Pada pria, beberapaorgan berfungsi sebagai bagian dari traktus urinarius
maupun sistem reproduktif. Kelainan pada organorgan reproduktif pria dapat mengganggu fungsi salah satu atau kedua sistem. Akibatnya, penyakit sistemreproduktif pria biasanya ditangani oleh ahli urologi. Struktur dari sistem reproduktif pria adalah testis, vasdeferen atau duktus deferen dan vesika seminalis, penis, dan kelenjar aksesori tertentu, seperti kelenjar prostat, dan kelenjar Cowper (kelenjar bulbouthretral). Perkembangan Testikuler. Testis di bentuk pada masa embrio di dalam rongga abdomen dekat dengan ginjal. Selama bulan terakhir masa kehidupan janin, testis turun ke arah posterior ke peritoneum, untuk menetap pada dinding abdomen dalam lipat paha. Kemudian kedua testis terus turun sepanjang kanalis inguinalis ke dalam skrotum. Dalam proses penurunan ini kedua testis disertaioleh pembuluh darah, limfatik, saraf, dan duktus, yang menyangga jaringan dan membentuk korda spermatik. Korda ini memanjang dari cincin inguinal internal melalui dinding abdomen dan kanalis inguinalis hingga ke skrotum. Ketika testis turun ke dalam skrotum, sebuah tubular yang memanjang dari peritoneum menyertainya. Normalnya jaringan ini mengalami obliterasi, satu-satunya bagian yang tersisa yang menyelimuti testis adalah tunika vaginalis. (ketika proses peritoneal ini tidak mengalami obliterasi tetapi tetap terbuka ke dalam rongga abdomen, kantung potensial tersisa, sehingga ke dalamnya dapat masuk kandungan abdomen untuk membentuk suatu hernia inguinal tak-langsung.) Testis bersarang di dalam skrotum, yang menjaga keduanya pada suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh keseluruhan untuk memfasilitasi spermatogenesis (pembentukan sperma). Testis terdiri atas banyak tubulus seminiferus tempat di mana sperma dibentuk. Tubulus koligentes mengirimkan sperma ke dalam epididimis, suatu struktur seperti topi yang terletak pada testis dan mengandung duktus yang melebar yang mengarah ke dalam vas deferen. Struktur tubulus yang keras ini menjalar ke arah atas melalui kanalis inguinalis untuk memasuki rongga abdomen di belakang peritoneum dan kemudian memanjang ke bawah ke arah basal kandung kemih. Suatu tonjolan berkantung dari struktur ini disebut vesika seminalis, yang berfungsi sebagai wadah untuk sekresi testikuler. Traktus ini berlanjut sebagai duktus ejakulatorius, yang kemudian menjalar melaluui kelenjar prostat untuk masuk ke dalam uretra. Sekresi testikuler melewati jalur ini ketika mereka keluar penis dalam aksi reproduktif. Fungsi Glandular. Testis mempunyai fungsi ganda: pembentukan spermatozoa dari sel-sel germinaltubulus, seminiferus, dan sekresi hormon seks pria yaitu testosteron, yang menyebabkan dan memelihara karakteristik seks pria.
Kelenjar Prostat terletak di bawah leher kandung kemih. Kelenjar ini
mengelilingi uretra dan dipotong melintang oleh duktus ejakulatorius, yang merupakan kelanjutan dari vas deferen. Kelenjar ini menghasilkan sekresi yang penyalurannya dari testis secara kimiawi dan fisiologis sesuai dengan kebutuhan spermatozoa. Kelenjar Cowper terletak di bawah prostat di dalam aspek superior uretra. Kelenjar ini membuang sekresinya ke dalam uretra saat ejakulasi, dengan memberikan lubrikasi. Penis mempunyai fungsi ganda: penis merupakan organ untuk kopulasi dan untuk urinasi. Secara anatomis, penis terdiri atas glans penis, korpus, dan pangkal penis (radik). Glans penis adalah bagian bulat yang lunak pada ujung distal penis. Uretra, tuba yang membawa urin, membuka pada ujung glans. Normalnya, glans ditutupi atau dilindungi oleh kulit yang memanjang -prepusium- yang mungkin harus diretraksi untuk memajan glans penis. Korpus penis terdiri atas jaringan erektil yang mengandung banyak pembuluh darah yang menjadi membesar, mengacu pada ereksi selama rangsangan seksual. Uretra, yang menjalar melalui penis, memanjang dari kandung kemih melalui prostat ke ujung distal penis.