You are on page 1of 20

Analisa Persepsi Pengaruh Pendapatan Bank Syariah Terhadap Bagi

Hasil Tabungan Mudharabah pada Bank Syariah A


Dodik Siswantoro1
PT Asuransi Takaful Keluarga
E-mail: kidod25@yahoo.com
Kreshna Adikusumah
Program Extension Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia

Abstraksi
Tabungan mudharabah atau simpanan mudharabah merupakan salah satu bentuk
penghimpunan dana yang dilakukan oleh Bank Syariah. Simpanan ini akan memperoleh
hak bagi hasil dan langsung akan menambahkan saldo tabungan dari nasabah sesuai
dengan nisbah bagi hasil yang telah diperjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat kesesuaian persepsi pengaruh pendapatan bank syariah
terhadap bagi hasil tabungan mudharabah yang signifikan pada Bank Syariah A.
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa indikator untuk mengukur persepsi
pengaruh pendapatan bank syariah terhadap bagi hasil tabungan mudharabah pada Bank
Syariah A. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif
dengan statistik non parametris menggunakan analisa korelasi metode spearman rank
(spearman rank correlation). Hasil uji hipotesa menunjukkan bahwa hitung memiliki nilai
yang lebih besar bila dibandingkan dengan nilai tabel, baik untuk taraf kesalahan 5 %
maupun 1 %. Kedua-duanya menyatakan Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian
maka terdapat kesesuaian persepsi pengaruh pendapatan bank syariah terhadap bagi
hasil tabungan mudharabah yang signifikan pada Bank Syariah A.
Kata kunci:
Persepsi, pengaruh, Bank Syariah

Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Analisa Persepsi Pengaruh Pendapatan Bank Syariah Terhadap Bagi


Hasil Tabungan Mudharabah pada Bank Syariah A
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Penulisan
Sejarah berdirinya perbankan dengan sistem bagi hasil didasarkan pada 2 (dua) alasan
utama, yaitu: (1) adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank konvensional
hukumnya haram karena termasuk dalam kategori riba yang dilarang dalam agama,
bukan saja pada agama Islam, melainkan juga oleh agama samawi lainnya. (2) dari
aspek ekonomi, penyerahan risiko usaha terhadap salah satu pihak dinilai melanggar
norma keadilan. Dalam jangka panjang sistem perbankan konvensional akan
menyebabkan penumpukan kekayaan pada segelintir orang yang memiliki kapital besar
(Sjahdeini, 1999).
Kegiatan bank syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi
masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak
didasarkan pada sistem bunga, melainkan atas prinsip syariah. Oleh sebab itu bank
syariah dalam menjalankan operasinya tidak menggunakan sistem bunga, akan tetapi
menggunakan sistem bagi hasil yang sesuai dengan prinsip syariah sebagai dasar
penentukan imbalan yang diterima atas jasa pembiayaan yang diberikan dan atau
pemberian atas dana masyarakat yang disimpan pada bank syariah.
Kunci keberhasilan manajemen bank syariah sangat ditentukan oleh bagaimana
bank tersebut dapat merebut hati masyarakat, sehingga peranan bank syariah sebagai
financial intermediary dapat berjalan dengan baik. Jadi, bank syariah harus dapat
melakukan fungsi tersebut bagi mereka yang memiliki kelebihan uang (surplus spending
unit) dan menyimpan uangnya di bank syariah, serta melayani kebutuhan uang
masyarakat melalui pemberian pembiayaan kepada mereka yang kekurangan uang
(deficit spending unit) dan amat membutuhkannya (Muhammad, 2004).
Tingkat laba bank syariah bukan saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk
para pemegang saham, tetapi juga akan sangat berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil
yang diberikan kepada nasabah yang menyimpan dananya di bank syariah. Dengan
demikian, kemampuan manajemen bank syariah untuk melaksanakan fungsinya sebagai
penyimpan harta, pengusaha, dan pengelola investasi yang baik sangat menentukan

kualitas usahanya sebagai intermediary dan kemampuannya menghasilkan laba


(Muhammad, 2004).
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
Apakah terdapat kesesuaian persepsi pengaruh pendapatan bank syariah terhadap bagi
hasil tabungan mudharabah yang signifikan pada Bank Syariah A ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan ini adalah :
Menganalisa persepsi pengaruh pendapatan bank syariah terhadap bagi hasil tabungan
mudharabah pada Bank Syariah A.
1.4 Ruang Lingkup Penulisan
Poin-poin pembatasan ruang lingkup penulisan ini meliputi :
1. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei yang
menurut tingkat eksplanasinya termasuk dalam jenis penelitian asosiatif;
2. Penelitian hanya dilakukan pada Bank Syariah A di Wilayah Propinsi Banten;
3. Responden dipilih secara acak sederhana (simple random system);
4. Data yang diperoleh menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara
wawancara, kuesioner dan observasi;
5. Teknik analisa yang digunakan adalah dengan statistik non parametris melalui
korelasi metode spearman rank (spearman rank correlation).

II. LANDASAN TEORI


2.1 Konsep Dasar Perbankan Syariah
2.1.1 Pengertian Bank Syariah
Menurut batasan yang terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/8/PBI/2000
pasal 1, pengertian bank syariah adalah :
Bank umum sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7
tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 10 tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing

yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Adapun unit


usaha syariah adalah unit kerja di kantor pusat bank konvensional yang
berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang syariah.
Perbankan syariah beroperasi atas dasar prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah
merupakan aturan dasar atau aturan pokok yang berdasarkan hukum Islam. Prinsip ini
menjadi landasan aturan muamalat yang mengatur hubungan antara bank dengan pihak
lain dalam rangka penghimpunan dan penyaluran dana serta kegiatan perbankan syariah
lainnya. Adapun untuk prinsip operasional lainnya, dapat digunakan oleh bank syariah
dalam kegiatan usaha sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mendapat persetujuan Bank
Indonesia dan Dewan Syariah Nasional (Muhammad, 2004).
2.1.2 Falsafah Operasional Bank Syariah
Berkaitan dengan kegiatan lembaga keuangan perbankan syariah, maka dasar falsafah
operasional bank syariah adalah sebagai berikut (Muhammad, 2002) :
1. Menjauhkan dari unsur riba, caranya :
a. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka secara pasti
keberhasilan suatu usaha (QS. Luqman, ayat 34);
b. Menghindari penggunaan sistem persentase untuk pembebanan biaya terhadap
hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang mengandung unsur
melipatgandakan secara otomatis hutang atau simpanan tersebut hanya karena
berjalannya waktu (QS. Ali-Imron, ayat 130);
c. Menghindari penggunaan sistem perdagangan/penyewaan barang ribawi dengan
imbalan barang ribawi lainnya dengan memperoleh kelebihan baik kuantitas
maupun kualitas (HR. Muslim, Bab Riba No. 1551 s/d 1567);
d. Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka tambahan atas
hutang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai hutang secara sukarela (HR.
Muslim, Bab Riba No. 1569 s/d 1572).
2. Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan.
Dengan mengacu pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 275 dan An-Nisaa ayat 29,
maka setiap transaksi kelembagaan syariah harus dilandasi atas dasar sistem bagi
hasil dan perdagangan atau transaksi didasari oleh adanya pertukaran antara uang
dengan barang. Akibatnya pada kegiatan muamalah berlaku prinsip ada barang/jasa

uang dengan barang, sehingga akan mendorong produksi barang/jasa, mendorong


kelancaran arus barang/jasa, dapat dihindari adanya penyalahgunaan kredit,
spekulasi dan inflasi.
2.1.3 Kegiatan Operasional Bank Syariah
Kegiatan bank syariah baik dalam penghimpunan dana dan penanaman dana maupun
pemberian jasa-jasa berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Kantor Bank Syariah, Bank
Indonesia (1999) adalah sebagai berikut :
1. Penghimpunan dana
Prinsip operasional syariah yang telah ditetapkan secara luas dalam penghimpunan
dana masyarakat adalah prinsip wadiah dan mudharabah.
a. Prinsip wadiah (prinsip titipan atau simpanan)
Dalam kegiatan penghimpunan dana masyarakat di bank syariah, prinsip
wadiah dapat diterapkan pada rekening giro dan tabungan (giro wadiah dan
tabungan wadiah).
b. Prinsip mudharabah (prinsip bagi hasil)
1) Mudharabah muthlaqah
Dalam kegiatan penghimpunan dana pada bank syariah, prinsip mudharabah
muthlaqah dapat diterapkan untuk pembukaan rekening tabungan dan
deposito (tabungan mudharabah dan deposito mudharabah).
2) Mudharabah muqayyadah
Jenis ini merupakan simpanan khusus (restricted investment) dimana pemilik
dana menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank syariah.
2. Penyaluran dana
Dalam menyalurkan dana kepada nasabah, secara garis besar terdapat 4 (empat)
kelompok prinsip operasional bank syariah, yaitu prinsip jual beli (bai), sewa beli
(ijarah wa iqtina/ijarah muntahiyyah bit tamlik), bagi hasil (syirkah) dan
pembiayaan lainnya. Dalam prakteknya, untuk memperoleh pendapatan yang
berasal dari aktivitas non pembiayaan, bank syariah dapat menyediakan jasa-jasa
perbankan syariah (fee-based services). Selanjutnya, dalam melakukan fungsi sosial,
bank syariah juga melakukan kegiatan pengelolaan dana kebajikan yang diperoleh
dari zakat, infaq, shadaqah, hibah, atau dana sosial lainnya. Hal tersebut dinamakan

qardhul hasan (pinjaman kebajikan). Qardhul hasan adalah pinjam meminjam dana
tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman
secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Atas jasa pinjaman qardh
ini, bank syariah dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi.
2.1.4 Sumber dan Alokasi Pendapatan Bank Syariah
Dana yang telah diperoleh bank syariah akan dialokasikan untuk memperoleh
pendapatan. Dari pendapatan tersebut, kemudian didistribusikan kepada para nasabah
penyimpan dana (Muhammad, 2004).
Sesuai dengan akad-akad penyaluran pembiayaan di bank syariah, maka hasil
penyaluran dana tersebut dapat memberikan pendapatan bagi bank syariah. Hal ini dapat
dikatakan sebagai sumber-sumber pendapatan bank syariah. Dengan demikian, sumber
pendapatan bank syariah dapat diperoleh dari (Muhammad, 2004):
1. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah;
2. Keuntungan atas kontrak jual-beli (bai);
3. Hasil sewa atas kontrak ijarah (ijarah wa iqtina/ijarah muntahiyyah bit tamlik);
4. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.
2.1.5 Perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Secara umum, terdapat perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional yang
menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja
(Antonio, 2001).
1. Akad dan aspek legalitas
Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi,
maupun ketentuan lainnya, harus memenuhi akad seperti hal-hal berikut:
a. Rukun, yaitu penjualan, pembelian, barang, harga dan akad/ijab-qabul;
b. Syarat-syarat, yaitu barang dan jasa harus halal, harga barang dan jasa harus
jelas, tempat penyerahan (delivery) harus jelas dan barang yang ditransaksikan
harus sepenuhnya dalam kepemilikan.
2. Lembaga penyelesaian sengketa
Lembaga yang mengatur hukum materi atau berdasarkan hukum syariah di
Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah Indonesia (BAMUI)

yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan
Majelis Ulama Indonesia.
3. Struktur organisasi
Struktur organisasi bank syariah terbagi atas :
a.

Dewan Pengawas Syariah


Peran utama para ulama dalam Dewan Pengawas Syariah adalah mengawasi
jalannya operasional bank sehari-hari agar selalu sesuai dengan ketentuanketentuan syariah.

b.

Dewan Syariah Nasional


Lembaga ini merupakan lembaga otonomi dibawah Majelis Ulama Indonesia
dipimpin oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia dan Sekretaris (exofficio).

4. Bisnis dan usaha yang dibiayai


Dalam bank syariah, bisnis dan usaha yang dilaksanakan tidak terlepas dari saringan
syariah. Dalam perbankan syariah, suatu produk pembiayaan tidak akan disetujui
sebelum dipastikan beberapa hal pokok, misalnya :
a. Apakah proyek pembiayaan itu halal atau haram ?
b. Apakah proyek menimbulkan kemudharatan untuk masyarakat ?
c. Apakah proyek berkaitan dengan perjudian ?
5. Lingkungan kerja dan corporate culture
Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan
syariah.
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank Syariah
1.
2.
3.
4.
5.

Melakukan investasi-investasi yang


halal saja;
Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual
beli, atau sewa;
Profit dan falah oriented;
Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan;
Penghimpunan dan penyaluran dana
harus sesuai dengan fatwa Dewan
Pengawas Syariah.

Bank Konvensional
1.

Investasi yang halal dan haram;

2.

Memakai perangkat bunga;

3.
4.

Profit oriented;
Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan debitur-kreditur;
Tidak terdapat dewan sejenis.

5.

2.2 Prinsip Bagi Hasil sebagai Karakteristik Dasar Bank Syariah


2.2.1 Prinsip Bagi Hasil (profit sharing)
Secara syariah, prinsip bagi hasil (profit sharing) berdasarkan pada kaidah mudharabah.
Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai mudharib (pengelola dana) sementara
penabung sebagai shahibul maal (penyandang dana). Di sisi lain, dengan peminjam
dana, bank Islam akan bertindak sebagai shahibul maal sementara peminjam akan
berfungsi sebagai mudharib (Antonio, 2001).
2.2.2 Perbedaan Sistem Bagi Hasil dengan Sistem Bunga
Secara mendasar, perbedaan antara sistem bagi hasil dengan sistem bunga dapat
dilihat pada tabel berikut ini (Muhammad, 2004):
Tabel 2.2
Perbedaan Sistem Bagi Hasil dan Sistem Bunga
a)

Hal
Penentuan besarnya
hasil

b) Yang ditentukan
sebelumnya
c)

Jika terjadi kerugian

d)

Dihitung darimana ?

e)

Titik perhatian
proyek/usaha

f)

Berapa besarnya

g)

Status hukum

Sistem Bagi Hasil


Penentuan besarnya bagi hasil
dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan
untung-rugi.
Menyepakati
besarnya
rasio/proporsi
bagi
hasil
berdasarkan
pada
jumlah
keuntungan yang diperoleh.
Ditanggung kedua belah pihak,
nasabah dan lembaga keuangan
syariah.
Bagi hasil bergantung pada
keuntungan
proyek
yang
dijalankan,
belum
tentu
besarnya.

Sistem Bunga
Penentuan bunga dibuat pada
waktu akad dengan asumsi harus
selalu untung.

Keberhasilan proyek/usaha jadi


perhatian bersama, nasabah dan
bank syariah.
Proporsi (%) kali jumlah untung
yang belum diketahui = belum
diketahui.
Tidak ada yang meragukan
keabsahan
bagi
hasil,
melaksanakan QS. Luqman : 34.

Besarnya bunga yang harus


dibayar nasabah/pasti diterima
bank.
Pasti : (%) kali jumlah pinjaman
yang telah pasti diketahui.

Besarnya persentase (bunga,


besarnya
nilai
rupiah)
berdasarkan pada jumlah uang
(modal) yang dipinjamkan.
Ditanggung
oleh
nasabah
peminjam saja.
Pembayaran bunga tetap seperti
yang
dijanjikan
tanpa
pertimbangan apakah proyek
yang dijalankan oleh pihak
nasabah itu untung atau rugi.

Eksistensi
bunga
diragukan
(kalau tidak dikecam) oleh semua
agama,
termasuk
Islam.
Berlawanan
dengan
QS.
Luqman : 34.

2.3 Tabungan Mudharabah


2.3.1 Pengertian Tabungan Mudharabah
Tabungan mudharabah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah
muthlaqah. Dalam hal ini bank syariah mengelola dana yang diinvestasikan oleh
penabung secara produktif, menguntungkan dan memenuhi prinsip-prinsip syariah
Islam. Hasil keuntungannya akan dibagikan kepada penabung dan bank sesuai
perbandingan bagi hasil atau nisbah yang disepakati bersama (Karim, 2003).
2.3.2 Dasar Hukum Tabungan Mudharabah
Para cendekiawan fiqih Islam meletakkan mudharabah pada posisi yang khusus
dan memberikan landasan hukum tersendiri sebagai berikut (Karnaen, 1992):.
1. Dalam Al-Quran surat Al-Muzammil (73)/20:
Artinya :
Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah.
Mudharib sebagai entrepreneur adalah sebagian dari orang-orang yang melakukan
dharib (perjalanan) untuk mencari karunia Allah SWT dari keuntungan investasinya.
2. Sunnah Rasulullah SAW :
Dari Suhaib r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda :
Tiga perkara didalamnya terdapat keberkahan, (1) menjual dengan pembayaran
secara kredit, (2) muqaradhah (nama lain dari mudharabah) dan (3) mencampur
gandum dengan tepung untuk keperluan rumah dan bukan untuk dijual. (HR. Ibnu
Majah).
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasanya Sayyidina Abbas jikalau memberikan
dana ke mitra usahanya secara mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak
mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak yang
berparu-paru basah, jikalau menyalahi peraturan maka yang bersangkutan
bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikannyalah syarat-syarat tersebut
kepada Rasulullah SAW dan beliau pun memperkenankannya. (Majma Azzawaid,
4/161).

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil Tabungan Mudharabah


Besar-kecilnya imbalan bagi hasil tabungan mudharabah yang dinikmati oleh nasabah
pemegang rekening tabungan mudharabah pada bank syariah sangat bergantung pada
(Antonio, 2001) :
1. Pendapatan yang diperoleh bank syariah;
2. Nisbah bagi hasil;
3. Saldo rata-rata nasabah;
4. Total saldo rata-rata dana tabungan mudharabah di bank syariah.

III. METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Metode dan Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei dan
menurut tingkat eksplanasinya termasuk dalam jenis penelitian asosiatif, tujuannya
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sobirun, 2005).
3.2 Metode Penarikan Sampel
Metode penaarikan sampel yang digunakan dalam jenis penelitian asosiatif ini adalah
secara acak sederhana (Soentoro, 2003).
Penentuan besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini dengan cara
menggunakan rumus slovin sebagai berikut :
n

N
N (e)2 + 1

Keterangan :
n

= Jumlah sampel (responden dalam penelitian).

N = Jumlah populasi.
e

= Kelonggaran sampel (10 %).

= Konstanta.

Berdasarkan rumus slovin tersebut, jumlah sampel yang diambil dari populasi sebanyak
16 orang adalah :
N
=

N (e)2 + 1

16

= 13,79 14 orang.

16 (0,1)2 + 1

10

3.3 Teknik Pengumpulan dan Pengukuran Data


Teknik pengumpulan dan pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan cara :
1. Interview (wawancara), yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dengan melakukan tanya-jawab secara langsung.
2. Quesioner (daftar pernyataan), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengajukan sejumlah daftar pernyataan tertulis kepada responden.
Butir-butir pernyataan yang terdapat dalam kuesioner diberikan bobot dengan
pengukuran berdasarkan skala likert (Teguh, 2004) berikut ini:
Tabel 3.1
Skala Likert
Jawaban

SS
S
R
TS
STS

Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

Nilai

5
4
3
2
1

3. Observation (pengamatan langsung), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan


dengan cara mengamati objek penelitian secara langsung.
3.4 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Secara umum, uji coba kuesioner dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitas dari pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam suatu angket kuesioner.

11

Reliability
****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N of Cases =

14,0

Inter-item
Correlations

Mean
,4462

Minimum Maximum
,0803

,8607

Range

Max/Min Variance

,7803

10,7152

,0320

Item-total Statistics
Scale

Scale

Corrected

Mean

Variance

Item-

Squared

Alpha

if Item

if Item

Total

Multiple

if Item

Deleted

Deleted

Correlation

Deleted

PERNY1

33,1429

22,1319

,7751

,8881

,8739

PERNY2

33,0714

23,7637

,8138

,9701

,8771

PERNY3

35,5714

23,4945

,6258

,9587

,8835

PERNY4

33,2857

23,6044

,6073

,9701

,8845

PERNY5

33,2857

23,9121

,5559

,9482

,8875

PERNY6

34,7857

23,8736

,5948

,7954

,8853

PERNY7

33,3571

24,2473

,5491

,8494

,8878

PERNY8

35,5000

22,4231

,6174

,8442

,8849

PERNY9

33,1429

23,3626

,4903

,7779

,8937

PERNY10

33,2857

22,2198

,7082

,9717

,8781

PERNY11

35,8571

23,8242

,5888

,8506

,8856

Reliability Coefficients
Alpha = ,8933

Correlation

11 items

Standardized item alpha = ,8986

Dari hasil diatas diperoleh tingkat reliabilitas sebesar = 0,8933

Besaran ini

menunjukkan bahwa bahwa item-item pernyataan dalam kuesioner telah valid dan
reliable (nilai alpha lebih besar bila dibandingkan dengan nilai corrected item total
correlation untuk masing-masing pernyataan).

12

3.5 Operasionalisasi Variabel


Definisi operasional merupakan definisi suatu konsep secara operasional sehingga
konsep tersebut dapat diukur atau dengan kata lain merupakan petunjuk tentang
bagaimana suatu variabel diukur (Soentoro, 2003).
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Pendapatan
bank syariah.

Definisi Variabel
Sub Variabel
Adalah hasil usaha yang Kontrakdiperoleh
dari
kontrak
pengalokasian dana yang
pembiayaan
dihimpun.
(mudharabah,
musyarakah,
bai, ijarah).

Pembebanan
atas
biaya
administrasi
dan fee.

Bagi
hasil
tabungan
mudharabah.

Indikator
- Itikad
baik
dan
kejujuran.
- Untung/rugi.
- Pemenuhan
kewajiban.
- Kemampuan
menghadapi
risiko
usaha.
- Keseriusan
dalam
menjalankan usaha.
- Kondisi
perekonomian.
Jasa bank syariah.

Adalah imbalan bagi Pedoman


Hasil usaha
hasil yang diberikan pemberian
(untung/rugi).
kepada
pemegang imbalan
bagi
rekening
tabungan hasil tabungan
mudharabah
sesuai mudharabah.
dengan nisbah bagi hasil
yang telah diperjanjikan. Perhitungan
- Nisbah bagi hasil.
rata-rata
imbalan
bagi - Saldo
nasabah
yang
hasil tabungan
bersangkutan.
mudharabah.
- Total saldo rata-rata
dana
tabungan
mudharabah seluruh
nasabah.

Skala
Likert.
Likert.
Likert.
Likert.
Likert.
Likert.
Likert.

Likert.

Likert.
Likert.
Likert.

3.6 Rancangan Uji Coba Hipotesis

13

Hipotesa merupakan kesimpulan sementara atau proposisi tentatif tentang pernyataan


deskriptif, komparatif, ataupun tentang pernyataan asosiatif antara dua variabel atau
lebih (Soentoro, 2003).
Rumusan hipotesa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ho : = 0 (berarti tidak terdapat kesesuaian)
Ha : 0 (berarti terdapat kesesuaian)
Kriteria penerimaan maupun penolakan Ho dan Ha diperoleh dengan cara
membandingkan hasil perhitungan koefisien korelasi spearman rank () dengan tabel
nilai kritik koefisien korelasi peringkat spearman (tabel rho) untuk taraf kesalahan
tertentu (dalam hal ini digunakan 5 % dan 1 %) yang terdapat dalam lampiran (Sobirun,
2005).

Jika hitung > tabel , maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima (tolak
Ho, terima Ha). Artinya terdapat kesesuaian persepsi pengaruh pendapatan bank
syariah terhadap bagi hasil tabungan mudharabah yang signifikan pada Bank
Syariah A.

Jika hitung < tabel , maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak
(terima Ho, tolak Ha). Artinya tidak terdapat kesesuaian persepsi pengaruh
pendapatan bank syariah terhadap bagi hasil tabungan mudharabah yang signifikan
pada Bank Syariah A.

3.7 Teknik Analisa Data


Teknik analisa yang dilakukan adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner terlebih dahulu diubah menjadi data ordinal
dalam bentuk rangking atau peringkat dengan menggunakan tabel penolong untuk
menghitung koefisien korelasi spearman rank.
2. Kemudian, hasil yang telah diperoleh dari perhitungan dalam tabel penolong
tersebut (tepatnya pada kolom terakhir) dimasukkan dalam rumus koefisien korelasi
spearman rank yang dikemukakan oleh Sobirun (2005) sebagai berikut :

atau rs = 1

6 di2
n (n2 1)

Keterangan :

14

atau rs = Koefisien korelasi spearman rank.


di = Determinan.
n

= Jumlah data/sampel.

3. Setelah nilai didapat, selanjutnya untuk mengetahui apakah nilai koefisien


korelasi spearman rank tersebut (nilai ) signifikan atau tidak, maka perlu
dibandingkan dengan nilai pada tabel (tabel rho atau tabel nilai kritik koefisien
korelasi peringkat spearman) pada taraf kesalahan tertentu (5 % dan 1 %) yang
terdapat dalam lampiran.
4. Menyimpulkan hasil pengujian hipotesa berdasarkan perbandingan antara nilai hitung
dengan tabel (Sobirun, 2005).

IV. ANALISA HASIL PENELITIAN


4.1 Analisa Persepsi Pengaruh Pendapatan Bank Syariah Terhadap Bagi Hasil
Tabungan Mudharabah pada Bank Syariah A
Data yang diperoleh dari koesioner dimasukkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Pernyataan Responden Mengenai Pendapatan Bank Syariah
Nama Responden
RES 1
RES 2
RES 3
RES 4
RES 5
RES 6
RES 7
RES 8
RES 9
RES 10
RES 11
RES 12
RES 13
RES 14
Jumlah

1
4
4
5
4
4
3
5
5
5
4
3
5
4
5
60

2
4
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
5
61

Skor Item Pernyataan


3
4
5
2
5
5
3
4
3
2
5
5
1
4
4
1
4
3
1
3
4
2
5
5
2
4
4
2
4
4
2
4
4
1
3
4
2
4
4
2
4
4
3
5
5
26
58
58

6
3
2
3
3
1
2
3
3
3
3
3
3
2
3
37

7
5
4
4
3
3
4
4
4
5
4
4
4
4
5
57

Total Skor
Pernyataan
28
24
29
23
20
21
29
26
28
25
22
27
24
31
357

Tabel 4.2
Pernyataan Responden Mengenai Bagi Hasil Tabungan Mudharabah

15

Nama
Responden
RES 1
RES 2
RES 3
RES 4
RES 5
RES 6
RES 7
RES 8
RES 9
RES 10
RES 11
RES 12
RES 13
RES 14
Jumlah

Skor Item Pernyataan


1
2
3
1
2
1
1
3
2
3
2
1
2
1
3
27

2
3
3
5
4
4
3
5
5
5
4
5
5
4
5
60

3
3
4
5
3
3
4
5
4
5
4
4
5
4
5
58

Total Skor
Pernyataan

4
1
2
1
2
1
1
2
1
2
2
1
2
1
3
22

9
12
12
11
9
9
15
12
15
12
11
14
10
16
167

Untuk menghitung korelasi metode spearman rank, data yang berasal dari hasil
kuesioner tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi data ordinal dalam bentuk
rangking yang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini (tabel penolong untuk menghitung
koefisien korelasi spearman rank).
Tabel 4.3
Tabel Penolong untuk Menghitung Koefisien Korelasi Spearman Rank

Nama
Responden

RES 1
RES 2
RES 3
RES 4
RES 5
RES 6
RES 7
RES 8
RES 9
RES 10
RES 11
RES 12
RES 13
RES 14
Jumlah

Total Skor
Item
Pernyataan
Pendapatan
Bank
Syariah
(X)
28
24
29
23
20
21
29
26
28
25
22
27
24
31
-

Total Skor
Item
Pernyataan
Bagi Hasil
Tabungan
Mudharabah
(Y)
9
12
12
11
9
9
15
12
15
12
11
14
10
16
-

Ranking
X

Rangking
Y

di

di2

10.5
5.5
12.5
4
1
2
12.5
8
10.5
7
3
9
5.5
14
-

2
8.5
8.5
5.5
2
2
12.5
8.5
12.5
8.5
5.5
11
4
14
-

8.5
-3
4
-1.5
-1
0
0
-0.5
-2
-1.5
-2.5
-2
1.5
0
0

72.25
9
16
2.25
1
0
0
0.25
4
2.25
6.25
4
2.25
0
119.5

16

Selanjutnya, nilai di2 yang telah diperoleh dari perhitungan pada tabel 4.3 kolom
terakhir (kolom ke-7) dimasukkan dalam rumus korelasi spearman rank menjadi:

= 1

6 di2
n (n2 1)

= 1

6 (119,5)
14 (142 1)

= 1

717

= 1 0,2626 = 0,7374.

2730
Untuk menginterpretasikan nilai hitung tersebut, maka perlu dibandingkan dengan tabel
(tabel nilai kritik koefisien korelasi peringkat spearman yang terdapat pada lampiran).
Dengan menggunakan uji dua pihak, untuk jumlah n = 14 pada taraf kesalahan sebesar 5
% dan 1 %, diperoleh nilai 0,545 dan 0,716. Ternyata hitung memiliki nilai yang lebih
besar daripada tabel , baik untuk taraf kesalahan 5 % maupun 1 %. Hal ini berarti Ha
diterima dan Ho ditolak. Artinya, terdapat kesesuaian persepsi pengaruh pendapatan
bank syariah terhadap bagi hasil tabungan mudharabah yang signifikan pada Bank
Syariah A.
Selain dengan menggunakan rumus di atas (hitung), untuk mencari koefisien korelasi
spearman rank juga dapat dilakukan melalui program SPSS versi.10 metode correlation
spearman rank yang menghasilkan output sebagai berikut :
Tabel 4.4
Tabel Output SPSS Analisa Koefisien Korelasi Spearman Rank
Nonparametric Correlations
Correlations
Spearman's rho

PEND

BAGIHSL

Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N

PEND
BAGIHSL
1,000
,732**
,
,003
14
14
,732**
1,000
,003
,
14
14

**. Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel nilai kritik koefisien korelasi peringkat spearman yang terdapat
dalam lampiran untuk jumlah n = 14 dengan taraf kesalahan sebesar 5 % dan 1 %,

17

diperoleh nilai 0,545 dan 0,716. Ternyata, nilai 0,732 lebih besar bila dibandingkan
dengan 0,545 dan 0,716. Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Denagn demikian
maka terdapat kesesuaian persepsi pengaruh pendapatan bank syariah terhadap bagi
hasil tabungan mudharabah yang signifikan pada Bank Syariah A.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa yang telah dilakukan dengan menggunakan analisa koefisien korelasi
spearman rank, diperoleh nilai hitung sebesar 0,7374. Sedangkan tabel nilai kritik
koefisien korelasi peringkat spearman yang terdapat dalam lampiran (tabel)
menunjukkan bahwa untuk n = 14 pada taraf kesalahan 5 % dan 1 %, diperoleh nilai
0,545 dan 0,716. Berdasarkan perbandingan antara nilai hitung dengan nilai tabel tersebut
maka dapatlah diketahui bahwa nilai hitung lebih besar daripada nilai tabel , baik untuk
taraf kesalahan 5 % maupun 1 %. Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan
demikian, maka terdapat kesesuaian persepsi pengaruh pendapatan bank syariah
terhadap bagi hasil tabungan mudharabah yang signifikan pada Bank Syariah A.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Perbankan syariah hendaknya terus menerus meningkatkan kepercayaan masyarakat
(respons yang positif) kepada perbankan syariah, sehingga dapat memacu
peningkatan permintaan akan produk dan/atau jasa perbankan syariah di masa yang
akan datang.
2. Meningkatkan kegiatan promosi secara intensif kepada pengusaha-pengusaha
potensial yang tertarik pada sistem bagi hasil, sehingga perbankan syariah dapat
menjadi alternatif sumber pembiayaan yang tepat dan pasti.
3. Tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola usaha perbankan
syariah (terutama pembiayaan), selalu menjaga rambu-rambu syariah untuk
menghindari pembiayaan yang tidak lancar.

VI. DAFTAR PUSTAKA

18

Antonio, Muhammad Syafii (2001). Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani Press.
Arifin, Zainul (2002). Bank Syariah Versus Bank Konvensional, (juni).
Hafidhuddin, Didin (2003). Manajemen Syariah : dalam Praktik. Jakarta: Gema Insani
Press.
Hamidi, M. Luthfi Hamidi (2003). Jejak-jejak Ekonomi Syariah. Jakarta: Senayan
Abadi Publishing.
Karim, Adiwarman A (2003). Bank Islam : Analisa Fiqih dan Keuangan. Jakarta:
International Institute of Islamic Thought (IIIT) Indonesia.
Muhammad (2004). Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Jalasutra.
Muhammad (2002). Bank Syariah: Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman. Yogyakarta : Ekonisia.
Perwataatmadja, Karnaen (1992). Apa dan Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: Dana
Bhakti Wakaf.
Ratnawati, Dr. Anny, dkk (2003). Bank Syariah: Potensi, Preferensi, dan Perilaku
Masyarakat di Wilayah Jawa Barat, Lembaga Penelitian IPB.
Siamat, Dahlan (2001). Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Sobirun, Ronny (2005). Modul Metode Penelitian. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Suropati.
Soentoro, Ali Idris (2003). Cara Mudah Belajar Metodologi Penelitian Bisnis. Depok:
CV Taramedia
Sugiarti, Betty (2004). Investasi Mudharabah: Aman dan Modern, (Oktober).
Syauqi, Irfan Beik (2005). Bank Syariah dan Pengembangan Sektor Riil, (Juni).
Teguh, W (2004). Cara Mudah Melakukan Analisa Statitik Dengan SPSS (Studi Kasus, Pembahasan, dan Teknik Membaca Output). Edisi I. Cetakan Pertama.
Yogyakarta : Gava Media.

LAMPIRAN

19

Tabel Nilai Kritik Koefisien Korelasi Peringkat Spearman


N

= 0,05

= 0,025

= 0,01

= 0,005

5
6
7
8
9
10

0.900
0.829
0.714
0.643
0.600
0.564

0.886
0.786
0.738
0.683
0.648

0.943
0.893
0.833
0.783
0.745

0.881
0.833
0.794

11
12
13
14
15

0.523
0.497
0.475
0.457
0.441

0.623
0.591
0.566
0.545 *
0.525

0.736
0.703
0.673
0.646
0.623

0.818
0.780
0.745
0.716 *
0.689

16
17
18
19
20

0.425
0.412
0.399
0.388
0.377

0.507
0.490
0.476
0.462
0.450

0.601
0.582
0.564
0.549
0.534

0.666
0.645
0.625
0.608
0.591

21
22
23
24
25

0.368
0.359
0.351
0.343
0.336

0.438
0.428
0.418
0.409
0.400

0.521
0.508
0.496
0.485
0.475

0.576
0.562
0.549
0.537
0.526

26
27
28
29
30

0.329
0.323
0.317
0.311
0.305

0.392
0.385
0.377
0.370
0.364

0.465
0.456
0.448
0.440
0.432

0.515
0.505
0.496
0.487
0.478

Keterangan :
* = Nilai kritik koefisien korelasi peringkat spearman (nilai table rho) untuk
N = 14 dengan taraf kesalahan 5 % = 0.545 dan 1 % = 0.716.

20

You might also like