You are on page 1of 17

TUGAS KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK

Oleh :
Kelompok I Manajemen

Jufri Al Fajri
Debby Silvia Dewi
Dini Qurrata Ayuni
Honesty Diana Morika
Mike Asmaria
Novita Kusumarini
Rino
Sri Ameliati
Hilma Yessi

(1421312043)
(1421312034)
(1421312061)
(1421312009)
(1421312060)
(1421312021)
(1421312037)
(1421312064)
(1421312061)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


PASCA SARJANA UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, kepemimpinan memiliki peranan
penting dalam kerangka manajemen. Sebab peranan seorang pemimpin pada dasarnya
merupakan

penjabaran

serangkaian

fungsi

kepemimpinan.

Sedangkan

fungsi

kepemimpinan itu sendiri sesungguhnya merupakan salah satu di antara peranan manajer
dalam rangka untuk mengajak atau menghimbau semua bawahan atau pengikut, agar
dengan penuh kemauan memberikan pengabdian dalam mencapai tujuan organisasi,
sesuai dengan kemampuan para bawahan itu secara maksimal.
Oleh karena itu, timbul berbagai macam definisi kepemimpinan, baik
kepemimpinan dipandang sebagai suatu ilmu, kemampuan pribadi seseorang, maupun
kepemimpinan yang dilihat sebagai suatu proses.
Seorang pemimpin bukan sekedar seorang tukang atau juru, melainkan seorang
yang secara profesional perlu mengabdikan kemampuannya untuk pencapaian tujuan
organisasi, seorang yang terikat pada suatu kode etik, dan mengabdi pada kepentingan
bersama. Itulah sebabnya dalam tulisan ini juga disajikan satu bab tersendiri yang
menguraikan kepemimpinan sebagai satu profesi .
Di antara berbagai macam peranan kepemimpinan ( leadership function ),
arbitrating dan providing security merupakan diantara fungsi kepemimpinan yang sangat
vital. Sebab dengan fungsi tersebut seorang pemimpin harus mampu menempatkan
posisinya secara efektif terhadap segala hubungan yang antagonis diantara sesama
anggota, atau antarkelompok di dalam organisasinya.
Kepemimpinan merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik dibicarakan.
Daya tarik ini didasarkan pada latar historis yang menunjukkan arti penting keberadaan
seorang pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok dan kenyataan bahwa kepemimpinan
merupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponen organisasi (Suarjaya dan Akib,
Usahawan bulan Nopember 2003: 42). Lebih dari itu, kepemimpinan dan peranan
pemimpin menentukan kelahiran, pertumbuhan dan kedewasaan serta kematian
organisasi. Mengingat arti penting dan peranan kepemimpinan itu maka tulisan ini
diarahkan bukan saja untuk menyegarkan pemahaman pembaca mengenai topik
kepemimpinan, melainkan pula dengan menggunakan prinsip iklan untuk

memberitahukan yang tidak tahu, mengingatkan yang lupa, dan mempengaruhi sikap dan
perilaku orang yang sudah tahu akan kepemimpinan.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep tentang kelompok
2. Untuk mengetahui teori dan konsep tentang konflik
3. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kerja kelompok
4. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan pada manajemen konflik negosiasi dan
melobi
5. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan pada pergerakan kelompok
6. Untuk mengetahui proses interaksi dalam kepemimpinan.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Teori dan Konsep Kepemimpinan


1. Konsep Kepemimpinan
Ada beberapa batasan tentang kepemimpinan, antara lain :
a. Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga
orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan
dapat menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya ( Ordway
Tead ).
b. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau
sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan ( Stogdill ).
c. Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki
seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan ( Georgy R. Terry ).
d. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu
situasi tertentu ( Paul Hersay, Ken Blanchard ).
Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya menekankan pada fungsi
pengarahan yang meliputi memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi bawahan. Fungsi
manajemen ini sangat terkait dengan faktor manusia dalam suatu organisasi, yang
mencakup interaksi antar manusia dan berfokus pada kemampuan seseorang dalam
mempengaruhi orang lain.
Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan
seorang pemimpin

( perawat ) dalam mempengaruhi perawat - perawat lain yang

berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam
memberikan pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai.

2. Teori Kepemimpinan
Ada beberapa yang pernah dikemukakan, antara lain :
a. Teori orang besar atau teori bakat
Teori orang besar ( the great men theory ) atau teori bakat ( Trait theory ) ini adalah
teori klasik dari kepemimpinan. Di sini disebutkan bahwa seorang pemimpin

dilahirkan, artinya bakat - bakat tertentu yang diperlukan seseorang untuk menjadi
pemimpin diperolehnya sejak lahir.
b. Teori situasi
Bertolak belakang dengan teori bakat ialah teori situasi ( situasional theory ). Teori
ini muncul sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan keturunan
pemimpin, ternyata dapat pula menjadi pemimpin yang baik.
c. Teori Ekologi
Teori ekologi, yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat dibentuk untuk
menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang ada bakat bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang diperoleh dari alam.
B. Teori dan konsep kepemimpinan dalam kelompok
1. Definisi Kelompok
Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai
tujuan yang sama. Menurut Maslow, makhluk hidup mempunyai kebutuhan dikenal
adanya:
a. Kebutuhan fisik
b. Kebutuhan rasa aman
c. Kebutuhan kasih saying
d. Kebutuhan prestasi dan prestise
e. Kebutuhan untuk melaksanakan sendiri
Prinsip escapism artinya salah satu bentuk pelarian diri dengan mengorbankan
pribadinya dengan mengorbankan orang lain yang menurut pendapatnya memilih
sesuatu yang tidak ada pada dirinya.
Pengertian kelompok dikemukakan oleh beberapa ahli:
a. W.H.Y. sport menyatakan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu
dengan yang lain.
b. Kurt Lewin bependapat bahwa, the essence of group is not the similarity of its
member but their interdependence
c. H.Smith menguraikan kelompok adalah suatu unit yang terdapat individu, yang
mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan dengan kesatuannya dengan cara
atas dasar kesatuan perspsi
2. Proses Kelompok

Dalam tahap pembentukan, kelompok mengatur sendiri dan menetukan


kedudukan tiap-tiap anggotanya. Setelah kelompok mapan, mulailah orang lain saling
mengenal, akrab, dan terbuka.
Persoalan dinamika kelompok adalah semua gejala kejiwaan yang disebabkan
oleh kehidupan bersama dalam kelompok yang face to face. Ruth Benedict
menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika kelompok diuraikan sebagai
berikut:
a. Kohesi/persatuan
Persoalan kohesi akan dilihat tingkah laku anggota dalam kelompok, seperti
proses pengelompokan, intesitas anggota arah pilihan, nilai kelompok, dsb.
Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota
kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan
kelompok.Kohesi kelompok erat hubungannya dengan kepuasan. Kelompok yang
sangat kohesi mempunyai suasana yang mempertinggi umpan balik, dan arena
mendorong komunikasi yang efektif.
b. Motive/dorongan
Persoalan motive berkisar pada interest anggota terhadap kehidupan kelompok,
seperti kesatuan kelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok, dsb.
c. Struktur
Persoalan inti terhadap pada bentuk pengelompokan, bentuk hubungan,
peerbedaan kedudukan antara anggota, pembagian tugas, dsb.
d. Pemimpin
Seorang pemimpin dapat ditunjuk atau muncul setelah proses komunikasi
kelompok, klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan oleh white dan
lipit (1960). Menyebutkan tiga gaya kepemimpinan: otoriter (keputusan dan
kebijakan sluruhnya ditertukan oleh pemimpin), demokrasi (pemimpin yang
mendorong dan membantu anggota kelompok untk membicarakan dan
memutuskan semua kebijakan), anggota Leaissez faire (memberikan kebebasan
penuh kepada kelompok untuk mengambil keputusan individual dengan
partisipasi kepemimpinan minimal) (Rakhmat, 2002)
e. Perkembangan kelompok
Persoalan perkembangan kelompok dapat menentukan kehidupan kelompok
selanjutnya, hal ini terlihat pada perubahan dalam kelompok pemecahan
kelompok, dan sebagainya.

3. Dinamika
Dinamika artinya tingkah laku warga yang dapat mempengaruhi tingkah laku
warga lainnya sehingga terjadi hubungan timbale balik.Secara jelas, dinamika
merupakan interaksi atau interpedensi antara kelompok yang satu dengan yang
lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang
teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas
antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.(Santoso, 1999).
Pouton dan west (1993) mendifinisikan sejumlah karakteristik yang bisa
berguna bagi pemimpin kelompok, diantaranya:
a. Mengidentifikasikan sebuah maksud atau tujuan bersama bagi atau dengan
kelompok untuk tujuan mana semua anggota kelompok setuju untuk
melakukannnya.
b. Menerapkan sebuah pemahaman yang jelas akan peran dari setiap orang didalam
kelompok.
c. Menetapkan sikap saling menghargai terhadap peran dari setiap anggota
kelompok. (Roger et all 2000).
4. Tujuan Dinamika Kelompok
a. Membina sikap dan prilaku kearah kebersamaan dan komitmen.
b. Dapat saling mengenal satu dengan yang lain.
c. Dapat memahami kemampuan potensi diri sendiri.
d. Dapat saling menghargai dan menghormati persamaan dan beberapa pendapat
satu dengan yang lain.
e. Dapat membangun kesepakatan.
5. Arti Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakan kebutuhan dari setiap individu yang hidup dalam
satu kelompok yang saling berinteraksi mmbutuhkan satu dengan lainnya.
6. Fungsi Dinamika Kelompok
Fungsi dinamika kelompok sebagai berikut:
a. Antara satu dengan yang lain akan terjadi kerja sama saling membutuhkan.
Mengingatkan setiap individu tidak mungkin dapat hidup secara sendiri didalam
masyarakat.
b. Memudahkan segala pekerjaan karena pekerjaan yang dilakukan tidak dapat
dilakukan tanpa batuan orang lain.

c. Mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga waktu untuk


menyelesaikan pekerjaan dapat diatur secara tepat efektif dan efisiensi.
d. Akan lebih meningkatkan masyarakat yang demokratis karena individu yang lain
dapat memberikan masukan atau berinteraksi dengan yang lainnya dan memiliki
peran yang sama dalam masyarakat.
7. Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya
interaksi antara individu satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses
pembentukan kelompok akan terpenuhi kebutuhan dalam berkelompok. Pembentukan
kelompok dapat diawali adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang
sama dalam memenuhi kebutuannya.
a. Persepsi
Pembagian kelompok yang didasarkan atas tingkat kemampuan intelegensi yang
dapat dilihat dari tingkat pencapaian akademis.
b. Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi setiap anggota kelompok
untuk berkompetisi secara sehat, dalam mencapai tujuan kelompok secara khusus
dan umum, shingga dengan semangat berkompetisi nantinya diharapkan
menghasilkan diskusi yang bermutu, selain itu dengan perbedaan kemampuan
yang ada pada setiap anggota kelompok, maka kompetisi sehat antara anggota
kelompok internal akan berjalan.
c. Tujuan
Tujuannya dapat menyelesaikan anggota tugas-tugas kelompok atau individu
dengan menggunakan metode diskusi atau menyelesaikan masalah yang sifatnya
umum, dan tentu setiap anggota kelompok memiliki tujuan yang sama dengan
tujuan anggota kelompok.
d. Organisasi
Mempermudah koordinasi, mempermudah proses serta menetapkan koordinasi
kegiatan kelompok. Susunan anggota kelompok bergantung pada anggota
kelompok, adanya susunan organisasi, proses penyelesaian masalah kelompok
lebih efisien dan efektif.
e. Independesi

Kebebasan untuk menyapaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan,


tetapi kebebasan tersebut tetap berada pada tatanan aturan yang disepakati
kelompok sehingga tidak mengganggu proses dinamika kelompok.
f. Interaksi
Hubungan timbal balik antar kelompok, antar sesama anggota merupakan syarat
utama yang diterapkan dalam dinamika kelompok. Dengan interaksi timbal balik
akanada proses pemberi dan menerima ilmu pengetahuan dari suatu anggota
kepada anggota lain, sehingga proses transfer ilmu pengetahuan dapat berjalan
secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan atas informasi tentang
pengetahuan tersebut.

8. Pertumbuhan dan Perkembangan Kelompok


Proses perkembangan kelompok ditentukan atas besar kecilnya suatu anggota
kelompok dan jumlah kelompok dapat menentukan bentuk proses penyelesaian
masalah, serta dapat menentukan kualitas dan kuantitas kelompok. Kelompok dapat
tumbuh dari setiap anggota.
Kelompok merupakan tujuan yang diharapkan dalam proses dinamika
kelompok.Tingkat perkembangan kelompok adalah sebagai berikut:
a. Adaptasi
Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru.Setiap
kelompok, tetap selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan hasil
dinamika kelompok. Proses adaptasi berjalan dengan baik yang ditandai dengan
kelenturan stiap anggota untuk menerima ide, pandangan, norma, dan
kepercayaan anggota kelompok lain tanpa merasa integritasnya terganggu.
b. Pencapaian Tujuan
Setiap anggota mampu menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka
mencapai tujuan bersama, mampu membina dan memperluas pola, serta individu
mampu

terlibat

secara

emosional

untuk

mengungkapkan

pengalaman,

pengetahuan, dan keampuannya.


Perkembangan kelompok dapat ditunjang, bagaimana komunikasi dalam
kelompok. Komunikasi sangat efektif dalam kelompok karena akan ditemui

kecepatan, penampilan, keakuran, kepuasan kerja, kelenturan dan keaktifan


komunikasi disetiap kelompok.
9. Tahapan dalam Pembentukan kelompok
a. Tahap Pra Afiliasi
Merupakan tahap permulaan dengan diawali adanya perkenalan dimana semua
individu akan saling mengenal satu dengan yang lainnya, kemudian berkembang
menjadi kelompok yang sangat akrab dengan saling mengenal sifat dan nilai
masing-masing anggota.
b. Tahap Fungsional
Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lainnya,
tercipta homogenitas, kecocokan dan kekompakan dalam kelompok.
c. Tahap Disolusi
Terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa

tidak

membutuhkan lagi dalam kelompok.Tidak tercipta kekompakan karena perbedaan


pola hidup sehingga percampuran harmonis tidak terwujud dan akhirnya terjadi
pembubaran kelompok.
10. Keunggulan dan Kelemahan Dalam Kelompok
Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun
yang memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan dalam kelompok
seperti adanya sifat keterbukaan antar anggota kelompok yang memberi dan
menerima informasi dari pendapat anggota kelompok lain, adanya kemauan anggota
kelompok yang mengutamakan kepentingan kelompok dengan menekan kepentingan
pribadi yang ada demi terwujudnya tujuan kelompok, adanya kemauan secara
emosional dalam mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuan tanpa
meniggalkan kaidah dan norma yang telah disepakati oleh kelompok. Terdapat
kelemahan dalam kelompok disebabkan waktu penugasan, tempat atau jarak anggota
kelompok berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.
11. Pentingnya Dinamika Kelompok Dalam Keperawatan
Profesi keperawatan merupakan bagian dari prfesi keperawatan yang
anggotanya terdiri dari perawat dimana terjadi ikatan profesi yang mempunyai tujuan
untuk kepentingan yang sama dalam bidang keperawatan. Profesi keperawatan
terbentuk dari adanya suatu kelompok-kelompok perawat yang mempunyai motivasi
dan tujuan dari masing-masing anggota. Setiap anggota tergantung satu sama lain
karena saling memerlukan bantuan.

Ciri-ciri anggota profesi berbeda-beda diantaranya:


a. Adanya anggota kelompok psikologis mempunyai minat untuk berpartisipasi
dalam kelompok normal.
b. Kelompok anggota marginal artinya kelompok menerima baik keanggotanya
tetapi bersikap menjauh atau tindakan ingin terlalu terlibat dalam kelompoknya.
c. Anggota pemberontak artinya orang yang telah diterima kelompok bersikap
menentang dan tidak bersedia mengikuti norma kelas, kondisi demikian akan
terjadi dalam setiap kelompok dan tak terkecuali profesi perawat.
Pentingnya mempelajari dinamika kelompok
a. Individu tidak mungkin hidup sendiri didalam masyarakat dimana ia berada
b. Individu tidak dapat pula bekerja sendiri didalam kehidupan
c. Dalam suatu masyarakat yang besar perlu adanya pembagian kerja sebagai
pekerja dapat terlaksana apabila dikerjakan dalam kelompok kecil.
d. Didalam masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial
dapat bekerja dengan efektif
e. Semakin banyak diakui manfaat dari adanya penyelidikan yang ditunjukan kepada
kelompok-kelompok
C. Teori dan Konsep tentang Konflik
1. Definisi Konflik
Menurut Nardjana (1994) Konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau
kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah
satu atau keduanya saling terganggu.
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya
ketidak cocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada
dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang
telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya
emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993).
2. Kategori konflik
a. Intra personal
Konflik intra personal terjadi di dalam diri orang tersebut
b. Interpersonal
Konflik interpersonal meliputi upaya internal untuk mengklarifikasi nilai atau
keinginan yang berlawanan. Bagi manejer, konflik interpersonal dapat tejadi oleh
berbagai area tanggung jawabyang terkait dengan peran menajemen.
c. Antar kelompok

Konflik dipandang secara Vertikal dan horizontal, terjadi antara dua atau lebih
kelompok orang, departemen, atau organisasi. Contoh konflik interkelompok
adalah penggabungan dua partisan dengan perbedaan keyakinan yang sangat
besar.
3. Proses konflik dibagi beberapa tahapan
a. Konflik Laten : Konflik yang terjadi terus manerus sehingga memicu ketidak
stabilan organisasi, meskipun terkadang konflik tersebut tidak nyata atau tidak
pernah terjadi
b. Felt Conflict ( konflik yang dirasakan ) : Konflik yang terjadi karena adanya
sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman
c. Konflik yang nampak / sengaja dimunculkan : Konflik yang sengaja dimunculkan
untuk dicari solusinya.
d. Resolusi konflik : Suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan semua
orang yang terlibat didalamnya..
e. Konflik Aftermath : Konflik yang terjadi akibat tidak selesainya konflik yang
pertama
4. Langkah-langkah penyelesaian konflik
a. Pengkajian
Analisa situasi
Analisi dan mematikan isu yang berkembang
Menyusun tujuan
b. Identifikasi
Mengelola perasaan
c. Intervensi
Masuk kedalam konflik yang diyakini dapat diselesaikan
Identifikasi hasil positif yang akan terjadi
Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik
5. Strategi penyelesaian konflik
a. Kompromi atau negosiasi : Suatu stategi dimana semua yang terlibat saling
menyadari dan sepakat pada keinginan bersama.
b. Kompetisi : Penyelesaian ini menekan kan bahwa hanya ada satu orang atau
kelompok yang menang tanpa mempertimbangkan yang kalah
c. Akomodasi : Konflik ini berlawanan dengan kompetisi, pada stategi ini seseorang
berusaha mengokomodasi permasalahan dan memberi kesempatan pada orang
lain untuk menang.
d. Smooting : merupakan penyelesaian dengan cara mengurangi emosional dalam
komplik.

e. Menghindar : strategi ini memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan


masalah, strategi ini dipilih bila tidak ada kesepakatan atau membayakan kedua
belah pihak
f. Kolaborasi
g. Negosiasi/ negotiator
Dalam negosiasi ada unsur menang/ kalah namun sebagai negotiator:
Memaksimalkan kemenangan kedua pihak untuk mencapai tujuan bersama
Meminimalkan kekalahan, dan yang kalah tetap mengikuti tujuan bersama
Membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil negosiasi
D. Pengaruh kepemimpinan terhadap kerja kelompok
Dengan gaya kepemimpinan yang partisipatif. Anggota kelompok aktif untuk
menyampaikan pendapat , kritik, saran yang berguna untuk kepentingan kelompok
sehingga tujuan akhir kelompok dapat tercapai
Yang harus dimilki seorang pemimpin :
1. Mampu memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat untuk mencapai
visi organisasi.
2. Menjadi teladan
3. Menciptakan kebersamaan
4. Berani melakukan terobosan baru
E. Pengaruh Kepimpinan pada manajemen konflik negosiasi dan melobi
1. Negosiasi/ negotiator
Negosiasi adalah bentuk yang paling kreatif akan sama seperti kolaborasi dan
dalam bentuk yang dikelola dengan buruk akan mirip dengan pendekatan kompetisi.
Negosiasi sering mirip dengan pendekatan kompromi jika digunakan sebagai strategi
penyelesaian konflik. Walaupun negosiasi secara tindakan langsung bearti menang
dan kalah untuk kedua pihak, tidak ada peraturan bahwa setiap pihak harus kalah dan
menang dalam jumlah yang sama. Tujuan utama negosiasi yang efekti adalah
mambuat pihak lain merasa puas dengan dari negosiasi yang dilakukan.
Dalam negosiasi ada unsur menang/ kalah namun sebagai negotiator:
a. Memaksimalkan kemenangan kedua pihak untuk mencapai tujuan bersama
b. Meminimalkan kekalahan, dan yang kalah tetap mengikuti tujuan bersama
c. Membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil negosiasi
2. Langkah-langkah sebelum negosiasi
a. Mengumpulkan informasi sebanyak

mungkin

tentang

isu

yang

akan

dinegosiasikan. Semakin banyak informasi yang dimiliki negosiator, semakin


besar kekuatan dalam tawar-menawar. Negosiasi harus berjalan dalam dua
tingkatan. Doland (1998) mengatakan tingkatan pertama adalah tingkatan tentang

substansi, yaitu mengapa, apa, kapan, dimana dan bagaimana isu itu muncul.
Tingkatan kedua yaitu sisi manusiawi setiap negosiasi dan interaksi.
b. Dimana menejer harus mulai memutuskan waktu untuk negosiasi. Umiker (1996).
Mengatakan bahwa manejer harus berfokus untuk mencari gambaran besar
masalah, bukan gambaran kecilnya.
c. Jika tidak memungkinkan, fokus harus bergeser ke kompromi dan penetapan
prioritas. Manejer harus memilih langkah awal dalam batas yang realitas
d. Tahap berikutnya yaitu memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan
prasarana.
e. Mempunyai agenda yang disembunyikan atau

adanya tujuan negosiasi yang

tersembunyi. Biasanya setiap negosiasi memiliki agenda yang tersembunyi dan


jelas. Namun agenda yang tersembunyi mungkin membuat manajer merasakan
ketidakpastian dan benar-benar mencari umpan balik performa selama diskusi.
3. Langkah-langkah selama negosiasi ( Smeltzer 1991 )
Negosiator yang efektif selalu tapak tenang dan yakin akan dirinya. Keyakinan diri
itu setidaknya didapat dari persiapan yang adekuat untuk negosiasi. Persiapan harus
mencakup mempelajari tentang orang yang akan melakukan negosiasi dengan
manajer. Strategi yang bisa digunakan oleh pemimpin selama negosiasi untuk
meningkatkan cara persuasif dan melakukan komunikasi terbuka adalah:
a. Pilih fakta yang rasional
b. Dengarkan dengan seksama dan mengamati komuniksi nonverbal
c. Berfikir fositif dan selalu berfikir terbuka
d. Pahami yang disampaikan lawan bicara, konsentrasi dan tidak hanya memberi
persetujuan
e. Hindari masalah pribadi saat negosiasi
f. Hindari menyalahkan orang lain
g. Jujur
h. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan
i. Jika situasi panas istirahat sebentar
j. Dengar dan tanyakan pendapat yang belum dipahami
k. Bersabar
4. Langkah-langkah sebelum negosiasi
a. Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin
b. Dimana menejer harus mulai
c. Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana
d. Mempunyai agenda yang disembunyikan
5. Langkah-langkah selama negosiasi ( Smeltzer 1991 )
a. Pilih fakta yang rasional

b. Dengarkan dengan seksama


c. Berfikir fositif
d. Pahami yang disampaikan lawan bicara, konsentrasi dan tidak hanya memberi
persetujuan
e. Hindari masalah pribadi saat negosiasi
f. Hindari menyalahkan orang lain
g. Jujur
h. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan
i. Jika situasi panas istirahat sebentar
j. Dengar dan tanyakan pendapat yang belum dipahami
k. Bersabar
6. Pengaruh Kepemimpinan pada pergerakan kelompok
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong sesearang untuk melakukan
sesuatu ( Ngalim Purwanto, 2000 ). Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang
berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerja ( mangkunegara, 2000 )
Dengan gaya kepemimpinan pertisipatif pemimpin mampu memotivasi
anggota untuk menyampaikan saran dan pendapat misalnya sebelum kelompok
persentasi pemimpin memotivasi masing- masing anggota untuk lebih memahami
tugas yang sudah diselesaikan dengan cara sharing pendapat bersama.
7. Proses interaksi dalam kepemimpinan
House (1977) mengidentifikasi empat gaya atau perilaku pemimpin dalam
menghadapi pengikutnya
a. Pemimpin direktif, yaitu pemimpin yang memberikan pengikutnya (followers)
mereka mengetahui apa yang diharapkan dari diri mereka, menjadwalkan
pekerjaan yang harus dikerjakan dan memberi bimbingan spesifik mengenai
bagaimana caranya menyelasikan tugas
b. Pemimpin suportif, yaitu pemimpin yang bersahabat dan memberikan perhatian
pada bawahan
c. Pemimpin partisipatis, yaitu pemimpin yang selalu berunding dengan
bawahannya, mendengarkan saran-saran sebelum mengambil keputusan.
d. Pemimpin yang berorientasi prestasi, yaitu pemimpin yang selalu mematok tujuan
yang menantang dan mengharakan bawahan untuk bekerja pada tingkat yang
paling tinggi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai
tujuan yang sama yang mengatur sendiri dan menetukan kedudukan tiap-tiap anggotanya.
Setelah kelompok mapan, mulailah orang lain saling mengenal, akrab, dan terbuka. Apabila
keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain,
sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu maka disebut dengan konflik. Konflik
bisa deselesaikan dengan negosiasi dan melobi yang bertujuan pendekatan kompromi jika
digunakan sebagai strategi penyelesaian konflik.

Dengan gaya kepemimpinan yang

partisipatif anggota kelompok aktif untuk menyampaikan pendapat, kritik, saran yang
berguna untuk kepentingan kelompok sehingga tujuan akhir kelompok dapat tercapai.
Kepemimpinan pada pergerakan kelompok bisa memotivasi segala sesuatu yang mendorong
sesearang untuk melakukan sesuatu dengan proses interaksi secara pemimpin direktif,
pemimpin suportif, pemimpin partisipatis, pemimpin yang berorientasi prestasi.
B. Saran
Perawat

harus

meningkatkan

pengetahuan

dan

pemahaman

tentang pentingnya pengembangan kepemimpinan dalam keperawatan


terhadap hubungan antara pendidikan, pelayanan. Dan saran bagi
pembaca agar memberikan masukan untuk melengkapi makalah ini

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimun (2007), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi kedua, Jakarta,
Salemba medika.
Kathy Malloch, (2006). Applied Ethics in Nursing. New York : Springer Publishing Company,
Inc.
Mustika dan Fatimah Wati Siti, 2009.Komunikasi Keperawatan, Yogyakarta: Nuha Medika
Santoso Slamet Drs M.pd (1999), Dinamika Kelompok, Surabaya; Bumi Aksara
Swanburg Russel C, (2000).Pengantar kepemimpinan &manajemen
EGC.

keperawatan,

Jakarta:

You might also like