Professional Documents
Culture Documents
tengkorak dan otak tidak terbentuk. Penyebab terjadinya anensefalus antara lain
faktor ibu dengan risiko tinggi, riwayat anensefalus sebelumnya, kehamilan dengan
kadar asam folat rendah, fenilketonuria pada ibu yang tidak terkontrol, malnutrisi,
konsumsi alkohol selama hamil.6
Kelaian kongenital anensefalus terjadi pada 1,4-4,6 per 10.000 kelahiran dan
hal tersebut terjadi sebagai akibat dari gagalnya penutupan celah neural anterior pada
24-26 hari post fertilisasi. Pada pertumbuhan yang normal, sel-sel tersebut saling
melipat satu sama lainnya untuk membentuk yang dinamakan tabung saraf (neural
tube), yang selanjutnya membentuk menjadi tulang punggung dan urat sarafnya.
Setelah beberapa transformasi, kutub utama (superior pole) akhirnya terbentuk
menjadi otak. Pada kasus anensefalus, ujung tabung saraf ini gagal menutup dengan
sempurna.11
Dalam mendiagnosis anensefalus, dapat diperiksa kadar asam lemak dalam
serum ibu hamil, amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfafetoprotein), kadar estriol pada air kemih ibu, dan pemeriksaan USG. Tingkat AFP
dapat diukur melalui maternal serum screening (tes darah ibu). Jika tingkat AFP
tinggi, maka ada kemungkinan janin menderita kelainan NTD. Pemeriksaan lebih
lanjut perlu dilakukan, USG atau amniosintesis, untuk memastikan adanya masalah.
USG dengan resolusi tinggi dapat mendeteksi anensefalus pada umur kehamilan 10
minggu, tetapi dalam keadaan kurang menguntungkan, anensefalus baru dapat
diketahui atau diduga pada umur kehamilan 16 minggu.3,6
Skrining USG dilakukan diantara kehamilan 15 sampai 20 minggu, paling
tepat pada minggu ke-16. Anensefalus adalah kelainan yang dapat dilihat dengan alat
USG dengan sangat mudah. Jika seorang dokter yang ahli melakukan pemeriksaan
pada umur kehamilan 16 minggu dan ternyata hasil diagnosisnya anensefalus, maka
kemungkinan terjadi salah diagnosis sangat kecil. Sementara tes darah ibu dengan
kadar AFP tinggi hanya menunjukkan bahwa ada risiko lebih tinggi bahwa bayinya
memiliki kelainan trisomi 21 atau 18, atau NTD. Kebanyakan hasil tes darah ibu
dengan kadar AFP tinggi, ternyata tetap melahirkan bayi yang sehat. Ini menunjukkan
bahwa tes darah saja tidak cukup, sebaiknya melakukan tes-tes lebih lanjut untuk
memastikan apakah janin menderita salah satu kelainan tersebut diatas.4,6
Kehamilan dengan bayi anensefalus tidak memiliki pengaruh yang berarti.
Akan tetapi, pada sekitar 25% wanita yang mengandung anak anensefalus,
mengalami polihidramnion atau kelebihan air ketuban. Hal ini terjadi karena reflek
untuk menelan pada si bayi, kadang-kadang tidak berfungsi, sehingga dia tidak dapat
menelan air ketuban seperti halnya dilakukan bayi biasa. Apabila volume air ketuban
berlebihan, akan mengakibatkan perasaan tidak nyaman bagi sang ibu. Ada
kemungkinan bayi lahir prematur atau air ketuban pecah sebelum waktunya. Untuk
mengurangi kelebihan air ketuban, seorang dapat dilakukan amniosintesis. Air
ketuban di keluarkan, sehingga ibu merasa lebih lega.4,10
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
: Ny. TT
Umur
: 23 tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Minanga, Lingk I
Nama Suami
: Tn. VA
: Swasta
Masuk RS
ANAMNESIS
Anamnesis Utama
Keluhan Utama: nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan.
Riwayat penyakit sekarang:
-
Pelepasan air dari jalan lahir (+) sejak jam 06.00 WITA (11/7/2014)
Riwayat Kehamilan
PEMERIKSAAN FISIK
Status praesens :
Keadaan umum
: cukup
Kesadaran
: CM
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 84 x/mt
Respirasi
: 20 x/mt
Suhu
: 36,50 C
Konjungtiva
: anemis (-)
Sklera
: ikterik (-)
C/P
Ekstremitas
: edema (-)
Status Obstetrik :
TFU
: 34 cm
Letak janin
BJJ
: I 12-13-12
II 12-12-12
His
: 7-8// 15-20
TBBA
: I 2400 gr (palpasi)
II 2000 gr (palpasi)
Pemeriksaan Dalam
Effacement 90%, pembukaan 2-3 cm, ketuban (-) sisa putih keruh, PP kepala HI
USG
Janin intrauteri Gemelli I letak kepala
FM (+), FHM (+)
BPD : 8,83 cm, FL : 6,66 cm, AC : 30,61 cm
AFL 1,68 cm, EFW : 2500-2600 gram
Janin intrauteri Gemelli II letak kepala
FM (+), FHM (+)
BPD : tidak dapat diukur, FL : 6,19 cm, AC : 28,47 cm
AFL > 2 cm, EFW : 2000-2100 gram
Plasenta implantasi di fundus grade II-III
Kesan : hamil aterm + gemelli I: letak kepala; gemelli II: letak kepala + anensefalus
LABORATORIUM
Hb : 11,4 gr/dl, Leukosit: 7.900/mm3, Trombosit: 188.000/mm3
RESUME MASUK
G3P1A1, 23 tahun, datang ke Instalasi Rawat Darurat Obstetri RSUP Prof. R. D.
Kandou Manado tanggal 11 Juli 2014 jam 11.30 dengan keluhan nyeri perut bagian
bawah ingin melahirkan dirasakan teratur. Pelepasan lendir darah (+). Pelepasan air
dari jalan lahir sejak jam
Pergerakan janin masih dirasakan saat masuk rumah sakit. RPD disangkal penderita.
HPHT: 5-10-2013, TTP: 12-7-2014.
Status Praesens: KU: cukup, Kesadaran : compos mentis
TD:110/80 mmHg, Nadi:84 kali/menit, R: 20 kali/menit, SB 36,5 oC.
Status Obstetri : TFU
: 34 cm
Letak janin
BJA
His
: 7-8 / 15-20
TBBA
:I
2400 gr (palpasi)
II 2000 gr (palpasi)
Pemeriksaan dalam
keruh, PP kepala HI
USG kesan : hamil aterm + gemelli I: letak kepala; gemelli II: letak kepala +
anensefalus
DIAGNOSIS
G3P1A1, 23 tahun, hamil 39-40 minggu, inpartu kala I
Janin Intrauterin Gemelli I hidup letak kepala
II hidup letak kepala + anensefalus
SIKAP
Gemelli II
BHR
Variabilitas
Akselerasi
Deselerasi
Pola disfungsi SSP
Gerakan janin
: 140 bpm
: 5-25 bpm
: (+)
: (-)
: (-)
: > 5x/20mnt
: 140 bpm
: 1-5 bpm
: (+)
: (-)
: (-)
: > 5x/20mnt
Kesan
: Kategori I
OBSERVASI PERSALINAN
11 Juli 2014
Jam 12.00-12.30: His: 7-8 / 15-20
Jam 15.30
PD
: Pimpin mengejan
Observasi T,N,R,S, His, BJJ
Jam 15.50 : Lahir plasenta spontan kesan lengkap dengan selaputnya, BPL 700gram.
1 plasenta, 2 korion, 2 amnion
LAPORAN PERSALINAN
His kencang ibu ingin mengejan, vulva dan anus mengembang, perineum
menonjol, tampak kepala janin pada jalan lahir. Di luar his kepala masuk lagi itu
tandanya kepala sedang membuka jalan lahir. Penolong memakai hanscoen pada
tangan kanan vulva dan sekitarnya didisinfeksi dengan kapas Lysol. BJA didengar di
antara 2 his. Di bawah bokong ibu dialas dengan doek steril.
Saat suboksiput berada di bawah simphysis, penolong menyokong perineum
dengan tangan kanan dengan doek steril untuk mencegah robekan. Tangan kiri
penolong membantu fleksi kepala bayi dan mencegah agar tidak terjadi defleksi
maksimal dan ditambah dengan kekuatan mengedan ibu berturut-turut lahirlah dahi,
hidung, muka dan akhirnya dagu dengan suboksiput sebagai hipomoklion, setelah itu
ibu dilarang mengedan.
Kemudian penolong membantu putaran paksi luar sesuai punggung janin,
selanjutnya kedua telapak tangan penolong pada samping kiri dan kanan kepala janin
dan dilakukan traksi ringan ke perineum untuk melahirkan bahu depan bagian aksila
terlihat kemudian dilakukan traksi ringan ke arah simphysis untuk melahirkan bahu
belakang (sampai aksila lahir) kemudian dilakukan tarikan sesuai sumbu jalan lahir.
Yaitu laterofleksi untuk melahirkan badan, bokong, dan akhirnya kaki.
Jam 15.43 lahir bayi perempuan, spontan letak belakang kepala, segera
menangis, berat badan lahir 2400 gram, panjang badan lahir 44 cm, A/S 7-9.
Sementara jalan nafas dibersihkan, tali pusat di klem di dua tempat, kemudian tali
pusat diurut ke arah ibu, sementara tangan kiri penolong melindungi badan bayi lalu
talipusat digunting di antaranya. Bayi diserahkan ke sejawat neonati untuk
penanganan selanjutnya. Eksplorasi jalan lahir, tampak selaput ketuban menonjol.
Ketuban dipecahkan, keluar air ketuban putih keruh. Ibu dipimpin mengejan. Jam
15.45 lahir bayi perempuan, spontan letak kepala, berat badan lahir 200gram, panjang
badan lahir 38 cm, A/S 3-5-5. Sementara jalan nafas dibersihkan, tali pusat di klem
di dua tempat, kemudian tali pusat diurut ke arah ibu, sementara tangan kiri penolong
melindungi badan bayi lalu talipusat digunting di antaranya. Bayi diserahkan ke
sejawat neonati untuk penanganan selanjutnya. Dibawah bokong ibu ditaruh stikpan,
kandung kemih dikosongkan dengan kateterisasi. Dilakukan pelepasan plasenta
dengan cara penegangan tali pusat terkendali. Jam 15.50 lahir plasenta kesan lengkap
beserta selaputnya. BPL 700 gram. Eksplorasi plasenta, terdiri dari 1 plasenta, 1
korion, 2 amnion. Dilakukan eksplorasi jalan lahir, ditemukan ruptur perineum
kemudian dilakukan hecting. Ibu dibersihkan dan diistirahatkan.
KEADAAN UMUM 2 Jam POST PARTUM
TD: 110/70 mmHg, N: 84 x/m, R: 24 x/m
Kontraksi uterus : baik
Perdarahan
: + 200 cc
Diuresis
: + 150 cc
DISKUSI
Yang akan didiskusikan pada kasus ini adalah:
1. Bagaimana diagnosis anensefalus?
Diagnosis anensefalus didapatkan melalui USG, dengan USG resolusi
tinggi kelainan anensefalus dapat dideteksi saat usia kehamilan 10 minggu. Dapat
juga dengan pemeriksaan kadar asam lemak dalam serum ibu hamil,
amniosintesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein), dan
kadar estriol pada air kemih ibu.. Tingkat AFP dapat diukur melalui skrining
serum maternal (tes darah ibu). Jika tingkat AFP tinggi, maka ada kemungkinan
janin menderita kelainan defek tabung saraf. Pemeriksaan lebih lanjut perlu
kembar
monokorion
dapat
pula
dipilih
ANC teratur dan sedini mungkin, merupakan bagian yang penting dalam
pemantauan ibu hamil. Dengan semakin dini terdeteksinya kehamilan, masalahmasalah dan penyulit yang dapat timbul bagi ibu dan janin dapat dicegah dan
ditangani, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi dan luaran yang
tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hakimi M (ed). 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan.
Yayasan Essentia Medica.
2. Hanretty K.P. 2003. Multiple Pregnancy and Other Antenatal Complication.
In: Obstetrics Illustrated. Churchill Livingstone.
3. Kazandi M. dan Turan V. 2011. Multiple Pregnancies and Their
Complications. Journal of Turkish Society of Obstetrics and Gynecology, J
Turk Soc Obstet Gynecol; Vol: 8 Issue: 1 Pages: 21- 4
4. Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
5. Institute of Obstetrician and Gynecologists. 2014. Clinical Practice Guideline
Management of Multiple Pregnancy. Royal College of Physicians: Irlandia.
6. Cunningham F.G, et al. Alih bahasa Pendit B.U., et al. 2012. Obstetri
Williams edisi 23. Jakarta:EGC.
7. Pitkin J., Peatle A.B., Magowan B.A. 2003. Multiple Pregnancy. In: Obstetric
and Gynaecology. Churchill Livingstone.
8. Norwitz E.R., Schorge J.O. 2008. Obstetric and Gynaecology at a Glance :
Multiple Pregnancy. Blackwell Science.
9. International Journal of Clinical Cases and Investigations 2012. Volume 4