Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
61
Studi lapangan ke Depkominfo untuk mengkonfirmasi jenis-jenis layanan akses data yang telah
direncanakan oleh departemen tersebut.
Studi lapangan ke operator telekomunikasi untuk mengkonfirmasi proses operasi jaringan yang
telah ada.
Studi simulasi perhitungan secara numerik di komputer untuk menganalisi performans i dan
reliabilitas jaringan serat optik pada topologi yang telah dipilih dengan pertimbangan kapasitas
data transmisi yang dapat melayani semua jenis akses layanan informasi/data.
Permasalahan yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah:
- Besarnya kapasitas transmisi data digital yang diperlukan untuk semua titik akses jaringan serat
optik
- Jenis topologi/konfigurasi jaringan serat optik yang dapat melayani berbagai jenis layanan data
(internet service, voice, fax, telepon, multimedia, dll).
I.
LANDASAN TEORI
62
63
layanan
traffic
Gambar 2.2. Struktur Multipleksing SDH pada STM-N yang diterapkan di Indonesia.
Multipleksing pada SDH dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Multipleksing sinyal SDH orde
rendah menjadi sinyal SDH orde tinggi dan Multipleksing sinyal tributary orde rendah menjadi
sinyal SDH orde tinggi. Contoh untuk jenis Multipleksing pertama, yaitu Multipleksing sinyal
SDH orde STM-1 menjadi sinyal SDH orde STM-4, STM-16 atau STM-N selanjutnya.
Sedangkan contoh untuk jenis Multipleksing kedua, yaitu Multipleksing sinyal orde rendah
PDH menjadi sinyal SDH.
c. Topologi Jaringan, jaringan tradisional mengimplementasikan topologi mesh dan hub , namun
dalam SDH dengan adanya DXCs dan Hub multiplexer membuat pengaturan jaringan akan semakin
komprehensif. SDH juga memperkuat penyusunannya dengan mengkombinasikan topologi ring
dengan menambahkan rantai- rantai ADMs untuk meningkatkan fleksibilitas dan reliabilitasnya
melalui core dan area akses. Topology network SDH yang telah diimplementasikan ada lima,
yaitu Star, Mesh, Loop, Tree, dan Chain , namun topology Loop adalah yang paling banyak
digunakan karena dapat dikonfigurasikan untuk sistem shelf healing dan proteksi yang paling
bagus. Gambar 2.3 di bawah ini mengilustrasikan masing-masing jenis topologi di atas.
64
L max =
(2.1)
Persamaan 2.1 merupakan formulasi perhitungan jarak maksimal dari daya laser semikonduktor
yang merambat dalam bentangan kabel serat optik. Parameter pada persamaan tersebut adalah:
PTX
= Daya laser semikonduktor sebagai transmitter (dBm)
PRX
= Daya yang diterima oleh detektor (dBm)
Pm
= Loss daya margin (dBm)
Lc
= Loss daya sambungan (dBm)
Ls
= Loss daya splicing (dBm)
f
= Loss daya bandwidth (dBm)
2.3 Infrastruktur Jaringan Proyek Cincin Palapa
Palapa Ring adalah proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan jaringan serat
optik nasional, yang akan menjangkau 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 2.4. Jaringan ini akan menjadi tumpuan semua penyelenggara
telekomunikasi dan pengguna jasa telekomunikasi. Serta jaringan ini akan terintegrasi dengan
jaringan yang telah ada milik penyelenggara telekomunikasi
Manfaat dari Palapa Ring adalah:
65
Gambar 2.4. Rencana Jaringan Serat Optik pada Palapa Ring Project.
Pada Gambar 2.4 dapat diketahui bahwa jaringan serat optik yang telah ada (garis biru)
hingga kini belum melingkupi semua wilayah Indonesia serta terbatas pada wilayah tertentu. Hal ini
mengakibatkan keterbatasan akses informasi pada daerah-daerah yang terpencil sehingga berakibat
ketimpangan pengetahuan, pendidikan, budaya dan kesejahteraan. Rencana jaringan serat optik
tersebut untuk dapat mengintegrasikan 440 node diberbagai kota nusantara membutuhkan koneksi
backbone sepanjang 35.280 Km. Sehingga perencanaan jaringan serat optik yang akurat merupakan
salah satu parameter utama pencapaian keberhasilan proyek tersebut.
66
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah dijelaskan dalam
bentuk diagram alir sebagai berikut:
START
Service Clustering
Simulasi perhitungan
Optical Link Budget
Rekomendasi
komponenkomponen jaringan
SDH
END
67
Studi geografis merupakan proses untuk menentukan konfigurasi jaringan komputer yang
mengimplementasikan skema SDH multiplexing. Konfigurasi tersebut dirancang untuk dapat
menghubungkan 440 kota yang tersebar dalam 11 area, sebagaimana pada Gambar 3.2.
68
BANGKALAN
SEDAYU
PANCENG
SDH Transport
Network
BUNGAH
PULAU MADURA
KAMAL
DUDUKSAMPEAN
GRESIK
PR
CERME
MGO
TDS
MENGANTI
MEA SURABAYA
KDM
KJR
K B L
KDN
BALONGPANGGANG
Selat Madura
KPS
KLK
MYR
NGL
DMO
LKR
IJK
KPL
Laut Jawa
JGR
RKT
BBE
TPO
SPJ
WRINGINANOM
WAR
JUANDA
KRIAN
GDN
SEDATI
SKD
S D A
Bcr
TLG
Taw
Bwn
Jtr
TN
Brd
RL-1
STM-4
Rgl
Ktd
Blg
Pgg
Skd
Bba
BJ
Pad
Dds
Gs
Smj
RL-2
STM-4
Jog
Gdn
Kts
Nj
MN
Ggr
Mli
Smt
Moj
Po
Pbn
RL-3
STM -4
Jen
KD
Plg
Pct
RL-4
STM-4
Pjo
Drn
Slh
Klj
TA
Snt
Nt
Pun
PS
Be
Pan
Gkw
Bg
Pda
Pn
BL
Wg
Nja
Tmp
Skp
SWJ
Brg
Bgu
Dno
Bnr
Gdi Tu
Sbm
Dpt
Apg
Kr
Lcs
RL-5
STM -4
Ptn
Asb
Prj
Bo
Sks
Klk
Tgl
Ajs
Tph
Ysn
Jto
RL-7
STM-1
Kno
Klt
JR
Rbp
Wso
Spl
Jr2
Ktp
Kbr
Bug
Pgr
RL-8
STM -4
Skw
LM
Psr
Sit
Mla
Bk
RL-6
STM-4
Sdo
Sbp
Kpn
Ldy
Gdn
Tos
Pks
ML
PB
Tgs
Ksb
Cat
Pii
Gdw
Sgs
Blb
Gdg
Kwi
Lrg
Gra
Pws
LW
Btu
Kpo
Ndl
Tl
Selat Madura
Gem
Ngi
Ntg
Wat
Sbi
Sat
Sapudi
Rkt
Pge
Kaa
Pe
SDA
Dlu
Ngj
Grh
Dmo
Tds
Jg
Ppr
PM
Mjs
Wrj
Utr
Omben
KBL
Krn
Mgt
Sar
Smp
Prg
Mgo
MR
Crb
Mpt
Abt
Wru
Spg
Pos
Krj
Aja
Kml
Kdg
Cme
Nw
Kpp
RL-9
STM-4
Bkl
Lmg
Sap
Bat
Sdy
Krk
Msl
Tjb
Arb
Jgw
Abl
BW
Rgj
Glm
Gen
Mc
Loop MEA ML
(Lucent)
Samudra Indonesia
NGANTANG
Bck
PUJON
BATU
LAWANG
K.PLOSO
G.KAWI
BLB
KLOJEN
S.JAJAR
MALANG
GADANG
S.PUCUNG
Psg
SINGOSARI
PAKIS
BURING
TUMPANG
KEPANJEN
TUREN
G.LEGI
PAGAK
DAMPIT
A.GADING
S.MANJING
DONOMULYO
Metro Malang
BANTUR
Samudra Indonesia
P.Nusabasrung
Gambar 4.1 Implementasi jaringan SDH MUX untuk service area Jatim.
Jaringan Backbone Metro Surabaya adalah topologi loop-ring yang menghubungkan 10
node sebagaimana ditunjukkan oleh gambar 9. (inset). garis penghubung warna Biru dan merah.
Dimana garis biru adalah ordinary working line dan merah adalah line proteksi sedangkan garis
hijau adalah akses node dari STM-4. Primary Central Office adalah pada node RKT. Backbone
metro Surabaya dikonfigurasikan pada level multip leksing STM-16. Jarak antar node kota adalah
0,5 - 5 KM , ? = 1550 nm, Bandwidth = 2,5 Gbps, Sinyal NRZ, dan BER = 10-10. Sistim
multipleksing yang digunakan pada STM-16 adalah WDM pada panjang gelombang utama 1500
nm. Sedangkan Mux WDM pada STM-4 adala h menggunakan panjang gelombang utama 1300 nm.
Contoh Perhitungan Link Budget SDH via fiber optics pada backbone Metro Surabaya:
Bandwidth Transmisi :
F STM-16 = 155 Mbps x 16 = 2480 Mbps = 2,5 Gbps
F STM-4 = 155 Mbps x 4 = 620 Mbps
Perhitungan rise time sistem untuk STM -16 yang dibutuhkan adalah :
B (Hz) = BT/2 = 2,5 Gbps/2 = 1,25 GHz.
Tsis = 0,35/B = 0,35 / 1,25 GHz = 0,28 ns
Fiber yang dirancang adalah TWRS single mode untuk WDM pada panjang gelombang 1550 nm,
1540 nm, 1530 nm, 1520 nm, 1510 nm, 1500 nm, 1490 nm, 1480 nm, dan 1470nm.
69
M = 4 ps/nm -M
s ? = 2 10 nm dan jarak antar node pada STM-4 adalah 0,5 - 5 Km.
Sehingga dispersi fiber pada jarak 5 km adalah :
sM = M x s ? x L = 4.10 -3 x 10 x 5 = 0,2 ns
TTX = 0,05 0,25 ns untuk Laser Source DFB
TRX = 0,05 0,25 ns untuk APD GaInAsP
Maka perhitunan Tsis
2
Tsis = TTX2 + TRX
+ M2
M K
F (M ) = F (40) = 1 (1 K )
M
2
40 0,95
= 401 (1 0,95)
40
= 38,89
M K
F ( M ) = F (40) = 1 (1 K )
M
2
40 0,95
= 401 (1 0,95)
40
= 38,89
71
2 .e.B.F ( M ).SNR
5
19
2 x1,6 .10 x 620 .10 6 x 38,89 x322 ,58
=
5
7
= 4,97 .10 mWatt
PRX =
10
> Ls = 1 dBm
> nc = 2
> Lc = 1 dBm
> Pm = 6 dBm
> s f = 0,5 dBm
Maka Lmax lebih besar dari jarak transmisi yang dibutuhkan (15 Km). Sebagaimana hasil
perhitungan untuk STM-16 maka jarak maksimal dari fiber ternyata lebih besar 8 kali dari jarak
backbone secara aktual sehingga kapas itas bandwidth memiliki kemungkinan untuk diperlebar 7 X
yakni sebesar 4,34 Gbps.
III.
KESIMPULAN
Metode analisis optical link budget dapat digunakan untuk mengetahui tingkat performansi
dan reliabilitas jaringan serat optik. Serta metode perhitungan tersebut dapat digunakan untuk
merencanakan jaringan transmisi serat optik dalam bentuk topologi/konfigurasi yang telah
ditentukan sebelumnya. Sehingga metode tersebut dapat digunakan untuk merencanakan jaringan
serat optik pada Palapa Ring Project yang diperkirakan akan selesai pada 2011.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Daniel Minoli, 2003, Telecommunication Technology Handbook, Artech House
Telecommunication Library.
[2]. Dahai Han, Xuepeng Li, Wanyi Gu, 2006, The Impact of LCAS Dynamic Bandwidth
Adjustment on SDH/SONET Network, Journal of Optical Communications.
[3]. Diceu Cavendish, Kurenai Murakami, Su-Hun Yun et al., 2002, New
[4]. Transport Services for Next Generation SONET/SDH Systems;
[5]. IEEE Communication Magazine 40, pp.80-87.
72
[6]. Enrico Forestieri, 2005, Optical Communication:Theor y & Techniques, Springer, USA.
[7]. G Keisser, 1983, Fiber Optics Communication Systems, J&W Sons, New York.
[8]. Gerd Keiser, 2005, Optical Communication Esential, McGraw Hill, Newyork, USA.
[9]. Gerd Keiser, 2006, FTTX Concept & Application, IEEE Press.
[10]. Gerard M . & Michel B.,2002, Satellite Communication System, Edisi Ke-4, J&W Son.
[11]. Hoss J. Robert, 1990, Fiber Optics Communication Design Hand Book , Prentice Hall
International.
[12]. Hoss R. J. And Lacy Edward A.,1993.,Fiber Optics Prentice-Hall Int. Inc,
[13]. Huub, van Helvoort, 2005, Next Generation SONET/SDH: Evolution or Revolution. John
& Willey Son.
[14]. J. Wilson & Hawkes,1998, Optoelectronics : An Introducton, 2nd.Ed., J&W Sons New
York .
[15]. M. ILyas & Hussein,T.,M., 2003, Optical Communication Network, CRC Press, USA.
[16]. M. Kodialam, T.V. Lakshman,2001 Integrated Dynamic IP and Wave length Routing in
IP over WDM Networks. Proceedings of INFO [17]. COM 2001, Vol.1, , pp. 358-366.
[18]. R. Dutta, G. Rouskas, 2002, Traffic Grooming in WDM Networks: Past and Future.
IEEE Network, 16 (6), pp. 46-56.
[19]. Regis J. Bates, Budd ,2002, SONET and SDH Inc NetLibrary, McGraw-Hill .
[20]. Stephen S, 2001, SONET & SDH Demistified, McGraw Hill.
[21]. Todd D. Steiner, 2004, Semiconductor nanostructures for optoelectronic applications,
Artech House Library.
[22]. web.dev.depkominfo.go.id/blog/2008/01/09/pemerintah -targetkan-palapa-ring-i-selesaitahun -2010/ - 25k
73