You are on page 1of 5

Gambaran Tahapan Kegiatan Usaha Migas

Halow. Amatlah jarang saya menulis, berikut saya publish salah satu tugas awal magang saya
mengenai kegiatan usaha migas. Adapun tulisan ini merupakan hasil saduran dari beberapa
sumber. CMIIW.
Migas (minyak dan gas bumi) merupakan kebutuhan energi manusia yang amat esensial saat
ini. Dari segi ekonomi, migas ini pun merupakan suatu bahan yang strategis. Oleh karena itu
perlu pengeloaan yang baik serta diatur dengan baik. Mengingat pula bahwa kegiatan
usahanya yang high risk dan high cost.
Kegiatan usaha migas di Indonesia semenjak berlakunya Undang-Undang Republik
Indonesia No. 22 Tahun 2001 telah terbagi secara jelas menjadi dua sektor, yaitu kegiatan
usaha hulu (upstream) dan hilir (downstream). Kegiatan usaha hulu migas mencakup kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi. Sedangkan kegiatan usaha hilir migas mencakup kegiatan
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga. Kedua sektor ini diatur dan dilaksanakan
oleh dua badan hukum milik negara yaitu BP Migas (sektor hulu) dan BPH Migas (sektor
hilir).
Adapun untuk tahap-tahap pelaksanaan kegiatan usaha migas ini pun akan saya tuliskan
menjadi dua sektor:
A. Sektor Hulu
Tahapan-tahapan khususnya mengenai regulasi kegiatan usaha hulu migas di Indonesia secara
jelas telah diatur di Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2004 serta perubahannya di PP No.
34 Tahun 2005. Atapun mengenai BP Migas sendiri diatur pada PP No. 42 Tahun 2002.

Secara teknis sendiri , tidaklah mudah untuk memproduksikan migas tersebut ke atas
permukaan bumi. Dikarenakan migas merupakan campuran molekul karbon dan hidrogen

yang terbentuk dari sedimen sisa-sisa hewan dan tetumbuhan yang terperangkap selama
jutaan tahun. Akibat kombinasi efek temperatur dan tekanan di dalam kerak bumi maka
terbentuklah reservoir-reservoir minyak dan gas yang berada jauh di bawah permukaan tanah.
Adapun setelah suatu perusahaan ditetapkan sebagai pemenang oleh pemerintah Indonesia,
tahapan-tahapan kegiatan usaha perusahaan tersebut yaitu:
Eksplorasi (GnG/geology and geophysics)
Kegiatan ekplorasi merupakan awal kegiatan dimana perusahaan melakukan aktivitas untuk
menemukan cadangan minyak atau gas bumi. Hal ini dimulai dari survey untuk menemukan
hidrokarbon sampai dengan pembuktian cadangan migas yang ditemukan. Dalam tahap
eksplorasi, perusahaan melakukan aktivitas survei geologi, survei geofisika, survei seismik
dan melakukan pemboran eksplorasi.
1. Survei Geologi
Survei ini dilakukan untuk menentukan struktur batuan yang dapat menjebak hidrokarbon
dengan teknik pemetaan permukaan. Survei ini difokuskan pada batuan yang ada pada
permukaan bumi yang merupakan penyusun lapisan atas kerak bumi. Batuan yang diduga
mengandung hidrokarbon akan dikirim ke laboratorium untuk diteliti lebih lanjut guna
mengetahui kandungan hidrokarbon yang terdapat pada batu tersebut.
2. Survei Geofisika
Merupakan kegiatan yang dilakukan guna mencari kandungan hidrokarbon pada lapisan bumi
dengan menggunakan peralatan gravimeter dan magnetometer. Alat ini berfungsi untuk
membaca besar gravitasi dan medan magnet bumi.
3. Survei Seismik
Kegiatan ini dilakukan untuk mencari cekungan yang diduga memiliki kandungan minyak
dan gas bumi. Survei ini dilakukan dengan cara membuat gelombang kejut dan kemudian
radiasi gelombang tersebut akan direkam dengan seismometer. Data yang dihasilkan
digunakan untuk menginterpretasikan struktur lapisan tanah, besarnya lokasi dan besarnya
reservoir migas yang ada.
4 . Kegiatan Pemboran Sumur
Setelah dilakukan survei diatas, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengeboran sumur
eksplorasi dan well logging untuk mengetahui adanya cadangan migas di daerah tersebut dan
mengukur tingkat keekonomian cadangan tersebut. Misalnya pemboran wild-cat, hasilnya
adalah konfirmasi adanya hidrokarbon (jenis, besar kandungan), sifat batuan (porositas,
permeabilitas, kekuatan), struktur dan keadaan (tekanan dan temperatur) lapisan yang
ditembus sumur / reservoir tersebut. Selain itu, kegiatan pengeboran ini dapat menentukan
luas daerah yang mengandung hidrokarbon.
Pengembangan Lapangan Migas
Perusahaan akan membuat rencana pengembangan untuk lapangan yang terbukti memiliki
cadangan minyak yang ekonomis. Rencana pengembangan lapangan migas tersebut diajukan
ke BP Migas dengan menghitung jumlah cadangan, jumlah sumur, produksi perhari dan
berapa lama lapangan tersebut berproduksi.
Perusahaan juga mengajukan biaya pengembangan lapangan yang terdiri dari biaya kapital
dan biaya operasional. Biaya kapital merupakan biaya yang dikeluarkan untuk investasi yang
memiliki manfaat jangka panjang, termasuk biaya infrastruktur dan biaya eksplorasi. Biaya
operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan.
Kegiatan Produksi
Setelah rencana kegiatan pengembangan lapangan di setujui oleh BP Migas, maka
perusahaan akan melanjutkan ke tahap produksi. Tahap pertama adalah menentukan

koordinat sumur yang akan di bor dan kemudian melakukan pengeboran. Biaya yang
termasuk dalam aktivitas pengeboran ini, diantaranya biaya sewa rig, mud, testing, cementing
dan biaya pendukung lainnya. Supaya efisien, dalam keberlangsungannya produksi
memberikan data dan informasi lebih lengkap sehingga peta cadangan dapat direvisi setiap
tahun dengan tingkat keakurasian makin tinggi. Adapun dalam proses produksi dapat terbagi
menjadi:
1. Primary recovery
Berupa pengangkatan alami (natural flow) ataupun pengangkatan buatan (artificial lift)
dengan pompa angguk (sucker-rod), pompa listrik terendam (ESP electrical submersible
pump), pompa hidrolik, dan gas-lift.
2. Secondary Recovery (SecRec)
Disebut SecRec apabila ada sumur produksi dan injeksi yang membentuk pola pendesakan
migas. Contoh : water flood.
3. Enhanced Oil Recovery (EOR)
Disebut EOR apabila terjadi reaksi kimiawi yang mengubah interaksi batuan dan fluida
reservoir. Contoh : injeksi polimer, injeksi soda kaustik.
SecRec dan EOR adalah proses meningkatkan perolehan setelah primary recovery dilakukan.
Produksi sudah tidak ekonomis lagi apabila untuk jangka panjang diperkirakan pendapatan
dari produksi tidak dapat lagi menutupi biaya operasi. Untuk itu sumur harus ditutup
(plugged), disemen.
B. Sektor Hilir
Tahapan-tahapan khususnya mengenai regulasi kegiatan usaha hilir migas di Indonesia secara
jelas telah diatur di Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2004 serta perubahannya di PP No.
30 Tahun 2009. Atapun mengenai BPH Migas sendiri diatur pada PP No. 67 Tahun 2002.

Migas / hidrokarbon yang telah diproduksi ada yang langsung diekspor ke luar negeri ada
pula yang diolah terlebih dahulu. Adapun secara umum, kegiatan usaha hilir migas yaitu:
Pengolahan
Pengolahan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagian-bagian, mempertinggi mutu,
dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan/atau gas bumi, tetapi tidak termasuk
pengolahan lapangan.
Pengolahan migas dilakukan pada refineries atau kilang minyak. Adapun pengolahan tersebut

terdiri dari dua jenis proses utama, yaitu proses primer dan proses sekunder. sebagian orang
mendefinisikan proses primer sebagai proses fisika, sedangkan proses sekunder adalah proses
kimia. hal itu bisa dimengerti karena pada proses primer biasanya komponen atau fraksi
minyak bumi dipisahkan berdasarkan salah satu sifat fisikanya, yaitu titik didih. Sementara
pemisahan dengan cara Proses Sekunder bekerja berdasarkan sifat kimia kimia, seperti
perengkahan atau pemecahan maupun konversi, dimana didalamnya terjadi proses perubahan
struktur kimia minyak bumi tersebut.
Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan) yang berlangsung di
dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit proses ini
minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak
bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan
residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di dalamnya
terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang
menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom, sementara
fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang lebih atas.
Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses lebih lanjut di
unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dll.
Produk-produk utama kilang minyak adalah: Minyak bensin (gasoline). Minyak bensin
merupakan produk terpenting dan terbesar dari kilang minyak; Minyak tanah (kerosene);
LPG (Liquified Petroleum Gas); Minyak distilat (distillate fuel); Minyak residu (residual
fuel); Kokas (coke) dan aspal; Bahan-bahan kimia pelarut (solvent); Bahan baku petrokimia;
serta Minyak pelumas.
Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak yang hampir seluruhnya dioperasikan oleh
Pertamina, antara lain: Pangkalan Brandan, Sumatera Utara; Dumai/Sei Pakning, Riau; Plaju,
Sumatera Selatan; Cilacap, Jawa Tengah; Balikpapan, Kalimantan Timur; Balongan, Jawa
Barat; Cepu, Jawa Tengah; dan Sorong, Irian Jaya Barat.
Pengangkutan/ distribusi
Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan minyak bumi, gas bumi, dan/atau hasil olahannya
dari wilayah kerja atau dari tempat penampungan dan pengolahan, termasuk pengangkutan
gas bumi melalui pipa transmisi dan distribusi. Migas ataupun produk hasil olahannya dapat
diangkut menuju user langsung (industri), instalasi/depot, ataupun SPBU/SPBG
menggunakan rail tank wagon, pipeline, kapal tanker, maupun truk pengangkut.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan untuk penetuan cara pengangkutan atau
distribusi ini supaya ekonomis yaitu: jenis tangki muatan (cargo containment), kapasitas dan
jumlah tangki muatan, kondisi lingkungan, jarak dari pemasok, kecepatan pengangkut, boiloff rate (kecepatan boil off dari gas), keterbatasan operasi, peraturan yang ada, dll.
Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan penerimaan, pengumpulan, penampungan, dan pengeluaran
minyak bumi dan/atau gas bumi, BBM, bahan bakar gas dan atau hasil olahan pada lokasi di
atas atau di bawah tanah untuk tujuan komersial, misalnya depot dan tangki timbun terapung
(floating storage).
Usaha penyimpanan BBM maupun gas (LPG, LNG) di Indonesia telah melibatkan peran
swasta dan badan usaha milik negara dalam pembangunannya, untuk mendukung kecukupan
suplai kebutuhan BBM mapun gas di tiap wilayah.
Perniagaan
Niaga adalah kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor minyak bumi dan/atau hasil

olahannya, termasuk niaga gas bumi melalui pipa.


Kegiatan usaha niaga terbagi 2 yaitu pertama, usaha niaga umum (wholesale) yaitu suatu
kegiatan pembelian, penjualan, ekspor dan impor BBM, bahan bakar gas, bahan bakar lain
dan hasil olahan dalam skala besar yang menguasai atau memiliki fasilitas dan sarana niaga
dan berhak menyalurkannya kepada semua pengguna akhir dengan menggunakan merek
tertentu.
Kedua, usaha niaga terbatas (trading) merupakan usaha penjualan produk-produk niaga
migas, dalam hal ini adalah minyak bumi, BBM, bahan bakar gas, bahan bakar lain, hasil
olahan, niaga gas bumi yang tidak memiliki fasilitas dan niaga terbatas LNG.
Badan usaha yang memiliki izin usaha niaga, dapat melakukan kegiatan pengangkutan dan
atau penyimpanan sebagai penunjang usaha niaganya sepanjang tidak ada transaksi usaha
pada rangkaian kegiatan usaha niaganya.
Daftar pustaka:
http://persembahanku.wordpress.com
http://id.wikipedia.org/wiki/
http://www.bpmigas.go.id
http://www.bphmigas.go.id
http://www.migas.esdm.go.id
Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001
Slide kuliah,Rantai Industri Migas,TM 4032, Dr.Ir.Arsegianto
Analisis efektivitas, Maulana Abdillah, FE UI, 2010.
https://hadiprasojo.wordpress.com/2012/04/19/gambaran-tahap-kegiatan-usahamigas/

You might also like