You are on page 1of 3

konomi / Makro

advertorial

Inilah Tahapan-tahapan Bisnis Hulu Migas


Rabu, 12 November 2014 | 13:35 WIB

Terkait

Komitmen Perbaikan Tata Kelola Industri Hulu Migas

Mengapa Kontrak PSC Dipandang Lebih Menguntungkan?

Bagaimana Industri Hulu Migas Berinteraksi Dengan Lingkungan Hidup?

Mengapa Kontrak PSC Dipandang Lebih Menguntungkan?

1
Industri hulu migas telah lama menjadi kontributor utama penerimaan negara. Apa saja
tahapan-tahapan dalam bisnis milik negara ini?

Kegiatan hulu migas diawali dengan penyiapan tender wilayah kerja migas yang dilakukan
oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas). Penyiapan tender ini diawali dengan survei awal yang
meliputi pengumpulan, analisis, dan penyajian data yang berhubungan dengan informasi
kondisi geologi untuk memperkirakan letak dan potensi migas.
Tahap awal ini sangat menentukan sukses bisnis hulu migas secara keseluruhan, karena
mencari cadangan migas bersifat tidak pasti. Setelah mengidentifikasi area-area yang
diperkirakan mengandung migas, Ditjen Migas selanjutnya menawarkan wilayah kerja ini
melalui tender terbuka. Investor yang berminat akan menyampaikan ketertarikan mereka,
termasuk komitmen eksplorasi selama tiga tahun pertama. Proposal mereka menjadi dasar
dalam menentukan pemenang tender untuk masing-masing wilayah kerja. Setelah pemenang
ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan kontrak kerja sama. Pada fase ini
pemerintah akan berusaha membuat kontrak yang paling menguntungkan bagi negara, namun
tetap menarik bagi investor.
Tahap berikutnya adalah penandatanganan kontrak kerja sama dengan pemenang tender,
yang disebut sebagai kontraktor kontrak kerja sama (Kontraktor KKS). Sebagai wakil
pemerintah dalam penandatanganan kontrak ini adalah Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), yang dulu dikenal dengan nama
BP MIGAS.
Kontrak Kerja Sama dilaksanakan paling lama 30 tahun. Kontraktor dapat mengajukan
perpanjangan paling lama 20 tahun. Kontrak ini terdiri atas jangka waktu eksplorasi dan
eksploitasi. Jangka waktu eksplorasi adalah 6 tahun dan dapat diperpanjang selama 4 tahun.
Selama masa eksplorasi, SKK Migas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
komitmen yang telah dijanjikan kontraktor. Bila selama masa enam tahun pertama, kontraktor
tidak melaksanakan komitmen atau tidak berhasil menemukan cadangan yang komersial,
SKK Migas akan memberikan rekomendasi kepada Kementerian ESDM untuk melakukan
terminasi atas kontrak atau memperpanjang kontrak selama empat tahun.
Jika berhasil menemukan cadangan yang cukup komersial, kontraktor akan menyusun
rencana pengembangan pertama atau plan of development (POD) I. SKK Migas akan
menyampaikan evaluasi dan rekomendasi untuk POD I ini kepada Menteri ESDM.
Keputusan untuk menyetujui POD I ini berada di tangan Menteri ESDM. Persetujuan
terhadap POD I ini menandai bahwa sebuah wilayah kerja telah memasuki fase produksi.
Dalam fase produksi, SKK Migas melanjutkan pengendalian atas kontrak kerja sama melalui
persetujuan rencana kerja dan anggaran atau Work Program and Budget (WP&B) tahunan
dari kontraktor KKS dan otorisasi pengeluaran atau Authorization for Expenditure (AFE).
SKK Migas juga memberikan persetujuan untuk POD kedua dan POD selanjutnya.
Pengendalian yang dilakukan oleh SKK Migas ini bertujuan memaksimalkan hasil kegiatan
usaha hulu migas untuk kesejahteraan rakyat.
Seluruh hasil penerimaan negara dari kegiatan hulu migas, baik yang berasal dari bagi hasil
maupun dari penerimaan pajak, tidak masuk ke rekening SKK Migas, tetapi langsung masuk

ke kas negara melalui Menteri Keuangan. Dana ini selanjutnya disalurkan ke seluruh rakyat
Indonesia melalui mekanisme APBN. (adv)
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/11/12/133551926/Inilah.Tahapantahapan.Bisnis.Hulu.Migas

You might also like