You are on page 1of 29

DR.

RAMZI
SpAN
PAZ VEGA
COLLIN
FARRELL

TRIAGE
dr. Ramzi SpAn
PKSC, Februari 2015
AT PKSC ONLY
FEBRUARI
2015

Pendahuluan
Peraturan Menteri Kesehatan No.159b/1988
tentang Rumah Sakit, pasal 23: Rumah sakit
wajib menyelenggarakan pelayanan gawat
darurat selama 24 jam per hari.
UU Kesehatan No. 29 Pasal 50: Pelayanan
kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan
atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai
dengan bidang keahlian (melalui pendidikan
khusus)
dan
atau
kewenangan
tenaga
kesehatan yang bersangkutan.

Alur Pasien Masuk

UNIT RAWAT
JALAN

UNIT RAWAT
INAP

UNIT GAWAT
DARURAT

PULANG

KAMAR JENAZAH

Pendahuluan

Ada kalanya pasien menempatkan


dirinya dalam posisi emergency
padahal tidak demikian harus ada
yang memutuskan Triage.

Definisi Triage
Trier (Perancis)
memilah/memilih
Dokter perancis
ketika PD 1 untuk
memilah tentara
Adalah
suatu proses untuk memilah
yang terluka.
pasien
berdasarkan
tingkat
kegawatan dan kedaruratannya.
PATIENT
Mortalitas
Tujuan: RIGH
PLACE

TIME
T
Morbiditas
PROVIDER

Penerapan Triage
Non-Bencana:
Untuk memberikan pelayanan yang
tepat untuk seorang individu pasien.

Bencana:
Untuk memberikan pelayanan yang
efisien dan efektif untuk sebagian besar
pasien.

Manfaat menggunakan sistem


Triage
Memusatkan masuknya pasien ke
dalam unit gawat darurat.
Semua
pasien
mendapatkan
penilaian yang sama ketika datang.
Meningkatkan
efektifitas
dan
efisiensi pelayanan gawat darurat.

Syarat Triage
Tempat:
tempat yang pertama kali dijejak oleh pasien
ketika tiba di unit gawat darurat.
Harus bisa terlihat oleh staf medis.
Akses ke ruangan selanjutnya.
Privasi?

Tenaga: bisa perawat atau dokter, tergantung


kebijakan setempat bisa petugas adm yang
mengerti tentang TRIAGE pelatihan?
Alat: need no tools

Triage Non-Bencana
Bagian dari UGD
pelayanan UGD:

Karakteristik

Mobilitas petugas yang tinggi


Tingkat stress dan emosi petugas yang
tinggi semua serba mendadak.
Tingkat emosi pasien/POS yang lebih
tinggi lagi Setiap pasien merasa
dirinya lebih penting dari pasien lainnya
(sekalipun pasien itu lebih kritis).

Proses Triage

Mendapatkan keluhan utama


Memeriksa tanda vital
Menentukan prioritas
Menentukan apakah terapi sudah
dapat dimulai di ruang triage.
Merujuk ke bagian lain resusitasi,
diagnostik, poli rawat jalan.

Proses Triage
Diselesaikan dalam waktu kurang
dari 3 menit (walaupun saat pasien
tidak banyak).
Sering kali proses melihat dan
mendengar dilakukan bersamaan.
First-come first-served basis
khusus triage
Memperhatikan flow pasien.

Keluar dari Triage

Resusitasi
Ruang observasi ketat
Ruang observasi biasa
Kamar jenazah
Poli rawat jalan
Pulang/keluar dari rumah sakit

ACROSS-THE-ROOM
ASSESSMENT

Keadaan umum

Illinois EMSC

Airway
Breathing
Circulation
Disability
13

Kategori Triage
EMERGENT
URGENT
NON-URGENT

Illinois EMSC

14

Emergent

Kondisi yang mengancam nyawa


Jika tidak diatasi kematian
Perlu intervensi segera
Masalah pada:
Airway: semua jenis sumbatan
Breathing: bradipneu - apneu
Circulation: bradikardi arrest
Disability: GCS < 9

Urgent
Kondisi yang berat namun tidak mengancam
nyawa.
Perlu intervensi dalam menit sampai dengan
jam.
Biasanya jika tidak ditangani terjadi kerusakan
organ.
Masalah:
Airway: tidak ada masalah
Breathing: sesak nafas
Circulation: syok, nadi teraba lemah
Disability: GCS 9-12

Non-Urgent
Kondisi yang tidak berat dan tidak
mengancam nyawa.
Intervensi dalam hitungan jam.
Tidak ada potensi kerusakan organ.
Masalah:
Airway: tidak ada masalah
Breathing: tidak sesak
Circulation: takikardi, nadi teraba kuat
Disability: GCS >12

Contoh Lembar Triage

Pertolongan Pertama di
Triage
Bisa dan boleh
Pemberian kassa untuk menekan
perdarahan, sumber air untuk
mencuci mata yang terkena iritan.
Unresolved issue: pemberian
analgetik?

Seni Triage
Proses yang sangat kompleks dan dinamis.
Harus mendapatkan informasi yang tepat
pada waktu yang sangat singkat.
Keputusan dibuat di bawah tekanan waktu
(dan kadang keterbatasan SDM).
Dibuat berdasarkan kondisi klinis pasien
(tidak ada data obyektif/lab) SUMBER
MASALAH SUBYEKTIFITAS KONFLIK
HUKUM

Seni Triage
Triage tidak untuk membuat
diagnosis/pemeriksaan lab.
Pasien bisa datang dengan keluhan
yang sama, dengan level triage yang
berbeda, contoh: muntah: CKB, syok,
keracunan, hamil muda.
HINT: Tempatkan pasien anggota
keluarga kita sendiri.

Komponen
Utama
KOMUNIKASI
Komunikasi paling penting mendapatkan
informasi
sebanyak-banyaknya
dalam
waktu singkat komunikasi efektif.
Pasien tidak sadar? Dapatkan tandatanda fisiologis pasien hubungkan
dengan POS.
Komunikasi dengan POS: POS PASIEN
Kadang tidak efektif faktor emosional
Menyesatkan: tergantung persepsi POS, tidak
benar-benar merasakan/menyaksikan

KOMUNIKASI
Komunikasi non verbal: Bahasa
tubuh, ekspresi wajah, intonasi
indra keenam.
Komunikasi dengan staf UGD lainnya:
mobilisasi tinggi, semua petugas
dalam kondisi stress, suasana bising,
terlalu banyak order

Evaluasi Triage
APPOPRIATE:
kondisi
pasien
sesuai
dengan
penampakan klinis, pasien ditemui oleh dokter pada
waktu dan tempat yang sesuai.
OVER TRIAGE: kondisi pasien digolongkan lebih tinggi
dari seharusnya, pasien menunggu lebih singkat dari
yang diharapkan, atau tidak ditemui pada tempat yang
sesuai tidak membahayakan pasien tersebut, namun
mungkin membahayakan pasien potensial lainnya.
UNDER TRIAGE:
kondisi pasien digolongkan lebih
rendah dari seharusnya, pasien menunggu waktu lebih
lama dari yang diharapkan, atau tidak ditemui pada
tempat yang sesuai MEMBAHAYAKAN PASIEN.

Hal-hal lain dalam Triage


Tetap melakukan evaluasi dari waktu ke
waktu (kapan? Seberapa sering?)
Tenaga perawat yang ada, keluhan
pasien.
Kadang-kadang diperlukan sixth sense.
Over triage bukan hal yang
memalukan.
Tetap tenang mendengarkan keluhan
pasien, keluhan POS, suasana kerja UGD.

DOA
DOA (Death on Arrival) adalah merupakan
keadaan dimana pasien atau korban
ditemukan
dalam
keadaan
sudah
meninggal ditempat pelayanan.
Dokter wajib memeriksa pasien, melihat
ada tanda kekerasan/kemungkinan kasus
tindak pidana dan sebelumnya sudah
melakukan wawancara dengan pengantar
mengenai kondisi terakhir jenazah dan
kronologis kejadian.

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan DKI


Nomor
3349/1989
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan

DOA
Jika ditemukan/dicurigai suatu tindak
pidana atas kematian korban, maka
dokter MENGANJURKAN pengantar atau
petugas rumah sakit untuk melapor ke
polisi di wilayah tempat kejadian perkara.
Jenazah ditahan di rumah sakit sampai
penyidik memutuskan untuk tindakan
forensik selanjutnya.
Jika tidak ada kecurigaan Jenazah boleh
dibawa pulang oleh keluarga.

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan DKI


Nomor
3349/1989
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan

KESIMPULAN
Fokus pada keselamatan pasien
keselamatan organ.
Jika ragu naikan level triage.
Pertolongan dapat diberikan sejak
dari ruang triage.
Komunikasi yang baik dengan pasien
dan POS, serta staf UGD lainnya.

TERIMA KASIH

You might also like