You are on page 1of 12

Makalah Fisika Kuantum

Persamaan Schrödinger

AGUSUTRISNO (

DEDDY HARYANTO (3225071887)

EKO WIDODO(3225071869)

M. WAHYUDIN (3225055003)

SUPRIYADI(3225071899)

WAHYU ANGGARA(3225071878)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, berkat


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami diberikan kesehatan dan
ilmu untuk menyelesaikan makalah ini. Sebelumnya kami
mengucapkan rasa terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah
Fisika Kuantum, Bapak Iwan Sugihartono,Msi.

Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk melengkapi


tugas mata kuliah Fisika Kuantum. Dan tema yang kami angkat
adalah Persamaan Schrodinger. Sebagai penunjang inti makalah,
kami memperoleh referensi melalui buku dan media pembelajaran
lainnya.

Kami mengharapkan, makalah ini dapat menjadi media bagi


pembaca untuk memperdalam kajian tentang Persamaan
Schrodinger. Dan kami menyadari bahwa sebagai manusia yang
memiliki keterbatasan , tentu hasil karya penulis ini tidak mungkin
luput dari kekurangan. Penulis senantiasa mengharapkan kontribusi
pemikiran pembaca, sehingga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. Semoga ALLAH SWT meridhai hasil karya ini, Amin Ya
Rabbal’alamin.

Jakarta, 12 Desember2009

ttd

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..


ii

BAB I: PENDAHULUAN ……………………………………….


………………… 1

a. Latar Belakang ………………………………………………………………... 1

BAB II: ISI ……………………………………..…………………………………..


4

a. Persamaan Schrodinger …………………………………………………….. 4


b. Persamaan Gelombang Schrodinger Untuk Atom Hidrogen ……..… 6

BAB III: PENUTUP


………………………………………………………………... 8

a. Kesimpulan ………………………………...
……………………………………………….….. 8

DAFTAR PUSTAKA …………………………………….


………………………... 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awalnya orang menganggap materi (zat) bersifat


kontinu. Tetapi hasil penemuan berikutnya seperti penemuan
muatan elementer melalui percobaan simpangan sinar katoda
membuat para ilmuan mulai memikirkan bahwa materi bersifat
diskrit. Lalu konsep atom muncul karena rasa ingin tahu terhadap
struktur zat. Struktur zat berarti komponen-komponen dan
hubungan antar komponen yang membentuk zat tersebut.

Penjelasan Rutherford tentang penerapan mekanika Newton


pada model atom, dimana elektron diandaikan melakukan gerak
mengelilingi atom, seperti planet mengelilingi matahari. Dalam
gerak itu elektron mengalami percepatan sentrifugal. Gambaran ini
dapat disimpulkan bahwa elektron pada atom tidak stabil. Karena
mengalami percepatan maka elektron akan memancarkan
gelombang elektromagnetik. Energi pancaran ini akan mengurangi
energi total elektron sehingga jari-jari elektron akan mengecil.
Karena adanya pancaran gelombang elektromagnetik maka
spektrum panjang gelombang yang dipancarkan adalah spektrum
yang kontinu.

Namun dalam konsep mekanika modern menganggap bahwa


di dalam atom terdapat kestabilan. Hal ini didukung oleh percobaan
yang dilakukan oleh J.J. Balmer pada tahun 1855 yang
bereksperimen tentang pemanasan gas hidrogen pada beda
potensial tinggi yang menghasilkan spektrum emisi diskrit, dan juga
ditambahkan dengan teori atom Bohr yang menyatakan bahwa
elektron memiliki kestabilan.

Penjelasan mengenai struktur atom yang lebih lengkap


diperlukan untuk mengetahui struktur yang lebih detail tentang
elektron di dalam atom. Model atom yang lebih lengkap harus dapat
menerangkan efek Zeeman dan sesuai untuk atom berelektron
banyak. Efek Zeeman merupakan terpecahnya satu garis spektrum
atomik yang dialiri arus listrik melalui gas dalam sebuah tabung
menjadi beberapa garis di dalam medan magnet. Berikut adalah
gambar pemisahan garis spektrum atomik di dalam medan magnet.

Erwin Schrodinger (1887-1961), merumuskan teori mekanika


gelombang, yang menggambarkan perilaku partikel kecil yang
membentuk segi materi gelombang. Pembuktian mekanika
gelombang, schrodinger meneruskan penemuan Louis de Broglie
yaitu elektron atau partikel memiliki sifat gelombang yang tidak
memiliki posisi tertentu di dalam ruang. Persamaan dinamika Newton
yang sedianya untuk menjelaskan gerak elektron digantikan oleh
persamaan schrodinger yang menyatakan fungsi gelombang untuk
elektron. Untuk model atom pada prinsip ini disebut model atom
mekanika kuantum.

Posisi dan keberadaan elektron di dalam atom dinyatakan sebagai


peluang terbesar elektron di dalam atom
Pada gambar atom diatas, ψ elektron mengandung tiga
bilangan kuantum yang jika ditentukan akan diperoleh hasil berupa
orbital. Ketiga bilangan kuantum ini adalah bilangan kuantum utama,
orbital, dan magnetik. ψ 2 menggambarkan rapatan muatan elektron
atau peluang menemukan elektron pada suatu titik dalam atom.
Pada makalah ini, kami hanya membahas tentang persamaan
Schrodinger berserta tinjauan dalam atom hidrogen yang
menjadikan landasan pengembangan fisika kuantum serta
penerapan fisika kuantum.
BAB II

ISI

A. Persamaan Schrodinger

Perbedaan pokok antara mekanika klasik dengan mekanika


kuantum terletak pada cara penggambarannya. Dalam mekanika
klasik, masa depan partikel dapat ditentukan berdasarkan keadaan
awal (kedudukan awal, momentum awal) serta gaya-gaya yang
bekerja padanya melalui hukum kedua Newton. Artinya dengan
menyelesaikan secara matematis dari hukum kedua Newton, maka
bisa diketahui dengan pasti kedudukan dan momentum partikel
untuk setiap saat.

Dalam mekanika kuantum ketentuan tentang keadaan masa


depan partikel seperti pada mekanika klasik tidak mungkin
diperoleh, karena kedudukan dan momentum awal tidak dapat
diperoleh dengan ketelitian yang cukup.

Penggambaran besar energi perilaku partikel pada mekanika


klasik yaitu penjumlahan energi kinetik (Ek) dan energi potensial
(Ep) kecil, yaitu:

, dimana: ,

Dalam mekanika kuantum fungsi gelombang Ψ bersesuaian


dengan variabel gelombang y dalam gerak gelombang umumnya.
Untuk Ψ merupakan menyatakan matematis gelombang yang
ekuivalen dari partikel bebas yang berenergi total E dan
bermomentum p yang bergerak kearah +x , yaitu Ψ .

Apabila kedua suku pada persamaan energi dikalikan dengan


fungsi gelombang Ψ menghasilkan persamaan,

, dimana;
Sehingga persamaan menjadi,

Persamaan diatas adalah persamaan Schrodinger yang


bergantung pada waktu dalam tiga dimensi.

Dalam banyak situasi energi potensial sebuah partikel V tidak


bergantung dari waktu, sehingga hanya berubah terhadap
kedudukan partikel (x,y,z). untuk itu kita dapat menyederhanakan
persamaan Schrodinger dengan meniadakan kebergantungan
terhadap waktu t. fungsi gelombang bebas dapat dituliskan sebagai,

Jadi merupakan perkalian dari fungsi yang bergantung


kedudukan dan fungsi bergantung waktu . pada
kenyataannya perubahan terhadap waktu dari semua fungsi partikel
yang mengalami aksi gaya tunak mempunyai bentuk yang sama
seperti pada partikel bebas. Selanjutnya, dengan mensubtitusikan
persamaan gelombang diatas kedalam persamaan Schrodinger
yang bergantung waktu diperoleh,

Selanjutnya dengan membagi kedua suku dengan faktor


eksponensial bergantung waktu diperoleh,

, atau (
Maka persamaan Schrodinger dalam keadaan tunak dalam tiga
dimensi menjadi,

B. Persamaan Gelombang Schrodinger Untuk Atom Hidrogen

Model atom Bohr telah memberikan gambaran mental yang


sangat bermanfaat mengenai struktur sebuah atom. Banyak
gambaran tentang atom yang dapat dijelaskan berdasarkan orbit-
orbit Bohr. Bahkan model ini sangat mengesankan dengan gagasan
baru tentang energi diskret dan keadaan mantap suatu atom.

Meskipun model atom Bohr berhasil menerangkan banyak


aspek dari gejala atom, model ini masih mempunyai beberapa
kelemahan. Model ini tidak bisa menjelaskan tentang hasil
pengamatan bahwa garis spektum ternyata bukan merupakan garis
tunggal, melainkan terdiri dari dua atau lebih garis spektrum yang
jaraknya sangat berdekatan. Dengan menggunakan model ini kita
dapat menghitung energi spektrum dengan teliti, tetapi kita tidak
dapat menghitung intensitasnya.

Hasil pengamatan bahwa kebanyakan garis spektrum


ternyata bukan merupakan garis tunggal, melainkan terdiri atas dua
atau lebih garis spektrum yang jaraknya sangat berdekatan
menunjukkan adanya sub-tingkat energi yang sangat berdekatan
dalam tingkat-tingkat energi utama. Untuk menjelaskan kenyataan
ini, Erwin Schrodinger (1887-1961) mengemukakan suatu
pendekatan baru yang dikenal dengan mekanika gelombang.
Berbeda dengan Bohr yang melakukan percobaan dengan elektron-
elektron partikel, Schrodinger memperlakukan elektron-elektron
tersebut sebagai gelombang de Broglie.

Selanjutnya penyelesaian persamaan Schrodinger khusus


untuk atom hidrogen yang menampilkan keadaan kuantum,
sehingga membantu kita memahami sifat-sifat dasar atom. Atom
hidrogen terdiri dari inti bermuatan +e dan sebuah elektron
(partikel yang bermuatan –e). Untuk memudahkan, inti atom
dianggap diam dan elektron mengelilingi inti karena pengaruh gaya
Coulomb dari inti. Persamaan Schrodinger untuk elektron dalam
sistem koordinat kartesian tiga dimensi,
( , dengan energi potensial
listrik

Karena energi potensial hanya merupakan fungsi dari r, maka


persamaan Schrodinger lebih mudah diselesaikan dengan
menggunakan sistem koordinat bola. Persamaan Schrodinger dalam
sistem koordinat bola berbentuk,

Dan telah diketahui bahwa operator Laplacian adalah

dan dalam koordinat bola menjadi,

Dengan , yang dapat ditulis berbentuk,


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persamaan gelombang materi Schrodinger untuk elektron


yang bergerak mengelilingi inti atom hidrogen dalam sistem
koordinat kartesian

dengan energi potensial listrik

Schrodinger merumuskan teori mekanika gelombang, yang


menggambarkan perilaku partikel kecil yang membentuk segi
materi gelombang.

Pada intinya Schrodinger menggambarkan besar energi perilaku


partikel yaitu bersumber dari mekanika Newton yang kedua
sukunya dikalikan dengan fungsi gelombang,
DAFTAR PUSTAKA

Beisser A, 1987. Konsep Fisika Modern. Edisi Keempat. McGraw-Hill


International Book Company

Sukardiono-dkk. 2003. Konsep Dasar Fisika Modern. Yogyakarta:


Universitas Negeri Yogyakarta

www.wikipedia.com/persamaan schrodinger

www.wordpress.com/dunia fisika

www. math.ucla.edu

www.physlink.com

You might also like