Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Jazz merupakan salah satu jenis musik yang berasal dari Amerika. Musik ini
merupakan perpaduan antara instrumen musik Eropa yang dimainkan orang-orang
Afrika dengan cara mereka sendiri. Pada waktu itu orang-orang Afrika tersebut
dipekerjakan sebagai budak di Amerika.1 Mereka juga sering disebut masyarakat
Afro-America.
Legenda jazz dimulai di New Orleans dan berkembang ke Sungai Mississippi,
Memphis, St. Louis, dan akhirnya ke Chicago. Latar belakang jazz tidak dapat
dilepaskan dari fakta di mana jazz dipengaruhi berbagai musik seperti musik
spiritual, cakewalks, ragtime dan blues. Salah satu legenda jazz yang dipercaya
bahwa sekitar 1891, seorang pemilik kedai cukur rambut di New Orleans bernama
Buddy Bolden meniup cornet-nya dan saat itu lah musik jazz dimulai sebagai
gebrakan baru di dunia musik. Sekitar setengah abad kemudian, musik jazz di
Amerika memberi banyak kontribusi di dunia musik, dipelajari di universitas-
Joachim E. Berendt The Jazz Book From Ragtime To Fusion And Beyond, Westport: Lawrence Hill
& Co, 1992. hal. 151
universitas musik ternama , dan akhirnya menjadi sebuah aliran musik yang serius
dan diperhitungkan.2
Dalam perkembangannya, jenis musik ini berkembang sangat cepat dari
Amerika menuju ke seluruh belahan dunia lain dikarenakan jazz merupakan musik
yang
terbuka
terhadap
kemungkinan-kemungkinan
baru
dalam
bermusik,
Dalam perjalanannya kemudian, jazz tidak bisa dilepaskan dari yang namanya
improvisasi. Improvisasiseni mengomposisi saat bermain,tanpa notasi tertulistelah
lama dianggap sebagai ciri khas yang membedakan jazz dari musik lain, walaupun
banyak kultur musikal dunia juga berimprovisasi dalam derajat tertentu.5 Tanpa
adanya improvisasi dalam musik, hampir mustahil musik tersebut bisa dikategorikan
ke dalam musik jazz.
Berbeda dengan musik klasik atau pop misalnya, musik jazz mempunyai
naluri kebersamaan yang lebih besar. Boleh dibilang dari berbagai jenis musik, Jazz
merupakan musik yang paling mementingkan keseimbangan antara penampilan
individu dan keutuhan kelompok. Dibandingkan musik jenis lain yang terpola baku,
musik jazz lebih menggunakan pola sebagai suatu bentuk kesepakatan kelompok
yang dengan konsisten dilaksanakan secara bersama-sama. Namun kesepakatan itu
bukanlah merupakan rambu-rambu yang mati, karena di antara rambu-rambu tersebut
musik jazz memberi kesempatan pada tiap individu untuk mengajukan pendapat tiap
pribadi. Ekspresi individu tiap pribadi inilah yang disebut dengan improvisasi.6
Dalam musik jazz, seorang musisi bisa saja bermusik dan berimprovisasi
secara naluriah tanpa pengetahuan teori musik dengan hanya mengandalkan
penjiwaan. Akan tetapi teori musik, termasuk teori improvisasi, dapat dijadikan
pedoman dalam mempelajari improvisasi di samping mendengarkan musik sebanyak
5
6
John F. Szwed, Memahami dan Menikmati Jazz, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008. Hal. 34
Dikutip dari http//www.Wing Pandoe.blogspot.com 7 Februari 2012
mungkin.7 Selain hal tersebut, patut diingat bahwa dalam bermain jazzseperti dalam
jam sessiontetap ada prinsip-prinsip yang disepakati bersama mengenai hal-hal baru
yang akan dimainkan dan keterkaitannya dengam musik secara keseluruhan, dan
setidaknya beberapa standar yang menentukan sukses-tidaknya improvisasi. Dan
standar-standar ini, dalam tingkat yang bervariasi, juga disepakati oleh para
pendengarnya.8
Pendekatan dalam improvisasi secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu
secara vertikal (chordal) dan horisontal (non-chordal). Dalam improvisasi jazz, teori
tersebut kemudian berkembang menjadi tangga nada diatonik mayor, minor (natural,
harmonic, melodic) dominan (chord tones,passing tones, approach tones,
tension/option), tangga nada pentatonik, tangga nada simetris (chromatic, whole tone,
diminished).
Berimprovisasi menggunakan tangga nada minor melodik atau biasa disebut
tangga nada jazz minor dalam ranah musik jazz merupakan suatu hal yang menarik
untuk dilakukan. Tidak usah diragukan lagi, banyak musisi-musisi jazz yang
menyukai tangga nada ini, karena bukan hanya nada yang dihasilkan sangat bagus,
tetapi juga memberikan kesan penguasaan teori yang kompleks.9 Tangga nada ini
penting karena akan sangat membantu para pemain/improvisator untuk menghasilkan
Pra Budidharma, Teori Improvisasi Dan Referensi Musik Kontemporer, Pustaka musik Farabi,
Jakarta, 2001. hal. v
8
John F. Szwed, Memahami dan Menikmati Jazz, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008. Hal. 35
9
Herman Hariman, Improvisasi Jazz,Siapa Takut?, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008. Hal. 2
nada-nada altered (dalam ranah jazz biasa digunakan istilah bermain secara outside)
diatas akor dominan dan atau akor lainnya secara lebih terkonsep dan terstruktur.
Tangga nada ini banyak diketahui oleh para pemain jazz, akan tetapi tidak
banyak yang mempelajarinya secara lebih mendalam. Banyak para pemain jazz
(khususnya gitaris) lebih suka dan tertarik untuk mempelajari modus-modus yang
tidak biasa seperti modus Lydian Dominant, Lydian Augmented, dan Super Locrian
tanpa mengetahui bahwa modus-modus tersebut terbentuk dari tangga nada minor
melodik.
Penting untuk diketahui, jika dalam teori musik klasik tangga nada minor
melodik adalah berbeda antara ascending (#6,#7) dan descendingnya (Natural 6&7),
akan tetapi pada musik jazz, ascending dan descendingnya tetap (#6 dan #7).
Sedikit menyinggung tentang gitar, alat ini merupakan instrumen yang sering
digunakan pada musik jazz. Alat ini dipopulerkan oleh Lonnie Johnson pada sekitar
tahun 1920-an. Dalam perkembangannya, permainan gitar jazz menjadi semakin
serius. Tidak hanya sekedar pemain rhythm section seperti pada awal
kemunculannya, kini gitar sudah dianggap sebagai bagian penting dari perkembangan
musik jazz itu. Gitar mempunyai karakter yang kuat dan berbeda dengan alat musik
lain saat bermain comping( mengiringi) ataupun saat berimprovisasi. Dengan semakin
berkembangnya permainan gitar jazz (khususnya dalam berimprovisasi), maka
diperlukan suatu bahasan khusus yang menerangkan tentang improvisasi gitar jazz.
Dengan mempelajari tangga nada minor melodik ini, seorang gitaris akan
sangat terbantu khususnya ketika ingin memainkan nada-nada altered pada suatu
akor. Hal ini disebabkan bahwa seorang gitaris secara langsung atau tidak langsung
akan menghafalkan bentuk/posisi sebuah tangga nada di fingerboard gitar, dengan
atau tanpa mengetahui masing-masing nada yang dihasilkan. Karena bentuk/posisinya
yang sama pada fingerboard gitar maka sangat besar kemungkinan dengan
mempelajari tangga nada minor melodik ini hanya pada satu nada dasar saja, seorang
gitaris akan langsung dapat memainkannya pada beberapa nada dasar yang lain. Ini
akan sangat menunjang peningkatan permainan seorang gitaris dengan keluasan
harmoni yang dimiliki oleh tangga nada minor melodik ini.
Berdasarkan uraian di atas, skripsi ini akan membahas tentang penggunaan
tangga nada minor melodik, pengembangannya, serta contoh penerapannya pada
sebuah lagu jazz standard berjudul Stella By Starlight karya Victor Young.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan tangga nada minor melodik dalam akor dominan ?
2. Bagaimana pengembangan tangga nada minor melodik untuk digunakan
dalam akor lain selain akor dominan dalam improvisasi jazz?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang serta rumusan yang telah penulis paparkan
sebelumnya, studi improvisasi ini bertujuan untuk :
1. Melengkapi tugas dan syarat untuk menyelesaikan studi jenjang S-1 pada
Jurusan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Jogjakarta.
2. Mengetahui bahwa tangga nada minor melodik merupakan salah satu
harmonic material yang dapat digunakan untuk berimprovisasi dalam
improvisasi jazz
3. Mengetahui hubungan antara tangga nada minor melodik dengan akor-akor
minor dan dominan untuk menghasilkan altered sound dalam berimprovisasi.
4. Mengetahui cara berimprovisasi menggunakan tangga nada minor melodik
pada suatu tipe progresi akor untuk memainkan lagu jazz standard.
5. Memperkaya literatur dan referensi tentang gitar jazz (khususnya studi
improvisasi) dalam bahasa Indonesia yang masih sedikit jumlahnya di
Indonesia.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah studi kepustakaan dan audio
video. Peneliti melakukan tahap pengumpulan data, pengolahan data, pengolahan dan
analisis data, serta penulisan atau penyusunan laporan. Pengumpulan data dilakukan
melalui beberapa cara yaitu sebagai berikut :
1. Studi pustaka : membaca dan mempelajari buku-buku yg relevan sebagai
bahan informasi yg didapat dari sumber-sumber tertulis, seperti buku-buku
sejarah dan teori improvisasi, artikel jazz yg dimuat di media cetak maupun
Bennet, Joe. : Cara Cepat dan Mudah Menjadi Gitaris Jazz Andal, Jakarta,
PT Gramedia Pustaka Utama 2004. Buku ini menerangkan tentang perkembangan
gitar jazz sejak awal kemunculannya sampai saat ini. Terdapat pula uraian singkat
tentang tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam permainan gitar jazz, serta contohcontoh permainannya. Buku ini akan bermanfaat pada bab II dan bab III.
Don Mock, Melodic Minor Revealed, Florida: Warner Bross. Publication,
1997. Buku ini berisi tentang penjelasan singkat tentang tangga nada minor melodik
serta bermacam-macam pengolahannya dalam improvisasi jazz. Mulai dari harmoni,
arpeggio, penerapannya dalam akor tunggal atau suatu tipe progresi akor, trik-trik
yang dapat digunakan, sampai pola latihan menggunakan pattern-pattern dan lick-lick
tertentu. Buku ini akan sangat membantu penulis dalam penulisan bab III.
Arnie Berle, Pattern, Scales & Modes for Jazz Guitar, Amsco Publication,
New York, 1994. Buku ini berisikan pola-pola latihan yang sangat terukur dalam
melatih suatu improvisasi jazz. Dalam buku ini dijelaskan secara detail bagaimana
cara kita melatih bermacam-macam tangga nada,pattern atau modus secara bertahap
untuk digunakan sehari-hari. Buku ini akan bermanfaat dalam penulisan bab III.
Prof. dr. Herman Hariman, Ph.D., Improvisasi Jazz? Siapa Takut?, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008. Buku ini menuliskan trik-trik dan cara
dalam berimprovisasi. Walaupun hanya ditulis secara singkat tanpa dijelaskan secara
mendetail, tapi buku ini sangat lengkap dan menarik bagi mereka yang ingin
mempelajari improvisasi secara lebih dalam dan mengetahui apa saja yang dapat
10
11
12
BAB II
LANDASAN TEORI
perkembangannya, jazz berupa lagu-lagu dalam bentuk vokal, yaitu sebagai sarana
para budak untuk mengadu, mengeluh, dan meratapi nasib kepada Tuhan. Namun
pada perkembangan selanjutnya lagu-lagu tersebut berangsur-angsur berubah menjadi
lagu-lagu yang menghibur, sebagai pelampiasan para budak dari penderitaan dan
kesengsaraan. Pada pertengahan abad ke-19 seusai perang saudara Amerika, lagulagu vokal tersebut mulai diberi iringan seadanya dengan instrumen-instrumen musik
bekas tentara-tentara.10
10
Deded Er Moerad, Jazz Indonesia, PT. Matra Multi Media Jakarta, Jakarta, 1995. p.86.
13
Generasi awal musik jazz ini berkembang selama seratus tahun, sampai
kemudian melahirkan bentuk musik yang baku menggunakan pola-pola teknis
permainan musik Eropa dengan kandungan ekspresi dan ritmis Afrika (sinkopasi
dengan aksen-aksen yang menyentuh ).11
Jazz tumbuh dari akulturasi dua kebudayaan yang bukan hanya berbeda,
namun saling berbenturan. Rasisme di Amerika saat itu merupakan saksi bisu
lahirnya suatu aliran musik baru. Perjuangan kaum Negro melawan kemapanan kulit
putih menjadi dasar ekspresi musiknya yang bersifat spontan. Sementara kaum kulit
putih yang tengah merayakan kegairahan bisnis musiknya, secara diam-diam sangat
tertarik dengan kekuatan ekspresi musik negro tersebut12.
Akar musik jazz diyakini berasal dari blues dan ragtime. Kedua musik ini juga
merupakan kekayaan budaya dari kaum kulit hitam Amerika. Jika ragtime identik
dengan instrument Piano (dengan musisi dan komposer terbesarnya Scott Joplin),
maka blues pada saat itu adalah satu-satunya musik yang bisa menerima instrumen
gitar untuk bermain solo. Pada awal tahun 1900-an, para pemain gitar mulai
menambahkan solo di antara frase-frase vokal, dan ide-ide yang diimprovisasikan ini
akhirnya mengarah pada permainan solo jazz13.
11
Ibid., hal.87.
Dieter Mack, Sejarah Musik IV, Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta, 1994. Hal. 382.
13
Joe Bennet, Terj. Tubagus Heckman dan Gupta Mahendra, Cara Cepat dan Mudah Menjadi Gitaris
Jazz Andal, Gramedia, Jakarta, 2004. Hal. 8.
12
14
Selain ragtime dan blues, juga terdapat gaya jazz awal seperti NewOrleans,
Dixieland, dan Kansas-style. Pada saat itu jazz New Orleans sering diidentikan
dengan jazz yang dimainkan kaum Negro, sementara Dixieland diidentikan dengan
jazz nya orang kulit putih. Tercatat seorang gitaris bernama Brock Mumford dalam
foto tahun 1895 bersama kelompok marching band New Orleans milik Buddy
Boldens. Namun tidak ada seorangpun yang tahu kini bagaimana permainannya pada
saat itu. Namun diyakini dia hanya seorang pemain rhythm, karena pada saat itu
belum ada amplifier, dan Brock bermain bersama dua pemain klarinet, seorang
pemain trumpet, dan seorang pemain trombone14. Selain hal tersebut, instrumen gitar
pada jaman early jazz diyakini masih belum dominan.
Tradisi ekspresi kaum Negro dengan musik hiburan kaum kulit putih lambat
laun saling mempengaruhi. Dari interaksi tersebut muncul suatu gaya yang dapat
diterima kedua ras di Amerika Serikat yang dikemudian hari disebut swing. Sehingga
tidak mengherankan ketika di dalam gaya swing dapat ditemukan unsur kebudayaan
Negro yang berupa improvisasi spontan sekaligus aransemen teratur yang
diwujudkan dalam notasi yang merupakan tradisi kulit putih15. Fenomena penting
pada era swing ini adalah berkembangnya big band yang ditandai dengan anggota
yang berjumlah 12 hingga puluhan pemain musik dan biasanya terbagi dalam brass
section, woodwind, dan rhythm section. Benny Goodman dapat dibilang adalah tokoh
yang sangat berpengaruh dalam era swing ini. Benny adalah orang yang berhasil
14
15
15
16
Joachim E. Berendt, The Jazz Book From Ragtime to Fusion and Beyond, Rev: Gunther Huesman,
16
Di saat yang hampir bersamaan, dari belahan benua lain, tepatnya di Eropa,
Django Reinhardt (1910-1953) muncul sebagai virtuoso gitar jazz dari Belgia. Dia
sering dianggap sebagai musisi jazz penting pertama di Eropa yang memberikan
kontribusi besar dalam pengembangan idiom dan gaya jazz (gaya gypsy jazz). Django
menampilkan solo nada tunggal dengan arpeggio berkecepatan tinggi menggunakan
gitar akustik18. Hal ini cukup mencengangkan karena ruas jari manis dan tengah
tangan kirinya melekat menjadi satu (diakibatkan karena musibah kebakaran saat
dirinya berumur 18 tahun), sehingga dia hanya bermain menggunakan dua jari pada
tangan kirinya. Dia juga bekerja sama dengan musisi-musisi besar Amerika seperti
Duke Ellington, Glenn Miller, dan Dizzy Gillespie.
Pada awal tahun 1940-an timbul reaksi dari para musisi muda terhadap swing.
Swing dianggap sudah terlalu komersil dan mulai keluar dari jalurnya. Meskipun
Duke Ellington (1899-1974) telah berhasil membuat swing lebih dapat dilihat sebagai
musik seni sekaligus mampu berkompromi dengan kebutuhan akan musik hiburan,
namun secara umum swing masih berkaitan erat dengan musik hiburan di hotel, kelab
malam dan semacamnya. Tentu saja hal ini meresahkan sebagian besar musisi yang
sadar akan jati dirinya sebagai seniman. Dari fenomena tersebut muncullah gaya
bebop (1940-an).
Bebop adalah semacam revitalisasi akar ekspresi jazz, akan tetapi dengan
suatu perluasan gramatik musik yang sangat penting sebagai reaksi terhadap standar18
17
standar yang sedang ngetrend19. Bebop ditandai dengan tempo yang cepat, harmoni
yang liar, frase-frase yang asimetris, kevirtuositasan pemain, dan keahlian
berimprovisasi pada kombinasi struktur dan harmoni. Bagi penggemar non-jazz atau
pemuja swing, bebop adalah penghinaan musikal, provokasi yang disengaja, dan
suatu skandal. Di luar sebagian kecil kalangan di beberapa kota penting, sebagian
besar orang yang telah mendengarnya menganggap bebop sebagai proyek sampingan
misterius dari sekelompok pemuda aneh. Di lain pihak, Revolusioner, inovatif,
atau modern adalah sebutan yang diberikan para penggemar di awal
kemunculannya20. Bagaimanapun itu, dalam perkembangannya musik ini diam-diam
menjadi formal dan hampir seserius musik kamar21
Pada era ini banyak bermunculan para solois-solois hebat. Nama yang harus
disebutkan mungkin adalah saksofonis Charlie Parker (1920-1955). Permainan
Charlie Parker pada saat itu benar-benar menunjukan ciri khas gaya bebop ini.
Interval antarnada yang lebar (dari improvisasi nada-nada rendah, lalu tiba-tiba
melompat ke nada-nada tinggi), frasa yang tak beraturan dan sering kali cukup
berbeda dan terpisah satu sama lainnya. Namun begitu sintaksis musiknya dapat
dipahami, solonya akan tampak selaras, bahkan alami22.
19
18
Para gitaris pada era bebop ini juga mulai memainkan gitar mereka seperti
Charlie Parker dan Dizzy Gillespie memainkan saksofon dan trompet mereka.
Harmoni yang liar, solo gila-gilaan, dan kecepatan yang luar biasa23. Banyak gitaris
hebat muncul pada era ini selain Charlie Christian dan Django yang masih bertahan,
sebut saja Barney Kessel (1923-2004), Tal Farlow (1921-1998) dan Joe Pass (19291994). Mereka adalah gitaris-gitaris yang permainannya selalu menjadi acuan dan
berpengaruh hingga generasi-generasi berikutnya sampai saat ini.
Pada akhir tahun 1940-an, suasana permainan musik jazz cenderung lebih
tenang dan lembut24. Gaya musik bebop dengan segala kerumitannya mulai
ditinggalkan sebagian orang. Gejala ini pertama kali dimainkan seorang peniup
terompet, Miles Davis. Pada tahun 1945 saat usianya menginjak 18 tahun, dia
bermain dalam kwintet Charlie Parker. Gejala yang sama juga ditunjukan pula oleh
pianis John Lewis dalam setiap improvisasinya, begitu pula karya-karya aransemen
Tadd Dameron yang dia tulis untuk band Dizzy Gilespie25. Akhirnya mereka
memutuskan untuk memainkan sesuatunya dengan lebih lambat, dan gaya permainan
pun berevolusi menjadi cool jazz26. Istilah ini digunakan pada akhir tahun 1940-an,
khususnya merujuk pada Stan Getz, saksofonis tenor yang gayanya merupakan
23
19
perpaduan antara kemerduan Lester Young dan khazanah musik Charlie Parker,
namun memainkannya dengan nada ringan dan kering27.
Cool jazz disebut-sebut merupakan perpaduan antara swing, bebop, musik
klasik Eropa, dan tentunya para musisi yang ingin membuat perbedaan menggunakan
karakter mereka sendiri dalam musik improvisasi ini. Pusat Cool jazz diawali di
daerah pesisir timur (East Coast) dan berpusat di New York. Salah satunya dengan
didirikannya sekolah musik oleh seorang pianis jazz buta, Lennie Tristano pada tahun
1951. Di sekolah tersebut diajarkan dasar-dasar cool jazz. Setelah era Tristano, pusat
perkembangan cool jazz mulai bergeser ke daerah pesisir barat (West Coast) di
California.
Saat itu, east coast identik dengan musik kulit hitam, berlatar bebop yang
berasal dari rekaman Prestige, Savoy, dan Blue Note (perusahaan rekaman dari New
York, dimana mereka sering menggunakan sampul album bernuansa gelap, foto-foto
kelab malam yang dingin, dan gambar pria Afro-American). Gaya dari east coast ini
selanjutnya berkembang menjadi hard bop. Sementara west coast identik dengan
musisi kulit putih, mendapatkan pengaruh dari musik klasik Eropa, musiknya bergaya
swing, melodius, sederhana, dan berasal dari rekaman Contemporary dan Pasific Jazz
(mereka sering menggunakan gambar-gambar matahari, pantai, ombak yang
27
20
menggambarkan keindahan California dan musisi kulit putih pada sampul kasetnya)
28
. Pada era ini juga berkembang gaya permainan funk dan soul.
Wes Montgomery (1925-1968) merupakan gitaris yang (dianggap) paling
menonjol pada periode cool jazz ini. Dia benar-benar gitaris otodidak -dia bahkan
diperkirakan tidak bisa membaca partitur akord- yang ketrampilannya bermain gitar
merupakan gabungan dari hasil kerja keras dengan telinga musik yang fenomenal29.
Wes memainkan gitarnya menggunakan ibu jari (kanan) dan pergerakan paralel oktaf
pada nada-nadanya. Gitaris lain yang cukup mempunyai nama pada era ini adalah Jim
Hall, Kenny Burrel, Johny Smith, dan Grant Grent (1935-1979).
Pada tahun 1950-an musik etnis mulai berpengaruh lebih besar terhadap jazz
seiring meluasnya pencarian para musisiArt Blakey dan Max Roach menggali ritme
Latin dan Afrika, dan Duke Ellington memasukan musik Latin, Afrika, dan Asia ke
suite-nya. Mode baru menjadi bagian repertoar banyak musisi (Ron Carter
mengatakan bahwa dia mulai menyesuaikan pola bassnya dengan setiap Negara yang
dia kunjungi). Musik soul juga membawa mode musik gereja ke dalam jazz30. Dan
sebelum tahun 1960-an, jazz telah mencapai taraf kemapanan tertentu. Jazz benarbenar terpisah dari musik popular dan klasik, dan memiliki penggemar yang terus
bertambah selama tiga puluh tahun terakhir31. Musik ini telah berkembang jauh
sedemikian rupa pada tahap ini. Mulai dari musik modal So What karya Miles
28
21
Davis yang hanya menggunakan 2 akor yang tidak ada hubungan tonalitas sama
sekali, Giant Step-nya John Coltrane yang benar-benar meningkatkan kerumitan
melodi dan akor yang harus dimainkan oleh para musisi, hingga Freedom Jazz
Dance karya Eddie Harris yang menggunakan satu akor, tapi melodinya berliku naik
dan turun sehingga jauh dari kesan sederhana.
Perkembangan ini menandai munculnya era baru yaitu free jazz. Pada era ini
banyak hal yang baru muncul dalam musik jazz. Kebebasan tonalitas, ritme yang
tidak dapat ditangkap para pendengar sehingga tidak memiliki rasa keteraturan,
masuknya musik dunia dalam jazz, eksplorasi volume, tekstur, warna nada, dan
variabel suara lainnya. Kadang kala hasil free jazz dan musik klasik eksperimental
terdengar mirip. Improvisasi kolektif Ornette Coleman dalam Free Jazz (Coleman
mengajak seorang gitaris bernama James Ulmer) dan John Coltrane pada lagu
Ascension terdengar mirip dengan Zeitmasse karya Karlhein Stockhausen32. Sebagian
orang sering menyebut era ini sebagai era Avant Garde musik jazz, namun di lain
pihak banyak juga yang berpandangan negatif terhadap era ini ( memunculkan
pertanyaan menganai batas penemuan dan kreativitas dan sifat dasar jazz itu sendiri,
dan juga ada yang tidak setuju dengan penyebutan era ini dengan sebutan free).
Pada perkembangan selanjutnya di tahun 1970-an muncul suatu gaya yang
disebut jazz rock atau fusion (gabungan). Ini dipengaruhi oleh pertumbuhan musik
pop/rock yang begitu semarak di era tersebut. Selain itu perkembangan alat elektronik
32
22
yang demikian pesat juga mempunyai andil besar dalam munculnya jenis musik ini.
Sun Ra dan Paul Bley dua orang tokoh free jazz- telah menggunakan synthesizer
dan kibor elektrik sejak alat itu pertama kali diciptakan, Eddie Harris telah
menggunakan amplifikasi elektronik pada saksofonnya sejak 1963, album Tauhid
karya Pharoah Sanders dan Sonny Sharrock di tahun 1966 juga sudah
menggambarkan apa yang mungkin dilakukan dengan alat elektrik, Miles Davis telah
memasukan elemen musik jazz rock dalam albumnya Filles de Kilimanjaro pada
tahun 196833. Fusion mendapatkan keberhasilan besar secara komersial, walaupun
secara gramatikal musik tidak terdapat perkembangan signifikan dari era sebelumnya.
Miles merupakan tokoh yang mempopulerkan gaya musik ini melalui
keberhasilan album Bitches Brew yang dirilis pada tahun 1969. Miles juga merupakan
pencari bakat yang hebat, karena banyak dari grup-grup fusion yang terkenal pada
tahun 1970-an ini, para pemain utamanya merupakan musisi jebolan dari grup Miles
Davis. Contohnya adalah Joe Zawinul dan Wayne Shorter (pentolan grup musik
Weather Report), John Mc Laughlin (Mahavishnu Orchestra), Chick Corea (Return
To Forever), Toni Williams (Lifetime), dan Herbie Hancock (Headhunters). Selain
mereka, banyak musisi jazz rock dari kalangan GRP (Grusin/Rosen Productions)record yang dikenal masyarakat seperti Erick Marienthal, Diane Schuur, Dave
Grussin, dan lain-lain.
33
23
Para gitaris hebat bermunculan pada era ini. Perkembangan gitar elektrik
(solid-body) , amplifier, dan efek-efek yang ada membuat para gitaris semakin
bereksperimen dengan permainannya. Selain John Mc Laughlin yang sudah disebut
di atas, ada Pat Metheny dengan Pat Metheny Group (Kritikus musik Klaus Robert
Bachmann mengatakan musik Metheny sebagai sound yang ajaib, ritual magis,
mempunyai daya tarik yang diliputi kerahasiaan, dan musik yang menghipnotis34).
Larry Coryell bahkan sudah bermain fusion dengan grup Free Spirit yang
dibentuknya pada pertengahan tahun 60-an. Coryell juga bermain bersama Gary
Burton Quartet dan trio gitar bersama John Mc Laughlin dan Paco de Lucia. Lalu ada
sang dewa kecepatan, Al Di Meola yang bermain dengan Chick Corea dalam grup
Return To Forever, Allan Holdswoth yang dikagumi para gitaris dunia seperti Eddie
Van Hallen, Joe Satriani, John Petrucci, dan Frank Zappa karena permainan uniknya ,
Lee Ritenour dengan kesuksesannya bermain Jazz-Rock dengan memasukan unsurunsur funk, blues, dan Brazilian, serta Frank Gambale (bermain dalam grup Chick
Corea Electric Band) dengan gaya sweep picking-nya yang luar biasa.
Setelah munculnya era fusion di tahun 1970-an, tidak mudah dimengerti arah
yang telah diambil oleh musik jazz sejak tahun 1980-an. Difusi beragam gaya musik
jazz yang masih berkelanjutan semakin menambah kesulitan untuk mengilustrasikan
satu gaya yang muncul35. Dengan kata lain, bahwa sejak tahun 1980-an musik jazz
cenderung kembali ke bentuk-bentuk dan gaya sebelumnya. Ada yang menyebutnya
34
35
24
Neo-swing, Neo-Bebop dan jenis yang lainnya. Namun bukan berarti tidak ada musik
menarik yang dimainkan setelah itu. Karena faktanya dengan semakin luasnya
pengetahuan para musisi dan komposer tentang jazz, musik ini terus berjalan dengan
warna-warna baru yang menarik untuk diperhatikan.
B. Improvisasi Jazz
Improvisasi merupakan aspek penting dalam musik jazz. Improvisasi adalah
teknik tertua dalam permainan musik sepanjang jaman. Teknik ini lazim digunakan
dalam musik tradisional. Di Eropa pun semua musik sebelum tahun 1000
diimprovisasi (sebelum ada notasi); termasuk pada abad 11-12 dimana musik polifon
juga diimprovisasi. Dalam musik instrumental, bahkan sampai abad 17 (barok) masih
terdapat banyak kemungkinan untuk berimprovisasi terutama dalam hal hiasan dan
variasi36. Para komposer sekelas Bach, Mozart, Beethoven, dan Liszt-pun adalah
improvisator-improvisator yang hebat pada jamannya.
Improvisasi adalah keahlian untuk mengkoordinasikan, juga kemampuan
untuk memvisualisasikan hubungan antara nada-nada dalam sebuah melodi, harmoni
dan rhythm. Sebagaimana sebuah percakapan, improvisasi bersifat individual dan
spontan. Para pemain jazz menjadikan diri mereka sebagai pemain sekaligus pencipta
sesaat dalam suatu momen musikal yang (hampir) tak mungkin diulang kembali di
36
Karl-Edmund Prier SJ, Kamus Musik, Jogjakarta:Pusat Musik Liturgi., 2011. hal. 70.
25
lain waktu, karena improvisasi adalah suatu kreativitas instan dalam sebuah
permainan.
Popularitas permainan improvisasi sebagai sebuah pengembangan kreativitas
dan intelektual
seorang musisi
37
38
26
berpijak pada prinsip-prinsip dan teori dasar yang telah disepakati untuk menentukan
sukses tidaknya sebuah improvisasi jazz tersebut dimainkan.
Secara sederhana, improvisasi jazz dapat dibedakan dengan improvisasi jenis
musik lain dilihat dari kompleksitas akor/progresinya, sering bermain di atas progresi
akor II-V di berbagai tonal/kunci, serta penggunaan swing eight note dan blue note.
Pada dasarnya swing eight note merupakan cara membaca dan memainkan not
dalam jazz yang berbeda dengan aturan umum yang baku, di mana beberapa not yang
tertulis dengan nilai yang sama, namun dimainkan dengan durasi yang berbeda39.
Berikut contoh swing eight note digambarkan dalam notasi ritmis :
Tulisan
Notasi 1
Dimainkan (secara swing eight note)
Notasi 2
39
http://en.wikipedia.org/wiki/Jazz_improvisation
27
Sebetulnya hampir tidak mungkin untuk memberi hitungan penulisan nilai not
yang benar-benar akurat untuk swing eight note ini. Namun pendekatan paling umum
dalam hal ini adalah menggunakan triplet. Pemain juga harus memperhatikan tempo
dan style pada sebuah lagu. Semakin cepat tempo yang dimainkan maka akan
semakin kaku/straight pula cara memainkan eight note-nya, dalam artian semakin
tidak terasa swing eght note tersebut. Prinsip pemakaian swing eight note ini tidak
hanya penting untuk solois saja, namun juga untuk semua rhythm section atau
pengiring yang lain.
Blue note adalah suatu skala yang berbeda dengan sistem nada pada musik
Barat pada umumnya. Dalam konsep blue note yang berasal dari musik tribal Afrika
yang berbaur dengan budaya Afro-America, nada ke-3, ke-7, dan juga nada ke-5 dari
skala nada diatonis Barat itu diturunkan kurang-lebih (walau tidak persis) setengah
nada, sehingga diperoleh sebuah urutan nada : 1.2.(-3).3.4.(-5).5.6.(-7).7 dan
seterusnya40 . Dalam permainan jazz, nada-nada blue note tersebut dapat dimainkan
oleh instrumen-instrumen tiup, gesek, gitar (bending) dan vokal. Not yang dikurung
di bawah ini adalah letak/posisi blue note jika dituliskan pada notasi balok :
Notasi 3
40
Josias T.Adriaan, Penggabungan Idiom-Idiom Gamelan ke Dalam Musik Jazz, ( Tesis Sarjana,
Program Studi Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, 2007), hal. 70.
28
Dalam proses ini, minor third (-3) dan minor seventh (-7) menggunakan
istilah musik konvensional digunakan tidak bersumber dari kunci mayor atau minor
yang digunakan pada saat itu seperti lazimnya musik klasik Eropa yang memiliki
aturan-aturan baku mengenai hal tersebut. Ternyata dengan cara tersebut akan
memunculkan semacam insting sesaat atau rasa musikal pada saat itu juga yang
dapat diasosiasikan dengan modus mayor dan minor. Sementara pada saat pemain
bebop memainkan nada flat fifth (-5), nada tersebut juga menjadi blue note sama
seperti nada ketiga dan ketujuh yang dikurangi41.
Sebelum seseorang dapat berimprovisasi jazz, tentunya sudah harus paham
mengenai teori-teori dasar musik. Seperti misalnya, tangga nada diatonik
mayor/minor dan akor penyusunnya (triad chord dan seventh chord), modus, interval,
progresi akor II-V-I dalam semua nada dasar dan lain sebagainya. Setelah itu, ada
beberapa macam cara yang dapat dipersiapkan dan dilakukan dalam hal
berimprovisasi, antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui Lagu yang Dimainkan
Sudah barang tentu persiapan yang paling baik sebelum bermain dan
berimprovisasi adalah mengetahui lagu apa yang akan dimainkan. Sebagai
pertimbangan lainnya, akan ada banyak variasi perubahan akor maupun
melodi dari sebuah lagu (dari bermacam-macam jazz songbook), namun
41
29
apabila sudah mengetahui atau familiar dengan lagu tersebut, tentunya akan
lebih memudahkan pemain untuk beradaptasi dengan kemungkinan yang akan
muncul dari lagu tersebut.
2. Mengetahui Progresi Akornya (Chord Progression)
Sangat dianjurkan untuk seorang solois mengetahui/menghafalkan
progresi akor sebuah lagu. Bukan suatu hal yang aneh jika pengiring/rhythm
section (bass utamanya) akan bermain sering tidak pada root akor yang
sedang berjalan. Jika seorang solois hanya mengandalkan pendengaran saja,
bukan tidak mungkin akan kesulitan dalam situasi seperti itu.
3. Memvariasikan Melodi
Kadang kala, hal yang paling digemari oleh pendengar jazz saat solis
berimprovisasi adalah bentuk modifikasi kecil dari melodi lagu aslinya. Itu
seperti menunjukan kecerdasan seorang solis yang dapat secara spontan
mengolah kalimat improvisasi. Contoh :
Melodi asli lagu Green Dolphin Street
Notasi 4
30
Notasi 5
4. Menggunakan Chord Tones
Yang dimaksud adalah menggunakan nada yang terdapat pada akor
yang sedang dibunyikan. Karena not yang terdapat pada akor akan terdengar
konsonan, dan stabil, maka akan menghasilkan nada yang terdengar enak.
Contoh :
Notasi 6
5. Menggunakan Color Tones (Extension)
Yang dimaksud color tones disini adalah penggunaan nada lain diluar
nada akor untuk menghasilkan akor yang lebih luas. Sebagai contoh, di atas
akor C solois memainkan nada B atau D untuk menghadirkan suasana akor
major seventh dan major ninth. Penguasaan teori dasar yang baik akan sangat
31
membantu
pemain
untuk
yang akan
Notasi 7
6. Avoid Notes
Avoid note adalah istilah pemain jazz untuk menyebut nada pada suatu
tangga nada yang digunakan pada suatu akor, akan tetapi tidak boleh
dibunyikan terlalu lama, atau dinamika yang keras karena menghasilkan bunyi
yang kurang enak didengar atau disonan42. Contoh dari avoid note adalah
nada urutan ke-empat dari sebuah akor mayor. Contohnya pada akor G mayor,
dan dibunyikan nada C. Ini dikarenakan jika nada tersebut dibunyikan, akan
terbentuk interval minor-ninth dari ters akor latar, yaitu nada B.
7. Menggunakan Arpeggio
Pemain bisa menggunakan arpeggio dari chord tones dan juga dari
color tones, dan khususnya dalam gitar, pemain dapat menghapalkan berbagai
42
Artikel Bob Keller dari Harvey Mudd College, How to Improvise Jazz Melodies,2007. Hal. 5.
32
macam posisi, dan itu relatif mudah digunakan serta menghasilkan nada yang
bagus. Contoh :
Arpeggio chord tones
Notasi 8
Arpeggio color tones
Notasi 9
8. Menggunakan Neighboring Tones/Approach Tones
Setiap chord tone bahkan setiap scale tone dapat dilakukan suatu
pendekatan/approached dari bawah dengan nada yang berjarak setengah
langkah di bawahnya. Sebaliknya, setiap chord tone juga dapat dilakukan
suatu pendekatan/approached dari atas dengan nada yang berjarak setengah
langkah di atasnya. Pendekatan nada tersebut dinamakan lower neighbours
dan upper neighbours, dan digunakan untuk menghasilkan rangkaian nada
33
yang halus dan mengalir (smoother flow) serta line melodi yang lebih
menarik43. Contoh :
Lower neighbours
Notasi 10
Nada Gb, Bb, dan Db merupakan lower neighbor dari chord tone G, B, dan D.
Upper Neighbours
Notasi 11
Nada C#, F, dan G# merupakan upper neighbours dari chord tone C, E, G.
9. Menggunakan Enclosures
Secara sederhana, dapat dikatakan seperti penggunaan dua tipe
neighboring tones (lower dan upper) secara berurutan/ bersamaan dalam
43
Arnie Berle, Petterns Scales & Modes for Jazz Guitar, New York: Amsco Publication, 1994. Hal.
16.
34
menuju sebuah nada. Akan lebih berfungsi dengan baik apabila nada yang
dituju adalah chord tones. Contoh :
Notasi 12
10. Mengetahui Tangga Nada yang Dapat Dimainkan
Dalam artian singkatnya, solois dapat menganalisis letak tonalitas
pada suatu progresi akor dengan cepat, sehingga dapat menentukan tangga
nada (dasar) yang dapat dimainkan pada saat itu. Sebagai contoh, dalam
progresi akor Dm-G7-C-Fm7-Bb7-EbMaj7, hanya perlu memakai tangga
nada C diatonis pada 3 akor pertama, dan tangga nada Eb diatonis pada 3 akor
berikutnya. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari penguasaan yang baik
mengenai teori dasar musik.
11. Mengejar Target Note
Seorang solois harus berusaha menentukan di nada apa dia ingin
lick/phrase-nya berakhir sebelum memainkannya. Tentu saja dengan
menghubungkan nada terakhir tersebut dengan akor yang dimainkan saat itu.
Dengan teknik ini, dapat digunakan neighboring tones, chromatic tones,
35
passing tones, enclosure atau bahkan mungkin nada/tangga nada yang salah
sekalipun dan akan tetap berakhir di suatu nada/bagian yang musikal44.
12. Menggunakan Rhythmic Displacement
Memainkan nada yang sama (misal, satu lick ada empat nada)
berulang-ulang, tapi lakukan di birama yang berlainan dalam bar tersebut45.
Dalam ilmu musik,hal ini sering disebut dengan repetisi. Motif lick tersebut
juga dapat dirubah di tingkat yang lebih tinggi, atau rendah. Hal ini disebut
sekuensi. Langkah ini bisa menciptakan sound yang kedengaran rumit namun
dengan usaha yang relatif mudah. Contoh:
Notasi 13
Menggunakan sekuensi
Notasi 14
44
45
36
Notasi 15
Interval sixth
Notasi 16
14. Memulai Frase Improvisasi pada Off Beat
Hal ini dikarenakan sinkopasi adalah aspek penting pada jazz. Maka
harus dipertimbangkan untuk memulai suatu frase improvisasi pada setengah
ketukan sebelum atau sesudah beat, atau dua ketukan setelah awal birama.
Contoh :
37
Notasi 17
Setengah ketuk sebelum beat (anticipation)
Notasi 18
Dua ketuk setelah awal birama
Notasi 19
15. Menggunakan Imajinasi
Tentunya seorang improvisator harus tetap bereksperimen dengan
variasi dan ide-ide dari dirinya sendiri dan berusaha menciptakan sesuatu
38
46
39
dan ke-7 seperti semula). Hal ini berbeda dengan konsep tangga nada minor melodik
pada musik jazz, dimana tidak ada perbedaan antara ascending dan descending, yaitu
dengan tetap menaikkan satu semitone nada urutan ke-6 dan ke-7. Untuk
membedakan konsep ini dengan konsep tangga nada minor melodik pada umumnya
(classical concept) maka tangga nada ini sering disebut juga dengan tangga nada jazz
minor/jazz melodic minor.
-
Notasi 20
Dari tangga nada tersebut akan terbentuk susunan akor seperti berikut :
-
Notasi 21
-
40
Notasi 22
Seperti telah disebutkan di atas, dengan susunan akor dan harmoni yang luas
serta dapat menciptakan kualitas sound yang unik dan lebih modern, maka banyak
pemain jazz berimprovisasi menggunakan tangga nada ini, tidak terkecuali para
gitaris. Gitaris-gitaris seperti Django Reinhardt (1910-1953), Pat Metheny, John
Scofield, Scott Henderson, Frank Gambale, Kurt Rosenwinkel, Jonathan Kreisberg,
Julian Lage, Dewa Budjana dan Oele Pattiselanno juga menggunakan tangga nada ini.
Penulis akan memberikan beberapa contoh (lick yang digunakan) gitaris yang pernah
menggunakan tangga nada ini dalam permainannya, antara lain sebagai berikut :
-
Django Reinhardt
Django Reinhardt menggunakan tangga nada A minor melodik dalam
improvisasi di lagu karyanya minor swing.
Notasi 23
41
Pat Metheny
Pat Metheny menggunakan tangga nada C minor melodik dalam
improvisasinya di lagu Law Years karya Pat Metheny sendiri di album
Question and Answer.
Notasi 24
-
Kurt Rosenwinkel
Kurt Rosenwinkel menggunakan tangga nada Bb minor melodik dalam
improvisasinya di lagu Segment karya Charlie Parker di album Kurt
Rosenwinkel-Intuit.
Notasi 25
-
Oele Pattiselanno
42
Notasi 26
-
Dewa Budjana
Dewa Budjana menggunakan tangga nada C minor melodik dalam
improvisasinya di lagu On The Way Home karya Dewa Budjana sendiri
di albumHome.
Notasi 27
Pada poin ini, dapat dikatakan konsep klasik dalam tangga nada minor
melodik ini (berbeda antara ascending dan descending-nya) akan dibuang dalam
43
47
Don Mock, Melodic Minor Revealed, Florida:Warner Bross Publication., 1997. hal. 6.
44
BAB III
PENERAPAN TANGGA NADA MINOR MELODIK
DALAM IMPROVISASI GITAR JAZZ
Don Mock, Melodic Minor Revealed, Florida:Warner Bross Publication., 1997. hal. 22.
Akor yang berubah dari konstruksi dasarnya.
45
(Minor Melodik)
A
F#
G#
Bb
Bb
Db
Eb
C#
F#
G#
A#
Eb
Db
Db
Eb
Fb
Gb
Ab
Bb
C#
Eb
Eb
Gb
Ab
Bb
F#
C#
D#
Ab
Bb
Gb
Gb
Ab
Bbb
Cb
Db
Eb
Bb
F#
Ab
Ab
Bb
Cb
Db
Eb
Tabel 1
Setelah mengetahui susunan nada dari ke-12 tangga nada minor melodik
tersebut kemudian dilakukan analisa. Sebagai contoh, akor D7 dan G7. Langkah yang
harus dilakukan adalah mencari tangga nada minor melodik yang tidak mengandung
46
nada C#/Db (untuk akor D7), dan tangga nada minor melodik yang tidak
mengandung nada F#/Gb (untuk akor G7) dalam susunannya.
Dapat dilihat pada tabel 1, ada tangga nada minor melodik pada 5 nada dasar
yang tidak mengandung nada C#/Db, yaitu :
-
Jadi, tangga nada A, C, Eb, F, dan G minor melodik dapat dimainkan di atas akor D7.
Begitupun jika dilihat pada tabel 1, ada tangga nada minor melodik pada 5
nada dasar yang tidak mengandung nada F#/Gb, yaitu :
-
Jadi tangga nada Bb, C, D, F, dan Ab minor melodik dapat dimainkan di atas akor
G7. Dapat dilihat pula bahwa interval yang dihasilkan selalu sama, sehingga bisa
47
dilakukan pencarian tangga nada minor melodik apa yang dapat digunakan untuk
suatu akor dominan dengan menghitung interval (minor 2nd , minor 3rd , perfect 4th ,
perfect 5th , dan minor 7th ) dari akor dominan tersebut, tanpa harus melihat tabel 1.
Berikut ini lima macam cara pengolahan tangga nada minor melodik yang
dapat dimainkan di atas akor dominan untuk menghasilkan perubahan suasana dalam
akor (altered sound). Lima cara yang akan dijelaskan di bawah, diurutkan
berdasarkan posisi yang paling mudah diingat dan paling sering dimainkan pada gitar.
Akan digunakan akor latar G7 dalam tonika C untuk memudahkan pemahaman.
1. Interval Perfect 5th di Atas Akor Dominan
( D Minor Melodik pada G7)
Cara pengolahan ini sangat mudah dimainkan di atas gitar. Selain
hanya satu nada yang berubah ( C menjadi C#), posisi pada fretboard gitar
juga sangat mudah dihafalkan karena sedikit mirip dengan tangga nada D
dorian.
Apabila tangga nada D minor melodik dimainkan di atas akor G7,
maka nada-nada yang dihasilkan adalah :
D melodic minor
C#
G7 chord tone
5th
13th
7th
root
9th
3rd
#11th
Tabel 2
48
Notasi 28
Contoh 2 :
Track 2
Notasi 29
-
49
Notasi 30
Contoh 4 :
Track 4
Notasi 31
-
Analisis melodi :
Pada contoh 1, dengan menggunakan akor statis, tangga nada ini dapat
50
terdengar semakin jelas namun tidak menghilangkan suasana akor latar karena
pengolahan tetap memperhatikan chord tones.
Contoh 3 dan 4 menggunakan progresi akor II-V-I pada kunci C
mayor. Contoh 3 dimulai dengan neighboring tones dari D, yaitu nada E dan
C# ( C# di sini dianggap sebagai lower neighbours dari nada D) lalu bergerak
naik sampai nada F, kemudian pada saat akor pindah ke G7, dimainkan tangga
nada D minor melodik. Dimulai dengan nada A dengan nada sasaran (target
note) di C# (#11), akan menghasilkan bunyi yang unik karena nada A-B-C#
berjarak whole tone, membuat nada C# ini akan terdengar sangat kuat, namun
tetap enak. Terakhir, kalimat diselesaikan di nada E yang merupakan chord
tones dari akor yang berpindah ke Cmaj7. Pada contoh 4, setelah dimulai
dengan not 1/16 an pada akor Dm7, kemudian dilanjutkan dengan triol-triol
kecil berbentuk arpeggio (dari pengolahan tangga nada D minor melodik)
pada akor berikutnya. Disini memang banyak digunakan teknik arpeggio
dimana hal tersebut relatif mudah dimainkan pada instrumen gitar.
2. Interval Minor 2nd di Atas Akor Dominan
(Ab Minor Melodik pada G7)
Cara ini mungkin adalah yang paling disukai oleh pemain jazz (dan
juga jazz fusion) dalam memainkan tangga nada minor melodik. Selain
posisinya yang mudah dihafalkan (pada instumen gitar khususnya), namun
juga dikarenakan empat nada pengganti (altered) dalam akor latar (b5, #5, b9,
51
#9) termuat dalam tangga nada. Hal ini akan memudahkan solois dalam
mengatur tingkat ketegangan (tension) dari improvisasi yang dimainkan.
Namun disisi lain, hal ini juga dapat menyulitkan solois karena hanya terdapat
3 nada dalam tangga nada ini yang masuk dalam tonal akor. Untuk itu
diperlukan pengetahuan dan kemampuan memainkan tangga nada minor
melodik yang baik, sehingga solois dapat memulai/mengakhiri sebuah
lick/phrase dari nada manapun dalam tangga nada tersebut (tidak harus dari
nada pertama/root dari tangga nada).
Apabila tangga nada Ab minor melodik dimainkan di atas akor G7,
maka nada-nada yang dihasilkan adalah :
Ab melodic minor
Ab
Bb
Cb
Db
Eb
G7 chord tone
b9th
#9th
3rd
b5th
#5th
7th
root
Tabel 3
-
Notasi 32
52
Contoh 2 :
Track 6
Notasi 33
-
Notasi 34
Contoh 4 :
Track 8
Notasi 35
53
Analisis melodi :
Contoh 1 menggunakan tangga nada Ab minor melodik yang bergerak
memunculkan
nada-nada
pengganti
(altered)
dan
menaikkan
54
menghitung interval minor 7th di atas akor, khususnya pada saat sedang
berimprovisasi). Cara ini juga sangat disukai oleh banyak pemain. Khususnya
di instrumen gitar, posisi ini juga relatif mudah dihafal dan dimainkan.
Dengan memainkan tangga nada ini akan menghasilkan nada pengganti
(altered) b9 dan #9 pada akor latar. Sehingga berfungsi dengan sama baiknya
jika akor tersebut akan diselesaikan di akor I mayor ataupun I minor.
Apabila tangga nada F minor melodik dimainkan di atas akor G7,
maka nada-nada yang dihasilkan adalah :
F melodic minor
G7 chord tone
Ab
Bb
b7th
root
b9th
#9th
11
5th
6th
Tabel 4
-
Notasi 36
Contoh 2 :
55
Track 10
Notasi 37
-
Notasi 38
Contoh 4 :
Track 12
Notasi 39
56
Analisis melodi :
Pada contoh 1 diawali dengan arpeggio G7 untuk memperkuat akor
57
Eb
11th
5th
#5th
7th
root
9th
3th
Tabel 5
-
Notasi 40
58
Contoh 2 :
Track 14
Notasi 41
-
Notasi 42
Contoh 4 :
Track 16
Notasi 43
59
Analisis melodi :
Contoh 1 dan 2 hampir sama, diawali dengan memainkan chord tones
dulu pada akor latar kemudian dilanjutkan menggunakan tangga nada C minor
melodik secara menurun (descending) pada contoh 1 dan secara menaik
(ascending) pada contoh 2.
Contoh 3 menggunakan progresi akor II-V-I mayor, diawali dengan
pengolahan akor Dm9 menggunakan tangga nada C mayor, kemudian
dilanjutkan tangga nada C minor melodik pada akor G7 dengan gerakan naik
(ascending) diakhiri pada nada Eb yang merupakan #5th dari akor G7 dan
diakhiri dengan menaikkan nada tersebut setengah langkah (half step) ke nada
E yang merupakan chord tones dari akor Cmaj7. Pada contoh 4 menggunakan
progresi akor II-V-I minor. Pada dasarnya tangga nada ini sedikit lebih cocok
digunakan pada progresi ini, karena akan menghasilkan nada pengganti
(altered) yang lebih banyak mengingat tidak terdapat nada A dan B pada
harmoni akor C minor/Eb mayor sehingga memberikan kemungkinan yang
lebih luas untuk solois dalam mengatur tensi permainannya. Dapat dilihat
pada contoh 4 ini, dengan gerakan tangga nada C minor melodik di akor G7
berurutan secara menaik (ascending) dari Eb-F-G-A-B dan diselesaikan pada
nada C yang merupakan tonika.
5. Interval Minor 3rd di Atas Akor Dominan
(Bb Minor Melodik pada G7)
60
Barangkali dari semua cara di atas, cara ini yang paling jarang dipakai.
Ini dikarenakan nada pertama/root dari tangga nada minor melodik ini adalah
minor 3rd/#9th , nada kedua 11th , ketiga b5th , keempat #5th dari akor latar.
Susunan ini mengakibatkan chord tones dari akor latar baru terbunyikan pada
urutan ke-5. Kecenderungan pemain (khususnya gitaris) akan mulai
memainkan
tangga
nada
ini
dari
nada
pertamanya/root
(langsung
Bb
Db
Eb
G7 chord tone
#9th
11th
b5th
#5th
7th
root
6th
Tabel 6
-
61
Track 17
Notasi 44
Contoh 2 :
Track 18
Notasi 45
-
Notasi 46
62
Contoh 4 :
Track 20
Notasi 47
-
Analisis melodi
Pada contoh 1, diawali arpeggio G7 secara menaik (ascending) dan
63
64
akor Cmaj7#5. Sistem arpeggio ini yang akan banyak digunakan untuk
improvisasi menggunakan tangga nada minor melodik. Sehingga kita tidak
terpatok untuk hanya memainkan arpeggio dari akor yang sedang dimainkan.
a. Arpeggio berdasarkan scale harmony
Dalam teori harmoni, masing-masing tangga nada mempunyai susunan
akor sendiri/scale harmony. Akor-akor ini dibentuk dari setiap tingkatan nada
dalam tangga nada tersebut, dan disusun berdasarkan jarak/interval third. Dari
penjelasan dalam bab sebelumnya, tangga nada A minor melodik ini apabila
disusun scale harmony-nya akan menghasilkan susunan seperti berikut ini :
Notasi 48
Notasi 49
Notasi 48 merupakan susunan akor trinada/triad chord, sementara
notasi 49 adalah susunan akor caturnada/seventh chord dari tangga nada A
65
minor melodik. Dua scale harmony ini yang akan dipakai dalam
pengembangan improvisasi menggunakan arpeggio.
Harus diingat, secara otomatis dalam susunan akor tersebut di atas,
tentu saja dapat digunakan arpeggio jenis pertama yaitu arpeggio berdasarkan
akor. Yang akan dikembangkan disini adalah cara pengolahan arpeggio
substitution. Dengan cara memainkan berbagai arpeggio tersebut ke dalam
satu akor latar, maka akan menciptakan warna akor yang lebih luas.
Yang harus dilakukan disini, adalah mencoba memainkan 7 macam
arpeggio yang terbentuk dari scale harmony A minor melodik (triad chord &
seventh chord) ke dalam satu akor latar. Akan digunakan dua akor yang sering
digunakan dalam tangga nada A minor melodik sebagai contoh, yaitu akor
Am dan D pada arpeggio akor trinada, lalu Am dan D7 pada arpeggio
caturnada.
Tabel di bawah ini menunjukan hasil dari penggunaan 7 macam
arpeggio tersebut dalam satu akor latar :
-
Arpeggio
Hasil Sound
Am
Am
Am
Am
Bm
Am13
66
Am
Caug
Am(maj7)
Am
Am13
Am
Am9(maj7)
Am
F#dim
Am6
Am
G#dim
Am(maj9)
Tabel 7
Akor
Arpeggio
Hasil Sound
Am
D9
Bm
D13
Caug
D9(b5)
D13(b5)
F#dim
D7
G#dim
D13(b5)
Tabel 8
-
Arpeggio
Hasil Sound
Am
Am(maj7)
Am(maj7)
Am
Bm7
Am13
67
Am
Cmaj7(#5)
Am(maj9)
Am
D7
Am13
Am
E7
Am11(maj7)
Am
F#m7b5
Am6
Am
G#m7b5
Am13(maj7)
Tabel 9
Akor
Arpeggio
Hasil Sound
D7
Am(maj7)
D9(b5)
D7
Bm7
D13
D7
Cmaj7(#5)
D13(b5)
D7
D7
D7
D7
E7
D13(b5)
D7
F#m7b5
D9
D7
G#m7b5
D13(b5)
Tabel 10
Notasi di bawah ini menunjukan contoh macam-macam arpeggio yang
dapat terbentuk dalam satu posisi yang mudah khususnya dalam instrumen
gitar. Arpeggio ini dapat diolah lagi tergantung kreativitas pemain sendiri baik
durasi nadanya, sekuensinya, arah melodi (ascending/descending), inversi
68
akor, frase melodi, nada mulainya, ataupun posisinya (dalam gitar) dll.,
sehingga dapat digunakan dengan tepat dalam suatu akor/progresi akor.
Track 21
Notasi 50
Track 22
Notasi 51
Track 23
Notasi 52
Track 24
69
Notasi 53
Di bawah ini menunjukan contoh penerapannya dalam improvisasi :
Track 25
Notasi 54
Track 26
Notasi 55
70
Notasi 56
Apabila memainkan tujuh arpeggio yang terbentuk dari scale harmony
F minor melodik pada akor G7 maka akan menghasilkan :
Akor
Arpeggio
Hasil Sound
G7
Fm(maj7)
G13sus4(b9)
G7
Gm7
G7(#9)
71
G7
Abmaj7(#5)
G13sus4(b9)
G7
Bb7
G7(b9,#9)
G7
C7
G13sus4(#9)
G7
Dm7b5
G7sus4(b9)
G7
Em7b5
G13(#9)
Tabel 11
Contoh penerapannya dalam improvisasi :
Track 27
Notasi 57
Contoh di atas dapat juga dilakukan dalam 4 pengolahan lainnya, yaitu
D, Ab, C, dan Bb minor melodik. Sehingga akan didapat 35 macam
kemungkinan arpeggio yang dapat dimainkan di atas satu akor dominant.
2. Chord Melody
Dari scale harmony minor melodik ini selain diolah secara arpeggio,
dapat juga diolah secara chord melody, yaitu memainkan secara bersamaan
72
antara melodi dan harmoni (akor) dalam sebuah improvisasi. Harmoni di sini
berarti memainkan akor-akor yang terbentuk dari tangga nada minor melodik
yang sedang digunakan. Kemungkinan yang dapat dihasilkan di sini sama
dengan pengolahan secara arpeggio yaitu 35 kemungkinan dalam satu akor
latar. Contoh penerapannya adalah sebagai berikut :
Track 28
Notasi 58
Track 29
Notasi 59
Contoh di atas merupakan teknik yang umum digunakan oleh pemain gitar
mengingat posisinya yang relatif mudah pada fingerboard.
73
Notasi 60
b. Pentatonik yang dibentuk dari 7th , 2nd, 4th , 5th , dan 6th dari tangga
nada A minor melodik. Pentatonik ini menghasilkan bunyi/sound
seperti akor E7/E9 ( akor V).
Track 31
Notasi 61
74
c. Pentatonik yang dibentuk dari 3rd, 4th, 5th, 6th, dan 7th dari tangga
nada A minor melodik. Tangga nada pentatonik ini masing-masing
nadanya berjarak satu langkah/whole tone jika dimainkan secara
berurutan dari 3rd 7th.
Track 32
Notasi 62
Dalam permainan, ketiga jenis tangga nada pentatonik dari tangga
nada minor melodik tersebut dapat juga dikombinasikan untuk memperkaya
variasi melodi saat berimprovisasi.
Track 33
Notasi 63
75
Track 34
Notasi 64
Tangga nada minor melodik dapat juga diolah dan dimainkan
menggunakan pendekatan kromatik (chromatic approach). Kromatik di sini
dapat diartikan juga sebagai passing notes, neighboring tones, ataupun
enclosures. Dalam memainkan nada-nada kromatik tersebut, tentunya tetap
berdasarkan tangga nada minor melodik yang dimainkan. Lingkupnya adalah
pengembangan ide improvisasi dan membuat pergerakan melodi yang lebih
menarik dan bervariasi.
Track 35
Notasi 65
76
C. Pengembangan Improvisasi
Dari penjelasan dalam bab sebelumnya, telah diuraikan mengenai
beberapa macam penggunaan tangga nada minor melodik dalam improvisasi
jazz. Pada dasarnya, tangga nada minor melodik ini memang merupakan
rumah dari penghasil nada pengganti (altered) untuk akor dominan. Namun,
tangga nada ini juga tidak menutup kemungkinan untuk digunakan dalam akor
lain melalui beberapa pertimbangan.
1. Akor Minor
Akor minor yang dimaksud di sini adalah akor minor seventh. Akor ini
terdapat pada susunan akor ke II dari minor melodik scale harmony. Dalam
hal ini adalah akor Bm7 (akor ke II dari susunan A minor melodik scale
harmony). Memang jika dimainkan tangga nada A minor melodik di atas akor
Bm7, nada yang dihasilkan sedikit keluar dari sound akor karena terdapat
nada b9th, 11th, dan 13th dari Bm7. Namun hal ini dapat diatasi dengan
memfungsikan nada b9 hanya sebagai passing note dan bukan sebagai nada
tujuan
(target
note)
dalam
sebuah
kalimat
improvisasi
sehingga
karakter/sound akor masih terjaga dengan baik. Harus dilihat pula posisi
atau kegunaan akor tersebut dalam harmoninya, karena akor Bm7 ini juga
ditemukan dalam tiga kunci/nada dasar lainnya ( G, D, dan A).
77
Notasi 66
Track 37
Notasi 67
78
79
juga dirasa kurang tepat karena akan menghasilkan nada major seventh dari
akor (Gb pada akor G7).
Jadi penggunaan tangga nada minor melodik pada akor halfdiminished dalam susunan ke VII ini lebih cocok diterapkan pada akor statis
sehingga tidak mengganggu harmoni dari progresi akor. Sementara
penggunaan tangga nada minor melodik pada akor half-diminished dalam
susunan ke VI cocok digunakan pada progresi akor II-V-I minor. Dengan
demikian, seorang solois dapat menghitung interval minor 3rd dari root akor
half-diminished untuk mulai memainkan tangga nada minor melodik ini.
Track 38
Notasi 68
Track 39
Notasi 69
80
Notasi 70
3. Akor mayor
Pada dasarnya, tidak terdapat akor mayor pada scale harmony minor
melodik. Dengan kata lain, tangga nada minor melodik ini secara teori tidak
bisa digunakan untuk menyusun ataupun dimainkan pada akor mayor. Akan
tetapi, dengan kembali ke scale harmony, dapat dilihat pada susunan ke III
81
terbentuk akor maj7(#5). Akor ini menghasilkan altered sound dengan adanya
nada #5, namun dapat juga dianggap paling dekat dengan akor mayor karena
terdapat nada root, third, dan major seventh nya. Sebagai contoh, jika pada
akor C mayor dimainkan tangga nada A minor melodik, maka akan terdapat
dua nada yang keluar dari tonika C yaitu F# dan G#. Beberapa pemain biasa
bermain dengan mengkombinasikan antara tangga nada diatonis mayor (dari
akor) dan tangga nada minor melodik sehingga dua nada di luar tonika ini bisa
diposisikan sebagai passing notes dan justru menambah warna dari akor
latar. Namun setiap pemain juga harus mempertimbangkan dengan baik kapan
akan menggunakan tangga nada ini di atas akor mayor, karena kualitas bunyi
(sound) yang dihasilkan juga tergantung di mana posisi akor tersebut dalam
progresinya serta cara pemain dalam menyusun nada-nadanya.
Track 41
Notasi 71
82
Stella by Starlight adalah tema lagu 32 birama yang ditulis oleh Victor Young
(1900-1956), komposer terkenal asal Amerika Serikat. Lagu ini merupakan salah satu
theme song dari film The Uninvited yang dirilis pada tahun 1944 oleh Paramount
Picture di Amerika Serikat. Semula, lagu ini merupakan sebuah karya instrumental
yang kemudian pada tahun 1946 ditulis liriknya oleh Ned Washington (1902-1976).
Pada perjalanannya, Stella By Starlight menjadi salah satu lagu jazz standard
yang paling populer dan banyak direkam ulang baik secara instrumental (Charlie
Parker, Stan Getz, Bud Powell, Miles Davis, dll) ataupun dalam versi vokal ( Frank
Sinatra, Tonny Bennet, Ella Fitzgerald, Anita ODay, dll).
TEMA
Track 42
83
Notasi 72
Sumber : The Real Book 1
SOLO
Track 43
84
Notasi 73
85
Analisis melodi :
Contoh improvisasi pada lagu Stella by Starlight di atas
86
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pada bab III, dapat ditarik kesimpulan bahwa tangga nada
minor melodik ini merupakan salah satu material yang penting dalam improvisasi
jazz dalam kaitannya sebagai penghasil nada-nada pengganti (altered) terutama
ketika dimainkan di atas akor dominan.
Dengan memainkan tangga nada minor melodik ini dari interval perfect 5th ,
minor 2nd , perfect 4th , minor 3rd di atas root akor dominan dan interval major 2nd di
bawah root akor dominan, maka akan menghasilkan semua nada-nada pengganti
(altered) dari akor dominan tersebut. Dari scale harmony tangga nada minor melodik
ini juga akan didapatkan susunan-susunan akor yang dapat dimainkan dengan teknik
arpeggio dan chord melody, serta akan menghasilkan tiga macam modes/tangga nada
penatatonik dan juga pendekatan kromatik dalam memainkannya.
Tangga nada minor melodik ini juga dapat dimainkan pada akor lain selain
akor dominan yaitu pada akor minor, half-diminished, diminished, dan akor mayor.
Pada akor minor, tangga nada minor melodik ini lebih cocok digunakan pada akor
supertonika meskipun tidak menutup kemungkinan digunakan pada akor di
posisi/tingkatan lain (median dan sub-median misalnya). Pada akor half-diminished,
dapat dihitung interval minor 3rd dari root akor untuk kemudian mulai memainkan
87
tangga nada minor melodik. Untuk akor diminished, tangga nada minor melodik
hanya dapat digunakan dalam suasana tertentu mengingat akor diminished ini
biasanya hanya digunakan sebagai akor jembatan menuju ke akor lain. Pada akor
mayor dapat digunakan tangga nada minor melodik dari interval major 6th (relatif
minornya) di atas akor dengan diikuti pertimbangan kualitas sound yang dihasilkan
dalam pengaruhnya terhadap harmoni akor.
Penggunaan dan pengolahan tangga nada minor melodik ini dalam berbagai
macam cara juga dicontohkan dalam sebuah lagu jazz standard berjudul Stella by
Starlight karya Victor Young (1900-1956). Dapat dilihat juga dalam contoh
improvisasi tersebut bagaimana penggunaan tangga nada minor melodik ini dalam
akor lain selain akor dominan.
B. Saran
Dari uraian dalam bab-bab sebelumnya, bagi rekan-rekan musisi yang tertarik
untuk menggunakan tangga nada ini dalam sebuah improvisasi, yang harus diingat
adalah tangga nada minor melodik merupakan rumah dari nada-nada pengganti
(altered) yang tentu saja akan menghasilkan suasana keluar dari harmoni ( dalam
bahasa jazz sering disebut dengan istilah outside). Hal ini yang mengharuskan para
pemain untuk menggunakan tangga nada ini secara bijak dalam penerapannya ketika
bermain dan berimprovisasi. Mempraktekan dan memahami contoh-contoh
88
penerapannya dalam bab III akan membantu rekan-rekan musisi untuk bagaimana
bermain menggunakan tangga nada minor melodik ini dalam improvisasi jazz.
89
Daftar Pustaka
Adriaan, Josias T. : Penggabungan Idiom-Idiom Gamelan ke Dalam Musik Jazz,
Tesis Sarjana,
90
Mack, Dieter. : Sejarah Musik IV, Yogyakarta, Pusat Musik Liturgi 1994.
Mock, Don. : Melodic Minor Revealed. Florida, Warner Bross Publication 1997.
Prier SJ, Karl-Edmund. : Kamus Musik, Jogjakarta, Pusat Musik Liturgi., 2011.
Szwed, John F. : Memahami dan Menikmati Jazz, Jakarta, PT Gramedia Pustaka
Utama 2008.
Internet :
http//www.Wing Pandoe.blogspot.com
http://wisbenbae.blogspot.com/2012/01/asal-usul-musik-jazz.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Freddie_Green.
http://en.wikipedia.org/wiki/Jazz_improvisation