusnya digosok dengan batu gerinda. Semua lubang harus terus menerus dibasahi
selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya disempurnakan.
3.
Jika menurut pendapat Direksi Hal-hal yang tidak sempurna pada bagian bangunanbangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan penambalan saja tidak akan
menghasilkan sebuah dinding yang tidak memuaskan kelihatannya, Kontraktor diwajibkan
untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi plester), sesuai dengan instruksi dari
Direksi.
4.
Cacat lubang-lubang tempat cukilan dari sarang kerikil atau keropos kecil yang akan
diperbaiki, harus diisi dengan spesi/ mortel tambalan yang kering yang disusun dari satu
bagian semen Portland dengan dua bagian pasir beton bersama dengan bahan pengisi yang
tidak susut, yang disetujui oleh Direksi, dalam jumlah yang diperinci oleh pabrik dan
dengan air yang cukup sehingga sesudah bahanbahan spesi dicampur akan melekat satu
sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan ditekan dengan tangan tidak akan
mengeluarkan air. Spesi penambal harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan
selalu dipadatkan dengan alat yang cocok.
LAPISAN RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT
1.
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal pada
permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk penghamparan pelaburan
aspal atau lapisan campuran aspal.
2.
Lapis Resap Pengikat digunakan pada permukaan yang tidak beraspal,dengan bahan
aspal dari jenis aspal semen AC - 10 ( yang kurang lebih ekivalenAspal penetrasi
80/100 ) atau jenis AC - 20 (yang kurang lebih ekivalenAspal penetrasi 60/70 ),
mematuhi ASSHTO N226 -80, dicairkan dengan minyak tanah. Dipasang hanya pada
permukaan yang kering atau sedikit berlembab.
3.
Lapis Perekat digunakan pada permukaan yang beraspal,dengan bahan aspal dari
jenis aspal semen AC - 10 atau AC - 20 yang memenuhi ASSHTO M226 - 80 ,
diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal.
Dipasang hanya pada permukaan yang benar - benar kering.
4.
Pekerjaan Lapisan Resap Pengikat dan Lapis Perekat harus tidak dilaksanakan waktu
angin kencang, hujan atau akan turun hujan. Kecuali mendapat persetujuan lain dari
Direksi.
5.
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapi dan
tampak merata, tanpa lokasi yang tidak tertutup atau beralur atau berlebihan
aspalnya.
LAPIS ATB DAN AC
1.
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal pada
permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk penghamparan pelaburan aspal
atau lapisan campuran aspal.
2.
Lapis ATB digunakan sebagai lapis pertama pada rekondisi jalan dalam pekerjaan ini
(setelah penghamparan tack coat ),
3.
Lapis AC digunakan sebagai lapis kedua pada rekondisi jalan dalam pekerjaan ini
(juga sebagai lapisan tas, yang bersentuhan langsung dengan beban yang melintas).
4.
Pekerjaan Lapisan ATB dan AC tidak bisa dilaksanakan waktu angin kencang, hujan
atau akan turun hujan. Kecuali mendapat persetujuan lain dari Direksi.
5.
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapi dan
tampak merata, tanpa lokasi yang tidak tertutup atau beralur atau berlebihan aspalnya.
565,0150
14,0000
5,7655
0,0250
0,7500
327,2350
14,0000
3,3391
0,2500
0,2500
m3
mg
m3
x
x
5,7655 =
5,7655 =
0,1441 OH
4,3241 OH
3,3391 =
3,3391 =
0,8348 OH
0,8348 Jam
m3
mg
m3
x
x
0,0038
0,0381
0,1736
1,0000
0,1000
1,0000
x
x
x
x
x
x
5,0000
5,0000
5,0000
5,0000
5,0000
5,0000
=
=
=
=
=
=
0,0190
0,1905
0,8680
5,0000
0,5000
5,0000
OH
OH
OH
Jam
Jam
Bh
=
=
=
=
0,0190
0,7500
5,0000
5,0000
OH
OH
Jam
Bh
0,0038
0,0381
0,1736
1,0000
0,1000
1,0000
OH
OH
OH
Jam
Jam
Bh
0,0038
0,1500
1,0000
1,0000
OH
OH
Jam
Bh
0,0038
0,1500
1,0000
1,0000
x
x
x
x
5,0000
5,0000
5,0000
5,0000
0,0038
0,0381
0,1736
1,0000
0,1000
1,0000
x
x
x
x
x
x
1,0000
1,0000
1,0000
1,0000
1,0000
1,0000
=
=
=
=
=
=
0,0038
0,1500
1,0000
1,0000
x
x
x
x
1,0000
1,0000
1,0000
1,0000
=
=
=
=
0,0038
0,0381
0,1736
1,0000
0,1000
1,0000
x
x
x
x
x
x
1,0000
1,0000
1,0000
1,0000
1,0000
1,0000
=
=
=
=
=
=
0,0038
0,0381
0,1736
1,0000
0,1000
1,0000
OH
OH
OH
Jam
Jam
Bh
0,0038
0,1500
1,0000
1,0000
OH
OH
Jam
Bh
0,0038
0,1500
1,0000
1,0000
x
x
x
x
1,0000
1,0000
1,0000
1,0000
=
=
=
=