You are on page 1of 23

BAB 3

GAMBARAN PROSES BISNIS

3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit


3.1.1

Sejarah Rumah Sakit


Rumah Sakit Budi Lestari berdiri pada tanggal 25 April 1982. Pada

awalnya

Rumah Sakit Budi Lestari berupa rumah bersalin. Rumah Sakit ini

didirikan oleh Bp. Letkol (Purn) Ismoko (Alm), sebagai ketua badan pendiri
Yayasan Semangun.
Rumah Sakit Budi Lestari memiliki Surat Ijin Operasional Rumah Sakit
dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat No. 2341/KS030/XI/1982 tanggal 13
November

1982

dan

Dirjen

Yankes

Depkes

RI

Pusat

No.

0674/YANKES/RSKS/1985 Tanggal 22 Mei 1985. Berdasarkan Akta Notaris No.


47 tanggal 4 Februari 1994 berkembang menjadi Rumah Sakit Umum Budi
Lestari. Tahun 1991 jumlah tempat tidur berubah dari 13 tempat tidur menjadi 47
tempat tidur, dan mulai dibuat kamar operasi. Tahun 2001 sampai sekarang jumlah
tempat tidur menjadi 52 tempat tidur.
Sekarang Rumah Sakit Budi Lestari adalah rumah sakit umum swasta di
bawah naungan Yayasan Semangun. Rumah Sakit Budi Lestari berkedudukan di
Jalan Kyai Haji Noer Ali No. 2 Bekasi. Berdiri di lahan seluas 3050 m2 dan luas
bangunan 1780 m2.

3.1.2

Struktur Organisasi Rumah Sakit

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Budi Lestari

3.1.3 Struktur Bagian Keuangan


Kepala Keuangan

Bendahara

Sub Bagian Akuntansi I

Gambar 3.2 Struktur Bagian Keuangan Rumah Sakit Budi Lestari

Sub Bagian Akuntansi II

3.1.4

Visi, Misi, Tujuan, Moto dan Jenis Pelayanan Budi Lestari


a. Visi Rumah Sakit Budi Lestari adalah menjadi rumah sakit yang
mengutamakan mutu pelayanan kesehatan bagi kepuasan pelanggan.
b. Misi Rumah Sakit Budi Lestari adalah :

Mengelola pelayanan kesehatan secara profesional

Memuaskan pelanggan melalui pelayanan kesehatan yang


kompetitif dan terjangkau

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan


dan pelatihan

Dapat bekerjasama dengan institusi terkait

c. Tujuan Rumah Sakit Budi Lestari adalah membantu pemerintah


dalam meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat melalui
peningkatan mutu pelayanan
d. Moto Rumah Sakit Budi Lestari adalah kesehatan anda adalah
kebanggaan kami.
e. Jenis-Jenis Pelayanan Rumah Sakit Budi Lestari :
Pelayanan rawat jalan meliputi :
a) Unit Gawat Darurat
b) Poliklinik Umum
c) Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
d) Poliklinik Penyakit Dalam
e) Poliklinik Bedah Umum
f) Poliklinik Bedah Orthopedi

g) Poliklinik Anak
h) Poliklinik Neurologi
i) Poliklinik Akupuntur
j) Poliklinik Medical Check Up
k) Poliklinik Rehabilitasi Medik
Pelayanan Rawat inap meliputi :
a) Nama kamar :
1. Ruang Anggrek
2. Ruang Cempaka
3. Ruang Bougenville
4. Ruang Dahlia
5. Ruang Melati
b) Jenis kelas :
1. Kelas Utama
2. Kelas I
3. Kelas II
4. Kelas III
Pelayanan penunjang :
a) Instalasi radiologi
b) Instalasi Laboratorium
c) Instalasi Farmasi
d) Instalasi Gizi
e) Kamar Operasi
Jadwal Praktek Dokter :

a) UGD

: 24 Jam

b) Poliklinik Umum

: 08.00 14.00

c) Poliklinik Spesialis

: 08.00 14.00 (pagi)


17.00 21.00 (sore)

3.2 Uraian Proses Bisnis


Billing system Rumah Sakit Budi Lestari terbagi menjadi dua bagian
besar di antaranya pendapatan dari rawat jalan dan rawat inap.
3.2.1

Prosedur Billing System Pasien Rawat Jalan


Setelah pasien selesai diperiksa maka dokter akan mengeluarkan

Formulir Slip Jasa Dokter (RALAN) sebanyak 2 (dua) rangkap dan resep obat.
Formulir Slip Jasa Dokter (RALAN) rangkap satu akan diberikan kepada pasien
untuk melakukan pembayaran jasa di kasir. Sedangkan Formulir Slip Jasa Dokter
(RALAN) rangkap dua akan diarsip oleh dokter.
Setelah pasien selesai melakukan pemeriksaan rawat jalan, maka pasien
akan melakukan pembayaran di kasir dengan menyerahkan Formulir Slip Jasa
Dokter. Kasir akan memberikan struk pembayaran rawat jalan ke pasien sedangkan
Formulir Slip Jasa Dokter rangkap satu akan diarsip.
Jika pasien tersebut memiliki jaminan asuransi atau jaminan kantor, maka
resep obat, Formulir Slip Jasa Dokter (RALAN) dan Formulir Asuransi akan
diberikan dokter kepada perawat poliklinik. Formulir Slip Jasa Dokter (RALAN)
rangkap satu akan diberikan kepada Depo Farmasi. Formulir Slip Jasa Dokter
(RALAN) rangkap dua akan diarsip oleh dokter.
Setelah pasien selesai melakukan pemeriksaan medical checkup, maka
bagian laboratorium akan mengeluarkan Formulir Slip Pembayaran Medical

Checkup sebanyak 3 (tiga) rangkap. Formulir Slip Pembayaran Medical Checkup


rangkap satu akan diberikan ke pasien untuk melakukan pembayaran jasa di Kasir.
Sedangkan Formulir Slip Pembayaran Medical Checkup rangkap dua dan tiga
akan diarsip oleh Bagian Laboratorium.
Setelah pasien selesai melakukan pemeriksaan medical checkup, maka
pasien akan melakukan pembayaran di kasir dengan menyerahkan Formulir Slip
Pembayaran Medical Checkup rangkap satu. Kasir akan memberikan Struk
Pembayaran Medical Checkup ke pasien sedangkan Formulir Slip Pembayaran
Medical Checkup rangkap satu akan diarsip.
Jika pasien tersebut memiliki jaminan asuransi atau jaminan kantor, maka
Formulir Slip Pembayaran Medical Checkup dan hasil Medical Checkup akan
diberikan bagian laboratorium kepada bagian penagihan.
Perawat Poliklinik memberikan Formulir Asuransi, resep obat dan
Formulir RALAN kepada Depo Farmasi rangkap 1 (satu). Pasien memberikan
resep obat di Depo Farmasi. Defo Farmasi akan memberikan Bukti Pembayaran
Obat kepada pasien. Pasien membayar ke Kasir dan menyerahkan Bukti
Pembayaran Obat sebanyak dua rangkap. Setelah Bukti Pembayaran Obat tersebut
di cap oleh Kasir, maka akan diberikan kembali pada pasien sebagai bukti
pengambilan obat. Pasien menyerahkan Bukti Pembayaran Obat rangkap satu yang
sudah di cap kepada Depo Farmasi. Depo Farmasi akan memberikan obat beserta
Bukti Pembayaran Obat yang sudah di cap kepada pasien.
Pasien akan membeli obat di apotek berdasarkan resep obat dari dokter.
Kasir Apotek akan memberikan bukti pembayaran obat rangkap satu dan obat
tersebut kepada pasien. Kasir apotek akan memberikan Laporan Setoran Instalasi

Farmasi, Resep Obat dan Bukti Pembayaran Obat rangkap dua dan uang kepada
Bendahara. Depo Farmasi memberikan Formulir Asuransi, resep obat dan Formulir
RALAN kepada Kasir
Kasir akan membuat Laporan Setoran Kasir Rawat Jalan per shift dan
memberikan Formulir Slip Jasa Dokter (RALAN) rangkap dua dan tiga , Formulir
Slip Pembayaran Lab rangkap dua dan tiga, Formulir Asuransi, Bukti Pembayaran
Obat dan uang Bendahara. Setelah Bendahara menerima laporan per shift dan
uangnya, bendahara mencatat laporan harian pada buku pendapatan.
Sub Bagian Akuntansi I akan melakukan perhitungan jasa dokter
berdasarkan Formulir Slip Jasa Dokter untuk menentukan biaya yang harus
dibayarkan kepada dokter.
Perusahaan kartu kredit akan membayar uang tagihan melalui transfer ke
rekening Rumah Sakit Budi Lestari dan akan memberikan Form Kunjungan
Merchant dan Tanda Terima Sales Draft yang akan di berikan ke Rumah Sakit
Budi Lestari.
Pada saat Sub Bagian Akuntansi II akan melakukan penagihan ke
Perusahaan yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Budi Lestari, Bagian
Penagihan akan mengumpulkan berkas tagihan semua pasien rawat jalan (berupa
kwitansi, tagihan RALAN, Formulir Slip Jasa Dokter, Formulir Slip Pembayaran
Medical Checkup, Bukti Pembayaran Obat dan Resep Obat) yang akan dikirimkan
ke perusahaan tersebut. Perusahaan tersebut akan membayar uang tagihan melalui
transfer ke rekening Rumah Sakit Budi Lestari dan memberikan surat jaminan
perawatan.

Pada saat Sub Bagian Akuntansi II akan melakukan penagihan ke


Perusahaan asuransi, Sub Bagian Akuntansi II akan mengumpulkan berkas tagihan
semua pasien rawat jalan (berupa kwitansi, tagihan RALAN, Formulir Slip Jasa
Dokter Formulir Slip Pembayaran Lab, Bukti Pembayaran Obat dan Resep Obat)
dan membuat surat pengantar yang akan dikirimkan ke Perusahaan asuransi.
Perusahaan asuransi akan membayar uang tagihan melalui transfer ke rekening
Rumah Sakit Budi Lestari dan mengirimkan Form Perkiraan Excess Charges
kepada Sub Bagian Akuntansi II.
Bendahara akan membuat Laporan Pendapatan Rawat Jalan dan Laporan
Pendapatan Instalasi Farmasi untuk kepala keuangan. Pada akhir bulan Kepala
Keuangan akan membuat Laporan Pendapatan Rawat Jalan Bulanan kemudian
menyerahkannya ke Direktur Rumah Sakit yang akan digunakan sebagai salah satu
bahan dalam proses pengambilan keputusan.
3.2.2

Prosedur Billing System Pasien Rawat Inap


Setelah pasien atau keluarga pasien melakukan pemesanan ruang

perawatan sesuai dengan kelas kamar yang tersedia di dalam Rumah Sakit Budi
Lestari pada bagian Kasir dengan membawa Form Permintaan Rawat Inap
(RANAP) serta uang deposit. Pasien membayar deposit kamar perawatan ke Kasir
Rawat Inap sebesar biaya tarif kamar yang dipilih selama satu minggu (7 hari) dan
menandatangani Surat Pernyataan Rawat Inap ke Kasir. Setelah disetuju, pasien
atau keluarganya membawa Surat Pernyataan Rawat Inap ke Bagian Rekam Medik
untuk mendaftar rawat inap dan pasien tersebut akan dipindahkan ke ruang
perawatan. Form Permintaan Rawat Inap (RANAP) rangkap 1 (satu) akan
diberikan kepada pasien dan rangkap 2 (dua) akan diarsip oleh Kasir.

Jika pasien memiliki polis asuransi maka pasien akan memberikan kartu
asuransi kepada kasir rawat inap. Kasir akan melakukan konfirmasi melalui
telepon dengan perusahaan asuransi tersebut. Perusahaan asuransi tersebut akan
memberikan surat jaminan rawat inap melalui fax.
Jika pasien tersebut memiliki jaminan kantor, maka pasien tersebut akan
memberitahu kepada kasir rawat inap. Kasir akan melakukan konfirmasi terlebih
dahulu pada kantor yang menjamin pasien tersebut.
Untuk pembelian obat pasien kelas 1 (satu) dan 2 (dua), perawat akan
mengambilkan obat di Depo Farmasi dan akan menagih pembayaran saat pasien
akan keluar rumah sakit. Sedangkan untuk kelas 3, pasien membeli obat di Depo
Farmasi dan depo farmasi akan memberikan Bukti Pembayaran Obat kepada
pasien. Pasien membayar tagihan obat dengan membawa Bukti Pembayaran Obat
ke Kasir Rawat Inap. Kasir Rawat Inap akan memberikan Bukti Pembayaran Obat
yang sudah dicap kepada pasien yang akan digunakan untuk pengambilan obat di
Depo Farmasi.
Obat-obatan yang digunakan selama perawatan untuk pasien kelas 1
(satu) dan 2 (dua), juga dicatat dalam Form Rincian Rawat Inap. Perawat jaga akan
membuat Form Rincian Rawat Inap, resep obat dan Bukti Pembayaran obat yang
akan diberikan kepada Kasir Rawat Inap. Pasien membayar biaya rawat inap
berdasarkan Formulir Rincian Rawat Inap setelah dikurangi deposit yang diberikan
sebelum menjalankan perawatan dilakukan di Kasir. Pada waktu pasien membayar,
Kasir akan memberikan Form Rincian Rawat Inap rangkap 1 (satu) sedangkan
rangkap 2 (dua) akan diarsip oleh Kasir Rawat Inap.

Selain pembayaran secara tunai, pasien dapat menggunakan kartu kredit,


polis asuransi dan jaminan kantor

untuk membayar biaya rumah sakit.

Berdasarkan formulir tersebut, Kasir menerima uang biaya pemeriksaan dari


pasien dan membuat struk pembayaran atau kwitansi. Struk Pembayaran akan
diberikan kepada pasien sebagai bukti pembayaran.
Berdasarkan Formulir Rincian Rawat Inap yang diarsip, maka Kasir akan
membuat Laporan Keuangan Harian berdasarkan masing-masing shift dan
memberikan kwitansi, Formulir Permintaan Rawat Inap, Bukti Pembayaran Obat
dan uang ke Bendahara.
Depo farmasi akan memberikan bukti pembayaran obat, resep dokter dan
uang kepada bendahara.
Sub Bagian Akuntansi II akan melakukan penagihan polis asuransi,
jaminan perusahaan, departemen kesehatan dan perusahaan kartu kredit atas nama
pasien sebesar jumlah tagihan.
Bagian Akuntansi I melakukan perhitungan jasa dokter berdasarkan
Formulir Rincian Rawat Inap untuk menentukan biaya yang harus dibayarkan
kepada dokter.
Pada saat Sub Bagian Akuntansi II akan melakukan penagihan ke
Perusahaan Asuransi, Sub Bagian Akuntansi II akan mengumpulkan berkas
tagihan semua pasien rawat inap (berupa kwitansi, tagihan RANAP, formulir slip
jasa dokter dan resep obat) dan Surat Pengantar yang akan dikirimkan ke
Perusahaan Asuransi. Perusahaan asuransi akan membayar uang tagihan melalui
transfer ke rekening Rumah Sakit Budi Lestari dan mengirimkan Form Perkiraan
Excess Changes dan kepada bagian keuangan Rumah Sakit Budi Lestari.

Pada saat Sub Bagian Akuntansi II akan melakukan penagihan ke


Perusahaan yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Budi Lestari, Bagian
Penagihan akan mengumpulkan berkas tagihan semua pasien rawat inap (berupa
kwitansi, tagihan RANAP, formulir slip jasa dokter dan resep obat) dan Surat
Keterangan yang akan dikirimkan ke Perusahaan yang bekerja sama dengan
Rumah Sakit Budi Lestari. Perusahaan tersebut akan membayar uang tagihan
melalui transfer ke rekening Rumah Sakit Budi Lestari dan memberikan Surat
Jaminan Perawatan kepada Sub Bagian Akuntansi II Rumah Sakit Budi Lestari.
Perusahaan kartu kredit akan membayar uang tagihan melalui transfer ke
rekening Rumah Sakit Budi Lestari dan akan memberikan Tanda terima sales draft
dan Form Kunjungan Merchant yang akan di berikan ke Rumah Sakit Budi Lestari.
Bendahara akan memberikan Laporan Pendapatan Rawat Inap uuntuk
kepala keuangan. Pada akhir bulan Kepala Keuangan akan membuat Laporan
Pendapatan Rawat Inap Bulanan kemudian menyerahkannya ke Direktur Rumah
Sakit yang akan digunakan sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan.

3.3 Rich Picture Billing System Rumah Sakit


3.3.1 Rich Picture Billing Sytem Rawat Jalan

Gambar 3.3 Rich Picture Billing System Rawat Jalan

3.3.2 Rich Picture Billing System Rawat Inap

Gambar 3.4 Rich Picture Billing System Rawat Inap

3.4 Fungsi yang terkait dengan Billing System


Fungsi-fungsi yang terkait dalam Billing System pada Rumah Sakit Budi
Lestari adalah sebagai berikut :
1. Kasir
Kasir terlibat dalam proses sebagai berikut :
a. Proses penagihan yaitu pemberitahuan kepada pasien jumlah
biaya yang harus dibayar
b. Proses Pembayaran yaitu proses penerimaan pembayaran dari
pasien rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit Budi Lestari
c. Proses Pencatatan yaitu proses pencatatan semua transaksitransaksi yang terjadi di Rumah Sakit Budi Lestari.
d. Proses Pelaporan yaitu proses pembuatan Laporan Setoran Rawat
Jalan Per Shift dan Laporan Keuangan Harian rincian penerimaan
kas rawat inap selama satu hari.
2. Kasir Apotek
Kasir terlibat dalam proses sebagai berikut :
a. Proses penagihan yaitu pemberitahuan kepada pasien jumlah
biaya obat yang harus dibayar
b. Proses Pembayaran yaitu proses penerimaan pembayaran dari
pembelian obat di Apotik Rumah Sakit Budi Lestari
c. Proses Pencatatan yaitu proses pencatatan pembelian obat yang
terjadi di Apotik Rumah Sakit Budi Lestari.
d. Proses Pelaporan yaitu proses pembuatan Laporan Setoran
Instalasi Farmasi per shift

3. Kepala Keuangan
Bagian Keuangan terlibat dalam proses berikut :
a. Melaksanakan kegiatan keuangan Rumah Sakit.
b. Membantu Direktur dalam menyusun anggaran sesuai dengan
program kerja dari seluruh bidang dan bagian di rumah sakit Budi
Lestari.
c. Memberi

petunjuk,

pengarahan

dan

penilaian

kepada

bawahannya.
d. Melakukan rapat bulanan untuk mengevaluasi kegiatan keuangan.
e. Membuat laporan keuangan bulanan untuk diserahkan dan
dibahas dengan Direktur.
f. Membuat analisis kinerja keuangan rumah sakit Budi Lestari
setiap bulan untuk dibahas dengan direktur.
g. Melakukan

koordinasi

dengan

departemen

umum,

dan

departemen medik untuk melakukan analisa pemanfaatan sumber


daya rumah sakit setiap 6 bulan sekali.
4. Bendahara
Bendahara terlibat dalam proses berikut :
a. Melakukan pembayaran atas persetujuan Direktur atau Kepala
Bagian Keuangan.
b. Melakukan penerimaan dari kasir, baik tunai/kredit beserta
slip/voucher penerimaan (pendapatan) harian.
c. Membuat slip/voucher setoran ke bank atas persetujuan Kepala
Bagian Keuangan.

d. Membuat laporan pendapatan jasa pelayanan dan penjualan obat


e. Melakukan pembayaran faktur-faktur obat.
5. Sub Bagian Akuntansi I
Sub Bagian Akuntansi I terlibat dalam proses berikut :
a. Menghitung gaji karyawan RS. Budi Lestari.
b. Mengoreksi jasa dokter.
c. Mengoreksi laporan Bendahara
6. Sub Bagian Akuntansi II
Sub Bagian Akuntansi II terlibat dalam proses berikut :
a. Membuat laporan pajak dokter rawat inap/rawat jalan.
b. Membuat buku kas pendamping untuk pajak.
c. Cek tagihan atau piutang
d. Cek buku bendahara dan jumlah buku kas.
e. Membuat daftar penyusutan asset per bulan.
f. Membuat laporan pajak apotek PPh 21 dan PPh 25 per bulan.
g. Membukukan penerimaan setoran kasir apotek ke buku kas.
h. Membuat laporan keuangan apotek.

3.5 Dokumen dan Laporan yang Diperlukan


Dari pengamatan yang dilakukan di Rumah Sakit Budi Lestari, maka
dokumen-dokumen dan laporan-laporan yang diperlukan dan berkaitan dengan
Billing System adalah sebagai berikut :
1. Dokumen, terdiri atas :
a. Formulir Jasa Dokter (RALAN) sebagai catatan jasa dari rawat

jalan yang terjadi di rumah sakit.


b. Formulir Permintaan Rawat Inap sebagai permintaan kamar
perawatan pasien
c. Formulir Pernyataan Kesanggupan Pembayaran sebagai bukti
kesanggupan pembayaran administrasi pasien rawat inap
d. Formulir Rincian Rawat Inap sebagai catatan rawat inap yang
terjadi di rumah sakit
e. Formulir Pemeriksaan Dan Tindakan mengenai tindakan medis
pasien rawat jalan yang dilakukan oleh dokter yang berkaitan
dengan kesehatan pasien.
f. Formulir

Pembayaran

Medical

Checkup

sebagai

bukti

pembayaran atas pemeriksaan medical checkup.


g. Struk Pembayaran atau kwitansi sebagai bukti penerimaan uang
baik dari perawatan rawai inap maupun rawat jalan
h. Formulir Setoran Rawat Jalan per shift mengenai total penerimaan
kas tiap dokter meliputi banyaknya pasien dokter tersebut serta
tindakan yang dilakukan.
i.

Slip Bukti Pembayaran Obat mengenai tagihan obat-obatan yang


digunakan oleh pasien rawat inap.

2. Laporan, terdiri atas :


a. Laporan Keuangan Harian untuk mencatat penerimaan kas harian
berdasarkan shift (dinas) baik dari rawat inap maupun rawat jalan.
b. Laporan Pendapatan Rawat Jalan Bulanan yang diserahkan ke
direktur rumah sakit untuk pengambilan keputusan dan transparasi

keuangan.
c. Laporan Pendapatan Rawat Inap Bulanan yang diserahkan ke
direktur rumah sakit untuk pengambilan keputusan dan transparasi
keuangan.
d. Laporan Penjualan Obat yang dibuat oleh Kasir Apotek yang
memuat penerimaan kas dari penjualan obat per shift

3.6 Analisis Critical Success Factor


Setiap bidang usaha tentunya memiliki faktor-faktor yang dapat
membawa mereka menuju kesuksesan. Pada rumah sakit Budi Lestari, faktorfaktor yang menentukan sukses atau tidaknya adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan fasilitas yang maksimal.
Pihak rumah sakit menyediakan fasilitas yang maksimal terkait dengan
kelengkapan peralatan medis yang menunjang rumah sakit tersebut,
khususnya di ruang rawat inap dan juga kelengkapan di fasilitas lainnya
yang dapat membuat pasien merasa nyaman, seperti ruang tunggu,
kafetaria, dan toilet yang bersih. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kepuasan pasien selama berada di rumah sakit.
2. Menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Pihak rumah sakit menyediakan SDM yang berkualitas terkait dengan
pekerja-pekerja yang melayani pasien, seperti dokter, perawat, dan staff
lainnya, dimana profesionalisme kerja menjadi syarat utamanya.
3. Menyediakan Inventory Obat yang paling sering dibutuhkan pasien.

Pihak rumah sakit menyediakan inventory obat yang paling sering


dibutuhkan pasien terkait dengan perencanaan dan perhitungan kebutuhan
obat, pengelolaan dan pemantauan obat yang baik dalam hal ketersediaan,
kelengkapan dan kualitas/mutu obat serta ketanggapan dalam pemenuhan
obat ke pasien. Perencanaan inventory obat dapat dilakukan dengan
melakukan Analisis ABC dan Analisis Indeks Kritis ABC untuk
menentukan tingkat prioritas masing-masing obat serta mempermudah
dalam pengelolaan penyimpanan inventory obat tersebut. Kemudian juga
dilakukan perhitungan EOQ dan ROP untuk menentukan jumlah, waktu
dan intensitas pemesanan yang tepat ke PBF pada saat item mencapai titik
pemesanan kembali, sehingga pengelolaan dan pemantauan ketersediaan,
kelengkapan dan kualitas obat dapat dipastikan terpenuhi dan terjaga
dengan baik yang secara otomatis akan mendukung kecepatan dalam
pemenuhan obat yang dibutuhkan oleh pasien. Obat yang mahal dan jarang
dibutuhkan pasien lebih baik dikurangi persediannya.
4. Melakukan Kerja Sama dengan Instansi Terkait.
Pihak rumah sakit melakukan kerjasama dengan perusahaan asuransi, dan
rumah sakit besar rujukan,bertujuan untuk mendukung kelengkapan
layanan yang diberikan.
5. Mengusahakan penetapan harga yang terjangkau.
Pihak rumah sakit melakukan penetapan harga yang terjangkau bertujuan
untuk menunjukan rumah sakit pada fokusnya, yaitu pelayanan sosial bagi
masyarakat, bukan pada profit oriented.

Selain itu, faktor-faktor yang menentukan sukses atau tidaknya kegiatan


billing di rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Kemudahan, karena banyaknya frekuensi transaksi dalam kegiatan
Billing System rumah sakit, maka sistem yang diterapkan harus
memberikan

kemudahan

dalam

penanganan

transaksi

seperti

percetakan tagihan tiap periode pembayaran.


2. Kecepatan yakni kecepatan dalam proses billing System yang
berhubungan dengan banyak pasien.Termasuk di dalamnya adalah
kecepatan dalam mengakses informasi dan juga pembuatan laporan
yang sangat dibutuhkan pihak manajemen.
3. Keakuratan informasi sangat penting oleh karena itu pengolahan data
harus dilakukan secara teliti.Sedapat mungkin sistem harus dirancang
untuk meminimalisasi kesalahan manusia (human error).

3.7 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari kesalahan yang kerap terjadi pada Rumah Sakit
Budi Lestari adalah sebagai berikut :
1. Kesalahan pencatatan data

Kriteria: Setiap data harus dicatat dengan benar dan disimpan


sesuai dengan waktu dan tempatnya

Sebab: Pencatatan data masih menggunakan sistem manual, yaitu


pencatatan pada buku pendapatan

Akibat: Data yang tercatat tidak akurat dan kerugian pendapatan.

Rekomendasi: Pencatatan data menggunakan sistem yang


terkomputerisasi sehingga kesalahan pencatatan data dapat di
minimalisasi.

Misalnya : Kesalahan dalam pencatatan dokumen yang diterima


sehingga dokemen yang belum diterima dianggap sudah diterima,
seperti dokumen pembayaran jasa dokter.

2. Kesalahan pencatatan nomor urut formulir

Kriteria: Penomoran pada formulir harus unik dan urut.

Sebab: no urut formulir yang sama dapat di catat sebanyak dua


kali

Akibat: Kesulitan jika mencari formulir, dalam pencatatan


pendapatan

Rekomendasi: Pada sistem yang sudah komputerisasi, memiliki


fasilitas jika ingin
secara

otomatis

membuat formulir baru, maka nomornya


melanjutkan

dari

nomor

formulir

yang

sebelumnya.
Misalnya : Kesalahan dalam pencatatan nomor formulir karena
dicatat secara manual sehingga menimbulkan pencatatan data yang
sama dicatat lebih dari satu kali.
3. Hilangnya dokumen persyaratan pembayaran

Kriteria : Setiap data harus dicatat dengan benar dan up to date

Sebab : Penyimpanan dokumen dilakukan pada akhir shift dan


tidak di taruh dalam map tertutup

Akibat : Hilangnya dokumen yang digunakan dalam proses


pembayaran sehingga memperlambat proses pelayanan billing
system

Rekomendasi : Pencatatan dilakukan secara terkomputerisasi


Misalnya : Dokumen yang digunakan dalam proses pembayaran
dengan menggunakan jaminan kantor atau asuransi terlalu lama
terpenuhi sehingga dokumen yang telah diterima tidak dicatat
terlebih dahulu dan tidak di simpan dalam file penyimpanan
dokumen.

4. Direktur Rumah Sakit sulit untuk membuat keputusan dikarenakan


keterlambatan dalam proses menghasilkan laporan pendapatan rumah
sakit.

Kriteria: Laporan pendapatan rumah sakit tersedia pada saat


waktu yang dibutuhkan.

Sebab: Penggunaan kertas yang banyak memperlambat proses


menghasilkan laporan.

Akibat: Direktur Rumah Sakit sulit dan lambat dalam membuat


keputusan.

Rekomendasi: Pada sistem yang terkomputerisasi, memiliki


fasilitas pemrosesan pembuatan laporan sendiri.

Misalnya : Akibat terlalu lamanya pembuatan laporan pendapatan


baik dari rawat inap maupun rawat jalan maka proses pembuatan
keputusan yang dihasilkan untuk meningkatkan proses bisnis terlalu
lama.

3.8 Analisis Kebutuhan Informasi


Informasi yang dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan billing di rumah
sakit antara lain :
1. Informasi data pasien yang meliputi :
a. Data

pribadi

pasien

termasuk

riwayat

kesehatan

pasien

sebelumnya
b. Tarif yang dikenakan pada pasien
c. Informasi mengenai status pembayaran pasien
2. Informasi tarif rumah sakit yang meliputi :
a. Tarif rawat jalan dari tiap dokter di rumah sakit
b. Tarif rawat inap termasuk di dalamnya tarif untuk kamar, obatobatan dan sebagainya.
c. Tarif pemeriksaan Medical Checkup
3. Informasi bagi direktur rumah sakit yang meliputi :
a. Laporan pendapatan dari rawat jalan bulanan
b. Laporan pendapatan dari rawat inap bulanan
c. Laporan bagi hasil jasa dokter baik dari rawat jalan dan rawat inap
d. Laporan tunggakan pasien yang belum melunasi biaya rumah
sakit

You might also like